TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Auditing
Terdapat beberapa definisi audit yang dikemukan oleh beberapa para ahli
akuntansi diantaranya :
berikut :
suatu proses akumulasi dan evaluasi bukti atas suatu informasi untuk
Accounting yang dikutip oleh Boyton et al, (2003:5) definisi auditing adalah
sebagai berikut :
9
10
“.
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut “.
terorganisir.
keuangan.
kualitatif.
manajemen.
12
6. Penyampaian hasil
laporan audit (audit report). Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini
informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit.
Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Kata
lain untuk etika ialah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa latin
13
mores, yang berarti kebiasaan. Oleh karena itu, etika berkaitan dengan
pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya.
dapat didefinisikan sebagai sebagai serangkaian atau nilai moral. Perilaku etis
sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur. Kebutuhan
akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak nilai etika yang
umum dimasukan ke dalam undang – undang. Namun, sebagian besar nilai etika
tidak dapat disajikan undang- undang karena etika tersebut tidak dapat
didefinisikan dengan cukup baik agar diberlakukan. Akan tetapi, tidak tersirat
bahwa prinsip – prinsip yang tidak dapat didefinisikan dengan cukup baik tersebut
bahwa etika merupakan suatu sikap moral yang harus dimiliki seseorang dalam
melakukan interaksi dengan orang lain yang ditunangkan dalam aturan, hukum,
dan pedoman agar dapat melalukan suatu perbuatan dengan baik dan sesuai
Indonesia diputuskan dalam kongres VIII tahun 1998. Prinsip Etika profesi dalam
Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada
publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam
etika dan perilaku profesionalnya. Ada 8 prinsip Etika Profesi menurut IAI
sebagai berikut :
2. Kepentingan Publik
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
3. Integritas
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang
prinsip.
4. Obyektivitas
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
dan pemerintah.
mutakhir.
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
8. Standar Teknis
dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
relevan.
18
terdiri dari :
101 Independensi
dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap
interprestasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI :
19
keseksamaan profesional.
profesional.
d. Data revelan yang memadai. Anggota KAP memperoleh data relevan yang
keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai
ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin
serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review di atas, tidak boleh
A. Besaran Fee
B. FeeKontijen
jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada
22
temuan atau hasil tertentu. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan
oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal ini perpajakan, jika
akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan
publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh
akuntan yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien, kecuali apabila perikatan
A. Komisi
atau diterima dari pihak klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
kejadian untuk mencari nilai kebenaran dari kejadian tersebut, berusaha untuk
argumen.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik 2001 (PSA No. 04) SA Seksi
keterampilan yang umumnya dimiliki” oleh auditor pada umumnya dan harus
25
wajar”.
profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu
oleh profesi akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama,
dengan maksud baik dan integritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secara
objektif.
Dalam menggunakan skeptisme profesional, auditor tidak harus puas dengan bukti
Menurut Kee dan Knox’s, 1970 (dalam Maghfirah Gusti dan Syahril Ali,
etika sebagai suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah laku para
peranan kunci dalam semua area profesi akuntan dalam melatih sikap skeptisisme
profesional akuntan.
2. Faktor-Faktor Situasi
auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki risiko tinggi (situasi
profesionalnya.
3. Pengalaman
melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun
banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Butt, 1988 (dalam Maghfirah Gusti
dan Syahril Ali, 2008) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang
berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-
dan Syahril Ali, 2008) mengindikasikan bahwa auditor yang menguasai etika
situasi kurang lebih terkait dengan etika profesional dan kurang lebih dapat
27
Menurut Hurt et al, 2010 (dalam Sayedet al, 2010) karakteristik skeptisme
understanding.
determination.
1. Questioning Mind
2. Suspension on Judgment
keputusan.
terungkap.
Adalah karakter skeptis seseorang yang didasari oleh rasa ingin tahu
baru.
terungkap.
4. Interpersonal Understanding
5. Self Confidence
6. Self Determination
lain.
(inconsistent).
d) Tidak mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain atau suatu hal.
berterima umum.
30
Menurut Guy et al (2003) Opini audit merupakan satu bagian dari laporan
audit, yaitu kesimpulan yang ditarik. Dalam keadaan tersebut auditor dapat
audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
laporan audit harus memuatpetunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor,
Ketepatan pemberian opini auditor harus tepat dan akurat karena hal ini
berkaitan juga dengan kepercayaan publik akan profesi akuntan. Opini yang
31
disajikan dalam laporan audit dijadikan dasar oleh mereka yang berkepentingan
terencana.
keuangan,
bahwa :
information).
menghasilkan opini auditor yang tepat dan dapat dipercaya oleh para
memadai.
Indonesia.
4. Menurut Sri, 2005 dalam (Surroh Zu'amah, 2009) kompetensi yang baik
pemeriksaan berikutnya.
akuntan publik atas laporan keuangan yang diauditnya sesuai dengan kriteria
memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit yang berisi pendapat wajar
semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan, maupun oleh
b. Lengkap informasinya
keuangan dari hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
umum.
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas perusahaan klien. Auditor juga akan memberikan pendapat tidak wajar
Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya dan tidak dapat digunakan oleh pemakai informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan.
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka
laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinionreport).
adalah :
“Akuntan yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan atau pejabat yang
adalah akuntan- akuntan yang memiliki ijin dari Menteri keuangan dan bekerja di
berbagai jenis jasa seperti jasa audit atas laporan keuangan, jasa atesasi atas
laporan keuangan prospektif, jasa akuntan dan review, dan jasa konsultasi.
1. Partner (rekan)
2. Manajer
39
3. Auditor Senior
4. Auditor Junior
Partner (rekan)
letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
Manajer
senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas
Auditor Senior
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas
Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat
tertentu.
40
Auditor Junior
Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan
auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan
mengawasi dan meriview pekerjaan individu lain yang berada pada tingkat
langsung oleh auditor senior atau penanggung jawab. Pekerjaan assisten staf
ini selanjutnya direview oleh penganggung jawab serta oleh manajemen dan
partner.
41
Rata- Rata
yang terinci.
yang sama.
klien.
42
mengacu pada standar audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik
dapat didefinisikan sebagai sebagai serangkaian atau nilai moral. Perilaku etis
Menurut Ida Suraida (2005) Dimensi etika yang sering digunakan dalam
locus of control internal; 2)kesadaran etis dan 3) kepedulian pada etika profesi,
yaitu kepedulian padaKode Etik IAI yang merupakan panduan dan aturan bagi
Agustiny, 2007). Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi
bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi
43
yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkah laku para anggotanya, sehingga etika profesi yang memiliki
bahwa pada konflik kekuatan, klien dapat menekan auditor untuk melawan
standar profesional dan dalam ukuran yang besar, kondisi keuangan klien yang
sehat dapat digunakan sebagai alat untuk menekan auditor dengan cara melakukan
pergantian auditor. Posisi auditor juga sangat dilematis karena mereka dituntut
untuk memenuhi klien namun disisi tindakan auditor dapat melanggar standar
auditor yang kurang menjaga atau mempertahankan etika profesi akan cenderung
kurang skeptis dalam pekerjaan audit sehingga akan mempengaruhi audit yang
individu yang akan menentukan harapan atau tujuan dalam setiap perilakunya
adalah bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai
keputusan etis auditor ketika menghadapi dilema etika adalah faktor individual
yaitu pengalaman, komitmen, profesional serta orientasi etika auditor dan faktor
(pengalaman orientasi etika dan komitmen kepada profesi) dan faktor situasional
didasarkan pada pemahaman etika yang berlaku dan membuat suatu keputusan
dibuat.
pelaksanaan etika yang berlaku dan setiap keputusan yang dilakukan memerlukan
45
publik memiliki arah yang jelas, dapat memberikan keputusan yang tepat, dan
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat skeptisisme seorang auditor dalam
melakukan audit, maka diduga akan berpengaruh pada ketepatan pemberian opini
membuktikan bahwa auditor sebagai profesi yang bertanggung jawab atas opini
yang masa kerjanya lebih lama cenderung lebih skeptis, sehinggaopini atas
laporan keuangan klien diberikan dengan tepat. Berdasarkan uraian di atas maka
46
dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli dalam
opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Faktor-faktor situasi terdiri dari
hubungan istimewa seperti bisnis keluarga. Pihak yang lebih kuat dalam
banyak auditor melakukan audit laporan keuangan dari segi lamanya waktu atau
memperoleh keyakinan yang memadai (Maghfirah Gusti dan Syahril Ali, 2008).
atau tidak. Auditor akan menemui kesulitan untuk dapat mengetahuinya jika
seandainya pihak related party melakukannya melalui pihak ketiga. Maka dalam
auditornya. Situasi lain yang sering dihadapi auditor adalah kualitas komunikasi
dengan klien.
termasuk informasi dari klien. Sikap klien yang merahasiakan atau tidak
profesionalnya agar opini yang diberikan tepat (Maghfirah Gusti dan Syahril Ali,
2008).
diperkuat dengan faktor-faktor, antara lain: faktor etika, faktor situasi audit,
pengalaman dan keahlian audit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2011 (SA seksi 230) disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan skeptisme profesional auditor adalah suatu sikap
secara kritis terhadap bukti audit. Audit tidak menganggap bahwa manajemen
adalah tidak jujur, namun juga tidak menganggap bahwa kejujuran manajemen
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan
dari auditee, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti
skeptisme profesional, auditor hanya akan menemukan salah saji yang disebabkan
pelakunya.
Etika (X1)
Ketepatan
Pemberian Opini
Skeptisme Profesional Audit (Y)
Auditor(X2)
Berdasarkankerangkapemikirandanuraianpenelitianini, makahipotesis
yang akandiujidalampenelitianiniadalah:
audit
49