Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hoza Raju Pranata

NPM : 5190111027
Prodi : Akuntansi Sarjana
Kelas : Teori Akuntansi

BAB 6 Aset
Elemen-elemen statemen keuangan adalah makna yang sengaja ditentukan dalam
perekayasaan untuk mempresentasi realitas kegiatan badan usaha sehingga orang dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang realitas tersebut secara keuangan tanpa harus
menyaksikan sendiri secara fisis realita tersebut. Salah satu komponen rerangka konseptual
adalah identifikasi dann definisi elemen.

Konsep kesatuaan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan entitas yang berdiri
sendiri dan bertindak atas namanya sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi fungsi
pengelolaan dan pemilikan terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai huubungan bisnis.
Hubungan bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola manajemen selalu ditunjukkan
asal atau sumbernya.
Setelah badan usaha berdiri dan pemilik menanamkan dana ke badan usaha, upaya badan
usaha dalam mendatangkan pendapatan dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang
melibatkan pemerolehan berbagai aset.
Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi
keuangan, jika dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas.

A. PENGERTIAN
Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti diperoleh
atau dikuasasi/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat tran atau kejadian masa lalu. Aset
merupakan kekayaan yang dimiliki oleh setiap perusahaan, untuk mendukung berjalannya suatu
perusahaan maka diperlukan adanya aset. Hal ini menunjukan bahwa seberapa potensial
perusahaan tersebut. Aset ini tidak hanya berbentuk uang, namun juga ada benda, bangunan,
tanah, serta surat berharga.
Menurut APB dan ijiri medefinisi aset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur
kelangkaan sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui
transakasi ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi yang digolongkan sebagai sumber
ekonomik sebagai berikut :
1. Sumber produktif
a) Sumber produkitf kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik,
perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya, jasa, dan sumber lain yang
digunakan dalam produksi barang dan jasa.
b) Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan
sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak lain.
2. Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :
a) Barang jadi yang menunggu penjualan
b) Barang dalam proses
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
Dengan berbagai perbedaan di atas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat dapat disebut aset, yaitu
:
1. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
2. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus
dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:
1. Manfaat Ekonomik yang Datang Cukup Pasti

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di
masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa
karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat
ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk
melunasi kewajiban.
2. Dikuasai atau Dikendalikan Entitas

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas
tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali
lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan
entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan
manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Halini
dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over
form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal.

3. Timbul akibat transaksi masa lalu

Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai


kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul
akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi.
Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB
memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian
tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset.
Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.

3. Timbul akibat transaksi masa lalu


Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai
kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul
akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi.
Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB
memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian
tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset.
Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.

6.4.Karakteristik Pendukung

FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung selain karakteristik yang


tersebut di atas, yaitu :
a. Melibatkan Kos

Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai penghargaan sepakatan.


Bila kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat pertukaran atau
pembelian, objek tersebut lebih kuat untuk masuk sebagai aset. Akan tetapi,
tiadanya kos tidak membatalkan suatu objek sebagai aset.
b. Berwujud

Bila suatu sumber ekonomik secara fisis dapat diamati, itu memang lebih kuat
disebut sebagai aset. Akan tetapi, keterwujudan bukan kriteria untuk
mendefinisikan aset.
c. Tertukaran

Sebagian penulis mengajukan gagasan bahwa untuk memenuhi syarat sebagai aset,
suatu sumber ekonomik harus dapat ditukarkan dengan sumber ekonomik lainnya.
Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa manfaat sumber ekonomik akan menjadi
cukup pasti dan terukur kalau suatu sumber ekonomik mempunyai nilai tukar.
d. Terpisahkan

Syarat ini diajukan berkaitan dengan ketertukaran. Untuk dapat ditukarkan suatu
sumber ekonomik harus dapat dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lainnya.
Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa posisi keuangan harus ditentukan dengan
pengukuran nilai berbagai aset dan kewajiban secara individual.
e. Berkekuatan Hukum

Pada umumnya, kemampuan suatu entitas untuk menguasai manfaat ekonomik


timbul akibat hak-hak hukum. Meskipun demikian, hak paksa yang melekat pada
hak-hak hukum bukan merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya aset kalau
suatu entitas dapat memperoleh dan menguasai manfaat dengan cara lain.
B. PENGUKURAN

Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendefinisikan aset tetapi merupakan


kriteria pengukuran set. Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran
(measureability) manfaat ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini
adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat
terjadinya, yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.
Dengan konsep kotinuitas usaha, sumber ekonomik akan mengalami 3 (tiga) tahap
perlakuan sejalan dengan kegiatan usaha yaitu tahap pemerolehan, pengolahan, dan
penjualan/penyerahan.
1. KOS Sebagai Pengukur dan Bahan Oleh Akuntansi

Dalam arti luas kos mempunyai makna sebagai agregat harga dalam pemerolehan suatu
aset. Penghargaan sepakatan (kos) dalam transaksi antarpihak independen menjadi
dasar pengukuran karena jumlah rupiah tersebut dianggap cukup terandalkan untuk
mendekati/mengaproksikan nilai sebenarnya atau nilai wajar suatu objek pada saat
transaksi.
2. Penghargaan Sepakatan Sebagai Bukti

Transaksi pertukaran (jual-beli) dapat dijadkan landasan menentukan kos yang


terandalkan karena penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme pasar yang
bebas sehinggga dia menjadi bukti validitas pengukuran kos lebih-lebih dalam
mekanisme pasar sempurna (perfect market).
3. Pengukuran KOS

Dalam praktiknya, pemerolehan aset merupakan proses yang tidak terjadi begitu saja
selesai dalam satu kegiatan tetapi terdiri atas serangkaian kegiatannya misalnya,
menempatkan order, menerima barang, meneliti kecocokan, mengangkut barang,
mencoba barang, menyimpan atau menempatkan barang, dan akhirnya menggunakan
barang tersebut. Kos yang melekat pada suatu objek ditentukan oleh batas kegiatan
pemerolehan dan jenis penghargaan.
4. Rugi Dalam Perolehan Aset

Sebelum pendapatan terjadi yang ditimbulkan oleh upaya yang direpresentasikan oleh
biaya, kos mengalami penghimpunan, penggabungan, dan reklasifikasi. Kos yang
terhimpun tersebut tetap merepresentasi aset kalau aset tersebut belum dikeluarkan
sebagai biaya
C. PENILAIAN

Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan karena
adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk mengukur makna
ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen. Penilaian biasanya
digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat
membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas
bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan.
Dasar penilaian dalam penilaian aktiva atau aset berkaitan dengan penentuan nilai
pertukaran dari aktiva tersebut. Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa ada dua jenis nilai
pertukaran yang dapat digunakan yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan
(input values).
1. Nilai Masukan

Dalam menilai aktiva, nilai masukan sering dianggap lebih tepat daripada nilai
keluaran karena nilai tersebut lebih dapat diuji kebenarannya atau nilai tersebut tidak
memungkinkan dilakukannya pelaporanpendapatan sebelum pendapatan benar-benar
terealisasi. Dasar yang dapat digunakan untuk nilai masukan adalah sebagai berikut :
a. Cost histories

Cost merupakan harga pertukaran barang dan jasa pada saat terjadinya.

b. Cost masukan terkini (Current input cost)

Menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat sekarang untuk
memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama.
c. Discounted future cost

Menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomi di masa mendatang seandainya


potensi jasa tertentu diperoleh sekaligus pada saat sekarang.
d. Standart cost

Menunjukkan cost sekarang dalam kondisi perusahaan beroperasi pada tingkat


efisiensi dan kapasitas produksi normal.
2. Nilai Keluaran

Nilai keluaran didasarkan padajumlah kas atau non kas yang diterima suatu unit
usaha bila suatu aktiva atau potensi jasa akhirnya keluar dari unit tersebut karena suatu
pertukaran. Ada beberapa dasar penilaian yang masuk ke dalam kategori nilai keluaran,
yaitu :
a. Harga Jual Masa Lalu

Harga jual masa lalu sebenarnya menunjukan kas yang cukup pasti akan
diterima dari pertukaran/konversi suatu pos aset yang timbul karena adanya suatu
transaksi di masa lalu.
b. Harga Jual Sekarang

Harga jual sekarang didasari oleh konsep setara tunai sekarang. Harga ini
menunjukan jumlah rupiah kas atau daya beli yang dapat direalisasi dengan cara
menjual aset dipasar bebas dalam kondisi perusahaan melikuidasi atau menjual
asetnya secara normal.
c. Nilai Terealisasi Harapan

Nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas atau potensi jasa masa
datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti.
3. Kos atau Pasar yang Lebih Rendah

Penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah merupakan kombinasi nilai
masukan dan nilai keluaran karena pengertian pasar dalam hal ini dapat berarti pasar
barang masukan atau keluaran. Untuk sediaan barang, pasar mengacu ke nilai masukan
karena barang biasanya dijual pada pasar yang berbeda dengan harga yang lebih tinggi.
Untuk surat-surat berharga, mengacu pada nilai keluaran karena surat berharga dijual
belikan pada pasar yang sama sehingga kos dan harga jual keduanya dipandang sebagai
nilai atau harga keluaran.
4. Penilaian Menurut FASB

Tujuan penilaian pos aset tertentu, tiap dasar penilaian mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Tanpa memperhatikan sifat masukan dan keluaran, FASB
menyarankan untuk tetap menggunakan makna penilaian yang sekarang dipraktikkan.
FASB mengidentifikasi 5 (lima) makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan
dengan asset.
D. PENGAKUAN

Pengakuan merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam struktur akuntansi


(sistem pembukuan) sehingga jumlah tersebut pada akhirnya akan memperngaruhi posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan. Pada umumnya pengakuan aset dilakukan
bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset.
Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan
harus dipenuhi pula.
1. Beban Tanggguhan

Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga menimbulkan masalah


penangguhan pembebanan misalnya adalah yang terlibat dalam transaksi, kejadian,
atau keadaan berikut :
a. Sewaguna

b. Bunga selama masa konstruksi asset tetap

c. Riset dari pengembangan

d. Eksploitasi minyak dan gas bumi

e. Eksplorasi minyak valuta asing

f. Sumber daya manusia

g. Kos organisasi

2. Kos Bunga

Bila kesatuan usaha membangun sendiri fasilitas fisis dengan dana pinjaman dan
pembangunannya memakan waktu yang cukup lama, masalahnya adalah apakah kos
bunga selama masa pembangunan/konstruksi dapat dikapitalisasi.

E. PENYAJIAN

Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang
mengaturtiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman
penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut :
1. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas
dalam neraca berformat laporan.
2. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan.

Anda mungkin juga menyukai