Anda di halaman 1dari 20

MODUL 3

PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN


INTERIM
Inisiasi Tuton Ke 2
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II
AKUNTANSI
EKONOMI

Penulis : Hijroini Fajaryati, SE, M. Ak


E-mail : aein_niee@gmail.com
Penelaah : Ratna Marta Dhewi, MAcc, Ak
E-mail : rmdhewi@ecampus.ut.ac.id
Mahasiswa Mampu menjelaskan
konsep-konsep yang terkait TUJUAN
dengan teknik dan prosedur akuntansi
persekutuan, dari pembentukan awal PEMBELAJAR
persekutuan hingga persekutuan itu
beroperasi
AN
Kompetensi Khusus

1. Mengetahui pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen


operasi terlaporkan potensial

2. Menggunakan uji ambang batas (threshold) untuk mengidentifikasi segmen operasi


terlaporkan

3. Menjelaskan jenis informasi yang mungkin diungkapkan dalam laporan segmen dan
penyebab tingkat pengungkapan yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang
lain.

4. Memahami persamaan dan perbedaan dalam pelaporan keuangan interim dan


pelaporan keuangan tahunan

5. Memahami karekteristik penyusunan laporan keuangan interim


1. Memahami bagaimana pendekatan manajemen
digunakan untuk mengidentifikasi segmen operasi
terlaporkan potensial (management approach to
segmentation)

• Tergantung pada konsep pengambil keputusan operasional utama (chief operating


decision maker-CODM) yang fungsinya adalah mengalokasikan sumber daya dan
menaksir kinerja suatu segmen dari perusahaan

• CEO atau COO/ beberapa eksekutif atau manajer lain menentukan apabila
pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada wilayah geografis
perusahaan, pelaporan segmen harus dilaporkan berdasarkan wilayah geografis.

• Sedangkan apabila pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada lini
produk atau industri, pelaporan segmen harus juga dilaporkan berdasarkan lini
produk atau industri

• Yang bertujuan untuk pengambilan keputusan internal dan evaluasi kinerja.


Tahapan Membuat Laporan
Keuangan Segmen

Laporan
Laporan keuangan
keuangan segmen
segmen

Tahap 1, 2, 3

Identifikasi Identifikasi Pengungkapan


segmen 0perasi Segmen Segmen
terlaporkan Terlaporkan
Identifikasi segmen operasi

PSAK 3: Segmen Operasi, pelaporan segmen berlaku bagi perusahaan publik. Perusahaan publik adalah:
1.Perusahaaan yang telah menerbitkan instrumen utang atau instrumen ekuitas yang mana instrumen tersebut
diperdagangkan di pasar publik
2.Perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan menerbitkan instrumen utang
atau instrumen ekuitas di pasar publik

PSAK 5: Segmen Operasi, mengkarekterisasi segmen operasi sebagai suatu komponen dari perusahaan:
•yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan biaya, termasuk
pendapatan dan biaya antarsegmen dalam perusahaan; (dapat merupakan operasi bisnis perusahaan yang belum
menghasilkan pendapatan/baru).
•yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional (CODM) untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya;
dan
•yang memiliki informasi keuangan yang dapat dipisahkan (discrete financial information).
Faktor lain yang dapat dipertimbangkan menurut PSAK 5, antara lain:

1.Karekteristik aktivitas bisnis dari setiap operasi perusahaan;


2.Keberadaan manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas bisnis tersebut
dan
3.Informasi yang disajikan pada dewan direksi

