ASSET
Aset
Transaksi jual beli dapat dijadikan landasan untuk menentukan kos yang
terandalkan karena penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme pasar
yang bebas sehingga tia menjadi bukti validitas kos lebih-lebih dalam mekanisme
pasar sempurna. Telah disinggung diatas bahwa mekanisme pasar bebas
menjamin dan menghendaki agar :
A) pihak bertransaksi sama-sama berkehendak dan bebas tanpa tekanan atau
ancaman
B) pihak bertransaksi sama-sama berkemampuan memperoleh informasi secara
bebas
C) barang yang dipertukarkan cukup standar (umum) dan bersedia cukup banyak
dipasar bebas. Dengan kata lain, cukup banyak penjual dan pembeli sehingga
tak seorangpun cukup kuat untuk mempengaruhi harga.
Pengukuran Kos
• Dalam praktiknya, pemerolehan aset merupakan proses yang
tidak terjadi begitu saja selesai dalam satu kegiatan tetapi terdiri
atas serangkaian kegiatan misalnya, menempatkan order,
menerima barang , meneliti kecocokan ,mengangkut barang,
mencoba barang, menyimpan atau menempatkan barang, dan
akhirnya menggunakan barang tersebut. Tiap kegiatan biasanya
melibatkan pengorbanan sumber ekonomik. Oleh karena itu
besar kecilnya kos yang harus dicatat pertama kali sebagai
pengukur suatu aset pada saat pemerolehan ditentukan oleh dua
hal yaitu : (1) batas kegiatan yang disebut pemerolehan dan (2)
jenis penghargaan.
Batas kegiatan
Kos bijaksana
Kos bijaksana adalah kos selayaknya yang manajemen bijaksana,
atau hati-hati bersedia membayarnya untuk suatu objek.
Kos standar
Kos standar adalah kos yang seharusnya terjadi dalam kondisi
proses produksi tertentu yang diasumsi.
Kos asli
Kos asli adalah kos suatu aset bagi perusahaan yang pertama kali
menempatkannya untuk digunakan dalam layanan publik
2. Kos Pengganti
Kos pengganti atau kos masukan sekarang (current input cost) menunjukan jumlah rupiah harga
pertukarang atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset
yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara (ekuivalen).
Beberapa alternatif penilaian yang masuk kategori nilai pengganti :
Nilai penafsiran (appraisal value) adalah nilai tafsiran kos sekarang atau nilai sekarang yang
ditentukan dengan prosedur dan analisis sistematik oleh pihak independen yang kompeten
Nilai wajar (fair value) secara umum berarti jumlah rupiah yang dapat diterima untuk suatu
objek dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan
ataupun paksaan.
Nilai terrealisasi bersih dikurangi laba normal adalah nilai yang diharapkan merepresentasikan
kos pengganti bila data ntuk menentukan kos pengganti tidak tersedia.
3. Kos Harapan
• Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu sewaguna dapat dinyatakan sebagai
pembelian angsuran. FASB mengajukan empat kriteria berikut ini:
Kontrak sewaguna menyebutkan adanya tranfer hak milik barang atau
properitas( property) kepada sewaguna ( lessee) pada akhir jangka sewaguna.
Kontrak sewaguna memuat pasal bahwa tersewaguna boleh pilih untuk
membeli pada tanggal yang tetapakan dalam jangka sewaguna dengan harga
yang ditetapkan dan harga tersebut cukup murah sehingga dapat dipastikan
dimuka bahwa tersewaguna akan memilih membeli properitas
bersangkutan.pasal semacam ini disebut bargain purchase option.
Jangka sewaguna adalah 75% atau lebih dari sisa ekonomik taksiran
properitas sewagunaan sejak penadatanganan kontrak.bila sisa umur
ekonomik mulai dari penadatanganan kontrak kurang dari 25% ekonomik
total,kriteria ini tidak berlaku
pada saat penandatanganan kontrak sewaguna,nilai sekarang semua
pembayaran sewaguna minimum selama jangka sewaguna adalah sama
atau lebih besar dari 90% nilai wajar bersih bagi pesewaguna (lessor).nilai
wajar bersih bagi pesewaguna adalah nilai wajar dipandang dari sudut
pesewaguna setelah di kurangi dengan kredit pajak investasi(invest ment tax
credit),kalau ada, yang menjadi hak pesewaguna
IAI juga mengeluarkan
Standar untuk Mengkapitalisasi Sewaguna
Kriteria yang diajukan adalah (PSAK No.30 Bab II)
Dengan kesiapan pemakaian atau penggunaan (readiness for intended use) sebagai batas kegiatan
pengukuran kos aset, kos bunga jelas merupakan unsur kos aset.
Bila kesatuan usaha tidak membangun sendiri fasilitas fisis bersangkutan, penghargaan sepakatan sebagai
kos pemerolehan pada umumnya termasuk pula bunga yang harus dibayar oleh kontraktor selama
pembangunan.
Pembebanan kos bunga langsung pendapatan selama masa konstruksi akan mendistorsi laba terutama
kalau kontruksi di danai dari pinjaman khusus untuk keperluan tersebut.
Kos bunga selama masa pembangunan bukan merupakan kos pendanaan (finacing cost) karena kalu
pembangunan kalau pembangunan di danai dari penerbitan ekuitas baru , pendanaan secara konseptual
tetap terjadi dan digeser ke pemegang saham dalam bentuk dividen yang pembayarannya mungkin
ditunda sampai pembangunan selesai
Argumen Penolak dikapitalisasinya
Bunga
Bunga lebih merupakan kos pendanaan daripada unsur kos asset karena perusahaan sebenarnya dapat
menghindari bunga tersebut dengan memilih alternative pendanaan denganekuitas
Dengan konsep nilai setara tunai (cash equivalent) atau nilai sekarang aliran kas diskunan dalam mengukur
kos suatu aset, kos pemerolehan suatu fasilitas fasis seharusnya tidak dipengaruhi oleh kebijakan
pemilihan cara pendanaan pembangunannya.
Dengan konsep kesatuan usaha, bunga lebih bermakna sebagai pembagian laba (setara dengan deviden)
daripada sebagai upaya (effort) untuk memperoleh pendapatan. Mengakui bunga sebagi kos fasilitas
fisis sama saja dengan penyangkalan mengkapitalisasi deviden yang telah dibayarkan sebagai aset.
Alokasi kos bunga ke semua aset nonmoneter hanya akan kecil pengaruhnya terhadap laba periodeik
karena jumlah yang dikapitalisasi dalam suatu periode akan dikompensasi dengan amortisasi bunga
yang dikapitalisasi pada periode-periode sebelumnya.
Alternatif Perlakuan
• Alternatif (2a)
Bunga merupakan elemen kos konsruksi tetapi hanya bunga yang benar-benar dibayar untuk
dana khusus tersebut yang menunjukan unsur kos pemerolehan aset
• Alternatif (2b)
Berusaha untuk mengatasi kesulitan dalam usulan pertama
• Alternatif (2c)
Mendasarkan diri pada asumsi bahwa bunga seluruh dana yang tertanam dalam perusahaan
merupaka kos ekonomik
Standar Yang Mengatur