NPM : 5190111027
Kelas : Teori Akuntansi
Gambar 1
Sterling menegaskan bahwa hubungan antara praktik dan pendidikan adalah harmonis
tetapi antara pendidikan-praktik dan riset adalah terisolasi. Pendidik akuntansi hanya
mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan karena kecenderungan mereka untuk
menyiapkan peserta didik agar segera memperoleh pekerjaan. Masukan yang digunakan dalam
pengajaran akuntansi hanyalah prak yang berterima (nyatanya dipraktikkan) dan bukan
gagasan-gagasan alternatif hasil pemikiran akademik. Gagasan-gagasan alternatif (termasuk
hasil riset) secara sengaja diisolasi dari pengajaran karena tidak berkaitan langsung dengan
kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan. Pengajar cenderung untuk menghindari
konflik antara apa yang nyatanya dipraktikkan (the current state) dan apa yang seharusnya
dipraktikkan (the desired state). Dengan kondisi semacam ini, perguruan tinggi tunduk kepada
(atau sekadar menyebarkan) praktik dan bukan sebaliknya mengembangkan atau memperbaiki
praktik.
4. Pengertian Akuntansi.
Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan bahkan teori
akuntansi dijumpai khususnya dalam konteks akuntansi keuangan. Pengertian teori akuntansi
sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang
pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan (taksonomi) pengetahuan juga akan
menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi. Perdebatan di tingkat akademik yang
belum mencapai titik temu adalah jawaban atas pertanyaan apakah pengetahuan akuntanni
dapat dikategori sebagai seni, sains, atau teknologi. Status yang jelas memudahkan
pengembangan pengetahuan akuntansi untuk pencapaian tujuan sosial dan ekonomik tertentu.
Lagi pula, kejelasan status akuntansi mempunyai implikasi terhadap arah studi dan praktik
akuntansi. Tidak ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa
sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu, banyak definisi yang diajukan oleh para ahli atau
buku teks tentang pengertian akuntansi. Sebagai titik tolak pembahasan dalam buku, perlu
dipilih definisi agar rerangka (framework) teori akuntansi dapat dikenali dengan jelas isi dan
lingkupnya.
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi yang
terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi. Kesatuan dan kegiatan
cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuanan-pengetahuan tersebut
dapat diajarkan dan dipelajari untuk mendapatkan kompetensi yang menjadi basis atau
persyaratan suatu profesi. Kesatuan pengetahuan akuntansi juga menantang secara intelektual
sehingga pengetahuan tersebut menjadi bidang studi yang dapat diajarkan secara formal di
perguruan tinggi sampai pada tingkat doktor. Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa
(service activity) mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk
merancang dan menyediakan jasa berupa informasi keuangan harus bermanfant untuk
kepentingan sosial dan ekonomik negara tempat akuntansi diterapkan. Karena karakteristik
informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat akuntansi
akan diterapkan, akuntansi sebagai perangkat pengetahuan tentunya akan membahas berbagai
konsep dan alternatif serta implikasinya dalam berbagai kondisi lingkungan. Konsep yang
dipilih dan diaplikasi dalam lingkungan tertentu akan menjadi suatu model akuntansi untuk
mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk dapat memilih konsep yang relevan harus
dipertimbangkan faktor lingkungan ( sosial, politik, ekonomi, dan budaya). Tiap konsep atau
alternatif tentunya dikembangkan dengan penalaran tertentu sehing ga apabila konsep atau
alternatif tersebut dipilih maka implikasinya terhadap ke hidupan nyata dapat diprediksi.
5. Seni, Sains, atau Teknologi.
Akuntansi dapat dijelaskan sebagai kerajinan (art) karena orang yang memperoleh
pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan
mengerjakan magang pada praktisi. Maka akuntansi adlah cara menerapkannya bukan sifat
sebagai seperangkat pengetahuan. Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi lebih dari
sekedar seni.
Akuntansi dikatakan sebagai sains jika terdapat kriteria penting untuk menguji validitas
pernyataan-pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan. Kriteria tersebut adalah koherensi,
korespondensi, keterujian, dan keuniversalan. Koherensi menuntut bahwa seperangkat
pernyataan-pernyataan bersifat logis dari asumsi yang mendasarinya. Korespondensi
menentukan apakah konklusi yang diturunkan dari teori yang melandasinya didukung oleh
fakta empiris di dunia nyata. Keterujian menghendaki terdapatnya metode yang cukup
meyakinkan untuk menguji teori. Keuniversalan menentukan apakah pernyataan-pernyataan
(teori) mampu untuk menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan fenomena yang dibahas.
Proses evaluasi untuk menentukan apakah kriteria tersebut dipenuhi disebut dengan proses
validasi. Proses validasi ini juga melibatkan pertimbangan, tetapi dalam sains pertimbangan
tersebut dikendalikan oleh metode atau kaidah ilmiah.
Akuntansi dikatakan sebagai teknologi karena jika dilihat dari karakteristik akuntansi,
sebenarnya seperangkat pengetahuan akuntansi seperti teknologi yang harus dikembangkan
sesuai dengan sifat teknologi, tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata
dalam kehidupan sosial tertentu. Karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan
teknologi, akuntansi dapat didefinisi sebagai “rekayasa informasi dan pengendalian
keuangan.”.
6. Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama, baik pada tingkat makro
maupun mikro. Akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu
sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum
akuntansi dalam suatu wilayah tertentu. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses
tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus
disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomik.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan
sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam
merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi
kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan. Pada tingkat makro, produk
perekayasaan akuntansi adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual.
Atas dasar perbedaan aspek di atas, sasaran teori akuntansi positif adalah
menghasilkan penjelasan tentang apa yang terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh
pertimbangan nilai. Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau hipotesis bahwa
perusahaan pemanufakturan cenderung memilih MPKP sedangkan perusahaan
perdagangan cenderung memilih MTKP.
Teori akuntansi positif berusaha menentukan apakah hipotesis tersbut benar atau
salah dengan menggunakan metoda ilmiah atas dasar pengamatan data yang nyatanya
terjadi. Tujuan teori positif adala untuk mendeskripsi, teori akuntansi tidak
berkepentingan untuk menilai apakah metoda MPKP lebih baik atau lebih bermanfaat
daripada metoda MTKP. Di lain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah
menghasilkan penjelasan mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih
efektif daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus
dicapai. Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan
sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian masing-masing teori.
2. Aspek Tataran Semiotika
Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa
bisnis. Efek komunikatif menjadi sasaran penyampaian gagasan atau informasi dari
pengirim kepada penerima.
Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif dipelajari dalam
tiga bidang, yaitu semiotika, linguistika, dan logika. Semiotika merupakan bidang yang
membahas teori umum tentang tanda-tanda dan simbol-simbol dalam bidang
linguistika.
Linguistika itu merupakan bidang ilmu bahasa yang membahas fonetik,
gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas masalah yang
berkaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga bidang ini menjadi teori
yang melandasi terciptanya komunikasi yang efektif.
Terdapat tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan
pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa, yaitu hubungan logis di
antara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaah hubungan antara
tanda atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang disimbolkannya. Pragmatika
membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya
perubahan perilaku penerima.