Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

BIAYA LINGKUNGAN

OLEH KELOMPOK 4:

Ade Marheni (1733121204)

Adellia Diah Ayu Sakuntala (1833121005)

Ni Made Ayu Sri Mulyaningsih (1833121013)

Ni Putu Resa Kristina (1833121167)

Nikodemus Orcin Yolan (1833121312)

Ni Putu Tia Puspita Dewi (1833121328)

Dewa Ayu Puspita Dewi (1933121101)

Ni Putu Sulistya Ningsih (1933121192)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN 2021/2022
A. Perluasan Berdasarkan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi


proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang
berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang
atau jasa.Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan
dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata
beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.

Jenis-Jenis Akuntansi Biaya :

a. Standard Cost Accounting

Standard cost accounting ini digunakan untuk mengukur efisiensi dari


tenaga kerja yang dibutuhkan dan bahan yang digunakan untuk
produksi. Jenis biaya akuntansi ini juga menghitung rata-rata direct cost
yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam proses produksinya. Karena
sekarang ini perusahaan dalam proses produksinya juga sudah
menggunakan bantuan mesin agar lebih efisien. Maka perhitungan
standard cost accounting juga menghitung efisiensi antara waktu yang
dibutuhkan oleh mesin yang ada dan produk yang dihasilkan.
b. Activity Based Accounting
Based accounting ini seperti judulnya, untuk mengetahui biaya yang
dikeluarkan dengan hasil produksi, bahan yang digunakan dalam
aktivitas produksinya. Degan jenis akuntansi biaya ini akan dapat
memudahkan pemahaman tentang biaya dan keuntungan yang didapat
pada produk-produk yang mereka hasilkan. Karena activity based
accounting biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak
ditempatkan menjadi satu wadah besar melainkan sesuai aktivitas yang
dilakukan.
Jenis akuntansi biaya ini berdasarkan dari aktivitas produksi, jadi sangat
berkaitan dengan overhead cost (pengeluaran operasional), seperti pekerja yang
hadir, biaya pemasangan mesin produksi, mendesign produk, dan aktivitas
lainnya yang memang berkaitan dengan proses produksi barang. Baca juga
proses manufaktur.
a. Cost-Volume-Profit (CVP)
Salah satu dari jenis akuntansi biaya lainya adalah cost-volume profit
(CVP). CVP ini menghitung besaran dari biaya-biaya yang ada dengan
volume produksi yang dihasilkan. Cara perhitungannya dibuat dengan
asumsi bahwa harga pokok jual barang, fixed cost, sama biaya
variabelnya tidak berubah-ubah. Dengan cost volume profit ini kamu
akan mengetahui titik volume penjualan yang mulai menghasilkan
keuntungan atau lebih dikenal dengan istilah break even point.
b. Break Even Point

Break even point itu sangat simpel kok, yaitu di titik mana perusahaan
atau bisnis kamu mendapatkan keuntungan dalam penjualannya.
Penggunaan break even point pada akuntansi biaya dapat membantu
menganalisa di titik volume berapa perusahaan akan mendapatkan
keuntungan.

B. Definisi Biaya Lingkungan


Definisi biaya lingkungan menurut Sholihin (2004) adalah biaya yang
terjadi karena adanya atau kemungkinan terdapatnya kuliatas kelingkunganan
yang buruk. Menurut (Susenohaji, 2003) biaya lingkungan adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan dan perlindungan yang dilakukan. Sedangkan Hansen & Mowen
(2009) menyatakan bahwa biaya lingkungan adalah biaya yang terjadi
karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk
yang mungkin terjadi. Dari ketiga pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
akan pengertian dari biaya lingkungan. Pengertian biaya lingkungan adalah
biaya yang dikeluarkan perusahaan guna pencegahan kemungkinan adanya
kualitas lingkungan yang buruk serta mengatasi kerusakan lingkungan yang
timbul akibat aktifitas perusahaan.

C. Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan dapat diartikan sebagai biaya yang muncul dalam usaha
untuk mencapai tujuan seperti pengurangan biaya lingkungan yang
meningkatkan pendapatan, meningkatkan kinerja lingkungan yang perlu
dipertimbangkan saat ini dan yang akan datang (Irawan, Lintasan Ekonomi:
2001). Biaya lingkungan juga didefinisikan oleh Susenohaji (2003 dalam
Roosje, 2006 dalam Hadi, 2012) sebagai biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan berhubungan dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan
perlindungan yang dilakukan. Sebelum informasi biaya lingkungan dapat
disediakan bagi manajemen, biaya-biaya lingkungan harus didefinisikan. Ada
berbagai macam kemungkinan, akan tetapi pendekatan yang menarik adalah
dengan mengadopsi definisi dengan model kualitas lingkungan total. Dalam
model kualitas lingkungan total, keadaan yang ideal adalah tidak ada
kerusakan lingkungan (sama dengan cacat nol pada manajemen kualitas total).
Kerusakan didefinisikan sebagai degradasi langsung dari lingkungan, seperti
emisi residu benda padat, cair, atau gas kedalam lingkungan (misalnya
pencemaran air dan pencemaran udara), atau degradasi tidak langsung seperti
penggunaan bahan baku dan energi yang tidak perlu (Hansen dan Mowen,
2005). Dengan demikian biaya lingkungan dapat disebut sebagai biaya kualitas
lingkungan total (Environmental Quality Cost). Sama halnya dengan biaya
kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya
kualitas yang buruk. Maka, biaya lingkungan berhubungan dengan kreasi,
deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan (Hansen dan
Mowen, 2005).

Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas


lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk yang mungkin
terjadi (Hansen dan Mowen, 2009:413) Secara garis besar pengertian biaya
lingkungan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (Firma Sulistyowati,1999:104):

a. Biaya lingkungan implisit (remedial cost) Biaya ini tidak terkait secara
langsung dengan proses produksi suatu perusahaan, tetapi merupakan
kewajiban perusahaan untuk melakukan perbaikan terhadap
lingkungannya. Yang termasuk dalam biaya lingkungan implisit adalah
: biaya pencemaran tanah, biaya pencemaran air tanah, biaya
pencemaran permukaan air, dan biaya pencemaran gas udara.

b. Biaya lingkungan eksplisit (externalities) Yang tergolong pada biaya


ini adalah biaya pengurangan polusi udara, limbah, kerusakan tanaman,
biaya pengobatan, dan lain-lain yang sudah sewajarnya menjadi
tanggung jawab perusahaan.

Dengan ini, maka biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat


kategori (Hansen Mowen, 2009 : 413-415)

a. Biaya Pencegahan Lingkungan (environmental prevention costs), yaitu


biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan untuk mencegah
diproduksinya limbah dan/ atau sampah yang dapat merusak
lingkungan.
b. Biaya Deteksi Lingkungan (environmental detection cost), adalah
biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa
produk, proses, dan aktifitas, lain di perusahaan telah memenuhi standar
lingkungan yang berlaku atau tidak.

c. Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (environmental internal failure


cost), adalah biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan karena
diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan
luar.

d. Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (environmental external


failure), adalah biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan setelah
melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan
eksternal lingkungan juga dapat dibagi menjadi dua yaitu:

- Biaya kegagalan eksternal yang dapat direalisasi adalah biaya yang


dialami dan dibayar oleh perusahaan.

- Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan atau biaya


sosial disebabkan oleh perusahaan , tetapi dialami dan dibayar oleh
pihak-pihak diluar perusahaan.

D. PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP AKUNTANSI UNTUK


BIAYA-BIAYA LINGKUNGAN
Perusahaan secara tradisional memperlakukan biaya lingkungan sebagai
overhead karena diasumsikan bahwa produk-produk secara relative memiliki
persamaan dan pertanggungjawabannya untuk menghasilkan biaya, dank arena
sampai saat ini biaya yang ada terpisah sebagaimana sulitnya teknologi.
Sebagai tambahan, biaya-biaya historis lingkungan menjadi kecil, sehingga
manfaat pekerjaan mengikuti biaya-biaya menyebar rendah. Sebagai hasil dari
tendesi histori ini, dan karena biaya-biaya lingkungan saat ini sering terjadi
oleh beberapa departemen berbeda dalam organisasi yang sama, banyak
perusahaan menyadari biaya-biaya lingungan mereka. Beberapa hal ini dapat
bertolak belakang.
Pertama, ketika biaya-biaya lingkungan dibebankan kepada akun
overhead, mereka bergabung dengan biaya overhead seperti seluruh
pembayaran gaji, komunikasi, dan hubungan investor. Ketika overhead ini
menurut alokasi terhadap unit bisnis, manajer tidak dapat memebedakan
bagian apa dari biaya yang berhubungan dengan lingkungan, membiarkan
bagian apa dari biaya lingkungan yang memiliki dampak terhadap produk.
Kedua, karena alokasi overhead dilakukan atas dasar arbitrary, nilai yang
berubah tidak berhubungan terhadap dampak lingkungan aktual. Hasil dari
biaya lingkungan ini menjadi dilepaskan dari produk-produk atau kegiatan-
kegiatan yang mereka hasilkan akibatnya, para manajer lambat laun tidak
menyadari biaya-biaya yang benar dari produk mereka. Karena biaya overhead
diluar dari pengendalian manajer, pelepasan biaya dari kegiatan-kegiatan
menghapuskan setiap insentif untuk mengurangi biaya-biaya overhead.
Akhirnya, subsidi merupakan hal umum dalam setiap sistem akuntansi
yang tidak mengalokasikan biaya lingkungan terhadap produk atau kegiatan-
kegiatan yang menyababkannya terjadi. Sebagai contoh, sering suatu produk
menghasilkan biaya lingkungan secara lebih luas (limbah buangan)
dibandingkan yang lain. Dalam situasi di mana biaya overhead lingkungan
diterapkan lewat metode alokasi satu bentuk, semakin lingkungan
bertanggungjawab, produk harus membayar bagian dari biaya-biaya produk
lainnya. Untuk memahami dengan baik kebenaran biaya dari produk, dan
untuk menghasilkan sebuah keputsan yang baik, para manajer harus
melengkapi informasi dari biaya aktual, termasuk seluruh overhead khusus
yang dipertimbangkan.
E. Tujuan Biaya-Biaya Lingkungan

Segala sesuatu yang dlakukan perusahaan pasti memiliki tujuan. Seperti


halnya dengan penganggaran biaya lingkungan oleh perusahaan. Lima tujuan
inti dari perspektif lingkungan dalam Hansen & Mowen (2009) adalah

