Anda di halaman 1dari 10

CHAPTER 14

AUDIT OF THE SALES AND COLLECTION CYCLE: TESTS OF


CONTROLS AND SUBSTANTIVE TESTS OF TRANSACTIONS

Kelompok 2 :
1. Nurul Fajriah (023131223)
2. Nur C Afifi (023131236)
3. Dina Islami Rosyida (023131237)
4. Marietha Ayu Safitri (023131239)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2015/2016

A. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA


PENAGIHAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang diterima umum.

Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai


akun dalam siklus penjualan dan penagihan . gambar tersebut menunjukkan bahwa lima
kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penaguhan antara lain :
1. Penjualan ( penjualan tunai dan kredit )
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi
dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua
akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak tertagih. Untuk
mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk
penjualan tunai maupun penjualan kredit.

B. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN


TERKAIT
Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang
diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah

keduanya tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang
pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang
akhirnya menjadi kas.
Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait
untuk Siklus Penjualan dan Penagihan.
Kelas Transaksi
Penjualan

Akun
Penjualan piutang

Fungsi Bisnis
Pemroses pesanan

Dokumen dan Catatan


Pesanan pelanggan Pesanan

usaha

pelanggan Pemberian

penjualan Pesanan

kredit Pengiriman

pelanggan atau pesanan

barang Penagihan

penjualan Dokumen

pelanggan dan

pengiriman Faktur

pencatatan penjualan

penjualan File transaksi


penjualan Jurnal penjualan
atau listing File induk
piutang usaha Neraca saldo
piutang usaha Laporan

Penerimaan Kas

Kas di bank (debet

Pemroses dan

bulanan
Remittance advice

dari penerimaan kas)

pencatatan

Prelisting penerimaan kas

piutang usaha

penerimaan kas

File transaksi penerimaan


kas Jurnal penerimaan kas

Retur Dan

Retur dan

Pemroses dan

atau listing
Memo kredit Jurnal retur

Pengurangan

pengurangan

pencatatan retur dan

dan pengurangan penjualan

Penjualan

penjualan Pitang

pengurangan

Penghapusan

usaha
Piutang Usaha

penjualan
Penghapusan piutang

Formulir otorisasi piutang

Piutang tak

Penyisihan untuk

usaha tak tertagih

tak tertagih Jurnal umum

Tertagih
Beban Piutang

piutang tak tertagih


Beban piutang tak

Penyediaan piutang

Jurnal umum

tak Tertagih

tertagih Penyisihan

tak tertagih

untuk piutang tak

tertagih

Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. Pemroses pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang diajukan oleh

pelanggan
Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi,
kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh

pelanggan.
2. Pemberian kredit
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang
menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data

yang relevan lainnya.


Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman
barang antara

pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara

elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat
faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.
3. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
o Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )
o Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =
occurrence )
o Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan = accuracy )
Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan

relevan lainnya.
File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh system

akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.


Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan,

tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini

produk.
File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan
penguragan penjualan bagi setiap pelanggandan untuk mempertahankan

saldo akun pelanggan.


Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau
secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal

piutang usahanya.
o Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan

dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas


Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan,

piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.
Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari

jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.


Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan untuk

mencatat retur dan pengurangan penjualan.


o Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan
dalam lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu
piutang usaha sebagai tak tertagih.
C. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian
internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam
pengendalian ini yaitu :
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya
bagi penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi

pengendalian

dan

kelemahannya,

auditor

lalu

mengaitkannya dengan tujuan.


4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Pemisahan tugas yang memadai

Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan
maupun penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus
menolak akses ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi
transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam computer.
Menentukan luas pengujian pengendalian
Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada
keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat
diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian.
Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas
pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan
yang terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang
mungkin terjadi :
a) Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan.
b) Penjualan dicatat lebih dari satu kali
c) Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai
penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.
Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar
karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.

Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal
dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah
untuk transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua adalah
untuk transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).
Penjualan dicatat dengan akurat
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a) Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
b) Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
c) Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
D. RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien
untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit
yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama
adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak
material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah
penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya
auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap
pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan
penjualan fiktif.
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji
saldo akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada
akhir tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena
tujuan dan metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya
sama seperti untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal
tersebut. Jika ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan
logika yang sma untuk mendapatkan

pengendalian, pengujian pengendalian, dan

pengujian substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.


E. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan

pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang

digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian


substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang
sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi
penerimaan kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti
proses berikut ini :
a) Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.
b) Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian.
c) Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah
moneter bagi setiap tujuan.
d) Penyiapan Bukti Penerimaan Kas

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua


penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening
bank adalah bukti penerimaan kas ( proof of cash receipts ).
Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam
jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan
direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank
selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin
diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pospos lainnya, tetapi
jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.
e) Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha
Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan
piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan
dilakukan seseorang yang menangani

penerimaan kas dan kemudian

memasukkannya kedalam system computer.


Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui
pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani
kas sekaligus memasukkan penerimaan kas kedalam system. Penggelapan
ini dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan
tanggalyang ditunjukkan pada remmitance advice dengan ayat jurnal
penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.
F. PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH
Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah
kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha
yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi kejadian). Pengendalian
yang

penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas

penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk
hanya setelah melalui

penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan tidak

mampu membayar.
o Pengendalian internal tambahan atas saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan.
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun
penyajian serta

pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum

diidentifikasi atau diuji sebagai

bagian dari pengujian pengendalian atau

pengujian substansif transaksi. Untuk siklus

penjualan dan penagihan, hal

tersebut kemungkinan akan mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai
yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajiannya
serta pengungkapan.
o Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi.
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap

pengujian substansif atas rincian saldo.


Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian
dan

pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus penjualan dan

penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan
penyisihan untuk piutang tak tertagih.
G. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO AKUN DAN
PENYAJIAN SERTA PENGUNGKAPAN
Jika pengendalian internal untuk kelompok transaksi, seperti lima kelompok
transaksi yang memengaruhi saldo-saldo akun pada siklus penjualan dan penagihan
disimpulkan efektif dan pengujian substantif transaksi yang terkait juga mendukung
kesimpulan tersebut, kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan dapat berkurang.
Selain itu, pengendalian internal terkait secara langsung dengan saldo akun serta
penyajian dan pengungkapan dapat muncul, meskipun tidak diidentifikasikan atau diuji
sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif transaksi. Untuk
siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut akan berpengaruh pada tujuan terkait saldo
nilai realisasi dan hak dan kewajiban serta empat tujuan penyajian dan pengungkapan.
Nilai realisasi merupakan tujuan audit terkait saldo yang penting untuk akun
piutang dagang karena ketertagihan piutang seringkali merupakan unsur utama dari suatu
laporan keuangan. Nilai realisasi ini juga menjadi masalah pada sejumlah kasus hukum
yang melibatkan para auditor. Sehingga, auditor umumnya menetapkan risiko bawaan
yang tinggi untuk tujuan nilai realisasi ini. Idealnya, klien menerapkan beberapa
pengendalian internal untuk mengurangi kemungkinan ketidaktertagihan piutang.
Dua pengendalian lainnya yang perlu diterapkan adalah:
o Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan
ditindaklanjuti oleh personel manajemen yang tepat.

o Kebijakan penghapusan piutang ketika piutang tersebut kemungkinan


besar tidak dapat tertagih.
Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan jarang menjadi masalah
yang signifikan untuk akun piutang dagang. Sehingga, memiliki personel
akuntansi yang kompeten biasanya sudah merupakan pengendalian yang cukup
memadai untuk tujuan tersebut.
H. PENGARUH

HASIL PENGUJIAN

PENGENDALIAN

DAN

PENGUJIAN

SUBTANTIS ATAS TRANSAKSI


Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi memiliki
dampak yang signifikan pada pengauditan selanjutnya, khususnya pada pengujian
substantif perincian saldo. Bagian pengauditan yang paling terpengaruhi pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi siklus penjualan dan penagihan adalah
saldo akun piutang dagang, kas, beban piutang tak tertagih dan penyisihan piutang tak
tertagih.
Lebih lanjut, jika hasil pengujian tersebut tidak memuaskan, maka penting untuk
melakukan pengujian substantif transaksi tambahan untuk penjualan, retur penjualan dan
pengurangan harga, penghapusan piutang tak tertagih serta pemrosesan penerimaan kas.
Auditor perusahaan publik juga harus mempertimbangkan dampak dari hasil pengujian
yang tidak memuaskan pada audit pengendalian internal laporan keuangan.
Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi, auditor harus menganalisa setiap pengecualian yang ditemukan, baik untuk
audit perusahaan publik maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan dampak
dari pengecualian tersebut terhadap penilaian risiko pengendalian, yang dapat
berpengaruh pada risiko deteksi dan pengujian substatnif lainnya.
Pengaruh yang paling signifikan yang merupakan akibat dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan
adalah pada konfirmasi piutang dagang. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penentuan
waktu pengujian semuanya akan terpengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai