KERANGKA KONSEPTUAL
Kompetensi Dasar:
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan anatara
tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan
sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan standar.
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat
selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah
sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual
adalah :
Sebelum memulai kerja yang efektif dalam menyusun kerangka kerja konseptual, FASB berusah
mengidentifikasi isu-isu konseptual terpenting berkaitan dengan penyusunan standar. Ada
sembilan isu disajikan untuk didiskusikan dan dicarikan penyelesaian :
1. Pandangan Asset/utang
2. Pandangan Revenue/Expense
3. Pandangan nonartikulasi
o Pandangan earnig Asset/Utang . Revenue dan expense merupakan hasil dari perubahan
asset dan utang.
o Pandangan earning Revenue/Expense. Revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan
akan penandingan.
o Artikulasi terdapat saling hubungan antara tiap jenis laporan keuangan yaitu neraca,
laporan rugi laba dan laporan perubahan modal.
Pandangan revenue/expense juga disebut pandangan laporan income atau penandingan
berarti bahwa revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Earning
semata-mata merupakan perbedaan antara revenue pada suatu periode dan expense yang
terjadi dalam menghasilkan revenue. Penandingan, proses pengukuran fundamental dalam
akuntansi, terdiri dari dua tahap :
Pandangan non artikulasi muncul pada tahun 1966 A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT) dari American Accounting Association (AAA) mengkritik artikulasi :
Kita tidak menemukan alasan yang logis mengapa laporan eksternal diharapkan untuk
seimbang atau berartikulasi satu sama lain. Pada kenyataannya, kita menemukan bahwa
keseimbangan yang dibuat dan artikulasi seringkali membatasi penyajian informasi yang relevan.
Petunjuk pentingnya adalah mengungkapkan semua informasi yang relevan dengan prosedur
pengukuran yang memenuhi standar yang disarankan dalam ASOBAT.
Pandangan earning yang mana yang seharusnya diadopsi sebagai dasar kerangka kerja
konseptual untuk akuntansi keuangan dan pelaporan? Jika artikulasi terbukti tidak hanya perlu
tapi juga menguntungkan, maka pilih di antara pandangan asset/hutang dan pendangan
revenue/expense. Pemilihan antara dua pandangan tersebut tergantung pada pandangan mana
yang merupakan proses pengukuran fundamental :
Definisi untuk setiap elemen laporan keuangan tersedia baik oleh pandangan asset/ hutang dan
pandangan revenue/expense:
o Menurut pandangan asset dan hutang, gains didefenisikan sebagai peningkatan dalam
asset bersih selain peningkatan dalam revenue atau dari perubahan dalam modal.
o Sedangkan losses didefiniskan sebagai penurunan asset bersih selain penurunan dalam
expense dan perubahan dalam modal. Jadi gains dan losses dianggap sebagai bagian
dari earning yang tidak dijelaskan oleh revenue dan expenses.
o Menurut pandangan reveue dan expense, gains didefinisikan sebagai kelebihan hasil di
atas kos asset terjual, atau keuntungan yang tidak diduga, atau manfaat lain yang
diperoleh tanpa kos atau pengorbanan.
o Loss didefinisikan sebagai kelebihan di atas hasil yang terkait, jika ada, atau semua atau
porsi yang layak dari kos asset terjual, diabaikan, atau keseluruhan atau sebagian rusak
karena bencana, atau kos yang telah digunakan bukan untuk menghasilkan revenue.
Jadi menurut pandangan revenue/expense, gains dan loses adalah independent dari
definisi elemen lain dalam laporan keuangan.
o Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non kas dan keadaan-
keadaan yang terjadi, secara spesifik, akrual meminta pengakuan revenue dan
peningkatan asset, dan expenses dan peningkatan hutang dalam jumlah yang
diharapkan akan diterima atau dibayar, biasanya dalam kas di masa mendatang.
o Tangguhan adalah proses akuntansi dalam pengakuan utang dengan penerimaan kas
sekarang atau asset dengan pembayaran kas sekarang (atau utang, yang terjadi
sekarang) dengan harapan berdampak pada revenue dan expenses di masa mendatang.
o Alokasi adalah proses akuntansi dalam pembebanan dan pendistribusian suatu jumlah
sesuai rencana atau formula tertentu. Alokasi lebih luas dari amortisasi, karena
amortisasi merupakan proses alokasi.
o Amortisasi adalah proses akuntansi yang secara sistematis mengurangi jumlah dengan
pembayaran periodic, atau dengan mencatat saja.
o Pengakuan adalah proses pencatatan secara formal atau pemasukan item-item dalam
akun dan laporan keuangan perusahaan. Jadi suatu elemen dapat diakui (dicatat) atau
tidak diakui (tidak dicatat) . Realisasi dan Pengakuan tidak digunakan sebagai sinonim.
o Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non kas dan hak menjadi uang,
penggunaan yang lebih tepat dalam akuntansi dan pelaporan keuangan merujuk pada
penjualan asset dengan kas atau klaim atas kas.
Konsep pemeliharaan modal memungkinkan kita membuat perbedaan antara return on capital
atau (earning) dan return of capital atau (Cost of recovery). Earning berasal dari pemulihan atau
pemeliharaan modal. Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, konsep modal keuangan dan
konsep modal fisik. Kedua konsep menggunakan pengukuran unit monetr atau unit daya beli
umum yang sama, menghasilkan empat konsep pemeliharan modal :
Isu metode pengukuran berkaitan dengan penentuan unit ukuran maupun atribut yang diukur.
Terkait dengan unit ukuran, pilihannya adalah antara dolar actual dan dollar yang disesuaikan
dengan daya beli umum. Terkait dengan atribut yang akan diukur kita memiliki lima pilihan, yaitu
:
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-
kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang
dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di
dalamnya.
o Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna
bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit
pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi
mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada
akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang
berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas
yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan
keputusan (decision usefulness).
o Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan
mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement),
yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai
kelompok pemakai
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa
kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan
erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak
relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu
membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai
prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi
harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan.
2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat
serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi
individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual
dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian
untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Kualitas Sekunder
Kendala-kendala.
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah
dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang
kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan
konservatisme.
3) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan
terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
4) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari
konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional
dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa,
kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan
dilaporkan oleh sistem akuntansi.
Asumsi-Asumsi Dasar.
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi
adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat
dipraktikkan.