PSAK 5 menstipulasi keberadaan manajer segmen sebagai faktor penting


dalam menentukan segmen operasi. Apabila terdapat beberapa komponen dari
suatu perusahaan yang memenuhi karakteristik segmen operasi di atas tetapi
manajer segmen hanya bertanggung jawab atas satu komponen, maka
komponen perusahaan yang menjadi tanggung jawab manajer segmen lah
yang merupakan segmen operasi
Contoh
Sebuah perusahaan memproduksi komponen elektronik untuk industri telekomunikasi, otomotif,
dan teknologi informasi di tiga wilayah geografis Amerika, Australia, dan Asia.
Informasi keuangan terpisah tersedia untuk setiap lokasi produksi dan untuk aktivitas
penjualan dari setiap produk di setiap wilayah geogafis. Informasi keuangan tersebut ditinjau
secara regular oleh pengambil keputusan operasional. Perusahaan tersebut memiliki direktur
penjualan yang bertanggung jawab atas penjualan secara global yang juga memiliki manajer
penjualan regional yang melapor pada direktur penjualan tersebut. Selain itu, perusahaan juga
memiliki manajer-manajer lini produk yang bertanggungjawab secara global atas setiap
aktivitas produksi untuk setiap jenis produk yang dijual (telekomunikasi, otomotif, dan teknologi
informasi). Manajer lini produk melapor langsung pada pengambil keputusan operasional
(CEO). Berdasarkan apakah segmen operasi akan diidentifikasi, lini produk atau wilayah geografis?
Jawaban
Dalam situasi di atas, baik wilayah penjualan geografis dan lini produk memenuhi kriteria untuk
menjadi segmen operasi. Bagaimanapun, akan lebih mungkin segmen operasi diidentifikasi
berdasarkan lini produk karena manajer lini produk melapor langsung kepada pengambil
keputusan operasional. Oleh karen itu segmen operasi perusahaan akan diidentifikasi menjadi tiga
berdasarkan lini produk, yaitu segmen telekomunikasi, otomotif, dan teknologi informasi.
Prinsip utama dari PSAK 5:

Prinsip utama tersebut adalah bahwa:


Perusahaan harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas
bisnis yang mana perusahaan terlibat dan lingkungan ekonomi dimana
perusahaan beroperasi.
Misalnya:

Prioritas utama dalam pengambilan keputusan adalah peningkatan penjualan dan


pangsa pasar: informasi yang paling relevan bagi investor harus didasarkan pada
wilayah geografis
 Apabila prioritas utama dalam pengambilan keputusan adalah peningkatan penjualan
lini produk dan pengambil keputusan operasional: informasi yang paling relevan bagi
investor harus didasarkan pada lini produk
Pengidentifikasian Segmen Terlaporkan

Segmen terlaporkan dapat merupakan segmen operasi tersendiri atau agregasi dari beberapa segmen operasi
yang memenuhi ambang batas kuantitatif tertentu yang telah ditentukan oleh PSAK 5.

Lima proses pengidentifikasian segmen terlaporkan:


1.Identifikasi segmen operasi (seperti yang sudah dibahas sebelumnya)
2.Menentukan apakah terdapat segmen operasi yang memenuhi semua kriteria agregasi, apabila ada
agregasikan segmen operasi tersebut
3.Meninjau segmen operasi identifikasian dan agregasi dari beberapa segmen operasi untuk menentukan apakah
sudah memenuhi ambang batas kuantitatif.
4.Periksa apakah segmen operasi atau agregasi dari beberapa segmen operasi yang tidak memenuhi batas
ambang kuantitatif memenuhi sebagian besar kriteria agregasi. Apabila memenuhi, agregasikan dan
perlakukan sebagai segmen operasi terlaporkan. Segmen operasi individu yang tidak memenuhi ambang
batas kuantitatif dapat dipertimbangkan sebagai segmen operasi terlaporkan, dan diungkapkan secara
terpisah, jika manajemen percaya bahwa informasi tentang segmen tersebut akan berguna bagi para
pengguna laporan keuangan
5.Meninjau apakah segmen operasi terlaporkan yang sudah diidentifikasi merepresentasikan 75% atau lebih
dari pendapatan perusahaan yang berasal dari pihak eksternal. Apabila sudah melebih 75%, agregasikan
segmen operasi yang tersisa ke dalam segmen yang disebut segmen lainnya (dan bukan merupakan segmen
operasi terlaporkan). Apabila belum memenuhi 75%, segmen operasi terlaporkan tambahan perlu diidentifikasi
sampai jumlah pendapatan eksternal dari segmen terlaporkan mencapai 75%.
Kriteria Agregasi

PSAK 5: Segmen Operasi menstipulasi bahwa dua atau lebih segmen operasi dapat
diagregasikan apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.Pengagregasian konsisten dengan prinsip utama PSAK 5, yaitu hasil agregasi segmen
operasi dapat menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna informasi keuangan
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana perusahaan
terlibat dan lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi.
2.Segmen operasi yang diagregasikan memiliki karekteristik ekonomi yang serupa. PSAK
5 menstipulasi bahwa segmen operasi mungkin memiliki karekteristik ekonomi yang serupa
apabila memiliki kinerja keuangan jangka panjang yang serupa (misal rerata margin bruto
jangka panjang, pertumbuhan penjualan produk)
3.Segmen operasi yang diagregasikan serupa dalam setiap hal berikut ini:
• karekteristik produk dan jasa;
• sifat proses produksi;
• jenis atau kelompok konsumen untuk produk dan jasanya;
• metode yang digunakan untuk mendistribusikan produk dan penyediaan jasanya; dan
• jika dapat diterapkan, sifat lingkungan pengaturan, misalnya, perbankan, asuransi atau utilitas
publik.
Menggunakan uji ambang batas (threshold) untuk
mengidentifikasi segmen operasi terlaporkan

• Ilustrasi Tes Ambang Batas untuk Mengidentifikasi Segmen Operasi Terlaporkan


Bangun Radityatama, pengambill keputusan operasional PT Indomaro, mengevaluasi kinerja operasi berdasarkan industri.
Perusahaan melakukan tiga uji ambang kuantitatif untuk menentukan segmen operasi idnetifikasian (manufaktur, retail,
distribusi, pembiayaan) mana yang dapat dijadikan segmen operasi terlaporkan.
1. Uji Ambang Batas Pendapatan

Pendapatan
Pendapatan Total Pendapatan Nilai Ambang Segmen
Segmen Segmen  
Antarsegmen Segmen Operasi Batas Terlaporkan
Operasi
Manufaktur Rp29.000.000 Rp 25.000.000 Rp54.000.000 >  Rp10.500.000 YA
Retail 32.000.000 - Rp32.000.000 >  10.500.000 YA
Distribusi 8.000.000 1.000.000 9.000.000 >  10.500.000 TIDAK
Pembiayaan 10.000.000 - 10.000.000 >  10.500.000 TIDAK
Total Rp79.000.000 Rp26.000.000 Rp 105.000.000      
Nilai ambang batas pendapatan adalah sebesar Rp10.500.000.000 karena pendapatan total seluruh segmen operasi (termasuk
pendapatan antarsegmen) adalah sebesar Rp 105 miliar. Dari tes ambang batas pendapatan, hanya segmen retail dan manufaktur yang
memenuhi ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
2. Uji Ambang Batas Aset

Nilai ambang batas aset adalah sebesar Rp16.250.000.000 karena aset seluruh
segmen operasi adalah sebesar Rp 162.5 miliar. Dari tes ambang batas aset, segmen
retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi ambang batas kuantitatif dan
dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan

Aset Segmen Nilai Ambang Segmen


Segmen
Operasi   Batas Terlaporkan
Manufaktur Rp 81.000.000 >  Rp 16.250.000 YA
Retail Rp 48.000.000 >  Rp 16.250.000 YA
Distribusi Rp 13.500.000 >  Rp 16.250.000 TIDAK
Pembiayaan Rp 20.000.000 >  Rp 16.250.000 YA
Total Rp 162.500.000      
3. Uji Ambang Batas Laba

Nilai ambang batas laba adalah sebesar Rp1.277.000 diambil dari 10% total
laba yang dilaporkan oleh segmen operasi yang melaporkan laba (nilai
absolut dari jumlah laba dari segmen operasi yang melaporkan laba lebih besar daripada
nilai absolut dari jumlah rugi dari segmen operasi yang melaporkan rugi). Dari tes
ambang batas laba, segmen retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi
ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan

Laba Segmen Rugi Segmen Nilai Ambang Segmen


Segmen
Operasi Operasi   Batas Terlaporkan
Manufaktur Rp 8.100.000 Rp.  0 >  Rp 1.277.000 YA
Retail 2.560.000  0 >  1.277.000 YA
Distribusi 810.000  0 >  1.277.000 TIDAK
Pembiayaan 1.300.000  0 >  1.277.000 YA
Total Rp 12.770.000 Rp 0      
4. Revaluasi Segmen Operasi Terlaporkan

Segmen distribusi gagal dalam memenuhi salah satu dari uji ambang batas kuantitatif sehingga tidak dapat
diperlakukan sebagai segmen operasi terlaporkan.

Jadi segmen operasi terlaporkan adalah segmen manufaktur, segmen retail, dan segmen pembiayaan.
Setelah segmen operasi terlaporkan diidentifikasi, PT Indomarco perlu mengevaluasi apakah
pendapatan dari pihak eksternal dari segmen operasi terlaporkan telah sama atau melebihi
75% dari keseluruhan pendapatan konsolidasian. Evaluasi PT Indomarco adalah sebagai berikut:

Pendapatan Segmen Total Pendapatan


Segmen %
Operasi Konsolidasian
Manufaktur Rp 29.000.000
Retail 32.000.000 Rp 79.000.000 89,9%
Pembiayaan 10.000.000
sehingga
Total tidak perlu ada penambahan
Rp segmen operasi
71.000.000   terlaporkan  
Menjelaskan jenis informasi yang mungkin diungkapkan dalam
laporan segmen dan penyebab tingkat pengungkapan yang berbeda
antara satu perusahaan dengan yang lain.

Jenis informasi yang berguna bagi investor, analis, dan pengguna lain untuk menaksir tren kinerja, konsentrasi
risiko bisnis, dan tujuan lainnya:
 Informasi tentang produk dan jasa
Perusahaan yang segmen operasi terlaporkannya melaporkan pendapatan dari beragam produk dan jasa yang
berbeda diharuskan mengungkapkan pendapatan dari konsumen eksternal untuk setiap produk dan jasa, atau
setiap kelompok produk dan jasa yang serupa, kecuali informasi yang diperlukan tidak tersedia dan biaya
untuk menyajikan informasi tersebut jauh lebih besar.
 Informasi tentang wilayah geografis
Pendapatan dari konsumen eksternal
Aset tidak lancar* selain instrumen keuangan, aset pajak tangguhan, aset imbalan pascakerja, dan hak yang
timbul akibat kontrak asuransi
 Informasi tentang konsumen utama
PSAK 5 mewajibkan entitas untuk mengungkapkan sejauh mana perusahaan menyandarkan (bergantung)
pada pelanggan utamanya. Apabila pendapatan dari transaksi dengan pelanggan eksternal tunggal
mencapai jumlah 10% atau lebih dari pendapatan entitas, maka entitas harus mengungkapkan (i) fakta
bahwa pendapatan dari konsumen utama tertentu mencapaai 10% atau lebih, (ii) total jumlah pendapatan
dari setiap pelanggan, dan (iii) identitas segmen yang melaporkan pendapatan tersebut
4. Memahami persamaan dan perbedaan dalam
pelaporan keuangan interim dan pelaporan
keuangan tahunan
Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap atau
laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim, yaitu suatu periode laporan keuangan yang
lebih pendek dari satu tahun buku penuh.

Penyusunan dan pelaporan laporan keuangan interim tidak diwajibkan bagi setiap perusahaan. Namun,
apabila perusahaan dipersyaratkan untuk menyusun laporan keuangan interim (oleh pemerintah, regulator pasar
modal), maka perusahaan harus menyusun laporan keuangan interim sesuai dengan SAK, yaitu PSAK 3: Laporan
Keuangan Interim.

PSAK 3 mengidentifikasi komponen minimal yang harus ada dalam laporan keuangan interim, yaitu:
•laporan posisi keuangan ringkas;
•laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan: (i) dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas;
atau (ii) dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi komprehensif ringkas.
•Laporan perubahan ekuitas ringkas
•Laporan arus kas ringkas
•Catatan pelengkap

PSAK 3 mengatur bahwa format dan isi dari laporan keuangan interim yang disajikan harus konsisten dengan
format dan isi dari laporan keuangan tahunan terkini yang disusun sesuai dengan PSAK 1 apabila laporan keuangan
interim yang diterbitkan perusahaan merupakan laporan keuangan lengkap
Pengungkapan yang diharuskan untuk dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangan interim adalah
pengungkapan yang singkat. karena pengguna laporan keuangan memiliki akses atas laporan keuangan
tahunan terkini dan hanya akan membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan perubahan
signifikan yang terjadi sejak tanggal pelaporan keuangan terakhir

PSAK 3 mengatur bahwa perusahaan mencantumkan informasi minimal berikut dalam catatan atas laporan
keuangan interim, jika material dan tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan keuangan interim:

suatu pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan
dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan laporan keuangan tahunan terkini atau, jika
kebijakan atau metode tersebut telah diubah, suatu penjelasan tentang sifat dan dampak dari
perubahan tersebut;

•keterangan penjelas tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim;


•sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan neto, atau arus kas
tidak biasa yang disebabkan oleh sifat, ukuran atau keterjadiannya. Misalnya: (i) akuisisi dan disposal
bagian aset tetap; (ii) transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa
5. Memahami Karekteristik Penyusunan
Laporan Keuangan Interim

Pengakuan Dan Pengukuran Laporan Keuangan Interim

Dua pendekatan dalam penyajian laporan keuangan interim yang berpengaruh terhadap
pengukuran item-item laporan keuangan:
1. Pendekatan periode terpisah (discrete period approach), memandang periode
interim sama dengan periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan
keuangan yang berupa estimasi dan akrual diukur berdasarkan cara yang sama dengan
pengukuran pada akhir tahun
2. Pendekatan integral, memperlakukan periode interim sebagai bagian dari
periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan keuangan yang mengandung
estimasi dan akrual mendapatkan alokasi dari jumlah yang diestimasikan pada akhir
tahun

PSAK 3 menggunakan pendekatan periode terpisah, yaitu bahwa, item laporan


keuangan harus diakui dan diukur atas kebijakan akuntansi yang konsisten
dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan, kecuali
untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya
Dalam operasi bisnis perusahaan tertentu, seperti perusahaan retail, terdapat variasi
pendapatan atau biaya yang cukup signifikan antara satu periode interim dengan periode
interim lain. Perusahaan dengan karakteristik bisnis seperti itu mungkin akan lebih menyukai
pelaporan interim dengan menggunakan pendekatan integral dimana pendapatan dan biaya
dapat dialokasikan ke periode interim berdasarkan estimasi pendapatan dan biaya tahunan.

Namun, PSAK 3 menyatakan bahwa pendapatan dan biaya berdasarkan estimasi pendapatan
dan biaya tahunan tidak boleh diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal pelaporan interim
apabila pengantisipasian atau penangguhan tersebut tidak akan tepat pada akhir tahun buku
perusahaan.

Sebagai dampaknya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (menguntungkan) di akhir tahun
pelaporan dapat terlihat menderita kerugian dalam periode interim. Untuk itu. agar pengguna
laporan keuangan interim untuk tidak salah dalam melakukan penilaian dalam periode interim,
manajemen perusahaan harus mengungkapkan karakteristik bisnis perusahaan dan dampak siklus
dan musim atas kinerja perusahaan dalam periode interim dalam catatan atas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai