A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk yang unik dan berbeda dibandingkan dengan makhluk-makhluk
yang lain. Hal yang membedakan antara manusia dan binatang, misalnya, adalah bahwa manusia
menyadari keberadaannya sedangkan binatang tak mampu untuk melakukannya. Manusia berpikir
tentang siapa dirinya sendiri untuk apa dirinya ada, sedangkan binatang tidak pernah akan dapat
melakukan itu.
Fenomena yang menarik adalah walaupun manusia mencoba untuk memahami dirinya
sendiri, namun setelah bergelut sekian lama dalam proses pencarian identitas, malahan semakin
diakui bahwa semakin sukar untuk memahami siapa sebenarnya manusia itu.
Tulisan ini merupakan upaya kecil untuk mencoba memahami bagaimana agama Kristen
memahami hakikat manusia. Pembahasan tentang manusia menurut prespektif agama Kristen pada
bagian ini perlu diberi beberapa catatan. Pertama, dalam pembahasan ini dipahami bahwa agama
adalah salah satu kebutuhan manusia khusunya yang berkaitandengan dimensi transcendental atau
dimensi spiritual. Kedua, perhatian pada topic tentang manusia bukanlah hal yang unik pada agama
Kristen.
Namun demikian di antara agama-agama tersebut terdapat pandangan tentang manusia yang
mirip juga, misalnya dalam agama Kristen dan Islam yang menekankan bahwa manusia adalah
makhluk, yaitu ciptaan sang khalik. Sedangkan dalam ajaran agama hindu, manusia dipahami
sebagai entitas yang tidak diciptaka melainkan keberadaannya mengalir dari shiwa melalui
Brahman. Jadi dalam pandangan agama hindu, manusia adalah bagian dari sang Tuhan.
Dalam narasi penciptaan manusia tersebut, manusia diciptakan oleh tuhan dengan
menggabungkan 2 elemen utama, yakni elemen pertama berasal dari nafas tuhan dan elemen kedua
berasal dari tanah yang telah tersedia berkat penciptaan yang telah dilakukan pada saat sebelumnya.
Barangkali karena salah satu elemen dari 2 elemen yang membentuk manusia berasal dari nafas
tuhan, maka manusia juga disebut sebagai gamabar dan rupa Allah, sebagai imago dei dan
similitude dei. Ajaran Katolik, istilah ini berkaitan dengan ide bahwa semula manusia pada waktu
diciptakan bersifat kodrati semata-mata, kemudian ditambahkan gambar Allah yang membuatnya
menjadi manusia religious.
Istilah gambar dan rupa allah juga menunjukkan hubungan antara manusia dan penciptanya,
yaitu bahwa ada kesamaan antara Allah dan Manusia, yaitu kesamaan illahi. Maksudnya adalah
bahwa manusia manusia berkuasa atas segala makhluk, sebagamaina Allah bekuasa atas segala
sesuatu. Elemen kedua yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam keberadaan manusia berasal
dari tanah, yang melambangkan walaupun manusia mempunyai elemen nafas yang berasal dari
tuhan Allah, namun tetaplah manusia sebagai makhluk yang rentan dan penuh dengan keterbatasan.
Disinilah timbulnya situasi yang berkaitan erat dengan jatuhnya manusia kedalam dosa. Mengingat
manusia baik laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan, maka manusia
tidak pernah menjadi “tuhan” dari antara mereka sendiri. Hubungan antara manusia satu dengan
yang lain diletakkan dalam kerangka pemahaman bahwa semua manusia adalah makhluk tuhan.
Dengan mengimani bahwa manusia diciptakan berarti, pertama, manusia tidaklah berada
dengan sendirinya, melainkan ada yang menciptakan. Kedua, manusia diciptakan Allah dengan
cara yang berbeda dengan cara menciptakan makhluk-makhluk lain. Ketiga, manusia adalah
tubuhnya secara keseluruhan. Keempat, Tuhan Allah menciptakan manusia, laki-laki dan
perempuan yang saling melengkapi dan membutuhkan. Kelima, manusia diciptakan di tengah-
tengah alam semesta yang dengannya menjadi ‘sungguh amat baik’.
C. Totalitas Kemanusiaan
Ide penciptaan manusia dalam narasi penciptaan yang menegaskan bahwa keberadaan
manusia sebagai makhluk terbentuk dari 2 elemen. Di dalam Alkitab penyebutan-pentebutan yang
berkaitan dengan yang Nampak, yakni tubuh, dan yang berkaitan dengan yang tidak Nampak,
misalnya, roh, jiwa, hati, pikiran, dan sebagainya. Namun demikian, secara umum agama Kristen
memandang bahwa manusia adalah satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari elemen yang tidak
kelihatan (roh, jiwa, batin, hati, pikiran, dal lain-lain) dan elemen yang kelihatan (yaitu tubuh).
Tetapi 2 elemen tersebut bersatu padu untuk membentuk keberadaan manusia yang total. Tanpa
tubuh, roh bukanlah manusia. Tanpa roh, tubuh bukanlah manusia.