Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

EKUITAS
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mengkaji topik ini, pembaca akan mampu:
1. memahami pengertian ekuitas;
2. memahami ekuitas perseroan;
3. menjelaskan perlakuan akuntansi penerbitan saham;
4. menjelaskan perlakuan akuntansi reakuisisi saham;
5. menjelaskan jenis-jenis dividen; dan
6. menghitung pembagian dividen;
7. menentukan dan menghitung Laba Per Saham;
8. mengungkapkan ekuitasdalam laporan keuangan; dan
9. memahami analisis rasio keuangan atas ekuitas.

3.1 PENDAHULUAN
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya (IAI, 2018: 50.3).Suatu
instrumen keuangan disebut instrumen ekuitas jika kedua kondisi berikut terpenuhi
(IAI, 2018: 50.5):
1. instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual dan
2. instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas.
Contoh instrumen ekuitas antara lain yaitu saham biasa dan saham preferen(yang
tidak dapat dijual kembali kepada issuer oleh pemegangnya); warrants atau written
call options (yang memperbolehkan pemegangnya untuk memesan atau membeli
sejumlah lembar saham biasa yang bersifat nonputtable pada harga yang telah
ditetapkan).
Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas secara
langsung ke ekuitas. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat

1
sebagai pengurang ekuitas.

3.2 BENTUK BADAN USAHA


Terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu perseorangan,
persekutuan, dan perseroan. Perusahaan perseorangan dimiliki oleh perseorangan.
Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua orang atau lebih yang membentuk
persekutuan. Bentuk perusahaan persekutuan yang umumdi Indonesia adalah Firma
(Fa) dan Commanditaire Venootschaap (CV).Perusahaan perseroan terbatas dimiliki
oleh lebih dari dua atau orang badan hukum melalui penerbitan saham.
Pembahasan pada topik ini adalah ekuitas dari bentuk usaha perseroan. Ekuitas
perseroan terdiri dari sejumlah lembar saham. Setiap kepentingan pemilik
perusahaan diwakili oleh jumlah lembar saham yang dimiliki. Setiap lembar saham
memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang tertuang pada anggaran dasar
perusahaan. Secara umum terdapat dua jenis saham, yaitu saham biasa
(common/ordinary shares) dan saham preferen (preference shares).

3.3 EKUITAS PERSEROAN


Ekuitas mengacu pada istilah ekuitas pemegang saham (shareholders’ equity)
atau modal perusahaan (corporate capital). Ekuitas dalam laporan posisi keuangan
biasanya terdiri dari:
1. Modal saham (shares capital)
2. Agio saham (shares premium)
3. Saldo laba/laba ditahan (retained earnings)
4. Akumulasi pendapatan komprehensif lain (accumulated other comprehensive
income)
5. Kepentingan non pengendali (minority interest)

3.4 ISTILAH-ISTILAH DALAM MODAL SAHAM


1. Modal saham statuter/ modal saham diotorisasi/modal dasar (authorized capital),
adalah jumlah saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendirian

2
perusahaan atau anggaran dasar.
2. Modal saham beredar/modal disetor dan ditempatkan (paid-in capital), yaitu
jumlah saham yang sudah dijual (beredar).
3. Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah diotorisasi tetapi
belum dijual.
4. Saham treasuri, merupakan saham perusahaan yangsudah dijual dan sekarang
dibeli kembali oleh perusahaan.

3.5 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENERBITAN SAHAM


PSAK 50 paragraf 35menetapkan bahwa biaya transaksi dari suatu transaksi
ekuitas harus dicatat sebagai pengurang ekuitas (IAI, 2018: 50.12). Biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dicatat sebagai pengurang hasil, dengan mengurangi
akun premi saham (Juan dan Wahyuni, 2012: 682). Namun jika biaya tidak bisa
diatribusikan secara langsung, maka harus diakui sebagai beban. Entitas umumnya
menanggung berbagai biaya dalam penerbitan atau perolehan kembali instrumen
ekuitasnya. Biaya tersebut antara lain mencakup fee pendaftaran dan komisi lain yang
ditetapkan, fee yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan penasehat
profesional lain, biaya percetakan, dan materai.

3.5.1 Penjualan Tunai


Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit akun kas dan
mengkredit akun modal saham. Selisih antara harga jual dengan nilai nominalnya
akan dicatat dengan mengkredit rekening agio saham atau mendebit rekening disagio
saham.
3.5.2 Penjualan secara Lumpsum
Penjualan lumpsum merupakan penjualan beberapa jenis saham sekaligus dengan
pembayaran tunggal. Penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis
saham. Penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga pasar saham tersebut.
Metode yang digunakan yaitu:
a. Metode inkremental, digunakan jika hanya harga pasar salah satu jenis saham

3
saja yang diketahui.
Contoh, 1.000 lembar saham biasa bernilai nominal Rp 1.000, 00 per lembar
dengan harga pasar Rp 4.000 dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai
nominal Rp 1.000 yang tidak memiliki harga pasar, diterbitkan dengan harga total
Rp 6.000.000, 00. Perhitungan alokasi untuk setiap jenis saham adalah sebagai
berikut:
Harga keseluruhan 6.000.000
Alokasi untuk saham biasa (1.000 x 4.000) 4.000.000
Alokasi untuk saham preferen 2.000.000
b. Metode proporsional, digunakan jika harga pasar kedua jenis saham diketahui.
Contoh, 1.000 lembar saham biasa bernilai nominal Rp 1.000, 00 per lembar
dengan harga pasar Rp 4.000 dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai
nominal Rp 1.000 dengan harga pasar Rp 2.400, diterbitkan dengan harga total
Rp 6.000.000, 00.
Nilai pasar saham biasa (1.000 x 4.000) 4.000.000
Nilai pasar saham preferen (1.000 x 2.400) 2.400.000
6.400.000

Alokasi untuk saham biasa = 4.000.000 x 6.000.000 = 3.750.000


6.400.000

Alokasi untuk saham preferen = 2.400.000 x 6.000.000 = 2.250.000


6.400.000

3.5.3 Penerbitan saham dalam transaksi nonkas


PSAK 53 paragraf 10 (IAI, 2018: 53.3) mensyaratkan bahwa suatu entitas
mengukur barang atau jasa yang diterima dan kenaikan terkait di ekuitas, berdasarkan
nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima. Jika nilai wajar dari barang atau jasa
tersebut tidak dapat diukur secara andal, maka barang atau jasa yang diterima diukur
berdasarkan nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diberikan.
Contoh soal:
PT SAKTI menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nominal Rp 10/ lembar

4
untuk ditukarkan dengan paten.
1. PT SAKTI tidak dapat menentukan nilai wajar dari paten, tapi diketahui nilai wajar
dari saham Rp 140.000.
Paten 140.000
Modal Saham-Biasa (10.000 lb x Rp 10) 100.000
Agio Saham-Biasa 40.000
2. PT SAKTI tidak dapat menentukan nilai wajar dari saham,tapi dapat menentukan
nilai wajar paten sebesar Rp 150.000.
Paten 150.000
Modal Saham-Biasa (10.000 lb x Rp 10) 100.000
Agio Saham-Biasa 50.000
3. Nilai wajar paten maupun saham tidak diketahui. Independent appraisal
menentukan nilai wajar paten adalah Rp 125.000.
Paten 125.000
Modal saham-Biasa 100.000
Agio Saham-Biasa 25.000

3.6 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN REAKUISISI SAHAM (Share Buy


Back)
Reakuisisi saham adalah pembeliankembali saham perusahaan yang sudah
beredar. Alasan perusahaan membelikembali sahamnya yang beredar cukup bervariasi,
diantaranya:
1. untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas;
2. akan dijual kembali pada karyawan perusahaan;
3. akan dibagikan sebagai dividen; dan
4. membentuk pasar bagi saham.
Setelah saham dibeli kembali, saham tersebut dapat dihapuskan atau disimpan
untuk diterbitkan kembali. Jika tidak dihapuskan, maka saham-saham itu disebut
sebagai saham treasuri dan dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas
entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi (IAI, 2018: 50.12). Saham treasuri
tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh
anggota lain dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau

5
diterima diakui secara langsung di ekuitas. Terdapat dua metode untuk mencatat
pembelian saham treasuri:
1. Metode Biaya
Metode biaya lebih banyak dipakai dan menghasilkan pendebetan akun Saham
Treasuri untuk biaya reakuisisi, serta dalam pelaporan akun Saham Treasuri
mengurangi total Modal disetor dan Laba ditahan di laporan posisi keuangan.
Contoh:
a. Tahun 2012 penjualan saham biasa 1.000 lembar, nominal @Rp 1.000 dengan
harga Rp 1.200/lb.
Kas Rp 1.200.000
Modal Saham Rp 1.000.000
Agio saham 200.000

b. Laba tahun 2012 sebesar Rp 150.000


Ikhtisar Laba/Rugi Rp 150.000
Laba Ditahan Rp 150.000

c. Tahun 2013 dibeli kembali saham sebanyak 100 lembar dengan harga @ Rp
1.300.
Saham Treasuri Rp 130.000
Kas Rp 130.000

d. Tahun 2013 dijual kembali 50lembar saham treasuri dengan harga jual @ Rp
1.500
Kas Rp 75.000
Saham Treasuri Rp 65.000
Agio Saham 10.000
Sesudah penjualan saham treasuri maka penyajian modal saham dalam neraca
nampak sebagai berikut:
Ekuitas
Modal Saham Rp 1.000.000
Agio Saham 210.000
Laba Ditahan 150.000
Rp 1.360.000
Saham Treasuri (65.000)
1.295.000

6
2. Metode Nilai Nominal
Metode ini mencatat semua transaksi saham treasuri pada nilai nominalnya dan
melaporkan saham treasuri hanya sebagai pengurang atas Modal Saham. Dalam
pandangan metode ini, pembelian saham treasuri merupakan pelunasan kembali
saham dari pemegang saham tertentu sehingga pemegang saham itu tidak lagi
menjadi pemegang saham perusahaan. Apabila saham treasuri itu dijual lagi, maka
penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru.
Contoh:
a. Tahun 2012 penjualan saham biasa 1.000 lembar, nominal @Rp 1.000 dengan
harga Rp 1.200/lb.
Kas Rp 1.200.000
Modal Saham Rp 1.000.000
Agio saham 200.000

b. Laba tahun 2012 sebesar Rp 150.000


Ikhtisar. Laba/Rugi Rp 150.000
Laba Ditahan Rp 150.000

c. Tahun 2013 dibeli kembali saham sebanyak 100 lembar dengan harga @ Rp
1.300.
Saham Treasuri Rp 100.000
Agio Saham 20.000
Laba Ditahan 10.000
Kas Rp 130.000

d. Tahun 2013 dijual kembali 50 lembar saham treasuri dengan harga jual @ Rp
1.500
Kas Rp 75.000
Saham Treasuri Rp 50.000
Agio Saham 25.000

Sesudah penjualan saham treasuri maka penyajian modal saham dalam neraca
nampak sebagai berikut:

7
Ekuitas
Modal Saham Rp 1.000.000
Saham Treasuri (50.000)
950.000
Agio Saham 205.000
Laba Ditahan 140.000
Rp 1.295.000

3.7 SAHAM PREFEREN


Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang ditetapkan sebagai
saham istimewa dengan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Contoh preferensi atau kelebihan saham preferen dibandingkan dengan saham biasa
adalah (Martani, et. al., 2015: 92) :
1. preferensi saat pembagian dividen;
2. preferensi atas aktiva pada saat likuidasi;
3. dapat dikonversikan (convertible) menjadi saham biasa atau sekuritas lainnya;
4. dapat ditarik kembali (callable);
5. tidak memiliki hak suara;
6. sifat dividen dapat kumulatif, artinya dividen yang tidak dibagikan dapat
diakumulasikan pada tahun berikutnya;
7. sifat partisipatif, yaitu kemungkinan mendapatkan dividen tambahan setelah
pengalokasian dividen untuk pemegang saham biasa; dan
8. dapat dijual kepada perusahaan penerbit (redeemable).

Karakteristik yang dimiliki oleh saham preferen yang berkaitan dengan


pembagian dividen adalah sebagai berikut :
1. Saham Preferen Kumulatif dan Tidak Kumulatif
Karakteristik kumulatif adalah pembagian dividen suatu periode harus
mendahulukan dividen periode sebelumnya yang tidak dibagikan (dividend in
arreas). Jika masih ada sisa, maka barulah digunakan untuk periode berjalan.
Jadi, dividen untuk saham preferen kumulatif jika tidak dibayarkan dalam suatu
tahun harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dibagikan

8
kepada pemegang saham biasa.
Sebaliknya, jika dividen saham preferen tidak kumulatif, dan tidak dibayarkan
pada suatu tahun tertentu, maka dividen tersebut tidak menjadi dividen yang
tertunggak. Dividen tersebut tidak perlu dilunasi, jika tahun berikutnya dibayarkan
dividen, maka yang diterima hanya dividen saham preferen untuk tahun tersebut.
2. Saham Preferen Partisipasi dan Tidak Berpartisipasi
Saham Preferen mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Partisipasi penuh
adalah jika saham preferen berhak atas dividen dengan jumlah yang sama besar
dengan saham biasa, sesudah saham biasa mendapat dividen sebesar persentase
saham preferen. Partisipasi sebagian berarti saham preferen akan mendapat dividen
sampai jumlah tertentu yang ditetapkan, sesudah saham biasa mendapat dividen
dengan tarif yang sama dengan saham preferen.
Contoh:
PT CAHAYA mempunyai saham yang beredar sebagai berikut: Saham Preferen,
nominal Rp 1.000.000, 10%, berpartisipasi penuh; Saham Biasa nominal Rp
2.000.000. Pada akhir tahun 2018 dibagi dividen tunai sebesar Rp 540.000.
Dividen ini dibagikan kepada saham preferen dan saham biasa dengan perhitungan
sbb:
Preferen Biasa
Untuk saham Preferen:
10% x Rp 1.000.000 Rp 100.000
Untuk saham Biasa:
10% x Rp 2.000.000 Rp 200.000
Untuk Saham Preferen dan Biasa:
Rp 240.000/Rp 3.000.000 = 8% 80.000 160.000
Total dividen yang diterima Rp 180.000 Rp 360.000

Apabila saham Preferen tidak berpartisipasi penuh, misalnya hanya sampai 15%,
maka perhitungannya sbb:

9
Preferen Biasa
Untuk saham Preferen:
10% x Rp 1.000.000 Rp 100.000
Untuk saham Biasa:
10% x Rp 2.000.000 Rp 200.000
Untuk Saham Preferen:
5% x Rp 1.000.000 50.000
Untuk Saham Biasa 190.000
Total dividen yang diterima Rp 150.000 Rp 390.000

3. Saham Preferen atas Aktiva dan Dividen pada Saat Likuidasi


Pada saat terjadi likuidasi saham preferen akan tetap menerima dividen yang belum
dibayar, walaupun saldo Laba Ditahan tidak mencukupi. Sesudah pelunasan
dividennya, saham preferen dilunasi. Jika saldo laba ditahan tidak mencukupi
maka pelunasan dividendan nominal saham preferen dilakukan dari modal yang
disetor dari saham biasa.
4. Saham Preferen yang Dapat Ditukar dengan Saham Biasa
Pemegang saham jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam
keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar daripada
dividen untuk saham preferen.

3.8 DIVIDEN
Dividen merupakan Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas, didebit oleh
entitas secara langsung ke ekuitas, setelah dikurangi dampak pajak penghasilan
terkait.Jenis-jenis dividen adalah sebagai berikut:
1. Dividen Tunai/Kas
Merupakan dividen dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan
perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah
jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Sebelum
dividen dibayarkan, daftar pemegang saham terakhir harus disiapkan. Karena itu,
biasanya ada tenggang waktu antara saat pengumuman dan pembayaran.
Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban lancar karena pembayaran

10
biasanya dilakukan dengan segera. Contohnya, PT SAKURA pada tanggal 10 Juni
mengumumkan dividen tunai sebesar Rp 50 per saham atas 1,8 juta lembar saham.
Dividen ini akan dibayarkan pada tanggal 16 Juli pada semua pemegang saham
yang tercatat per 24 Juni.
10 Juni Laba Ditahan Rp 900.000
Hutang Dividen Rp 900.000
24 Juni Tidak ada ayat jurnal
16 Juli Hutang dividen Rp 900.000
Kas Rp 900.000

2. Dividen property/Aset selain Kas


Property yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang
dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan atau aset lainnya. Perusahaan akan
mencatat pembagian dividen property sebesar nilai wajar aset yang dibagikan, serta
mengakui keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai
buku property pada tanggal pengumuman.
Contohnya, PT Indocell mentransfer sebagian investasinya dalam sekuritas yang
mudah dipasarkan senilai Rp 1.250.000 kepada pemegang saham dengan
mengumumkan dividen property pada tanggal 28 Desember 2017, dan
membagikannya pada tanggal 30 Januari 2018 kepada pemegang saham yang
tercatat per 15 Januari 2018. Pada tanggal pengumuman sekuritas itu memiliki
nilai pasar sebesar Rp 2.000.000. Jurnal yang dibuat:
28 Des 2017 Investasi dalam sekuritas Rp 750.000
Keuntungan atas apresiasi sekuritas Rp 750.000
Laba ditahan Rp 2.000.000
Hutang dividen property Rp 2.000.000
30 Jan 2017 Hutang dividen property Rp 2.000.000
Investasi dalam sekuritas Rp 2.000.000

3. Dividen Utang/Skrip
Dividen Skrip timbul jika Laba Ditahan saldonya mencukupi untuk pembagian
dividen, namun saldo kas yang ada tidak mencukupi. Karena itu pimpinan
perusahaan akan mengeluarkan dividen Skrip yaitu janji tertulis untuk membayar
jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Dividen Skrip ini mungkin berbunga,

11
mungkin juga tidak.
Contohnya, PT Adidaya mengumumkan dividen skrip pada tanggal 27 Mei dalam
bentuk wesel promes 2 bulan senilai Rp 0,80 per saham atas 2.545.000 lembar
saham yang beredar dan dibayarkan pada tanggal pencatatan, yaitu 5 Juni. Wesel
itu membayar bunga 10% per tahun dan jatuh tempo tanggal 27 Juli. Jurnalnya:
27 Mei Laba ditahan Rp 2.036.000
Wesel bayar pada pemegang saham Rp 2.036.000
(Rp 0,80 x 2.545.000)
27 Juli Wesel bayar pada pemegang saham Rp 2.036.000
Beban bunga (Rp 2.036.000 x 2/12 x 10%) 33.933
Kas Rp 2.069.933

4. Dividen Likuidasi
Dividen ini merupakan dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal dan
sisanya merupakan pembagian laba. Contohnya, PT Sarini menerbitkan dividen
kepada para pemegangs aham biasanya sebesar Rp 1.200.000. Pengumuman
dividen tunai itu menyatakan bahwa Rp 900.000 harus dipertimbangkan sebagai
laba dan sisanya merupakan pengembalian modal. Jurnalnya:
Laba ditahan 900.000
Modal disetor 300.000
Hutang dividen 1.200.000
(saat pengumuman)
Hutang dividen 1.200.000
Kas 1.200.000
(saat pembayaran)
Dalam beberapa kasus, manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan bisnis
dan mengumumkan likuidasi. Dalam kasus ini, likuidasi dapat dilakukan selama
beberapa tahun untuk menjamin penjualan aset secara wajar dan biasa. Contohnya,
PT Sakti dibubarkan, mereka setuju membayar dividen likuidasi pada pemegang
saham dalam periode tahun yang ekuivalen dengan Rp 8,60 per saham. Setiap
pembayaran dividen likuidasi dalam kasus seperti itu akan mengurangi modal
disetor.
5. Dividen Saham
Dividen ini merupakan pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran

12
kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen saham merupakan pembagian saham oleh sebuah perusahaan kepada para
pemegang saham atas dasar pro rata. Dalam pencatatannya, beberapa akuntasn
berpendapat bahwa nilai nominal saham yang dierbitkan sebagai dividen harus
ditransfer dari laba ditahan ke modal saham. Sementara yang lainnya berpendapat
bahwa nilai wajar saham yang diterbitkan harus ditransfer dari laba ditahan ke
modal saham dan tambahan modal disetor.

3.9 LABA PER SAHAM (Earning Per Share)


Perlakuan akuntansi tentang Laba per Saham diatur dalam PSAK No. 56 (revisi
2011), dengan tahun penyesuaian terakhir pada tahun 2014. Laba per saham (LPS)
adalah jumlah laba yang tersedia untuk setiap lembar saham biasa. Perhitungan LPS
ditentukan oleh struktur modal perusahaan, yaitu struktur modal sederhana atau
struktur modal kompleks. Berikut adalah penjelasan masing-masing.
1. Perhitungan LPS Dasar (Basic Earning per Share)
LPS dasar diterapkan jika struktur modal entitas adalah struktur modal
sederhana.Struktur modal sederhana adalah jika dalam stuktur modal entitas
hanya memiliki saham biasa atau tidak ada saham biasa yang berpotensi
mengurangi LPS saham biasa. Perhitungan LPS dasar adalah sebagai berikut.

LPS =

Contoh :
Data jumlah saham biasa yang beredar milik PT. Bhagawat Gita adalah sebagai
berikut:
Tanggal Perubahan Jumlah Saham (lembar) Jumlah Saham Beredar
(lembar)
1 Januari 2018 Posisi awal 90.000
1 Februari 2018 Menerbitkan 54.000 lembar saham 54.000
Jumlah 144.000
1 April 2018 Membeli kembali 36.000 lembar saham (36.000)
Jumlah 108.000

13
Berdasarkan data tersebut, menghitung rata-rata tertimbang saham adalah sebagai
berikut:
Masa Jumlah Saham Bagian Tahun Jumlah Tertimbang
Peredaran Beredar
1 Jan - 1 Feb 90.0000 1/12 7.500
1 Feb - 1 April 144.000 2/12 24.000
1 April - 31 Des 108.000 9/12 81.000
Rata-rata tertimbang saham beredar 112.500
Jika misalnya jumlah laba yang diperoleh perusahaan pada tahun tersebut adalah Rp.
225.000.000, maka
LPS = 225.000.000 : 112.500
= 2.000
2. Perhitungan LPS Dilusian (Dilluted Earning per Share)
Dilusi adalah penurunan laba per saham atau peningkatan rugi per saham
sebagai akibat adanya asumsi bahwa instrumen yang dapat dikonversi telah
dikonversi, opsi atau waran telah dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan
berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu (IAI, 2018: 56.2).
Agar investor dapat memperoleh informasi yang memadai terkait dengan
potensi penurunan LPS akibat adanya sekuritas dilutif, maka perusahaan
diwajibkan menyajikan LPS dasar dan LPS dilusian. LPS dilusian diterapkan
jika struktur modal entitas adalah struktur modal yang kompleks. Struktur modal
kompleks adalah jika dalam stuktur modal entitas terdapat sekuritas yang
berpotensi mengurangi LPS saham biasa (diluted securities).
Efek berpotensi saham biasa didefinisikan dalam PSAK 56 sebagai
instrumen keuangan atau kontrak lain yang memungkinkan pemiliknya untuk
memperoleh saham biasa (IAI, 2018: 56.2). Contohnya obligasi yang dapat
dikonversi, saham preferen yang dapat dikonversi, instrumen keuangan yang
dapat diselesaikan dengan saham, opsi, atau waran.
Perhitungan LPS untuk struktur modal kompleks adalah sebagai berikut.

14
Gambar 3.1 Perhitungan LPS-Stuktur Modal Kompleks
Contoh :
Tahun 2018 PT. ABC memiliki laba bersih Rp. 50.000.000 dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham beredar adalah 1.000.000 lembar. Perusahaan juga
memiliki 1 jenis obligasi konversi yang beredar.Obligasi berjumlah 200 lembar
dengan total nilai Rp. 60.000.000 dan berbunga nominal 8 %. Obligasi diterbitkan
pada 1 Januari dan dapat dikonversi menjadi 200.000 lembar saham.Beban bunga
tahun 2018 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi sebesar Rp.
5.000.000. Tarif pajak efektif adalah 25 %.

Penyesuaian laba bersih


Laba bersih Rp. 50.000.000
(+) Penyesuaian beban bunga setelah pajak
Obligasi A (Rp. 5 jt x (1-0.25)) Rp. 3.750.000
Rp. 53.750.000

Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar


Rata-rata tertimbang saham beredar 1.000.000 lembar
(+) saham yang diasumsikan akan diterbitkan 200.000 lembar
Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar 1.200.000 lembar
Perhitungan LPS :
Laba bersih tahun berjalan Rp. 50.000.000
LPS dasar (Rp. 50.000.000/1.000.000 lbr) Rp. 50
LPS terdilusi (Rp. 53.750.000/1.200.000 lbr) Rp. 44,79

15
3.10 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Entitas harus mengungkapkan hak yang bersangkutan dan hak istimewa dari
berbagai efek yang beredar. Contohnya perusahaan harus mengungkapkan informasi
tentang dividen dan preferensi likuidasi, participation rights, call prices and dates,
konversi, dan sebagainya. Preferensi likuidasi harus diungkapkan di bagian ekuitas
pada laporan posisi keuangan, daripada diungkapkan di catatan atas laporan keuangan,
dengan tujuan untuk menekankan kemungkinan dampak dari pembatasan tersebut
untuk arus kas masa depan.
Berikut contoh penyajian ekuitas pada laporan posisi keuangan PT. HM
Sampoerna, Tbk.

Gambar 3.2 Penyajian Ekuitas

Sementara pengungkapan ekuitas pada catatan atas laporan keuangan PT. HM


Sampoerna, Tbk, catatan nomor 17 adalah sebagai berikut.

16
Gambar 3.3 Pengungkapan Ekuitas

3.11 ANALISIS RASIO KEUANGAN ATAS EKUITAS


Rasio yang digunakan secara luas untuk mengukur profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham biasa adalah rate of return on commont stock equity. Rasio
ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari setiap 1 satuan mata
uang yang diinvestasikan oleh pemiliknya. Rumusnya:
ℎ− ℎ
=
− ℎ

Ukuran profitabilitas lainnya adalah payout ratio, yang merupakan rasio


dividen tunai terhadap laba bersih.

=
ℎ− ℎ
Sebagian besar dasar yang digunakan untuk mengevaluasi kekayaan bersih
ditemukan dalam nilai buku atau nilai ekuitas per saham. Nilai buku per saham adalah
jumlah setiap saham yang akan diterima jika perusahaan dilikuidasi atas dasar jumlah
yang dilaporkan dalam neraca.

ℎ =

17
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Ekuitas pemegang saham PT ANTARA per 31 Desember 2018 sbb:
Modal Saham:
- Saham Biasa, nilai pari Rp 2.000, Beredar 90.000 lembar Rp
otorisasi 200.000 lembar, 180.000.000
- Saham Preferen 12%, kumulatif, nilai pari Rp 5.000,
diotorisasi 100.000 lembar, beredar 15.000 lembar 75.000.000
- Tambahan modal disetor 315.000.000
Total modal disetor 570.000.000
- Laba Ditahan 521.300.000
Total modal disetor dan laba ditahan 1.091.300.000
- Saham Treasuri (7.500 lembar saham biasa x Rp 9.900) (74.250.000)
Total Ekuitas pemegang saham 1.017.050.000

Tidak ada dividen yang dibayar pada tahun 2016 dan 2017. Tahun 2018 akan
dibayarkan dividen, ditentukan besarnya dividen untuk pemegang saham biasa Rp
400 per lembar.
DIMINTA:
Berapakah kas yang diperlukan untuk total jumlah yang dibayarkan kepada pemegang
saham biasa dan preferen?

SOAL 2
Diketahui ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 sbb:
- Modal saham, nominal @Rp 1.000 Rp 2.000.000.000
- Agio saham 200.000.000
- Laba Ditahan 300.000.000
Jumlah ekuitas 2.500.000.000
Pada tahun 2018 terjadi transaksi:

18
- Emisi saham baru sebanyak 500.000 lembar dan laku terjual dengan kurs 125
- Laba yang diperoleh sebesar Rp 450.000.000
- Dividen yang dibayarkan Rp 250.000.000
DIMINTA:
a. Membuat jurnal tahun 2018
b. Menghitung jumlah ekuitas per tanggal 31 Desember 2018

SOAL 3
PT SENTOSA menerbitkan 2.000.000 lembar saham biasa dan 400.000 saham
preferen secara lump sum dengan total nilai sebesar Rp. 7.200.000.000, yang
dibayarkan oleh investor secara tunai.
DIMINTA :
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat penerbitan saham dengan kondisi bahwa nilai
nominal saham biasa adalah Rp. 500 dan nilai wajar Rp. 3.000; serta nilai
nominal saham preferen adalah Rp. 4.000 dan nilai wajar Rp. 5.000!
2. Buatlah ayat jurnal untuk penerbitan saham, dengan kondisi seperti poin 1 di atas,
hanya saja preferen perusahaan tidak diperdagangkan dan nilai wajar saham biasa
sebesar Rp. 2.500!

SOAL 4
Berikut transaksi yang terjadi di PT Surya:
a. Pada tanggal 1 Januari 2017 diotorisasi 100.000 lembar saham biasa nominal
@ Rp 10.000.
b. Tanggal 6 Juli 2017 dijual saham biasa sebanyak 10.000 lembar pada harga @
Rp 11.000.
c. Laba yang dihasilkan selama tahun 2017 Rp 3.500.000.
d. Dividen kas yang dibagikan tahun 2017 Rp 100 per lembar.
e. Tanggal 3 April 2018 dijual 3000 lembar saham @ Rp 11.500.
f. Tanggal 8 September 2018 dibeli kembali 3000 lembar saham yang telah
dijual tanggal 3 April 2018 seharga Rp 11.250.

19
g. Laba tahun 2018 Rp 2.000.000.
DIMINTA:
Buat jurnal untuk transaksi di atas dan sajikan bagian Ekuitas neraca per tanggal
31 Desember 2017 dan 31 Desember 2018. Metode pencatatan Teasury Stock
dengan metode Nominal dan Cost.

SOAL 5
Tanggal 5 Januari 2018 PT ANUGERAH mengotorisasi 100.000 lembar saham
preferen 8%, nominal @ Rp 1.000, kumulatif dan tidak berpartisipasi, serta
100.000 lembar saham biasa @ Rp 500. Berikut transaksi selama tahun 2018.
Jan 10 Dijual 20.000 lembar saham biasa pada harga Rp 550 per lembar.
Feb2 Ditukarkan 4.000 lembar saham preferen dengan mesin yang memiliki
nilai wajar Rp 4.000.000; dan tanah yang ditaksir senilai Rp
100.000.000.
Juni 27 Dibeli 1.500 lembar saham biasa @ Rp 570 (pencatatan dengan metode
cost)
Agust 5 Dijual 1.500 lembar saham biasa @ Rp 540.
Des31 Dibayar dividen kas untuk saham biasa @ Rp 0,50 per lembar dan
dividen untuk saham preferen.
Des31 Tutup perkiraan Ikhtisar Laba/Rugi, laba bersih perusahaan Rp
17.500.000
DIMINTA:
a. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut.
b. Siapkan bagian EKUITAS pada neraca PT ANUGERAH per 31 Desember
2018.
SOAL 6
Tahun 2018 PT. ABC memiliki laba bersih Rp. 75.000.000 dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham beredar adalah 1.000.000 lembar. Perusahaan juga
memiliki 2 jenis obligasi konversi (Obligasi A dan B) yang beredar, dengan data
sebagai berikut:

20
 Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp. 90.000.000 dan berbunga
nominal 8 %. Obligasi diterbitkan pada 1 Januari dan dapat dikonversi menjadi
200.000 lembar saham.
 Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai Rp. 60.000.000 dan berbunga
nominal 7 %. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat dikonversi
menjadi 90.000 lembar saham.
Beban bunga tahun 2018 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi A
sebesar Rp. 7.500.000 dan obligasi B sebesar Rp. 4.500.000.
Tarif pajak efektif adalah 25 %.
DIMINTA:
Hitunglah LPS dasar dan LPS dilusian berdasarkan data tersebut.

SOAL 7
Tanggal 3 Januari 2018 PT GoSuccess mengotorisasi 1000.000 lembar saham
preferen 7%, nominal @ Rp 10.000, tidak kumulatif dan berpartisipasi, serta 100.000
lembar saham biasa @ Rp 5.000. Berikut transaksi selama tahun 2018.
2 Pebr Dijual 20.000 lembar saham biasa pada harga Rp 5.500 per lembar.
4 Mar Ditukarkan 1.500 lembar saham preferen dengan tanah yang memiliki
nilai wajar Rp 4.000.000; dan rumah diatasnya yang ditaksir senilai Rp
10.000.000.
10 Juli Dibeli 1.500 lembar saham biasa @ Rp 5.700 (pencatatan dengan
metode nominal)
2 September Dijual 1.500 lembar saham biasa @ Rp 5.400
20 Des Dividen yang dibagi sebesar Rp. 25.000.000,- (tahun 2016, perusahaan
tidak membagi dividen)
31 Des Laba bersih perusahaan Rp 125.000.000
DIMINTA:
a. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut.
b. Siapkan bagian EKUITAS pada neraca PT PT GoSuccess per 31 Desember 2018.

21
SOAL KASUS (Kieso, 2014:745)

The books of Conchita Corporation carried the following account balances as of


December 31, 2015.
Cash $ 195,000
Share capital-preference, 6% cumulative, non participating, $50 par 300,000
Share capital-ordinary, no-par value, 300,000 shares issued 1,500,000
Share premium-preference 150,000
Treasury shares (ordinary 2,800 shares at cost) 33,600
Reatained earnings 105,000

The company decided not to pay any dividends in 2015.


The boards of directors, at their annual meeting on December 21, 2016, declared
the following: “The current year dividends shall be 6% on the preference and $30 per
share on ordinary. The dividens in areaars shall be paid by issuing 1,500 treasury
shares.” At the date of declaration, the preference is selling at $80 per share, and the
ordinary at $12 per share. Net income for 2016 is estimated at $77,000.
Instruction:
a. Prepare the journal entries required for the dividends declaration and payment,
assuming that they occur simultaneously.
b. Could Conchita corporation give the preference shareholders 2 years’
dividends and ordinary shareholders a 30 cents per share dividend, all in cash?

22

Anda mungkin juga menyukai