PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada mata kuliah sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang apa saja prosedur-
prosedur yang harus dilakukan oleh seorang auditor dalam melakukan proses auditing.
Lalu bagaimana cara auditor mendapatkan bukti? Salah satu cara adalah dengan
memperhatikan siklus pengeluaran, khususnya transaksi pembelian dan pengeluaran.
Auditor harus melakukan pengujian substansi terhadap siklus pengeluaran ini, termasuk
hutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Auditor harus menggunakan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien untuk
membahas materialitas, menilai resiko inheren, melaksanakan prosedur analitis, dan
menilai resiko prosedur analitis untuk siklus pengeluaran. Lalu, bagaimana caranya bagi
auditor yang belum pernah mempelajari atau melihat kinerja perusahaan klien? Hal ini
akan kita bahas pada makalah ini.
Auditor juga harus memahami aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian resiko
pengendalian untuk siklus pengeluaran. Penekanan dalam bagian ini akan ditujukan pada
pengendalian manajemen dan pengendalian terprogram. Dengan demikian kita bisa
mengetahui bagaimana kinerja manajemen perusahaan klien dan auditor dapat memberi
saran kepada klien agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Perancangan pengujian substantif rincian yang tepat untuk hutang usaha yang
dilakukan oleh klien juga merupakan hal yang sangat penting. Dimana pembayaran
kewajiban ini bias di selewengkan oleh karyawan perusahaan klien.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu siklus Pengeluaran? Bagaimana mengidentifikasi tujuan audit dalam siklus
pengeluaran?
2) Bagaimana pemahaman akan bisnis klien mempengaruhi keputusan auditor?
3) Bagaimana prosedur yang efektif dalam siklus pengeluaran?
1
3. TUJUAN
1) Menguraikan sifat siklus pengeluaran dan mengetahui tujuan audit dalam siklus
pengeluaran.
2) Mengetahui pengaruh pemahaman auditor atas bisnis klien terhadap keputusan
materialitas dan resiko inheren sebuah bukti.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Debet
Persediaan barang dagang Hutang Usaha Kas
Persediaan bahan baku Diskon Pembelian
Pembeliaan Retur Pembelian
Biaya dibayar dimuka
Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Berbagai Beban
4
Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah
hutang perusahaan per tanggal neraca (E03).
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (Cl) dan pengeluaran kas (C2) yang
dilakukan selama periode beijalan telah dicatat.
5
4. PEMAHAMAN BISNIS KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI
AUDIT
4.2. Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan
mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko
terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti
persediaan, properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara
6
individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi ini,
auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi siklus
pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material dalam laporan
keuangan.
7
atas biaya reparasi dan pemeliharaan atau diklasifikasi lease sebagai lease operasi
atau modal).
Auditor harus mempertimbangkan setiap factor diatas ketika menilai risiko inheren
untuk siklus pengeluaran.
8
aktiva.
9
b) Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima
atau barang dikembalikan.
c) Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.
d) Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
5.4. Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,
apabila berlaku, mencakup :
a) Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap
masalah masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan.
b) Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau
kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang
ditemukan selama audit sebelumnya.
c) Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
10
6.1. Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi
perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan
dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang
menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel
tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut
akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan
oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.
Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada
penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam
pesanan tersebut.
Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang
dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran,
serta tanggal tagihan tersebut.
Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang
harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima.
Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran
kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap
sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salian
permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual,
dan voucher yang sesuai—semua dokumentasi yang mendukung transaksi
pembelian.
Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi
yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi
komputer.
Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama hari itu.
Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
11
File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan serta
melakukan pembayaran kepadanya.
File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang
telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas
persediaan yang diterima dari pemasok.
File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang
telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk
mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha, persediaan,
serta buku besar
File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang
belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini
harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha.
File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi
yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.
6.2. Fungsi-Fungsi
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan
dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas biasanya
meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga melakukan
pencatatan pengeluaran kas. Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-
fungsi pembelian berikut:
1) Pengajuan Pembelian
Banyak perusahaan memisahkan subfungsi-subfungsi berikut untuk transaksi
dalam jumlah dollar tertentu. Untuk transaksi yang bernilai lebih kecil, suatu
departemen biasanya memiliki ruang gerak yang bebas dalam mengajukan
permintaan pesanan barang. Apabila perusahaan memberikan kebebasan yang
lebih besar pada suatu departemen dalam mengawali transaksi, maka biasanya
perusahaan itu berupaya menetapkan anggaran dan tanggung jawab pengendalian
yang ketat atas pengeluaran departemen itu.
Mencantumkan Nama Pemasok Pada Daftar Pemasok Yang Telah Disetujui
Proses menyetuji pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang
ddibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama
12
dalam sistem akuntansi yang mengandalkan pada pengendalian komputer.
Jika manajemen, biasanya departemen.
Pembuatan Pesanan Pembelian
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan
pembelian hanya setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui
dengan benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan kelanjutan dari
proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah untuk memastikan
sumber pasokan terbaik dan untuk membeli barang-barang yang penting,
mendapatkan harga penawaran yang kompetitif. Sistem komputerisasi akan
mempunyai daftar induk pemasok yang telah disetujui dan daftar harga
terbaru dari semua barang yang pada umumnya dibeli perusahaan. Pesanan
pembelian akan dilengkapi dengan informasi dari daftar tersebut.
13
terkomputerisasi akan memungkinkan manajemen pergudangan untuk
mengawasi persediaan menurut lokasi tertentu di gudang.
3) Pencatatan Kewajiban
Penerimaan barang atau jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bagi
perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual mensyaratkan
pencatatn kewajiban. Banyak perusahaan membuat voucher, yaitu suatu
dokumen internal, untuk mengakui kewajiban dan mencatatnya dalam jurnal
pembelian atau register voucher. Pengendalian atas pencatatan kewajiban dan
asersi/tujuan audit spesifik yang berkaitan meliputi:
Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran
Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk
memutuskan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada
tanggal jatuhnya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer
bisa diprogram untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap
hari dari file induk utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan
utang nama yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada kas.
14
Jika auditor merencanakan menilai resiko pengendalian pada tingkat yang
sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan
pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
rendah, maka ia biasanya harus (1) menguji keefektifan pengendalian umum, (2)
menggunakan teknik audit berbantuan komputer (3) menguji keefektifan prosedur
untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian
terprogram.
7.2. Fungsi-fungsi.
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan
dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas biasanya
meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga melakukan
pencatatan pengeluaran kas.
15
jatuhnya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer bisa diprogram
untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap hari dari file induk
utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan utang nama yang harus
dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada kas.
Apabila voucher tertentu sudah diidentifikasi sebagai voucher yang harus
dibayar, maka komputer akan mencocokkan informasi dalam cek dengan
informasi pada dokumen-dokumen pendukungnya, melaksanakan pengendalian
aplikasi terprogram, memberi tanda bahwa voucher telah dibayar ( untuk
mencegah pembayaran dobel) dan mencatat transaksi dalam file transaksi
pengeluaran kas. Kadang- kadang cek dibawah jumlah rupiah tertentu dapat
ditandatangani dengan mesin tanda tangan sedangkan untuk jumlah di atasnya harus
ditandatangani secara manual oleh pejabat tertentu yang ditunjuk oleh
perusahan. Pengendalian yang bersangkutan dengan pembuatan dan
penandatanganan cek serta tujuan khusus audit mencakup hal-hal berikut ini:
Pejabat yang ditujukan di bagian keuangan harus bertanggungjawab atas
penandatanganan cek
Pengendalian terprogram atas cek untuk memastikan bahwa setiap cek
didukung oleh voucher (belum dibayar) yang telah diotorisasi dan nama
penerima pembayaran serta jumlah dalam cek cocok dengan voucher
Pengendalian terprogram membatalkan nomor voucher segera setelah
voucher tersebut dibayar, dan mereview file voucher yang telah dibayar
untuk mencegah voucher tersebut dibayar dua kali
Untuk mencegah pencurian atau perubahan bagian yang mengawasi
pembuatan cek harus mengawasi pula pengiriman cek tersebut
Tidak ada cek yang diterbitkan berupa cek tunai atau cek pada pembawa
ataupun cek yang tidak memuat nama penerima pembayaran
Cek harus bernomor urut tercetak dan dipertanggungjawabkan
pemakaiannya lembar demi lembar
Akses terhadap blangko cek dan cap tanda tangan harus sangat dibatasi
( harus disimpan oleh pejabat yang ditunjuk perusahaan)
File transaksi pengeluaran kas dibuat ketika cek yang dibuat digunakan untuk
memutahirkan file induk utang dagang dan rekening buku besar . program
16
pemutakhiran juga menghasilkan jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar buku besar yang
diteruskan ke akuntansi. Pengendalian pengeluaran kas meliputi:
Penjumlahan run-to-run membandingkan saldo awal file pengeluaran kas
ditambah transaksi dengan saldo akhir file transaksi pengeluaran kas setelah
dimutahirkan serta file induk utang dagang
diterbitkan (biasanya dilaporkan dalam suatu ikhtisar cek) dengan total batch dari
semua voucher yang diperoses untuk pembayaran
Pengecekan independen oleh pengawas akuntansi tentang kecocokan antara
jumlah yang dijurnal dan dibukukan ke utang dagang dengan ikhtisar cek yang
diterima dari bendahara
Rekonsiliasi bank secara independent
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan memudahkan kita untuk menilai
seberapa besar tingkat materialitas, risiko inheren, dan risiko prosedur analitis dari siklus
pengeluaran. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan untuk mengevaluasi aktivitas
pengendalian dalam transaksi pembelian dan pengeluaran kas yaitu dokumen dan catatan
umum, fungsi-fungsi pembelian/pengeluaran kas, sistem untuk transaksi
pembelian/pengeluaran kas, serta pemahaman dan penilaian risiko pengendaliannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19