Kelompok 1
ERJA HUMAIRAH LYDINA (C1C018197)
SALSABILA ARDELIA INDRA (C1C018207)
WENI FEBRIANI (C1C018161)
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap transaksi dari jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam
salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk piutang tak
tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama
baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.
Praktik pemberian persetujuan kredit yang lemah sering kali menghasilkan piutang
ragu-ragu yang berlebihan dan piutang usaha yang mungkin saja tidak dapat ditagih. Indikasi
diberikannya persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali juga berfungsi sebagai
persetujuan untuk mengirimkan barang.
1. Apa Saja Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pengujian dan Penagihan
2. Apa Saja Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Hubungannya dengan Dokumen dan Catatan
3. Bagaimana Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi Penjualan
4. Apa Saja Retur dan Pengurangan Penjualan
5. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi Penerimaan Kas
6. Bagaimana Cara Pengujian Audit untuk Menghapus Piutang Tak Tertahgih
7. Apa Saja pengendalian Internal Tambahan atas Saldo Akun dan Pengujian serta
Pengungkapan
8. Apa Saja Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
9.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas materi yang telah dicantumkan di Rumusan
Masalah secara rinci, agar pembaca mengerti bagian-bagian dari “AUDIT SIKLUS
PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI”
BAB II
PEMBAHASAN
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa ada lima kelas transaksi dalam siklus
penjualan dan penagihan, yaitu:
1. Penjualan (Penjualan tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan Pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi
dari jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun
neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk piutang tak tertagih. Untuk
mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk
penjualan tunai maupun penjualan kredit.
2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Hubungannya Dengan Dokumen dan Catatan
Diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi
bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas, maka siklus penjualan dan
penagihan akan melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk mengalihkan
kepemilikan barang atau jasa kepada pelanggan setelah keduanya siap tersedia untuk dijual.
Delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan pada kolom ketiga table
14-1. Delapan fungsi bisnis tersebut terjadi dalam setiap pencatatan lima kelompok transaksi
dalam siklus penjualan dan penagihan.
Berikut delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan, yaitu:
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
a. Pesanan Pelanggan
Pesanan pelanggan adalah permintaan akan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan.
Pesanan diterima melalui telepon, surat, formulir cetak yang telah dikirimkan kepada calon
pelanggan atau pelanggan yang sudah ada, melalui tenaga penjualan, pesanan pelanggan yang
diajukan secara elektronik melalui internet, atau hubungan jaringan lainnya antara pemasok
dan pelanggannya.
b. Pesanan Penjualan
Pesanan penjualan adalah dokumen untuk mengomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan
informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan. Dokumen tersebut sering
kali digunakan untuk menunjukkan persetujuan kredit dan otorisasi pengiriman.
2. Pemberian Kredit
Praktik pemberian persetujuan kredit yang lemah sering kali menghasilkan piutang
ragu-ragu yang berlebihan dan piutang usaha yang mungkin saja tidak dapat ditagih. Indikasi
diberikannya persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali juga berfungsi sebagai
persetujuan untuk mengirimkan barang. Dalam beberapa perusahaan, computer secara
otomatis akan menyetujui penjualan kredit berdasarkan batasan kredit yang telah disetujui
sebelumnya yang terdapat pada file induk pelanggan.
3. Pengiriman Barang
Fungsi yang penting ini merupakan awal siklus dimana perusahaan akan menyerahkan aktiva.
a. Dokumen Pengiriman
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkan
deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya. Dokumen
pengiriman juga berfungsi sebagai signal untuk menagih pelanggan. Salah satu jenis
dokumen pengiriman adalah bill of landing, yang merupakan kontrak tertulis mengenai
penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of landing sering kali
dikirimkan secara elektronik, ketika barang telah dikirimkan, maka secara otomatis akan
membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.
a. Faktur Penjualan
Adalah dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga, biaya
angkut, asuransi,syarat, dan data yang relevan lainnya. Faktur penjualan merupakan metode
untuk menunjukkan kepada pelanggan jumlah penjualan dan tanggal jatuh tempo
pembayaran.
a. Remittance Advice
Adalah dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada
penjual beserta pembayaran kas.
b. Prelisting Penerimaan Kas
Merupakan daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seseorang yang tidak memiliki
tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang usaha, atau kas, dan yang tidak
memiliki akses ke catatan akuntansi.
c. Jurnal Penerimaan Kas atau Listing
Ini berasal dari file transaksi penerimaan kas dan mencantumkan semua transaksi selama
satu periode waktu.
2.7 Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun dan Penyajian serta Pengungkapan
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai bagian
dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi. Untuk siklus penjualan
dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi tujuan yang terkait
dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajian
serta pengungkapan.
Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang
penting bagi piutang usaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat tinggi untuk tujuan
nilai realisasi. Idealnya, klien harus menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi
kemungkinan piutang tak tertagih. Berikut dua pengendalian lainnya yaitu:
· Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak lanjut oleh
personil manajemen yang tepat
· Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk ditagih
Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan hamper bukan merupakan
masalah yang signifikan bagi piutang usaha. Karena itu, personil akuntansi yang kompeten
biasanya sudah merupakan pengendalian yang cukup bagi tujuan audit tersebut.
KESIMPULAN
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
Diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi
bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas, maka siklus penjualan dan
penagihan akan melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk mengalihkan
kepemilikan barang atau jasa kepada pelanggan setelah keduanya siap tersedia untuk dijual.
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif atas
rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo
piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN