3. Menjelaskan jenis informasi yang mungkin diungkapkan dalam laporan segmen dan
penyebab tingkat pengungkapan yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang
lain.
• CEO atau COO/ beberapa eksekutif atau manajer lain menentukan apabila
pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada wilayah geografis
perusahaan, pelaporan segmen harus dilaporkan berdasarkan wilayah geografis.
• Sedangkan apabila pelaporan internal dan evaluasi kinerja didasarkan pada lini
produk atau industri, pelaporan segmen harus juga dilaporkan berdasarkan lini
produk atau industri
Laporan
Laporan keuangan
keuangan segmen
segmen
Tahap 1, 2, 3
PSAK 3: Segmen Operasi, pelaporan segmen berlaku bagi perusahaan publik. Perusahaan publik adalah:
1.Perusahaaan yang telah menerbitkan instrumen utang atau instrumen ekuitas yang mana instrumen tersebut
diperdagangkan di pasar publik
2.Perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan menerbitkan instrumen utang
atau instrumen ekuitas di pasar publik
PSAK 5: Segmen Operasi, mengkarekterisasi segmen operasi sebagai suatu komponen dari perusahaan:
•yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan biaya, termasuk
pendapatan dan biaya antarsegmen dalam perusahaan; (dapat merupakan operasi bisnis perusahaan yang belum
menghasilkan pendapatan/baru).
•yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional (CODM) untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya;
dan
•yang memiliki informasi keuangan yang dapat dipisahkan (discrete financial information).
Faktor lain yang dapat dipertimbangkan menurut PSAK 5, antara lain:
Segmen terlaporkan dapat merupakan segmen operasi tersendiri atau agregasi dari beberapa segmen operasi
yang memenuhi ambang batas kuantitatif tertentu yang telah ditentukan oleh PSAK 5.
PSAK 5: Segmen Operasi menstipulasi bahwa dua atau lebih segmen operasi dapat
diagregasikan apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.Pengagregasian konsisten dengan prinsip utama PSAK 5, yaitu hasil agregasi segmen
operasi dapat menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna informasi keuangan
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana perusahaan
terlibat dan lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi.
2.Segmen operasi yang diagregasikan memiliki karekteristik ekonomi yang serupa. PSAK
5 menstipulasi bahwa segmen operasi mungkin memiliki karekteristik ekonomi yang serupa
apabila memiliki kinerja keuangan jangka panjang yang serupa (misal rerata margin bruto
jangka panjang, pertumbuhan penjualan produk)
3.Segmen operasi yang diagregasikan serupa dalam setiap hal berikut ini:
• karekteristik produk dan jasa;
• sifat proses produksi;
• jenis atau kelompok konsumen untuk produk dan jasanya;
• metode yang digunakan untuk mendistribusikan produk dan penyediaan jasanya; dan
• jika dapat diterapkan, sifat lingkungan pengaturan, misalnya, perbankan, asuransi atau utilitas
publik.
Menggunakan uji ambang batas (threshold) untuk
mengidentifikasi segmen operasi terlaporkan
Pendapatan
Pendapatan Total Pendapatan Nilai Ambang Segmen
Segmen Segmen
Antarsegmen Segmen Operasi Batas Terlaporkan
Operasi
Manufaktur Rp29.000.000 Rp 25.000.000 Rp54.000.000 > Rp10.500.000 YA
Retail 32.000.000 - Rp32.000.000 > 10.500.000 YA
Distribusi 8.000.000 1.000.000 9.000.000 > 10.500.000 TIDAK
Pembiayaan 10.000.000 - 10.000.000 > 10.500.000 TIDAK
Total Rp79.000.000 Rp26.000.000 Rp 105.000.000
Nilai ambang batas pendapatan adalah sebesar Rp10.500.000.000 karena pendapatan total seluruh segmen operasi (termasuk
pendapatan antarsegmen) adalah sebesar Rp 105 miliar. Dari tes ambang batas pendapatan, hanya segmen retail dan manufaktur yang
memenuhi ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
2. Uji Ambang Batas Aset
Nilai ambang batas aset adalah sebesar Rp16.250.000.000 karena aset seluruh
segmen operasi adalah sebesar Rp 162.5 miliar. Dari tes ambang batas aset, segmen
retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi ambang batas kuantitatif dan
dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
Nilai ambang batas laba adalah sebesar Rp1.277.000 diambil dari 10% total
laba yang dilaporkan oleh segmen operasi yang melaporkan laba (nilai
absolut dari jumlah laba dari segmen operasi yang melaporkan laba lebih besar daripada
nilai absolut dari jumlah rugi dari segmen operasi yang melaporkan rugi). Dari tes
ambang batas laba, segmen retail, manufaktur, dan pembiayaan yang memenuhi
ambang batas kuantitatif dan dapat diidentifikasi menjadi segmen operasi terlaporkan
Segmen distribusi gagal dalam memenuhi salah satu dari uji ambang batas kuantitatif sehingga tidak dapat
diperlakukan sebagai segmen operasi terlaporkan.
Jadi segmen operasi terlaporkan adalah segmen manufaktur, segmen retail, dan segmen pembiayaan.
Setelah segmen operasi terlaporkan diidentifikasi, PT Indomarco perlu mengevaluasi apakah
pendapatan dari pihak eksternal dari segmen operasi terlaporkan telah sama atau melebihi
75% dari keseluruhan pendapatan konsolidasian. Evaluasi PT Indomarco adalah sebagai berikut:
Jenis informasi yang berguna bagi investor, analis, dan pengguna lain untuk menaksir tren kinerja, konsentrasi
risiko bisnis, dan tujuan lainnya:
Informasi tentang produk dan jasa
Perusahaan yang segmen operasi terlaporkannya melaporkan pendapatan dari beragam produk dan jasa yang
berbeda diharuskan mengungkapkan pendapatan dari konsumen eksternal untuk setiap produk dan jasa, atau
setiap kelompok produk dan jasa yang serupa, kecuali informasi yang diperlukan tidak tersedia dan biaya
untuk menyajikan informasi tersebut jauh lebih besar.
Informasi tentang wilayah geografis
Pendapatan dari konsumen eksternal
Aset tidak lancar* selain instrumen keuangan, aset pajak tangguhan, aset imbalan pascakerja, dan hak yang
timbul akibat kontrak asuransi
Informasi tentang konsumen utama
PSAK 5 mewajibkan entitas untuk mengungkapkan sejauh mana perusahaan menyandarkan (bergantung)
pada pelanggan utamanya. Apabila pendapatan dari transaksi dengan pelanggan eksternal tunggal
mencapai jumlah 10% atau lebih dari pendapatan entitas, maka entitas harus mengungkapkan (i) fakta
bahwa pendapatan dari konsumen utama tertentu mencapaai 10% atau lebih, (ii) total jumlah pendapatan
dari setiap pelanggan, dan (iii) identitas segmen yang melaporkan pendapatan tersebut
4. Memahami persamaan dan perbedaan dalam
pelaporan keuangan interim dan pelaporan
keuangan tahunan
Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap atau
laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim, yaitu suatu periode laporan keuangan yang
lebih pendek dari satu tahun buku penuh.
Penyusunan dan pelaporan laporan keuangan interim tidak diwajibkan bagi setiap perusahaan. Namun,
apabila perusahaan dipersyaratkan untuk menyusun laporan keuangan interim (oleh pemerintah, regulator pasar
modal), maka perusahaan harus menyusun laporan keuangan interim sesuai dengan SAK, yaitu PSAK 3: Laporan
Keuangan Interim.
PSAK 3 mengidentifikasi komponen minimal yang harus ada dalam laporan keuangan interim, yaitu:
•laporan posisi keuangan ringkas;
•laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan: (i) dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas;
atau (ii) dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi komprehensif ringkas.
•Laporan perubahan ekuitas ringkas
•Laporan arus kas ringkas
•Catatan pelengkap
PSAK 3 mengatur bahwa format dan isi dari laporan keuangan interim yang disajikan harus konsisten dengan
format dan isi dari laporan keuangan tahunan terkini yang disusun sesuai dengan PSAK 1 apabila laporan keuangan
interim yang diterbitkan perusahaan merupakan laporan keuangan lengkap
Pengungkapan yang diharuskan untuk dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangan interim adalah
pengungkapan yang singkat. karena pengguna laporan keuangan memiliki akses atas laporan keuangan
tahunan terkini dan hanya akan membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan perubahan
signifikan yang terjadi sejak tanggal pelaporan keuangan terakhir
PSAK 3 mengatur bahwa perusahaan mencantumkan informasi minimal berikut dalam catatan atas laporan
keuangan interim, jika material dan tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan keuangan interim:
suatu pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan
dalam laporan keuangan interim sebagaimana digunakan laporan keuangan tahunan terkini atau, jika
kebijakan atau metode tersebut telah diubah, suatu penjelasan tentang sifat dan dampak dari
perubahan tersebut;
Dua pendekatan dalam penyajian laporan keuangan interim yang berpengaruh terhadap
pengukuran item-item laporan keuangan:
1. Pendekatan periode terpisah (discrete period approach), memandang periode
interim sama dengan periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan
keuangan yang berupa estimasi dan akrual diukur berdasarkan cara yang sama dengan
pengukuran pada akhir tahun
2. Pendekatan integral, memperlakukan periode interim sebagai bagian dari
periode satu tahun. Dengan pendekatan ini, item laporan keuangan yang mengandung
estimasi dan akrual mendapatkan alokasi dari jumlah yang diestimasikan pada akhir
tahun
Namun, PSAK 3 menyatakan bahwa pendapatan dan biaya berdasarkan estimasi pendapatan
dan biaya tahunan tidak boleh diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal pelaporan interim
apabila pengantisipasian atau penangguhan tersebut tidak akan tepat pada akhir tahun buku
perusahaan.
Sebagai dampaknya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (menguntungkan) di akhir tahun
pelaporan dapat terlihat menderita kerugian dalam periode interim. Untuk itu. agar pengguna
laporan keuangan interim untuk tidak salah dalam melakukan penilaian dalam periode interim,
manajemen perusahaan harus mengungkapkan karakteristik bisnis perusahaan dan dampak siklus
dan musim atas kinerja perusahaan dalam periode interim dalam catatan atas laporan keuangan.