Anda di halaman 1dari 32

PELAPORAN KEUANGAN

SEGMEN DAN INTERIM


Mahasiswa diharapkan untuk TUJUAN
mampu memahami dan menjelaskan
konsep-konsep mengenai pelaporan PEMBELAJAR
keuangan segmen dan interim AN
Kompetensi Khusus

1. Mengetahui pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen


operasi terlaporkan potensial

2. Menggunakan uji ambang batas (threshold) untuk mengidentifikasi segmen operasi


terlaporkan

3. Menjelaskan jenis informasi yang mungkin diungkapkan dalam laporan segmen dan
penyebab tingkat pengungkapan yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang lain.

4. Memahami persamaan dan perbedaan dalam pelaporan keuangan interim dan pelaporan
keuangan tahunan

5. Memahami karekteristik penyusunan laporan keuangan interim


1. Apakah yang dimaksud dengan laporan keuangan
segmen?

2. Apakah yang dimaksud dengan agerasi dalam laporan


keuangan segemen?

3. Apakah yang dimaksud dengan stipulasi?


4. Apakah yang dimaksud denga laporan keuangan interim?
5. PSAK tentang laporan keuangan segemen dan interim
ada pada no berapa?
1. Memahami bagaimana pendekatan manajemen
digunakan untuk mengidentifikasi segmen operasi
terlaporkan potensial (management approach to
segmentation)

• Tergantung pada konsep pengambil keputusan operasional utama (chief operating


decision maker-CODM) yang fungsinya adalah mengalokasikan sumber daya dan
menaksir kinerja suatu segmen dari perusahaan

• CEO atau COO/ beberapa eksekutif atau manajer lain menentukan apabila
pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada wilayah geografis
perusahaan, pelaporan segmen harus dilaporkan berdasarkan wilayah geografis.

• Sedangkan apabila pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada lini
produk atau industri, pelaporan segmen harus juga dilaporkan berdasarkan lini
produk atau industri

• Yang bertujuan untuk pengambilan keputusan internal dan evaluasi


kinerja.
Tahapan Membuat Laporan
Keuangan Segmen

Laporan
Laporan keuangan
keuangan segmen
segmen

Tahap 1, 2, 3

Identifikasi Identifikasi Pengungkapan


segmen 0perasi Segmen Segmen
terlaporkan Terlaporkan
Identifikasi segmen operasi

• PSAK 3: Segmen Operasi, pelaporan segmen berlaku bagi


perusahaan publik. Perusahaan publik adalah:

1.Perusahaaan yang telah menerbitkan instrumen utang atau


instrumen ekuitas yang mana instrumen tersebut
diperdagangkan di pasar publik

2.Perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran,


atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada
regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan
menerbitkan instrumen utang atau instrumen ekuitas di
pasar publik
PSAK 5: Segmen Operasi, mengkarekterisasi segmen operasi sebagai suatu komponen dari
perusahaan:

•yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan biaya, termasuk pendapatan dan biaya antarsegmen dalam
perusahaan; (dapat merupakan operasi bisnis perusahaan yang belum
menghasilkan pendapatan/baru).

•yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional (CODM) untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang
dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

•yang memiliki informasi keuangan yang dapat dipisahkan (discrete financial


information).
Faktor lain yang dapat dipertimbangkan menurut PSAK 5, antara lain:

1)Karekteristik aktivitas bisnis dari setiap operasi perusahaan;


2) Keberadaan manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas bisnis tersebut dan
3) Informasi yang disajikan pada dewan direksi
PSAK 5 menstipulasi keberadaan manajer segmen sebagai faktor penting
dalam menentukan segmen operasi. Apabila terdapat beberapa komponen
dari suatu perusahaan yang memenuhi karakteristik segmen operasi di atas
tetapi manajer segmen hanya bertanggung jawab atas satu
komponen, maka komponen perusahaan yang menjadi tanggung
jawab manajer segmen lah yang merupakan segmen operasi
Contoh
Sebuah perusahaan memproduksi komponen elektronik untuk industri telekomunikasi,
otomotif, dan teknologi informasi di tiga wilayah geografis Amerika, Australia, dan Asia.

Informasi keuangan terpisah tersedia untuk setiap lokasi produksi dan untuk aktivitas
penjualan dari setiap produk di setiap wilayah geogafis.

Informasi keuangan tersebut ditinjau secara regular oleh pengambil keputusan operasional.

Perusahaan tersebut memiliki direktur penjualan yang bertanggung jawab atas penjualan
secara global yang juga memiliki manajer penjualan regional yang melapor pada direktur
penjualan tersebut.

Selain itu, perusahaan juga memiliki manajer-manajer lini produk yang bertanggungjawab
secara global atas setiap aktivitas produksi untuk setiap jenis produk yang dijual
(telekomunikasi, otomotif, dan teknologi informasi).

Manajer lini produk melapor langsung pada pengambil keputusan operasional (CEO).
Berdasarkan apakah segmen operasi akan diidentifikasi, lini produk atau wilayah geografis?
Jawaban
Dalam situasi di atas, baik wilayah penjualan geografis dan lini produk
memenuhi kriteria untuk menjadi segmen operasi.

Bagaimanapun, akan lebih mungkin segmen operasi diidentifikasi


berdasarkan lini produk karena manajer lini produk melapor
langsung kepada pengambil keputusan operasional.

Oleh karen itu segmen operasi perusahaan akan diidentifikasi menjadi


tiga berdasarkan lini produk, yaitu segmen telekomunikasi, otomotif, dan
teknologi informasi.
Prinsip utama dari PSAK 5:

Prinsip utama tersebut adalah bahwa:

Perusahaan harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna


laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari
aktivitas bisnis yang mana perusahaan terlibat dan lingkungan ekonomi
dimana perusahaan beroperasi.
Misalnya:

Prioritas utama dalam pengambilan keputusan adalah peningkatan penjualan dan pangsa
pasar: informasi yang paling relevan bagi investor harus didasarkan pada wilayah geografis

Apabila prioritas utama dalam pengambilan keputusan adalah peningkatan


penjualan lini produk dan pengambil keputusan operasional: informasi yang
paling relevan bagi investor harus didasarkan pada lini produk
Tahap Ke 2:
Pengidentifikasian Segmen Terlaporkan

Segmen terlaporkan dapat merupakan segmen operasi tersendiri atau


agregasi dari beberapa segmen operasi yang memenuhi ambang
batas kuantitatif tertentu yang telah ditentukan oleh PSAK 5.

Lima proses pengidentifikasian segmen terlaporkan:

1. Identifikasi segmen operasi (seperti yang sudah dibahas


sebelumnya)
2. Menentukan apakah terdapat segmen operasi yang memenuhi
semua kriteria agregasi, apabila ada agregasikan segmen operasi
tersebut
Tahap Ke 2:
Pengidentifikasian Segmen Terlaporkan

3. Meninjau segmen operasi identifikasian dan agregasi dari beberapa segmen


operasi untuk menentukan apakah sudah memenuhi ambang batas
kuantitatif.

4. Periksa apakah segmen operasi atau agregasi dari beberapa segmen operasi yang
tidak memenuhi batas ambang kuantitatif memenuhi sebagian besar
kriteria agregasi. Apabila memenuhi, agregasikan dan perlakukan
sebagai segmen operasi terlaporkan. Segmen operasi individu yang
tidak memenuhi ambang batas kuantitatif dapat dipertimbangkan
sebagai segmen operasi terlaporkan, dan diungkapkan secara terpisah,
jika manajemen percaya bahwa informasi tentang segmen tersebut akan
berguna bagi para pengguna laporan keuangan
5. Meninjau apakah segmen operasi terlaporkan yang sudah
diidentifikasi merepresentasikan 75% atau lebih dari
pendapatan perusahaan yang berasal dari pihak
eksternal. Apabila sudah melebih 75%, agregasikan segmen
operasi yang tersisa ke dalam segmen yang disebut segmen
lainnya (dan bukan merupakan segmen operasi terlaporkan).
Apabila belum memenuhi 75%, segmen operasi terlaporkan
tambahan perlu diidentifikasi sampai jumlah pendapatan
eksternal dari segmen terlaporkan mencapai 75%.
• Kriteria Agregasi

PSAK 5: Segmen Operasi menstipulasi bahwa dua atau lebih segmen operasi dapat
diagregasikan apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Pengagregasian konsisten dengan prinsip utama PSAK 5, yaitu hasil


agregasi segmen operasi dapat menyediakan informasi yang
memungkinkan pengguna informasi keuangan mengevaluasi sifat dan
dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana perusahaan terlibat dan
lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi.

2. Segmen operasi yang diagregasikan memiliki karekteristik ekonomi yang


serupa. PSAK 5 menstipulasi bahwa segmen operasi mungkin memiliki
karekteristik ekonomi yang serupa apabila memiliki kinerja keuangan
jangka panjang yang serupa (misal rerata margin bruto jangka panjang,
pertumbuhan penjualan produk)
3. Segmen operasi yang diagregasikan serupa dalam setiap hal berikut ini:
• karekteristik produk dan jasa;

• sifat proses produksi;


• jenis atau kelompok konsumen untuk produk dan jasanya;
• metode yang digunakan untuk mendistribusikan produk dan penyediaan
jasanya; dan

• jika dapat diterapkan, sifat lingkungan pengaturan, misalnya, perbankan,


asuransi atau utilitas publik.
• Ambang Batas Kualitatif

Tanpa adanya ambang batas kuantitatif, perusahaan mungkin saja harus mengungkapkan
jumlah informasi segmen operasi yang berlebihan.
Pengungkapan secara tersendiri atas segmen operasi atau agregasi dari beberapa segmen
operasi harus dilakukan apabila memenuhi salah satu ambang batas kuantitatif
sebagai berikut:
• Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke pelanggan
eksternal dan penjualan atau transfer antar segmen, adalah 10% atau lebih dari
gabungan pendapatan internal dan eksternal dari semua segmen operasi.
• Jumlah absolut dari laba atau rugi yang dilaporkan dari segmen adalah 10% atau
lebih dari jumlah yang lebih besar antara, (i) jumlah absolut gabungan laba yang
dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang tidak melaporkan kerugian, dengan (ii)
jumlah absolut gabungan kerugian yang dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang
melaporkan kerugian.
• Memiliki aset 10% atau lebih dari gabungan aset seluruh segmen operasi
2. Menggunakan uji ambang batas (threshold) untuk
mengidentifikasi segmen operasi terlaporkan

• Ilustrasi Tes Ambang Batas untuk Mengidentifikasi Segmen Operasi Terlaporkan


Bangun Radityatama, pengambill keputusan operasional PT Indomaro, mengevaluasi kinerja operasi berdasarkan industri. Perusahaan
melakukan tiga uji ambang kuantitatif untuk menentukan segmen operasi idnetifikasian (manufaktur, retail, distribusi,
pembiayaan) mana yang dapat dijadikan segmen operasi terlaporkan.
1. Uji Ambang Batas Pendapatan

Pendapatan
Pendapatan Total Pendapatan Nilai Ambang Segmen
Segmen Segmen  
Antarsegmen Segmen Operasi Batas Terlaporkan
Operasi
Manufaktur Rp29.000.000 Rp 25.000.000 Rp54.000.000 >  Rp10.500.000 YA
Retail 32.000.000 - Rp32.000.000 >  10.500.000 YA
Distribusi 8.000.000 1.000.000 9.000.000 >  10.500.000 TIDAK
Pembiayaan 10.000.000 - 10.000.000 >  10.500.000 TIDAK
Total Rp79.000.000 Rp26.000.000 Rp 105.000.000      
Nilai ambang batas pendapatan adalah sebesar Rp10.500.000.000 karena pendapatan total seluruh segmen operasi (termasuk
pendapatan antarsegmen) adalah sebesar Rp 105 miliar. Dari tes ambang batas pendapatan, hanya segmen retail dan manufaktur yang
memenuhi ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
2. Uji Ambang Batas Aset

Nilai ambang batas aset adalah sebesar Rp16.250.000.000 karena aset seluruh
segmen operasi adalah sebesar Rp 162.5 miliar. Dari tes ambang batas aset, segmen
retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi ambang batas kuantitatif dan
dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan

Aset Segmen Nilai Ambang Segmen


Segmen
Operasi   Batas Terlaporkan
Manufaktur Rp 81.000.000 >  Rp 16.250.000 YA
Retail Rp 48.000.000 >  Rp 16.250.000 YA
Distribusi Rp 13.500.000 >  Rp 16.250.000 TIDAK
Pembiayaan Rp 20.000.000 >  Rp 16.250.000 YA
Total Rp 162.500.000      
3. Uji Ambang Batas Laba

Nilai ambang batas laba adalah sebesar Rp1.277.000 diambil dari 10% total
laba yang dilaporkan oleh segmen operasi yang melaporkan laba (nilai
absolut dari jumlah laba dari segmen operasi yang melaporkan laba lebih besar daripada
nilai absolut dari jumlah rugi dari segmen operasi yang melaporkan rugi). Dari tes
ambang batas laba, segmen retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi
ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan

Laba Segmen Rugi Segmen Nilai Ambang Segmen


Segmen
Operasi Operasi   Batas Terlaporkan
Manufaktur Rp 8.100.000 Rp.  0 >  Rp 1.277.000 YA
Retail 2.560.000  0 >  1.277.000 YA
Distribusi 810.000  0 >  1.277.000 TIDAK
Pembiayaan 1.300.000  0 >  1.277.000 YA
Total Rp 12.770.000 Rp 0      
4. Revaluasi Segmen Operasi Terlaporkan

Segmen distribusi gagal dalam memenuhi salah satu dari uji ambang batas kuantitatif sehingga tidak dapat
diperlakukan sebagai segmen operasi terlaporkan.

Jadi segmen operasi terlaporkan adalah segmen manufaktur, segmen retail, dan segmen pembiayaan.
Setelah segmen operasi terlaporkan diidentifikasi, PT Indomarco perlu mengevaluasi apakah
pendapatan dari pihak eksternal dari segmen operasi terlaporkan telah sama atau melebihi
75% dari keseluruhan pendapatan konsolidasian. Evaluasi PT Indomarco adalah sebagai berikut:

Pendapatan Segmen Total Pendapatan


Segmen %
Operasi Konsolidasian
Manufaktur Rp 29.000.000
Retail 32.000.000 Rp 79.000.000 89,9%
Pembiayaan 10.000.000
sehingga
Total tidak perlu ada penambahan
Rp segmen operasi
71.000.000   terlaporkan  
Tahap 3:
PENGUNGKAPAN SEGEMEN TERLAPORKAN

Informasi yang harus diungkapkan mengenai segmen operasi terlaporkan dapat dibedakan
ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut:

•Informasi umum mengenai bagaimana segmen operasi terlaporkan diidentifikasi


•Pengungkapan yang lebih detil mengenai laba atau rugi segmen operasi terlaporkan
(termasuk pendapatan dan biaya tertentu yang termasuk dalam laba atau rugi segmen
operasi terlaporkan) dan aset dan kewajiban segmen operasi terlaporkan

•Pengungkapan atas dasar pengukuran yang dipakai


•Rekonsiliasi antara jumlah yang dilaporkan dalam segmen terlaporkan dengan jumlah
yang dilaporkan dalam laporan keuangan
3. Menjelaskan jenis informasi yang mungkin diungkapkan
dalam laporan segmen dan penyebab tingkat
pengungkapan yang berbeda antara satu perusahaan
dengan yang lain.
Jenis informasi yang berguna bagi investor, analis, dan pengguna lain untuk menaksir tren kinerja, konsentrasi risiko
bisnis, dan tujuan lainnya:

 Informasi tentang produk dan jasa


Perusahaan yang segmen operasi terlaporkannya melaporkan pendapatan dari beragam produk dan jasa yang
berbeda diharuskan mengungkapkan pendapatan dari konsumen eksternal untuk setiap produk dan jasa, atau setiap
kelompok produk dan jasa yang serupa, kecuali informasi yang diperlukan tidak tersedia dan biaya untuk menyajikan
informasi tersebut jauh lebih besar.

 Informasi tentang wilayah geografis


Pendapatan dari konsumen eksternal
Aset tidak lancar* selain instrumen keuangan, aset pajak tangguhan, aset imbalan pascakerja, dan hak yang timbul
akibat kontrak asuransi

 Informasi tentang konsumen utama


PSAK 5 mewajibkan entitas untuk mengungkapkan sejauh mana perusahaan menyandarkan (bergantung)
pada pelanggan utamanya. Apabila pendapatan dari transaksi dengan pelanggan eksternal tunggal mencapai
jumlah 10% atau lebih dari pendapatan entitas, maka entitas harus mengungkapkan (i) fakta bahwa pendapatan
dari konsumen utama tertentu mencapaai 10% atau lebih, (ii) total jumlah pendapatan dari setiap pelanggan,
dan (iii) identitas segmen yang melaporkan pendapatan tersebut
4. Memahami persamaan dan perbedaan dalam
pelaporan keuangan interim dan pelaporan
keuangan tahunan
Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap atau
laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim, yaitu suatu periode laporan keuangan yang
lebih pendek dari satu tahun buku penuh.

Penyusunan dan pelaporan laporan keuangan interim tidak diwajibkan bagi setiap perusahaan. Namun,
apabila perusahaan dipersyaratkan untuk menyusun laporan keuangan interim (oleh pemerintah, regulator pasar
modal), maka perusahaan harus menyusun laporan keuangan interim sesuai dengan SAK, yaitu PSAK 3: Laporan
Keuangan Interim.

PSAK 3 mengidentifikasi komponen minimal yang harus ada dalam laporan keuangan interim, yaitu:
• laporan posisi keuangan ringkas;
• laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan: (i) dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas;
atau (ii) dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Laporan perubahan ekuitas ringkas
• Laporan arus kas ringkas
• Catatan pelengkap

PSAK 3 mengatur bahwa format dan isi dari laporan keuangan interim yang disajikan harus konsisten dengan
format dan isi dari laporan keuangan tahunan terkini yang disusun sesuai dengan PSAK 1 apabila laporan keuangan
interim yang diterbitkan perusahaan merupakan laporan keuangan lengkap
Pengungkapan yang diharuskan untuk dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangan interim adalah
pengungkapan yang singkat. karena pengguna laporan keuangan memiliki akses atas laporan keuangan
tahunan terkini dan hanya akan membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan perubahan
signifikan yang terjadi sejak tanggal pelaporan keuangan terakhir

PSAK 3 mengatur bahwa perusahaan mencantumkan informasi minimal berikut dalam catatan atas laporan
keuangan interim, jika material dan tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan keuangan interim:

suatu pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan
dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan laporan keuangan tahunan terkini atau, jika
kebijakan atau metode tersebut telah diubah, suatu penjelasan tentang sifat dan dampak dari
perubahan tersebut;

•keterangan penjelas tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim;


•sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan neto, atau arus
kas tidak biasa yang disebabkan oleh sifat, ukuran atau keterjadiannya. Misalnya: (i) akuisisi dan
disposal bagian aset tetap; (ii) transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa
• informasi segmen (apabila perusahaan juga mengungkapkan informasi segmen pada laporan keuangan tahunan)
seperti berikut:

1. pendapatan dari pelanggan eksternal jika termasuk dalam pengukuran laba atau rugi segmen yang dimeninjau oleh
pengambil keputusan operasional atau disediakan secara regular untuk pengambil keputusan operasional

2. pendapatan antarsegmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi segmen yang dimeninjau oleh organ pengambil
keputusan atau disediakan secara regular untuk pengambil keputusan operasional

3. pengukuran laba rugi segmen;

4. total aset yang mengalami perubahan material atas jumlah yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan
terakhir;

5. penjelasan mengenai perbedaan dari laporan keuangan tahunan terakhir yang menggunakan dasar segmentasi atau
yang menggunakan dasar pengukuran laba rugi segmen. Misalnya: (i) akuisisi dan disposal bagian aset tetap; (ii)
koreksi kesalahan periode lalu;

6. rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas sebelum beban pajak (pajak penghasilan)
dan operasi yang dihentikan
• peristiwa material setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan
keuangan untuk periode interim tersebut
• dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk kombinasi
bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak dan investasi jangka
panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan.
• perubahan liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi sejak akhir periode pelaporan
tahunan terakhir.

Penyajian komentar manajemen dalam laporan keuangan interim memang tidak


diatur dalam PSAK 3. Namun, terkadang karena peraturan pasar modal dan
dorongan dari investor sebagai pengguna laporan keuangan utama, perusahaan
memasukkan komentar manajemen sebagai bagian dari laporan keuangan interim. Isi
dari komentar manajemen harus dianggap cukup untuk memungkinkan
pengguna laporan keuangan dalam memahami faktor-faktor utama apa
yang mempengaruhi kinerja dan posisi keuangan perusahaan dari tanggal
laporan keuangan paling terkahir sampai tanggal laporan keuangan
interim.
5. Memahami Karekteristik Penyusunan
Laporan Keuangan Interim

Pengakuan Dan Pengukuran Laporan Keuangan Interim

Dua pendekatan dalam penyajian laporan keuangan interim yang berpengaruh terhadap
pengukuran item-item laporan keuangan:
1. Pendekatan periode terpisah (discrete period approach), memandang periode
interim sama dengan periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan
keuangan yang berupa estimasi dan akrual diukur berdasarkan cara yang sama dengan
pengukuran pada akhir tahun
2. Pendekatan integral, memperlakukan periode interim sebagai bagian dari
periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan keuangan yang mengandung
estimasi dan akrual mendapatkan alokasi dari jumlah yang diestimasikan pada akhir
tahun

PSAK 3 menggunakan pendekatan periode terpisah, yaitu bahwa, item laporan


keuangan harus diakui dan diukur atas kebijakan akuntansi yang konsisten
dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan, kecuali
untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya
Dalam operasi bisnis perusahaan tertentu, seperti perusahaan retail,
terdapat variasi pendapatan atau biaya yang cukup signifikan antara
satu periode interim dengan periode interim lain. Perusahaan dengan
karakteristik bisnis seperti itu mungkin akan lebih menyukai pelaporan interim
dengan menggunakan pendekatan integral dimana pendapatan dan
biaya dapat dialokasikan ke periode interim berdasarkan estimasi
pendapatan dan biaya tahunan.

Namun, PSAK 3 menyatakan bahwa pendapatan dan biaya berdasarkan


estimasi pendapatan dan biaya tahunan tidak boleh diantisipasi atau
ditangguhkan pada tanggal pelaporan interim apabila pengantisipasian atau
penangguhan tersebut tidak akan tepat pada akhir tahun buku perusahaan.

Sebagai dampaknya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik


(menguntungkan) di akhir tahun pelaporan dapat terlihat menderita kerugian
dalam periode interim. Untuk itu. agar pengguna laporan keuangan interim
untuk tidak salah dalam melakukan penilaian dalam periode interim,
manajemen perusahaan harus mengungkapkan karakteristik bisnis
perusahaan dan dampak siklus dan musim atas kinerja perusahaan dalam
periode interim dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh Penerapan Prinsip Pengakuan dan
Pengukuran

PSAK 3 memberikan beberapa contoh terkait penerapan prinsip pengakuan dan pengukuran
item laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan interim sebagai berikut:

•Perawatan atau perbaikan utama yang direncanakan


•Bonus Karyawan
•Provisi dan Liabilitas Kontinjen
•Penurunan Nilai Aset
•Depresiasi dan amortisasi
•Penggunaan estimasi dalam penyusunan laporan keuangan interim

Anda mungkin juga menyukai