1. Meminimalkan penggunaan bahan baku meminimalkan penggunaan bahan


baku atau bahan yang masih asli

2. Meminimalkan penggunaan barang berbahaya

3. Meminimalkan kebutuhan energi untuk produksi dan penggunaan produk

4. Meminimalkan pelepasan residu padat, cair, dan gas

5. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang


F. Lingkup Biaya Lingkungan Perusahaan

Kebanyakan perusahaan tidak secara eksplisit mendefinisikan “biaya-biaya


lingkungan” dalam laporan keuangannya. Pembahasan ini terfokus pada biaya-biaya
actual yang berhubungan terhadap pengaturan dampak-dampak lingkungan dalam
seluruh bagian organisasi, seperti manufaktur, hokum dan asuransi. Konsistensi sisa,
perusahaan tidak mengestimasi biaya-biaya kontijen atau biaya kerusakan sumber
daya alam. Berikut daftar biaya lingkungan yang digunakan pada banyak perusahaan
yaitu:
• Bahan kimia dan barang • Monitoring
sisa penuh resiko • Ruang kantoruntuk staff
• Biaya konsultan lingkungan
• Rencana yang tidak pasti • Pengendalian polusi
• Perlengkapan emergency • Biaya produk/pengemasan
• Manajemen • Perlindungan perlengkapan
energy/konservasi • Masalah waktu karyawan
• Desain produk • Pengobatan
• Asuransi lingkungan • Pelaporan
• Perlengkapan perlindungan • Limbah padat buangan
lingkungan • Biaya lingkungan supplier
• Pelatihan lingkungan • Penarikan kembali biaya
• Pembebasan gas beracun • Penyusutan fasilitas
• Fasilitas audit perawatan
• Fasilitas mesin • Barang sisa dan daur ulang
• Inspeksi container
• Undang-undang konseling • Pembayaran air limbah
• Lobi berkaitan legistasi
lingkungan
• Waktu perbaikan yang
dihabiskan atas tugas
lingkungan
• Pemasaran
Sebuah definisi dari biaya lingkungan tidak benar-benar unsur kritis
untuk mencapai keberhasilan program akuantansi lingkungan. Pada
prakteknya, perusahaan seharusnya berusaha mencakup sebanyak mungkin
biaya-biaya actual.

G. Biaya Lingkungan Internal dan Eksternal


Sebuah pendekatan luas untuk menghitung biaya full environmental cost
adalah dengan membedakan diantara biaya internal dan biaya eksternal.
Dalam pendekatan ini biaya internal dari perusahaan disusun dari biaya
langsung, biaya tak langsung dan biaya yang tidak pasti. Biaya internal
biasanya dapat ditaksir dan dialokasikan dengan menggunakan model system
biaya standar yang tersedia pada perusahaan. Sedangkan biaya eksternal
merupakan biaya dengan kerusakan lingkungan eksternal dari perusahaan.
Biaya ini dapat di kurskan melalui cara ekonomi dengan menentukan jumlah
maksimum bahwa orang-orang ingin membayar untuk menghindari
kerusahaan atau jumlah minimum dan kompensasi bahwa mereka akan
diterima untuk membuatnya. Adapun rumus full environmental cost yaitu :
Dimana:

full environmental cost = (biaya internal + biaya eksternal)

Biaya internal meliputi : (biaya langsung + biaya tak langsung +


kontigen). Biaya eksternal meliputi : biaya dari lingungan eksternal dan
kerusakan kesehatan.
Dari perspektif masyarakat secara keseluruhan efisiensi ekonomi dicapai
ketika perusahaan mengambil ukuran internal untuk melindungi lingkungan
dari tujuan dimana penjumlahan biaya internal dan eksternal diperkecil.
Adapun contoh biaya lingkungan eksternal dan internal yaitu :
Biaya lingkungan eksternal contohnya yaitu :
1. Sumber-sumber alam dari kekayaan alam.
2. Sisa udara dan emisi air
3. Disposal limbah jangka panjang
4. Pengaruh kesehatan yang tidak dikompensasi
5. Perubahan dalam kehidupan kualitas local
Biaya lingkungan internal contohnya yaitu:
1. Manajemen limbah
2. Risen dan pengembangan lingkungan
3. Pengobatan masa depan yang tidak pasti atau biaya-biaya kompensasi.
4. Kualitas produk
5. Resiko aktiva yang rusak

Biaya eksternal dan internal secara khas kurang memiliki daya Tarik
terhadap biaya internal peusahaan, kecuali jika biaya eksternal memimpin
kearah kewajiban perusahaan. Dengan keberadaan kerangka kerja pelaporan
keuangan, the Canadian institute of chartered accountants (CICA 1993)
menerapkan isilah “ kerugian lingkungan” terhadap kategori dari biaya
pembelanjaan lingkungan yang mana tidak ada pengembalian atau keuntungan.
CICA juga mendeskripsikan kategori lain dengan pembelanjaan biaya
lingkungan sebagai “ukuran lingkungan”. Kategori biaya ini merupakan
kategori biaya yang terjadi untuk mencegah, mengurangi atau memperbaiki
kerusakan terhadap lingkungan atau sesuai dengan konservasi dari sumberdaya
yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui.

