3. Menjelaskan jenis informasi yang mungkin diungkapkan dalam laporan segmen dan
penyebab tingkat pengungkapan yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang lain.
4. Memahami persamaan dan perbedaan dalam pelaporan keuangan interim dan pelaporan
keuangan tahunan
• CEO atau COO/ beberapa eksekutif atau manajer lain menentukan apabila
pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada wilayah geografis
perusahaan, pelaporan segmen harus dilaporkan berdasarkan wilayah geografis.
• Sedangkan apabila pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada lini
produk atau industri, pelaporan segmen harus juga dilaporkan berdasarkan lini
produk atau industri
Laporan
Laporan keuangan
keuangan segmen
segmen
Tahap 1, 2, 3
•yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan biaya, termasuk pendapatan dan biaya antarsegmen dalam
perusahaan; (dapat merupakan operasi bisnis perusahaan yang belum
menghasilkan pendapatan/baru).
•yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional (CODM) untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang
dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Informasi keuangan terpisah tersedia untuk setiap lokasi produksi dan untuk aktivitas
penjualan dari setiap produk di setiap wilayah geogafis.
Informasi keuangan tersebut ditinjau secara regular oleh pengambil keputusan operasional.
Perusahaan tersebut memiliki direktur penjualan yang bertanggung jawab atas penjualan
secara global yang juga memiliki manajer penjualan regional yang melapor pada direktur
penjualan tersebut.
Selain itu, perusahaan juga memiliki manajer-manajer lini produk yang bertanggungjawab
secara global atas setiap aktivitas produksi untuk setiap jenis produk yang dijual
(telekomunikasi, otomotif, dan teknologi informasi).
Manajer lini produk melapor langsung pada pengambil keputusan operasional (CEO).
Berdasarkan apakah segmen operasi akan diidentifikasi, lini produk atau wilayah geografis?
Jawaban
Dalam situasi di atas, baik wilayah penjualan geografis dan lini produk
memenuhi kriteria untuk menjadi segmen operasi.
Prioritas utama dalam pengambilan keputusan adalah peningkatan penjualan dan pangsa
pasar: informasi yang paling relevan bagi investor harus didasarkan pada wilayah geografis
4. Periksa apakah segmen operasi atau agregasi dari beberapa segmen operasi yang
tidak memenuhi batas ambang kuantitatif memenuhi sebagian besar
kriteria agregasi. Apabila memenuhi, agregasikan dan perlakukan
sebagai segmen operasi terlaporkan. Segmen operasi individu yang
tidak memenuhi ambang batas kuantitatif dapat dipertimbangkan
sebagai segmen operasi terlaporkan, dan diungkapkan secara terpisah,
jika manajemen percaya bahwa informasi tentang segmen tersebut akan
berguna bagi para pengguna laporan keuangan
5. Meninjau apakah segmen operasi terlaporkan yang sudah
diidentifikasi merepresentasikan 75% atau lebih dari
pendapatan perusahaan yang berasal dari pihak
eksternal. Apabila sudah melebih 75%, agregasikan segmen
operasi yang tersisa ke dalam segmen yang disebut segmen
lainnya (dan bukan merupakan segmen operasi terlaporkan).
Apabila belum memenuhi 75%, segmen operasi terlaporkan
tambahan perlu diidentifikasi sampai jumlah pendapatan
eksternal dari segmen terlaporkan mencapai 75%.
• Kriteria Agregasi
PSAK 5: Segmen Operasi menstipulasi bahwa dua atau lebih segmen operasi dapat
diagregasikan apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
Tanpa adanya ambang batas kuantitatif, perusahaan mungkin saja harus mengungkapkan
jumlah informasi segmen operasi yang berlebihan.
Pengungkapan secara tersendiri atas segmen operasi atau agregasi dari beberapa segmen
operasi harus dilakukan apabila memenuhi salah satu ambang batas kuantitatif
sebagai berikut:
• Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke pelanggan
eksternal dan penjualan atau transfer antar segmen, adalah 10% atau lebih dari
gabungan pendapatan internal dan eksternal dari semua segmen operasi.
• Jumlah absolut dari laba atau rugi yang dilaporkan dari segmen adalah 10% atau
lebih dari jumlah yang lebih besar antara, (i) jumlah absolut gabungan laba yang
dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang tidak melaporkan kerugian, dengan (ii)
jumlah absolut gabungan kerugian yang dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang
melaporkan kerugian.
• Memiliki aset 10% atau lebih dari gabungan aset seluruh segmen operasi
2. Menggunakan uji ambang batas (threshold) untuk
mengidentifikasi segmen operasi terlaporkan
Pendapatan
Pendapatan Total Pendapatan Nilai Ambang Segmen
Segmen Segmen
Antarsegmen Segmen Operasi Batas Terlaporkan
Operasi
Manufaktur Rp29.000.000 Rp 25.000.000 Rp54.000.000 > Rp10.500.000 YA
Retail 32.000.000 - Rp32.000.000 > 10.500.000 YA
Distribusi 8.000.000 1.000.000 9.000.000 > 10.500.000 TIDAK
Pembiayaan 10.000.000 - 10.000.000 > 10.500.000 TIDAK
Total Rp79.000.000 Rp26.000.000 Rp 105.000.000
Nilai ambang batas pendapatan adalah sebesar Rp10.500.000.000 karena pendapatan total seluruh segmen operasi (termasuk
pendapatan antarsegmen) adalah sebesar Rp 105 miliar. Dari tes ambang batas pendapatan, hanya segmen retail dan manufaktur yang
memenuhi ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
2. Uji Ambang Batas Aset
Nilai ambang batas aset adalah sebesar Rp16.250.000.000 karena aset seluruh
segmen operasi adalah sebesar Rp 162.5 miliar. Dari tes ambang batas aset, segmen
retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi ambang batas kuantitatif dan
dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
Nilai ambang batas laba adalah sebesar Rp1.277.000 diambil dari 10% total
laba yang dilaporkan oleh segmen operasi yang melaporkan laba (nilai
absolut dari jumlah laba dari segmen operasi yang melaporkan laba lebih besar daripada
nilai absolut dari jumlah rugi dari segmen operasi yang melaporkan rugi). Dari tes
ambang batas laba, segmen retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi
ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
Segmen distribusi gagal dalam memenuhi salah satu dari uji ambang batas kuantitatif sehingga tidak dapat
diperlakukan sebagai segmen operasi terlaporkan.
Jadi segmen operasi terlaporkan adalah segmen manufaktur, segmen retail, dan segmen pembiayaan.
Setelah segmen operasi terlaporkan diidentifikasi, PT Indomarco perlu mengevaluasi apakah
pendapatan dari pihak eksternal dari segmen operasi terlaporkan telah sama atau melebihi
75% dari keseluruhan pendapatan konsolidasian. Evaluasi PT Indomarco adalah sebagai berikut:
Informasi yang harus diungkapkan mengenai segmen operasi terlaporkan dapat dibedakan
ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut:
Penyusunan dan pelaporan laporan keuangan interim tidak diwajibkan bagi setiap perusahaan. Namun,
apabila perusahaan dipersyaratkan untuk menyusun laporan keuangan interim (oleh pemerintah, regulator pasar
modal), maka perusahaan harus menyusun laporan keuangan interim sesuai dengan SAK, yaitu PSAK 3: Laporan
Keuangan Interim.
PSAK 3 mengidentifikasi komponen minimal yang harus ada dalam laporan keuangan interim, yaitu:
• laporan posisi keuangan ringkas;
• laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan: (i) dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas;
atau (ii) dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Laporan perubahan ekuitas ringkas
• Laporan arus kas ringkas
• Catatan pelengkap
PSAK 3 mengatur bahwa format dan isi dari laporan keuangan interim yang disajikan harus konsisten dengan
format dan isi dari laporan keuangan tahunan terkini yang disusun sesuai dengan PSAK 1 apabila laporan keuangan
interim yang diterbitkan perusahaan merupakan laporan keuangan lengkap
Pengungkapan yang diharuskan untuk dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangan interim adalah
pengungkapan yang singkat. karena pengguna laporan keuangan memiliki akses atas laporan keuangan
tahunan terkini dan hanya akan membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan perubahan
signifikan yang terjadi sejak tanggal pelaporan keuangan terakhir
PSAK 3 mengatur bahwa perusahaan mencantumkan informasi minimal berikut dalam catatan atas laporan
keuangan interim, jika material dan tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan keuangan interim:
suatu pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan
dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan laporan keuangan tahunan terkini atau, jika
kebijakan atau metode tersebut telah diubah, suatu penjelasan tentang sifat dan dampak dari
perubahan tersebut;
1. pendapatan dari pelanggan eksternal jika termasuk dalam pengukuran laba atau rugi segmen yang dimeninjau oleh
pengambil keputusan operasional atau disediakan secara regular untuk pengambil keputusan operasional
2. pendapatan antarsegmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi segmen yang dimeninjau oleh organ pengambil
keputusan atau disediakan secara regular untuk pengambil keputusan operasional
4. total aset yang mengalami perubahan material atas jumlah yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan
terakhir;
5. penjelasan mengenai perbedaan dari laporan keuangan tahunan terakhir yang menggunakan dasar segmentasi atau
yang menggunakan dasar pengukuran laba rugi segmen. Misalnya: (i) akuisisi dan disposal bagian aset tetap; (ii)
koreksi kesalahan periode lalu;
6. rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas sebelum beban pajak (pajak penghasilan)
dan operasi yang dihentikan
• peristiwa material setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan
keuangan untuk periode interim tersebut
• dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk kombinasi
bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak dan investasi jangka
panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan.
• perubahan liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi sejak akhir periode pelaporan
tahunan terakhir.
Dua pendekatan dalam penyajian laporan keuangan interim yang berpengaruh terhadap
pengukuran item-item laporan keuangan:
1. Pendekatan periode terpisah (discrete period approach), memandang periode
interim sama dengan periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan
keuangan yang berupa estimasi dan akrual diukur berdasarkan cara yang sama dengan
pengukuran pada akhir tahun
2. Pendekatan integral, memperlakukan periode interim sebagai bagian dari
periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan keuangan yang mengandung
estimasi dan akrual mendapatkan alokasi dari jumlah yang diestimasikan pada akhir
tahun
PSAK 3 memberikan beberapa contoh terkait penerapan prinsip pengakuan dan pengukuran
item laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan interim sebagai berikut: