Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATERI KULIAH

AUDITING II

Oleh : Kelompok 2

NAMA ANGGOTA:

1. Adellia Diah Ayu Sakuntala (1833121005)


2. Ni Putu Resa Kristina (1833121167)
3. Kadek Ayu Widya Sukma (1833121217)
4. Ni Putu Tia Puspita Dewi (1833121328)

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB 11
PENGAUDITAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN
PIUTANG: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI.
A. AKUN-AKUN GOLONGAN-GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS
PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG.

Tujuan audit atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah apa saldo
akun-akun yang terpengaruh siklus ini sudah disajikan dengan wajar sesuai dengan
standar akutansi keuangan.

Gambar diatas melukiskan aliran informasi akutansi melalui berbagai akun dalam
siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Nampak lima kelompok transaksi dalam
siklus penjualan dan pengumpulan piutang ,yaitu;
1. Penjualan (tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas.
3. Return dan potongan penjualan.
4. Pengapusan piutang tak tertagih.
5. Penaksiran kerugian piutang
Gambar diatas melukiskan bahwa (kecuali pada transaksi penjualan tunai) setiap
transaksi dan jumlah pada akhirnya akan masuk ke dalam satu dari dua akun neraca yaitu
piutang usaha atau cadangan kerugian piutang.

B. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN TERKAIT.
Siklus penjualan dan pengumpulan piutang menyangku keputusan dan proses
yang diperlukan untuk mentransfer kepemilikan barang dan jasa kepada konsumen
setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual.

PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI


Secara yuridis, pesanan ini merupakan suatu permintaan untuk membeli barang
berdasarkan syarat-syarat tertentu. Penerimaan pesanan dari pembeli biasanya disusul
dengan terbitnya order penjualan.
Pesanan dari pembeli
Pesanan dari pembeli adalah suatu permintaan untuk membeli barang atau jasa yang
dibuat oleh pembeli.
Order Penjualan
Order penjualan adalah suatu dokumen yang menerangkan deskripsi, kuantitas, dan
informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen.

PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirim, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus
memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan
secara kredit. Pada perusahaan tertentu, computer memberi persetujuan penjualan kredit
berdasarkan limit kredit yang telah ditetapkan yang tersimpan dalam master file
pelanggan.

PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini dalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus
dimana perusahaan melepas asetnya.
Dokumen pengiriman
Dokumen pengirim dibuat untuk mengawali pengiriman barang yang berisi deskripsi
tentang barang yang dikirimkan, jumlah yang dikirimkan, serta data lain yang relavan.
Salah satu jenis dokumen pengiriman barang adalah bill of lading yaitu suatu perjanjian
tertulis antara perusahaan pengangkut dengan penjual tentang penerimaan dan pengiriman
barang.

PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN


Aspek-aspek terpenting dalam penagihan adalah:
- Semua pengiriman telah dibuat penagihannya (kelengkapan)
- Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian)
- Setiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang benar (ketelitian)
Faktur penjualan
Faktur penjualan adalah suatu dokumen atau catatan elektronik yang menunjukan
deskripsi dan kuantitas yang dijual , harga jual, biaya pengangkutan, asuransi, syarat
penjualan, dan data relavan lainnya.
File transaksi penjualan
File transaksi penjualan adalah file yang dihasilkan computer yang memuat semua
transaksi penjualan yang diproses oleh system akuntansi pada suatu periode, bisa perhari,
per minggu, atau per bulan.
Jurnal penjualan
Pengertian jurnal penjualan merupakan jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat semua
transaksi penjualan barang yang dilakukan secara kredit.
Master file Piutang Usaha
Master file piutang usaha adalah file computer yang digunakan untuk mencatat setiap
penjualan, penerimaan kas, dan retur.
Daftar saldo piutang usaha
Daftar saldo piutang usaha adalah daftar atau laporan yang menunjukan jumlah saldo
piutang kepada setiap pelanggan.
Laporan piutang bulanan
Laporan piutang bulanan adalah suatu dokumen yang dikirimkan melalui pos atau secara
elektronik epada setiap pelanggan yang menunjukan saldo awal piutang kepada
pelanggan yang bersangkutan, jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran tunai
yang diterima, memo kredit yang diterbitkan, dan saldo akhir piutang.

PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS


Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran ke
bank, dan pencatatan kas.
Surat pengantar pembayaran.
Surat ini digunakan sebagai catatan penerimaan kas sehingga kas bisa segera disetorkan
ke bank dan berguna sebagai alat control dalam penanganan kas.
Daftar penerimaan kas
Daftar ini digunakan untuk memeriksa apakah kas yang diterima telah dicatat dan
disetorkan dalam jumlah yang benar ke bank secara tepat waktu.
File transaksi penerimaan kas
File ini dihasilkan oleh computer yang berisi semua transaksi penerimaan kas yang
diproses oleh system akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu.
Jurnal penerimaan kas atau daftar
File ini dihasilkan dari file transaksi penerimaan kas dan meliputu semua transaksi untuk
suatu periode waktu tertentu.
PENGOLAHAN DAN PENCATATAN RETUR DAN PENGURANGAN HARGA
PENJUALAN.
Memo kredit
Memo kredit menunjukan pengurangan terhadap jumlah yang akan diterima dari pembeli
karena adanya retur atau pengurangan harga.
Jurnal retur dan pengurangan harga.

PENGHAPUSAN PIUTANG
Walaupun kredit bagian telah bekerja dengan cermat dan teliti, namun sejumlah
pembeli mungkin saja tidak melaksanakan kewajibannya. Setelah menyimpulkan bahwa
piutang kepada pelanggan tertentu tidak akan dapat ditagih, perusahaan harus menghapus
akun tersebut.
Formulir otorisasi penghapusan piutang
Formulir ini merumakan dokumen yang digunakan secara internal untuk menyatakan
perintah untuk menghapus piutang yang sudah tidak dapat ditagih.

PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG


Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruh piutangnya
100%, prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban kerugian piutang , sejumlah
piutang yang diperkiakan tidak dapat ditagih.

C. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANSIF TRANSAKSI UNTUK PENJUALAN

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL – PENJUALAN


Auditor mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal dengan
mempelajari bagan alir yang telah dibuat oleh klien kemudian mengajukan pertanyaan
kepada klien dengan menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal, dan
melakukan transaction walkthrough untuk penjualan.
PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN – PENJUALAN
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman pengendalian
internal untuk menetapkan risiko pengendalian. Ada empat tahapan dalam penetapan
risiko, yaitu:
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menetapkan risiko pengendalian. Keenam
tujuan audit transaksi bisa menjadi kerangka kerja yang diperlukan.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi yang ada.
Hal ini bisa berbeda untuk setiap audit karena klien menerapkan pengendalian internal
yang berbeda.
3. Auditor menghubungkan pengendalian beserta defisiensinya dengan tujuan.
4. Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan. Tahapan ini mempengaruhi
keputusan auditor untuk pengujian pengendalian dan pengujjian substansif.
Pemisahan Tugas yang Memadai
Pemisahan tugas yang tepat akan membantu dalam mencegah berbagai jenis
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Fungsi
pemberi persetujuan kredit harus dipisahkan dari fungsi penjualan, karena pengecekan
kredit dimaksudkan untuk meniadakan tendensi manusiawi dari pegawai penjualan yang
cenderung berkeinginan untuk mengoptimalkan volume penjualan. Petugas yang
berkewajiban untuk melakukan melakukan pembandingan internal harus terpisah dari
petugas yang membukukan data yang akan dibandingkan.
Pengotorisasian yang Tepat
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian transaksi penjualan,
yaitu:
1. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi.
2. Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan.
3. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan dan potongan harus diotorisasi.
Dua hal pertama dimaksudkan untuk mencegah agar perusahaan tidak menderita
kerugian akibat mengirimkan barang ke pembeli fiktif. Otorisasi harga dimaksudkan
untuk memastikan bahwa harga jual dalam faktur sesuai dengan kebijakan harga yang
telah ditetapkan perusahaan.
Dokumen dan Catatan yang Memadai
Prosedur pencatatan yang memadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi bisa
dipenuhi. Sebagai contoh, sejumlah perusahaan membuat faktur penjualan bernomor urut
tercetak berangkap. Satu lembar digunakan untuk mendapat persetujuan kredit dan
lembaran lainnya digunakan untuk otorisasi pengiriman barang, pencatatan jumlah unit
yang dikirimkan dan untuk penagihan kepada pembeli. Sistem semacam ini jelas akan
dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam melakukan penagihan, apabila semua
faktur dipertanggungjawabkan secara periodik , pengawasan tetap harus ada untuk
memastikan bahwa penjualan tidak akan dicatat sampai pengiriman barang terjadi. Pada
masa sekarang ini banyak perusahaan menggunakan peralatan elektronik dalam membuat
dokumen penjualan.
Dokumen Bernomor-urut Tercetak (Prenumbered)
Pemberian nomor-urut tercetak dimaksudkan untuk mencegah kesalahan dalam
pembuatan faktur atau pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau pencatatan
ganda.
Laporan Piutang Bulanan
Pengiriman laporan bulanan kepada konsumen berguna untuk pengawasan karena
mendorong konsumen untuk memberi komentar apabila saldo yang tercantum dalam
laporan tidak sesuai dengan saldo menurut pembukuan konsumen.
Prosedur Verifikasi Internal
Program computer atau personil yang independen harus memeriksa bahwa
pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujuan audit transaksi.

PENENTUAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN


Luas pengujian pengendalian tergantung pada efektivitas pengendalian dan
berbagai hal lain yang auditor yakin akan dapat menurunkan risiko pengendalian.
Penetapan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih rendah akan berakibat naiknya
pengujian pengendalian untuk mendukung risiko pengendalian yang lebih rendah
tersebut, yang selanjutnya akan berkibat naiknya risiko deteksi dan berkurangnya jumlah
pengujian substansif yang diperlukan.

PERANCANGAN PENGUJIAN PENGEDALIAN UNTUK PENJUALAN


Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih pengujian
pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Sebagai contoh, apabila pengendalian
internal berupa pemberian paraf atas pesanan dari pembeli setelah pesanan tersebut
mendapat persetujuan kredit, maka pengujian pengendaliannya adalah memeriksa apakah
pesanan dari pembeli telah dibubuhi paragraf dengan benar.
Sejumlah pengujian pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer. Sebagai contoh, auditor dapat menguji apakah kredit telah mendapat otorisasi
secara benar dengan bantuan komputer dengan mencoba memasukkan transaksi yang
melebihi batas kredit untuk konsumen yang bersangkutan.
PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANSIF TRANSAKSI PENJUALAN
Dalam memutuskan pengujian substansif transaksi, auditor biasanya
menggunakan sejumlah prosedur yang berlaku untuk setiap audit tanpa memperhatikan
keadaan tertentu, sedangkan prosedur yang lain akan diterapkan tergantung pada baik
buruknya pengendalian dan hasil dari pengujian pengendalian. Berikut ini akan dibahas
prosedur-prosedur pengujian substansif transaksi yang dilakukan apabila terdapat keadaan
khusus yang membutuhkan perhatian audit khusus.
Penjualan yang Tercantum dalam Pembukuan Sungguh-Sungguh Terjadi
Untuk tujuan ini, auditor mencurahkan perhatian pada kemungkinan terjadinya
tiga jenis kesalahan penyajian berikut:
1. Penjualan yang tercatat dalam jurnal tidak ada pengirimian barangnya.
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3. Pengiriman dilakukan pada konsumen fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Pengujian substansif transaksi yang tepat untuk pengujian tujuan keberadaan
tergantung pada dugaan auditor dimana letaknya kesalahan penyajian.
Penjualan Dicatat dalam Pembukuan Tanpa Pengiriman Barang
Auditor dapat memilih suatu sampel ayat jurnal dalam jurnal pejualan dan
mencocokkannya ke dokumen pengiriman barang serta dokumen pendukung lainnya,
apabila auditor mengkhawatirkan kemungkinan adanya duplikat dokumen pengiriman
barang fiktif maka auditor perlu melaukan penelusuran jumlah ke catatan persediaan
perpetual untuk menguji apakah persediaan juga dikurangi.
Penjualan Dicatat Lebih dari Sekali
Pencatatan double penjualan dapat ditemukan dengan mereview daftar penjualan
yang telah dicatat dengan memperhatikan nomor dokumennya untuk memastikan tidak
ada nomor yang muncul dua kali. Auditor juga dapat menguji kebenaran pembatalan
dokumen pengiriman barang.
Pengiriman Dilakukan pada Konsumen Fiktif
Untuk menguji ada tidaknya konsumen fiktif, auditor bisa menelusur
informasi tentang konsumen dalam faktur penjualan ke master file konsumen.
Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat
Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya, auditor bisa
menelusur suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman ke
duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dank e jurnal penjualan.
Arah Pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara penelusuran (tracing)dan (vouching).
Pengujian dengan penelusuran dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan adanya
transaksi hilang/tidak dicatat, sedangkan pengujian vouching dimaksudkan untuk
memeriksa kemungkinan dicatatnya transaksi yang sesungguhnya tidak terjadi.
Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti
Ketelitian pencatatan transaksi penjualan berkaitan dengan hal-hal berikut:
 Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah yang dipesan.
 Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang dikirimkan.
 Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi.
Auditor biasanya melakukan pengujian substansif transaksi pada setiap audit, untuk
memastikan bahwa ketiga aspek ketelitian diatas dilakukan dengan benar.
Transaksi Penjualan Telah Dimasukkan ke dalam Master File dan Diikthisarkan
dengan Benar
Pada audit tertentu, auditor melakukan sejumlah pengujian ketelitian klerikal,
seperti misalnya pemeriksaan kebenaran penjumlahan pada kolom rupiah dalam jurnal
(footing) dan kemudian menelusur (tracing) jumlah totalnya ke buku besar dan detailnya
ditelusur ke buku pembantu piutang, untuk memeriksa ada tidaknya kesalahan atau
penyimpangan dalam pengolahan transaksi penjualan.
Penjualan Dikelompokkan dengan Benar
Auditor biasanya menguji kebenaran dengan pengelompokan penjualan sebagai
bagian dari pengujian ketelitian. Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk
memastikan ketelitian pengelompokan dari suatu transaksi dan membandingkannya
dengan akun yang sesungguhya digunakan dalam pencatatan.
Penjualan Dicatat pada Tanggal yang Benar
Apabila auditor melakukan prosedur pengujian substansif transaksi untuk
ketelitian, auditor biasanya membandingkan tanggal yang tercantum pada dokumen
pengiriman barang yang dipilih sebagai sampel dengan tanggal yang tercantum pada
faktur penjualan yang bersagkutan, jurnal penjualan, dan master file piutang usaha.
PROSEDUR-PROSEDUR AUDIT FORMAT RANCANGAN DAN FORMAT
UNTUK DILAKSANAKAN
Dalam mengubah dari program audit format rancangan menjadi format audit
untuk dilaksanakan, prosedur-prosedur digabung. Hal ini dilakukan dengan maksud:

 Menghilangkan pengulangan prosedur.


 Memastikan bahwa apabila suatu dokumen diperiksa, semua prosedur diterapkan
atas dokumen tersebut pada saat itu juga.
 Membuat auditor bisa melaksanakan prosedur dengan urutan yang paling efektif.
Sebagai contoh, dengan lebih dahulu memeriksa kebenaran penjumlahan dalam
jurnal dan mereview ada tidaknya ayat jurnal yang tidak lazim, auditor akan
memperoleh perspektif yang lebih baik dalam melakukan pengujian rinci.

D. RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJUALAN


Untuk retur dan pengurangan harga penjualan, auditor biasanya memberi
penekanan pada pengujian atas pencatatan transaksi untuk mengungkapkan pencurian kas
yang berasal dari pengumpulan piutang yang sebelumnya telah diciptakan transaksi retur
dan penguranga harga penjualan fiktif.

E. METODELOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang
digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian
substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama
seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi
penerimaan kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut ini :
 Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
 Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan resiko pengendalian
 Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi
setiap tujuan.
Menentukan Apakah Penerima Kas Telah Dicatat
Penggelapan kas akan sulit untuk dideteksi auditor apabila hal tersebut terjadi
sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau daftar kas lainnya, terutama apabila
penjualan dan penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Contoh, apabila pelayan took
menerima kas dari pembeli dan secara sengaja tidak mencatat penjualan dan penerimaan
kas tersebut dalam register kas, maka sangat sulit untuk menemukan pencurian kas
tersebut.
Praktik yang lazim dilakukan auditor adalah menelusur dari pengantar
pembayaran bernomor urut tercetak atau daftar penerima kas ke jurnal penerimaan kas
dan buku pembantu piutang usaha sebagai penguji substantive atau pencatatan
penerimaan kas yang terjadi. Pengujian ini akan efektif hanya apabila pita pencatat dalam
register kas atau daftar penerimaan kas lainnya dibuat pada saat kas diterima.
Pengujian Penerimaan Kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas
yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas
(proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti satu bulan, akan
direkonsiliasi dengan deposito atau setoran aktual yang dilakukan ke bank selama periode
yang sama. Perbedaan di antara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam
perjalanan (deposit in transit) dan pos-pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi
dan dibandingkan. Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan
kas yang belum dicatat dalam jurnal atau lamanya waktu melakukan setoran, tetapi dapat
membantu mengungkapkan penerimaan kas yang telah dicatat namun belum disetorkan,
deposit atau setoran yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat, pinjaman bank
yang didepositokan langsung ke rekening bank, dan salah saji yang serupa.
Pengujian Untuk Menentukan Lapping Piutang Usaha
Lapping piutang usaha adalah pengunduran waktu pencatatan penerimaan
pengumpulan piutang dengan maksud untuk menutupi kekurangan kas. Penggelapan
dilakukan oleh orang yang melakukan penerimaan kas dan selanjutnya ia juga yang
mencatatnya dalam sistem komputer. Ia menunda pecatatan peneriman kas dari seorang
debitur(pelanggan) dan menutupi kekurangan yang terjadi dengan penerimaan dari
debitur yang lain. Pegawai ini akan secara terus menerus menutupi kekurangan kas
melalui lapping berulang-ulang, mengganti uang yang dicurinya, atau mencari cara lain
untuk menutupi kekurangan kas.
Penggelapan semacam ini akan dapat dicegah dengan mudah melalui pembagian
tugas atau memberlakuakan kebijakan kewajiban berlibur bagi pegawai yang menangani
penerimaan kas dan sekaligus pula mencatatnya dalam sistem komputer. Hal semacam ini
akan dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlahh rupiah, dan tanggal yang
tercantum dalam pengantar pembayaran de ngan ayat jurnal penerimaan kas yang
bersangkutan serta duplikat slip setoran bank.
F. PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG
Pengendalian utama untuk mencegah penyelewengan semacam ini adalah dengan
menerapkan otorisasi yang tepat bagi setiap penghapusan piutang dengan menunjuk
pejabat perusahaan tertentu setelah sebelumnya melakukan penyelidikan yang cermat
tentang alasan mengapa debitur tidak membayar.
Penaksiran biaya kerugian piutang yang merupakan kelompokm transaksi kelima
dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang, jelas berkaitan dengan penghapusan
piutang. Namun karena penaksiran kerugian piutang didasarkan pada saldo piutang akhir
tahun, auditor mengevaluasi penaksiran kerugian piutang sebagai bagian dari pengujian
detil saldo piutang yang akan dibahas.
G. TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SALDO AKUN SERTA
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Pembahasan diatas ditekankan pada pengendalian internal, pengujian
pengendalian, dan pengujian substantif transaksi untuk lima kelompok transaksi yang
mempengaruhi saldo akun dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Apabila
pengendalian internal untuk transaksi-transaksi tersebut telah dinilai efektif dan pengujian
substantif transaksi yang bersangkutan mendukung kesimpulan tersebut, maka
kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan dapat dikurangi.
Selain itu, pengendalian internal yang berkaitan langsung dengan pengendalian
internal serta penyajian dan pengungkapan bisa juga diadakan, bahkan bila belum
terindentifikasi atau diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian
substantif transaksi. Untuk siklus penjualan dan pengumpulan piutang, hal ini mungkin
sekali mempengaruhi nilai bersih bisa direalisasi dan tujuan audit saldo tentang hak dan
kewajiban serta tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
Nilai bersih bisa direalisasi adalah tujuan audit saldo untuk piutang usaha yang
penting sekali karena kolektibilitas piutang sering mencerminkan bagian yang cukup
besar dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor sering kali menetapkan risiko
inheren pada tingkat yang tinggi untuk tujuan nilai bersih bisa direalisasi. Idealnya, klien
menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi kemungkinan tidak tertagihnya
piutang. Kita telah membahas tentang pemberian otorisasi oleh pejabat yang tepat. Dua
pengendalian lainnya adalah :
 Pembuatan daftar umur piutang sebagai dasar untuk riview dan ditindaklanjuti oleh
personil manajemen yang tepat.
 Menetapkan suatu kebijakan penghapusan piutang apabila sudah tidak ada
kemungkinan untuk ditagih.

Hak, kewajiban, penyajian dan pengungkapan biasanya bukan merupakan


problem yang signifikan dalam piutang. Oleh kaena itu personil bagian akuntansi yang
kompeten biasanya sudah mencukupi untuk pengendalian dan tujuan pengauditan ini.

H. PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF TRANSAKSI
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tahapan audit selanjutnya, terutama terhadap
pengujian rinci substantive atas saldo. Bagian dari audit yang banyak dipengaruhi oleh
pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi adalah saldo akun piutang
usaha, kas, beban kerugian piutang, dan cadangan kerugian piutang.
Selain itu, apabila hasil pengujian tidak memuaskan, diperlukan pengujian
substantive tambahan untuk penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan,
penghapusan piutang, dan pengolahan penerimaan kas.
Setelah selesai melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive,
auditor harus memeriksa setiap penyimpanan untuk menentukan penyebab dan implikasi
penyimpangan terhadap penetapan risiko pengendalian yang bisa mempengaruhi risiko
deteksi dan pengujian substantive yang akan dilakukan.
Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantive transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah dalam
konfirmasi piutang. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan saat pengiriman konfirmasi
semuanya akan terpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai