Anda di halaman 1dari 3

1.

Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)


Salah satu hal penting yang harus dikuasai auditor adalah pengetahuan yang cukup tentang
auditee. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup cara kerja, prosedural, hierarki jabatan,
dan catatan mutu atau laporan yang selama ini digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Tanpa
menguasai hal ini, maka tidak banyak yang bisa dilakukan auditor saat mengaudit.

2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee

Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-hal yang
bersifat criticalmerupakan faktor penting kesuksesaan audit, Dengan meninjau dokumen
auditee, auditor akan mengetahui proses-proses penting yang perlu ditelusuri lebih jauh.

3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara terperinci

Dalam kamus ISO 9001, tidak dikenal audit mendadak. Semua kegiatan audit internal harus
direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada seluruh auditee. Karena, tujuan audit
internal bukan untuk mencari-cari kesalahan, akan tetapi untuk melakukan perbaikan secara
berkesinambungan.

4. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist)

Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal penting yang perlu
ditanyakan. Selain itu, audit checklist juga dapat dijadikan pedoman oleh auditee untuk
mempersiapkan diri sebelum diaudit.

5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh

Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam memeriksa area auditee.
Auditor tidak boleh hanya berpaku pada audit checklist dan standar, tapi lebih dari itu, auditor
dapat memeriksa lingkungan kerja auditee, komitmen dan kesungguhan mereka dalam
memperbaiki sistem. Dengan mengabaikan komitmen, kegiatan audit internal hanya akan
terlihat seperti audit administratif belaka yang hanya berkutat pada ini belum lengkap, itu
kurang bagus, dan ini itu belum ditandatangani!

6. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan

Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit harus didukung dengan bukti
yang cukup. Artinya, auditor tidak boleh gegabah dalam melaporkan temuan. Harus ada bukti
kuat bahwa auditee melakukan kesalahan. Satu hal yang perlu dicatat, audit internal tidak hanya
mengumpulkan temuan melainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi yang sudah dicapai!

7. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit internal
Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal untuk ditindaklanjuti oleh auditee.
Auditee harus diberi tenggat waktu tertentu agar proses perbaikan tidak dibiarkan berlarut-
larut.

8. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai

Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal harus memeriksa
tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggat waktu perbaikan yang diberikan.

Beberapa peran yang dapat dibawakan oleh auditor internal adalah :


a) Peran sebagai pemecah masalah
Temuan audit pada hakikatnya adalah masalah. Auditor intern harus mampu menggunakan
metode pemecahan masalah (problem solving) yang rasional.
b) Temuan yang ada dari pelaksanaan audit bisa menjurus pada timbulnya konflik bila seorang
auditor kurang mampu menyelesaikannya dengan audit.

Dari penjelasan teori dan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa audit internal mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Tanpa
keberadaan auditor internal, perbaikan sistem sulit untuk dicapai. Karena sistem akan berjalan
apa adanya tanpa adanya upaya untuk melakukan evaluasi.

Sejarah Perkembangan Internal Audit

Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah-
masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi
manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan
pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal
telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas. Audit
internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja,
risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan public maupun privat.

Audit Internal di Abad-abad Permulaan

Sejarah audit internal menunjukkan bahwa profesi ini telah berkembang secara sistematik, mengikuti
perubahan yang terjadi di dunia usaha. Ilmu dan profesi audit internal telah dimulai pada 3.500 Sebelum
Masehi. Catatan sejarah mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda-tanda kecil
yang dibuat disamping angka-angka transaksi-transaksi keuangan. Tanda-tanda seperti titik, tanda
silang, dan tanda “ü” yang ada pada saat itu merupakan potret dari system verifikasi yang telah
dijalankan. Seseorang menyiapkan laporan transaksi; orang lain akan memverifikasi (memeriksa) laporan
tersebut. Control internal, system verifikasi, dan konsep pembagian tugas kemungkinan telah dilakukan
pada masa-masa itu. Sejarah mencatat bahwa masyarakat Mesir, Cina, Persia, dan Yahudi pada abad-
abad permulaan juga menerapkan system yang sama.

Audit Internal di Abad-abad Pertengahan

Pada abad ke 13 dimulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan berpasangan (double entry)
yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan kredit. System ini memudahkan mengawasi arus kas
masuk dan kas keluar sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa keuangan perusahaan maupun
keuangan Negara.

Audit Internal di Masa Revolusi Industri

Dimulai ketika terjadi revolusi industry di Inggris, dimana perusahaan-perusahaan mulai


memperkerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya melalui jurnal maupun laporan
keuangan dan dokumen-dokumen lainnya sebagai bahan bukti.

Audit Internal di Tahun-tahun Belakangan Ini

Orang-orang kaya Inggris mulai berinvestasi ke lintas Negara seperti Amerika Serikat dan mereka
menginginkan verifikasi keuangan secara independent atas investasinya melalui auditor-auditor dari
Inggris dengan memakai metode dan prosedur audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak yang terkait.

Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal

Selama beberapa tahun, auditor eksternal terus memberikan pengaruh terhadap perkembangan audit
Internal. Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika Ikatan Auditor Internal-Institute
Of Internal Auditors (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas ruang lingkup audit
untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Sejak saat itu profesi
auditor internal menjadi setara dengan auditor eksternal.

Anda mungkin juga menyukai