H. Konsep Biaya Lingkungan Sebagai Upaya Pereduksian Biaya Produksi


Biaya lingkungan pada dasar nya berhubungan dengan biaya produk,
proses, sistem atau fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manjemen
yang lebih baik. Tujuan perolehan biaya adalah bigaimana cara mengurangi
biaya-biaya lingkungan,meningkatkan pendapatan dan memperbaiki kinerja
lingkungan dengan memberi perhatian pada situasi sekarang, masa yang akan
datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial. Oleh karena itu,
bagaimana suatu perusahaan menggambarkan biaya lingkungan tergantung
pada bagaimana niat untuk menggunakan informasi (dalam hal ini alokasi
biaya, pengganggaran, proses desain/produk, keputusan manajemen lainnya)
dan skala atau lingkup dari pelatihan. Biaya lingkungan mungkin tidak selalu
jelas apakah suatu biaya dikelompokkan pada biaya "lingkungan" atau tidak.
Beberapa biaya dimasukkan ke dalam zona kelabu atau mungkin
diklasifikasikan pada sebagian biaya lingkungan dan sebagian yang bukan
(EPA, 2000).Di dalam menemukan biaya-biaya lingkungan yang relevan,
para manajer harus menggunakan satu atau lebih kerangka kerja organisasi
sebagai alat. Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam setiap atau
seluruh kategori-kategori dari perusahaan-perusahaan berbeda.Terdapat
beberapa jenis biaya lingkungan yang secara potensial tersembunyi dari
manajer. Beberapa jenis biaya tersebut antara lain:
a. Biaya lingkungan yang berasal dari awal (upstream),
merupakan biaya yang terjadi sebelum operasi dari proses, sistem atau
fasilitas.Biaya-biaya yang termasuk ke dalamnya berhubungan dengan
kedudukan, desain dari produk lingkungan yang lebih baik atau
proses,kualifikasi dari supplier, evaluasi alternatif peralatan
pengendalian polusi dan seterusnya. Apakah dikategorikan sebagai
biaya overhead atau riset dan pengembangan, biaya-biaya ini dapat
dengan mudah dilupakan ketika para manajer dan analis terfokus pada
biaya proses operasional, sistem dan fasilitas.
b. Regulasi dan pengungkapan biaya-biaya lingkungan yang terjadi
dalam operasional
suatu proses,sistem atau fasilitas,karena beberapa perusahaan
tradisional mempunyai hubungan dengan biaya-biaya seperti
overhead, mereka tidak akan memberikan perhatian yang sesuai dari
manajer dan analisis pertanggungjawaban untuk operasi setiap harinya
serta keputusan bisnisnya. Pentingnya biaya ini juga barangkali lebih
sulit ditentukan karena hasil tentang penyatuannya dalam
penghitungan overhead.
c. Ketika biaya awal dan biaya operasional sekarang digelapkan oleh
praktek akuntan manajemen, biaya lingkungan pada akhirnya tidak
dapat dimasukkan ke dalam sistem akuntansi manajemen secara
keseluruhan. Biaya lingkungan operasional saat ini menjadi
prospektif, artinya biaya-biaya akan terjadi lebih atau kurang
tergambar dengan baik pada masa yang akan datang.
Biaya yang tidak pasti. Biaya yang boleh atau tidak terjadi pada beberapa hal
dimasa yang akan datang. Dapat dijelaskan secara lebih baik dengan istilah
probabilistik: nilai yang mereka harapkan, cakupan mereka atau probabilitas
mereka melebihi jumlah rupiah yang ditentukan. Gambaran dan hubungan
biaya. Beberapa biaya lingkungan biasa disebut dengan "biaya tidak terukur"
atau "biaya terukur" karena biaya tersebut terjadi untuk memengaruhi
hubungan (meskipun terukur)
pandangan manajer, pelanggan, karyawan, masyarakat maupun regulator.
Biaya ini juga di istilahkan dengan "gambaran perusahaan" dan "hubungan
biaya". Kategori ini dapat memasukkan biaya pada laporan tahunan
lingkungan dan kegiatan hubungan masyarakat, biaya-biaya yang terjadi
merupakan biaya sukarela untuk kegiatan lingkungan serta biaya untuk
pengenalan program. Biaya ini merupakan biaya tidak "terukur" tetapi
manfaat langsung dihasilkan sering berasal dari gambaran biaya
hubungan/perusahaan.
PENILAIAN BIAYA LINGKUNGAN KONVENSIONAL
Penilaian biaya lingkungan konvensional tidak mempertimbangkan arus
material kecuali sebagaian besar perlakuan sisa biaya seperti halnya investasi
teknologi end-of pipe.Kemudian,neraca arus bahan ditentukan,tetapi tanpa
secara sistematis mengintegrasikan dua sistem informasi dan tanpa menilai
biaya dari arus material.
AKUNTANSI SISA LIMBAH
Akuntansi sisa limbah merupakan tahap berikutnya,akuntansi sisa limbah
tidak hanya mengukur biaya dari limbah dengan biaya penjualan mereka,tapi
juga penambahan nilai-nilai pembelian bahan dan biaya produksi.
ARUS AKUNTANSI BIAYA
Arus akuntansi biaya bertujuan tidak hanya untuk memisahkan biaya dari
perlindungan lingkungan tetapi untuk mendeteksi seluruh arus bahan lewat
pusat biaya perusahaan dan untuk menilai ulang biaya produksi dan
presentase jumlah umur ditambah dengan berbagai phase produksi,seperti
estimasi sisa persentase umur,tingkattingkat limbah,dan sebagainya.
ANALISIS INPUT/OUTPUT DARI ARUS MATERIAL
Analisis input/output dari arus material selanjutnya dapat dibagi dari
perusahaan dan tingkat proses dari produk yang dihasilkan.Penilaian produk
meliputi dua tingkat.Internal perusahaan adalah anak cabang dari proses data
ke produk yang dihasilkan.Tingkat lain dari penilaian produk meninggalkan
perusahaan dan mengikuti produk sepanjang siklus hidup dengan
menambahkan bagian siklus hidup upstream dan downstream.Metode ini
berlandaskan pada pemikiran arus material,telah digabungkan ke dalam ISO
14040 ff. Satu langkah selanjutnya adalah sebuah metode yang disebut life
cycle costing,life cycle costing berusaha untuk menggabungkan biaya terkait
karena melebihi seluruh siklus hidup dari sebuah produk.
DAFTAR PUSTAKA

Gita Rahma, Stefani. 2020. Apa yang dimaksud dengan biaya lingkungan?.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-biaya-lingkungan/127574 :
Dikutip Pada Tanggal 24 September 2021
Google Scolar : Pengukuran Dan Pelaporan Biaya Lingkungan Bk Widiastuti – 2011-e-
journal.uajy.ac.id
Iksan, Arfan.2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Journal UAJY. Tanpa Tahun. Biaya Lingkungan. http://e-
journal.uajy.ac.id/8282/3/2EA16619.pdf. Diakses Pada Tanggal 24 September
2021.
UPJ. Tanpa Tahun. Modul Akuntansi Lingkungan. https://ocw.upj.ac.id/files/GBPP-LSE-
204-Modul-Akuntansi-Lingkungan.pdf. Diakses Pada Tanggal 24 September
2021.

Anda mungkin juga menyukai