ANGGOTA KELOMPOK :
2020/2021
PENDAHULUAN
Ketergantungan suatu audit sangat besar pada pengendalian internal dalam siklus
penjualan dan penagihan yang mengharuskan auditor untuk melakukan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang ekstensif. Auditor harus
mengetahui kapan harus bergantung pada pengendalian internal dan kapan tidak. Penilaian
risiko pengendalian dan perancangan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi bagi setiap kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan perlu dilakukan.
Diperlukan pengetahuan kelas transaksi dari siklus penjualan dan penagihan serta saldo akun
yang ada dalam perusahaan tipikal. Selain itu diperlukan pemahamam dokumen dan catatan
yang digunakan dalam siklus penjualan dan penagihan sebelum mempelajari penilaian risiko
pengendalian dan perancangan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi bagi setiap kelas transaksi transaksi secara mendalam
I. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA
PENAGIHAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi.
2. Penerimaan kas.
Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan
dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan
untuk piutang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian
internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.
Ada delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan (business function for the
sales and collection cycle). Sebelum dapat menilai risiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi, auditor hams memahami
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.
Permintaan pelanggan atas barang akan mengawali siklus secara keseluruhan. Secara
legal, siklus tersebut merupakan penawaran untuk membeli barang dengan syarat
tertentu. Penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti dengan pembuatan
pesanan penjualan. Dokumen atau catatannya berpa pesanan pelanggan dan pesanan
penjualan. Pesanan Pelanggan ( Customer Order) adalah permintaan akan barang
dagang yang diajukan oleh pelanggan. Pesanan tersebut dapat diterima melalui
telepon, surat, formulir tercetak. Pesanan Penjualan (Sales Order) adalah dokumen
untuk mengomunikasikan deskripsi, kuantitas, clan informasi terkait mengenai
barang yang dipesan oleh pelanggan. Dokumen tersebut sering kali digunakan untuk
menunjukkan persetujuan kredit clan otorisasi pengiriman.
2. Pemberian Kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang hams menyetujui kredit bagi
pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit. Indikasi diberikannya
persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali juga berfungsi sebagai
persetujuan untuk mengirimkan barang. Praktik pemberian persetujuan kredit yang
lemah ini sering kali menghasilkan piutang ragu-ragu yang berlebihan clan piutang
usaha yang mungkin saja tidak dapat ditagih.
3. Pengiriman Barang
Merupakan cara untuk memberi informasi kepada pelanggan mengenai jumlah yang
akan ditagih atas barang yang dibelinya. Aspek paling penting dari penagihan adalah:
• Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian = occurrence)
- File Induk Piutang Usaha. Merupakan file komputer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan
penjualan bagi setiap pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun
pelanggan.
- Neraca Saldo Piutang Usaha. Daftar atau laporan ini menunjukkan jumlah
piutang dari setiap pelanggan pada suatu titik waktu.
- Laporan Bulanan. Merupakan salinan dari bagian file induk piutang usaha
pelanggan.
- Prelisting Penerimaan Kas. Merupakan daftar yang disusun ketika kas diterima
oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan,
piutang usaha, atau kas, dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.
- File Transaksi Penerimaan Kas, adalah file yang dihasilkan komputer yang
mencantumkan semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem
akuntansi selama suatu periode, seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan.
- Jurnal Penerimaan Kas atau Listing. Laporan ini berasal dari file transaksi
penerimaan kas dan mencantumkan semua transaksi selama suatu periode waktu.
Retur dan pengurangan penjualan dicatat dalam file transaksi retur penjualan dan
pengurangan, serta file induk piutang usaha. Memo kredit menyangkut retur
penjualan dan pengurangan akan diterbitkan untuk membantu menyelenggarakan
pengendalian dan untuk memfasilitasi pencatatan. Memo kredit adalah dokumen yang
mengindikasikan pengurangan jumlah dari pelanggan akibat retur barang atau
pengurangan harga. Jurnal Retur dan Pengurangan Penjualan adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan.
Biasanya, hal ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau penagihan
piutangnya diserahkan kepada agen penagihan. Dokumen yang digunakan Formulir
Otorisasi Piutang Tak Tertagih adalah dokumen dalam lingkungan internal untuk
menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha sebagai tak tertagih.
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut:
• Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi
setiap tujuan.
Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi auditor adalah ketika hal tersebut
terjadi sebelum kas dicatat dijurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya, terutama jika
penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan. Untuk mencegah jenis
kecurangan ini, perusahaan mengimplementasikan pengendalian internal sesuai bisnis yang
digeluti.
Sebagai contoh, pengendalian untuk toko ritel di mana kas diterima oleh orang yang
sama dengan yang menjual barang dagang dan memasukkan penerimaan kas ke register kas
harus berbeda dengan pengendalian untuk perusahaan di mana semua penerimaan diterima
melalui pos beberapa minggu setelah penjualan dilakukan.
Jadi menelusuri dari remittance advice atau prelisting penerimaan kas yang telah
dipranomori ke jurnal penerimaan kas dan catatan pembantu piutang usaha sebagai pengujian
substantif atas pencatatan kas aktual yang diterima merupakan praktik yang normal.
2. Penyiapan Bukti Penerimaan Kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas (proof of
cash receipts). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal
penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi dengan
deposito atau setoran aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.
Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang
belum dicatat dalam jurnal atau lamanya waktu melakukan setoran, tetapi dapat membantu
mengungkapkan penerimaan kas yang telah dicatat namun belum disetorkan, deposit atau
setoran yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat, pinjaman bank yang didepositkan
langsung ke rekening bank, dan salah saji yang serupa.
Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat jurnal
penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan
oleh seseorang yang menangani penerimaan kas dan kemudian memasukkannya ke dalam
sistem komputer. Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah melalui pemisahan tugas dan
kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan
kas ke dalam sistem. Penggelapan ini dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah,
dan tanggal yang ditunjukkan pada remittance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan
salinan slip setoran terkait.
Menyangkut sampel piutang yang dihapus, biasanya auditor juga harus memeriksa
korespondensi dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Setelah auditor
menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jurnal umum sudah benar, pos tertentu
harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat
dengan benar.
B. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO AKUN DAN
PENYAJIAN SERTA PENGUNGKAPAN
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai bagian
dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi. Untuk siklus penjualan
dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi tujuan yang terkait
dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajian
serta pengungkapan.
Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang
penting bagi piutang usaha karena kolektibilitas piutang sering kali mempakan pos laporan
keuangan yang penting. Hal ini telah menjadi suatu isu pada sejumlah kasus kewajiban
akuntan. Karena itu, biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat yang tinggi untuk
tujuan nilai realisasi.
• Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan
tindak lanjut oleh personil manajemen yang tepat.
• Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi
untuk ditagih.
Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan hampir bukan merupakan
masalah yang signifikan bagi piutang usaha. Karena itu, personil akuntansi yang kompeten
biasanya sudah mempakan pengendalian yang cukup bagi tujuan audit tersebut.
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif atas
rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang
usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian substantif
tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih,
dan pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan publik juga harus mempertimbangkan
dampak hasil pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi
piutang usaha.
IKHTISAR
Bab ini membahas perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, termasuk
penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak
tertagih, serta beban piutang tak tertagih.
Auditor juga merancang pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi
untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar. Seperti
pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi juga dirancang untuk setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Setelah perancangan pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi bagi setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai,
auditor mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit format kinerja. Tujuan dari
program audit ini adalah untuk membantu auditor menyelesaikan pengujian audit secara
efisien.