Anda di halaman 1dari 69

BAB IV

ASSET
Aset

Merupakan elemen neraca yang akan membentuk


informasi semantik berupa posisi keuangan bila
dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu
kewajiban dan ekuitas.
FASB mendefinisikan aset dalam rerangka konseptual
sebagai berikut :

Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti


diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas
sebagai akibat transaksi atas kejadian masa lalu.
Aset

ASB mendefinisikan aset dalam rerangka Konseptual


sebagai berikut :

Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang


cukup pasti diperoleh atau dikuasa
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atas kejadian masa lalu.
Aset

AASB mendefinisi aset sebagai berikut :

Asset are service potential or future economic benefit contolled


by the reporting entity as a resulit of past transaction or other
past events.
Aset

Mendefinisikan asset sebagai berikut:

Asset are service potential or future economic benefit


contolled by the reporting entity as a resulit of past
transaction or other past events.
Aset

APB dan Ijri mendefinisikan aset sebagai sumber ekonomik


dan membedakan aset menjadi sumber ekonomik dan
nonsumber ekonomik.

Secara implisit APB menekankan Aset sebagai suatu yang


nyata-nyata dapat digunakan dalam kegiatan produktif
Tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek
dapat disebut aset :
1. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti;
2. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas, dan;
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
Manfaat ekonomik dan penguasaan atau hak atas manfaat saja tidak
cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha
untuk dilaporkan via statemen keuangan (neraca). Kriteria pengakuan
yang lain harus dipenuhi (keterandalan, keberpautan, dan
keterukunan).
 
Kontrak yang belum dilaksanakan oleh salah satu pihak mempunyai
status yang disebut kontrak eksekutori ( executory contract) yang
berarti belum berlaku sebelum saatnya (atau baru berlaku pada
saatnya). Sebelum berlaku, kontrak semata – mata merupakan
kesepakatan atau janji yang bersifat saling mengimbangi antara hak
dan kewajiban (offsetting).
 
Kontrak yang belum dilaksanakan oleh salah satu pihak
mempunyai status yang disebut kontrak eksekutori
( executory contract) yang berarti belum berlaku sebelum
saatnya (atau baru berlaku pada saatnya). Sebelum
berlaku, kontrak semata – mata merupakan kesepakatan
atau janji yang bersifat saling mengimbangi antara hak dan
kewajiban (offsetting).
Karakteristik Pendukung

FASB menyebutkan beberapak karakteristik pendukung


yaitu
 Melibatkan Kos, Pemerolehan aset pada umumnya
melibatkan kos (pengeluaran sumber ekonomik misalnya
kas) sebagai penghargaan sepakatan. Bila kos terjadi
karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat
pertukaran atau pembelian, objek tersebut lebih kuat
untuk masuk sebagai aset.
Lanjutan

 Berwujud . Bila suatu sumber ekonomik secara fisis dapat


diamati, tia memang lebih kuat untuk disebut sebagai aset.
Objek-objek seperti hak paten, hak cipta, merek dagang, dan
goodwill tetap dapat dimasukkan sebagai aset meskipun tidak
berwujud fisis.
 Tertukarkan. Beberapa penulis mengajukan gagasan atau
argumen bahwa untuk memenuhi syarat sebagai aset, suatu
sumber ekonomik harus dapat ditukarkan dengan sumber
ekonomik lainnya. Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa
manfaat ekonomik akan menjadi cukup pasti dan terukur kalau
suatu sumber ekonomik mempunyai daya atau nilai tukar.
Lanjutan

 Terpisahkan. Syarat ini diajukan berkaitan dengan


ketertukaran(exchangebility). Untuk dapat ditukarkan suatu
sumber ekonomik harus dapat dipisahkan dengan sumber
ekonomik yang lain atau berdiri sendiri.
 Berkekuatan hukum. Penguasaan atau hak atas aset tidak harus

didukung secara yuridis formal. Klaim seperti piutang usaha


tidak harus didukung oleh dokumen yang mempunyai daya
paksa secara hukum (legally enforceable) untuk memenuhi
definisi aset.
Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus


dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang
akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek
tersebut. Dengan konsep kontinuitas usaha, pos atau
sumber ekonomik akan mengalami tiga tahap perlakuan
sejalan dengan kegiatan usaha yaitu tahap
pemerolehan(acquition), pengolahan (processing), dan
penjualan/penyerahan(sales/delivery).
Bila suatu pengeluaran langsung dicatat sebagai biaya, secara
konseptual dianggap bahwa kos objek bersangkutan dicatat
sebagai aset dan kemudian pada saat yang sama kos tersebut
langsung dipindah ke biaya. Dengan kata lain secara konseptual
kos semua sumber ekonomik yang diperoleh dianggap telah
diperlakukan sebagai aset walaupun hanya sesaat. Akibatnya,
pos aset misalnya sediaan sering dinyatakan dalam pengukuran
sebagai kos sediaan; sediaan sering diidentikkan dengan kos
sediaan. Sementara itu, kos juga melekat pada biaya sehingga
biaya sering disebut dengan kos saja. Memang biaya slalu dapat
disebut kos karena kos melekat didalamnya tetapi kos tidak
selalu dapat disebut biaya sebelum kos tersebut dipindah ke
biaya sebagai pengurang/debit/beban pendapatan
Kos Sebagai Pengukur Dan Bahan Olah Akuntansi

Konsep dasar penghargaan sepakatan menegaskan bahwa


pengukur aset pada saat pemerolehan yang paing objektif adalah
jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi pertukaran antara dua
pihak independenyang sama-sama berkehendak (arm’s lenght
bargaining). Jumlah rupiah tersebut akan menjadi pengukur aset
yang diperoleh kesatuan usaha dan akan menjadi bahan olah
akuntansi yang disebut kos. Jadi, kos dalam arti luas mempunyai
makna sebagai agregat harga (price aggregate) dalam memperoleh
suatu aset.
KOS SEBAGAI PENGUKUR DAN
BAHAN OLAH AKUNTANSI
• Mean atau rata-rata dari berbagai penghargaan sepakatan
atau subjektif yang telah terjadi dapat dianggap sebagai
estimator dari nilai sebenarnya(true value). Seandainya rata-
rata tersebut sama dengan nilai sebenarnya, penghargaan
sepakatan 1 yang muncul dalam panel A lebih terandalkan
karena lebih mendekati nilai sebenarnya dibandingkan dengan
penghargaan subjektif 1 dalam panel panel B1. Pengukuran
selain atas dasar penghargaan sepakatan kemungkinan dapat
menghasilkan rata-rata yang menyimpang dari nilai yang
sebenarnya sebagaimana dilukiskan dalam distribusi B2.
Perbedaan rata-rata yang terjadi disebut bias. Panel B2 dalam
gambar tersebut menunjukan adanya bias ke arah
penghargaan yang lebih tinggi (over valuation).
lanjutan

• Hal ini terjadi misalnya kalau seseorang mempunyai


barang yang tidak ingin dijualnya tetapi ada orang yang
tertarik sekali dengan barang tersebut dan bersedia
membeli dengan harga mahal. Sebaliknya , dalam
keadaan butuh uang atau dibawah tekanan, orang
terpaksa menerima penghargaan rendah atas barang
yang dijualnya.
Penghargaan Sepakatan Sebagai Bukti

Transaksi jual beli dapat dijadikan landasan untuk menentukan kos yang
terandalkan karena penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme pasar
yang bebas sehingga tia menjadi bukti validitas kos lebih-lebih dalam mekanisme
pasar sempurna. Telah disinggung diatas bahwa mekanisme pasar bebas
menjamin dan menghendaki agar :
A) pihak bertransaksi sama-sama berkehendak dan bebas tanpa tekanan atau
ancaman
B) pihak bertransaksi sama-sama berkemampuan memperoleh informasi secara
bebas
C) barang yang dipertukarkan cukup standar (umum) dan bersedia cukup banyak
dipasar bebas. Dengan kata lain, cukup banyak penjual dan pembeli sehingga
tak seorangpun cukup kuat untuk mempengaruhi harga.
Pengukuran Kos
• Dalam praktiknya, pemerolehan aset merupakan proses yang
tidak terjadi begitu saja selesai dalam satu kegiatan tetapi terdiri
atas serangkaian kegiatan misalnya, menempatkan order,
menerima barang , meneliti kecocokan ,mengangkut barang,
mencoba barang, menyimpan atau menempatkan barang, dan
akhirnya menggunakan barang tersebut. Tiap kegiatan biasanya
melibatkan pengorbanan sumber ekonomik. Oleh karena itu
besar kecilnya kos yang harus dicatat pertama kali sebagai
pengukur suatu aset pada saat pemerolehan ditentukan oleh dua
hal yaitu : (1) batas kegiatan yang disebut pemerolehan dan (2)
jenis penghargaan.
Batas kegiatan

Batas kegiatan berkaitan dengan masalah unsur


pengorbanan sumber ekonomik (kegiatan) apa
saja yang membentuk kos suatu aset. Secara
teoretis dan sebagai ketentuan umum.
Kos Dalam Barter

Barter atau pertukaran aset adalah pemerolehan aset (biasanya


aset berwujud atau non moneter) dengan penghargaaan berupa
aset yang berwujud atau nonmoneter lainnya. Bila
hal ini terjadi, pengukuran aset yang diperoleh bergantung pada
apakah aset yang dipertukarkan sejenis (similar) atau tak sejenis
(dissimiliar) . Aset sejenis artinya aset yang fungsinya sama dan
tidak harus aset yang identik.
Prinsip-prinsip Penentuan Kos Aset Yang Diterima Dalam
Barter Atau Pertukaran

1. Pertukaran taksejenis, tanpa pembayaran tombok


2. Pertukaran taksejenis, dengan pembayaran tombok
3. Pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
4. Pertukaran sejenis, dengan tombok
5. Pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok
Saham Sebagai Penghargaan
 Salah satu bentuk memperoleh aset dengan barter. Dalam
beberaSalah satu bentuk memperoleh aset dengan barter. Dalam
beberapa kasustransaksi yang menggnakan saham perusahaan
sebagai penghargaan utuk barang dan jasa yang diperoleh, nilai
nominal ataupun nilai nyataan (stated value) untuk tiap saham
tidak dapat mereprentasi kos yg sebenarnya (true value) pada
saat transaksi.
 pa kasustransaksi yang menggnakan saham perusahaan sebagai
penghargaan utuk barang dan jasa yang diperoleh, nilai nominal
ataupun nilai nyataan (stated value) untuk tiap saham tidak
dapat mereprentasi kos yg sebenarnya (true value) pada saat
transaksi.
KOS DALAM REORGANISASI

Bila suatu perusahaan sudah berjalan atau beroprasi cukup lama


kemudian mengalami reorganisasi, perusahaan tersebut
biasanya tidak mempunyai data kos yang memadai untuk
menentukan kos aset yang dikuasainya
Hadiah Atau Hibah

Nasalah khusus timbul bilamana barang atau jasa jelas-jelas


memounyai manfaat ekonomik yang besar diperoleh
perusahaan tanpa kos yang berarti atau dengan kos yg tidak
sebanding dgn nilai ekonomik barang yg diperoleh. Gedung
dan tanahnya diperoleh perusahaan melalui sumbangan
atau hibah adalah contoh memperoleh aset tanpa kos.
Potongan Tunai Dan Keringanan

Kos akan terlalu tinggi apabila potongan tunai dan keringanan-


keringanan lain tidak dikurangkan terhadap harga kesepakatan.
Potongan yang dimanfaatkan oleh pembeli sering dianggap sebagai
laba hal ini tidak sejalan dengan konsep yang mendasarinya yaitu
bahwa laba tidak diKos akan terlalu tinggi apabila potongan tunai
dan keringanan-keringanan lain tidak dikurangkan terhadap harga
kesepakatan. Potongan yang dimanfaatkan oleh pembeli sering
dianggap sebagai laba hal ini tidak sejalan dengan konsep yang
mendasarinya yaitu bahwa laba tidak dipengaruhi melalui proses
pembelian. Pembelian semata-mata merupakan langkah pertama
dalam upaya menghasilkan laba.
.
Rugi Dalam Pemerolehan Asset

Sebelum pendapatan terjadi yang ditimbulkan akibat upaya


yang direpresentasikan oleh biaya, kos mengalami
penghimpunan,penggabungan, dan reklasifikasi. Kos yang
terhimpun tsb tetap merepresentasikan aset kalau aset tsb
belum dikeluarkan sbg biaya. Akan tetapi, karena suatu
kondisi tertentu dapat terjadi bahwa suatu potensi jasa
tertentu tidak lagi mempunyai kemampuan untuk
menghasikan pendapatan. Dalam kondisi tersebut dapat
dikatakan bahwa manfaat ekonomik telah hangus dan
merupakan rugi.
Penilaian

Penilaian adalah pnentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan


pada suatu pos aset pada saat akan dilaporkan atau disajikan
dalam statemen keuangan pada periode tertentu. tujuan dari
penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan
menggunakan basis penilaian yang sesuai. Penilaian dapat
didasarkan pada nilai masukan atau nilai keluaran, tergantung
pada tujuan merepresentasi aset.
Tujuan Penilaian Aset

Karena aset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sbg informasi


bagi investor dan kreditor tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan. Tujuam laporan keuangan menyediakan informasi yang
dapat membantu semua pihak yg membutuhkan.
oleh karena itu dasar penilaian aset akan relevan kalau penilaian aset
dikaitkan dengan aliran kas ke badan usaha. Aliran kas bersih ke badan usaha
dapat dipredikasi melalui semantik berupa : posisi keuangan, profitabilitas,
likuiditas, dan solvensi yang penentuannya melibatkan penilaian aset .
jadi tujuan penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos-pos aset
yang terpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis
penilaian yang sesuai.
Konsep Dan Basis Penilaian

Hendriksen dan Van Breda membahas konsep dan dasar


penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua
dimensi yaitu aliran aset dan waktu, karena aset merupakan
komponen penentu posisi keuangan pada saat tertentu basis
pengukuran untuk menilai aset pada saat tsb yg paling valid
adalah harga atau nilai perukaran.
Nilai pertukaran dijadikan dasar penilaian karena dianggap
objektif sehingga memenuhi kualitas keterandalan informasi.
Nilai Masukan

Nilai masukan didasarkan atas jumlah yang harus dikeluarkan atau


dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang
masuk dalam unit usaha.

Beberapa dasar penilaian yang masuk dalam kategori nilai masukan,


diantaranya :
1. Kos Historis
2. Kos Pengganti
3. Kos Harapan
Nilai Pertukaran sebagai Basis
Penilaian
1. Kos Historis

Kos historis sebagai nilai masukan merupakan pengukur


potensi jasa yang paling objektif untuk pos aset yang
baru diperoleh. Kos menunjukan harga pertukaran pada
saat terjadinya.
Kos historis merupakan nilai kesepakatan terendah bagi
pembeli karena dianggap pembeli tidak dapat
memperoleh barang/jasa yang sama di tempat lain
dengan nilai lebih rendah.
Konsep-konsep Kos Masukan Historis

 Kos bijaksana
Kos bijaksana adalah kos selayaknya yang manajemen bijaksana,
atau hati-hati bersedia membayarnya untuk suatu objek.
 Kos standar
Kos standar adalah kos yang seharusnya terjadi dalam kondisi
proses produksi tertentu yang diasumsi.
 Kos asli
Kos asli adalah kos suatu aset bagi perusahaan yang pertama kali
menempatkannya untuk digunakan dalam layanan publik
2. Kos Pengganti

Kos pengganti atau kos masukan sekarang (current input cost) menunjukan jumlah rupiah harga
pertukarang atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset
yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara (ekuivalen).
Beberapa alternatif penilaian yang masuk kategori nilai pengganti :
 Nilai penafsiran (appraisal value) adalah nilai tafsiran kos sekarang atau nilai sekarang yang
ditentukan dengan prosedur dan analisis sistematik oleh pihak independen yang kompeten
 Nilai wajar (fair value) secara umum berarti jumlah rupiah yang dapat diterima untuk suatu
objek dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan
ataupun paksaan.
 Nilai terrealisasi bersih dikurangi laba normal adalah nilai yang diharapkan merepresentasikan
kos pengganti bila data ntuk menentukan kos pengganti tidak tersedia.
3. Kos Harapan

Secara semantik, kos harapan suatu aset adalah nilai


pengorbanan ekonomi dimasa datang seandainya potensi
jasa aset tersebut diperoleh secara bagian demi bagian
(piecemeal) dan bukan sekaligus (lump sum). Untuk
penilaian sekarang, kos harapan harus didiskun menjadi kos
harapan sekarang atau kos masukan masa datang diskunan
(discounted future input cost).
Nilai Keluaran

Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau


penghargaan lainnya (nonkas) yang diterima suatu unit usaha
apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari
kesatuan usaha melalui pertukataran atau konversi. Secara
umum,peniaian ini lebih berpaut dengan aset yang tujuannya
adalah di jual atau di konversi menjadi kas dan bukan untuk
digunakan kegiatan produksi. Ada berbagai dasar penilaian
yang dapat digunakan dan tiap pos aset dapat di nilai
menurut dasar yang paling sesuai dengan tujuan pelaporan
tiap pos tersebut
Harga Jual Sekarang

Penentuan kos yang berkaitan dengan kegiatan tambahan


untuk menuntaskan transaksi konversi atau penjualan
dalam hal tertentu sulit di tentukan atau di taksir.
Harga jual sekarang di dasarkan pada anggapan bahwa
perusahaan akan berlangsung terus dan traksaksi
dilaksanakan dalam pasar yang normal .
Nilai Jual Sekarang

Nilai jual sekarang sebenarnya di dasari oleh konsep


secara tunai sekarang .nilai ini menunjukkan jumlah
rupiah kas atau daya beli yang dapat direalisasi dengan
cara menjual setiap jenis aset di pasar bebas dalam
kondisi perusahaan melikuidasi (menjual) aset nya
secara normal
Nilai Terealisasi Harapan

• Secara sistematik, nilai harapan suatu aset adalah


penerimaan kas atau potensi jasa masa datang yang
jumlah dan waktunya cukup pasti.
• Untuk penilaian aset secara individual dasar
penilaian ini mengandung beberapa kelemahan
yaitu:
1) Kalau tidak ada pasar untuk aset bersangkutan ,penentuan aliran kas masa
datang bersifat sebjektif sehingga sulit diverifikasi.
2) Pemilihan tarif yang cukup representif untuk mereflekasi risiko tiap aset sangat
problematik.bila toh tarif tersebut dapat di tentukan, hasil pengukuran sulit
diinterprestasi maknanya oleh pembaca statemen keuangan.
3) Aliran kas ke perusahaan di hasilkan oleh seluruh aset sebagai satu kesatuan
dalam menghasilkan produk yang akhirnya di jual untuk mendatangkan kas.
4) Memperkuat alasan 3 di atas beberapa aset memang tidak terpisahkan
sehingga nilai sekarang seluruh aset tidak akan sama dengan penjumlahan
semua kas masa datang diskunan tiap pos aset.
Kos atau Pasar Yang Lebih Rendah

• Penilaian Atas Dasar Kos Atau Pasar Yang Lebih Rendah


(KAPYLR Atau Cost Or Market Whichever Is Lower
(COMWIL) Atau Lower Of Cost Or Market (LOCOM) Ini
Merupakan Kombinasi Nilai Masukan Dan Keluaran
Karena Pengertian Pasar Dalam Hal Ini Dapat Berarti
Pasar Barang Masukan Dan Keluaran .
Secara teoritis, penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah
mempunyai banyak kelemahan sehingga mengundang banyak kritik. Penilaian
ini dianggap lemah secara teoritis karena alasan berikut:
1.konservatisma cenderung merendahkan aset total.ini disebabkan nilai sediaan
tidak pernah di laporkan lebih tinggi dari kos pemerolehan.
2.lebih rendahnya sediaan akhir pada suatu perioda akan berakibat lebih
rendahnya biaya. ( dalam bentuk kos barang terjual) pada perioda berikut
nya sehingga laba menjadi lebih tinggi.
3.Terjadi inkonsistensi penilaian baik dalam suatu tahun atau antar
perioda.karena penilaian antar perioda dapat berubah ubahb dari kos ke
pasar, penilaian ini dapat mengakibatkan penilaian dalam suatu perioda
secara internal tidak konsisten.
4.Salah satu argumen di gunakan nya metode KAPYLR adalah bila terjadi
penurunan manfaat akibat kerusakan, keusangan perubahan harga atau
kemampuan mendatangkan laba maka selayaknyalah bahwa kos juga harus
di turunkan.
• KAPYLR sebenarnya merupakan penilain atas dasar
kos pengganti untuk merefleksi nilai pasar
masukan .Argument yang mendasari adalah bahwa
penurunan dalam kos pengganti pada umum nya
merefleksi atau memberi indikasi dalam penuran
harga jual.
Penilaian menurut FASB

Konsep –konsep penilaian yang di bahas diatas menjadi dasar


untuk mejelaskan berbagai dasar yang dapat digunakan untuk
mengukur atau menilai elemen statemen keuangan sesuai
dengan antribut yang ingin di representasi oleh pengukuran
relenansi tiap dasar penilaian hanya dapat di tentukan atas
dasar tujuan yang ingin di capai dalam menyajiakan setiap pos
aset.
Penilaian Menurut FASB

a. Historical cost. Tahah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan


kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya.
b. current ( replacemen ) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang
atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus
dikorbankan kalau aset tentu yang sejenis diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berhagra disajikan
atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dapat di peroleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi
perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi).
d. Net reallizable value.beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan
barang di sajikan sebesar nilai terrealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang akan diterima(tanpa didiskun dari aset tersebut di kurangi
dengan pengorbanan (kos) yang perlukan untuk mengkonversi aset tersebut
menjadi kas atau setaranya.
e. Present(or discounted) value of future cas flows.piutang dan investasi jangka
panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa
mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi
dengan tambahan kos yang mungkin diprlukan untuk mendapatkan
penerimaan tersebut.
Pengakuan
1. Deteksi adanya aset (detection of extistence test).untuk mengakui aset,harus ada
transaksi yang menandai timbulnya aset.
2. Sumber ekonomik dan kewajibn (economicresouces and obligation test).untuk
mengakui aset,suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka,
dibutuhkan,dan harga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity assocation test).untuk mengakui aset,kesatuan
usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai(non-zero magnitude test)untuk mengakui aset, suatu objek
harus mempunyai manfaat yang terukur secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan ( temporal association test ). Untuk mengakui
aset, semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal
neraca)
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk
meyakinkan bahwa kelima penguji di atas dipenuhi.
Beban tangguhan

• Kos yang mempunyai karakter unik sehingga menimbulkan masalah penangguhan


pembebanan misalnya adalah kos yang terlibat dalam transaksi,kejadian, atau
keadaan berikut:
a. Sewaguna.
b. Bunga selama masa konstruksi aset tetap
c. Riset dan pengembangan
d. Ekplorasi minyak dan gas bumi
e. Rugi selisih kurs valutasing atau penjabaran valutasing
f. Sumber daya manusia
g. Kos organisasi.
sewaguna

• Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu sewaguna dapat dinyatakan sebagai
pembelian angsuran. FASB mengajukan empat kriteria berikut ini:
 Kontrak sewaguna menyebutkan adanya tranfer hak milik barang atau
properitas( property) kepada sewaguna ( lessee) pada akhir jangka sewaguna.
 Kontrak sewaguna memuat pasal bahwa tersewaguna boleh pilih untuk
membeli pada tanggal yang tetapakan dalam jangka sewaguna dengan harga
yang ditetapkan dan harga tersebut cukup murah sehingga dapat dipastikan
dimuka bahwa tersewaguna akan memilih membeli properitas
bersangkutan.pasal semacam ini disebut bargain purchase option.
 Jangka sewaguna adalah 75% atau lebih dari sisa ekonomik taksiran
properitas sewagunaan sejak penadatanganan kontrak.bila sisa umur
ekonomik mulai dari penadatanganan kontrak kurang dari 25% ekonomik
total,kriteria ini tidak berlaku
 pada saat penandatanganan kontrak sewaguna,nilai sekarang semua
pembayaran sewaguna minimum selama jangka sewaguna adalah sama
atau lebih besar dari 90% nilai wajar bersih bagi pesewaguna (lessor).nilai
wajar bersih bagi pesewaguna adalah nilai wajar dipandang dari sudut
pesewaguna setelah di kurangi dengan kredit pajak investasi(invest ment tax
credit),kalau ada, yang menjadi hak pesewaguna
IAI juga mengeluarkan
Standar untuk Mengkapitalisasi Sewaguna
Kriteria yang diajukan adalah (PSAK No.30 Bab II)

a. Penyewaguna usaha memiliki hak opsi untuk membeli asset


yang di sewagunausakan pada akhir masa sewa guna usaha
dengan harga yang disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa guna usaha
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna
usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian
harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta
bunga
Untuk mengkapitalisasi sewaguna, IAI menetapkan bahwa
ketiga kriteria di atas harus terpenuhi. Kalau salah satu
kriteria tidak terpenuhi maka sewaguna diperlakukan
sebagai sewaguna operasi. Bila di analisis secara terpisah,
tidak satupun kriteria diatas menjadi suatu sewaguna secara
subtantif melainkan merupakan pembeliann angsuran
padahal inilah yang seharusnya merupakan esensi dari tiap
kriteria.
Jadi, kriteria kapitalisasi menurut PSAK No. 30 adalah lemah
bahkan kosong, dengan makna kesubtantifan transaksi
sebagai pembelian sehingga kalau suatu sewaguna
memenuhi ketiga kriteria kapitalisasi tersebut maka
klasifikasi tersebut akan bersifat arbitrer. Sewaguna yang
memenuhi kriteria tersebut sebagai sewaguna capital
mungkin secara subtantif adalah sewaguna biasa atau
sebaliknya yang diklasifikasi sewaguna biasa sebenarnya
sewaguna capital.
Kosa Bunga

Telah disebutkan bahwa kos suatu asset adalah semua


pengeluaran (menjadi unsur kos) yang diperlukan untuk
menyiapkan asset tersebut sampai siap dipakai atau
dikonsumsi sebagaimana direncanakan. Masalah yang
berkaitan dengan hal ini adalah perlakuan kos bunga sebagai
unsur kos fasilitas fisis (gedung atau pabrik) yang dibangun
sendiri.
Argumen pendukung Kapitalisasi
Kos Bunga

Dengan kesiapan pemakaian atau penggunaan (readiness for intended use) sebagai batas kegiatan
pengukuran kos aset, kos bunga jelas merupakan unsur kos aset.
Bila kesatuan usaha tidak membangun sendiri fasilitas fisis bersangkutan, penghargaan sepakatan sebagai
kos pemerolehan pada umumnya termasuk pula bunga yang harus dibayar oleh kontraktor selama
pembangunan.
Pembebanan kos bunga langsung pendapatan selama masa konstruksi akan mendistorsi laba terutama
kalau kontruksi di danai dari pinjaman khusus untuk keperluan tersebut.
Kos bunga selama masa pembangunan bukan merupakan kos pendanaan (finacing cost) karena kalu
pembangunan kalau pembangunan di danai dari penerbitan ekuitas baru , pendanaan secara konseptual
tetap terjadi dan digeser ke pemegang saham dalam bentuk dividen yang pembayarannya mungkin
ditunda sampai pembangunan selesai
Argumen Penolak dikapitalisasinya
Bunga

Bunga lebih merupakan kos pendanaan daripada unsur kos asset karena perusahaan sebenarnya dapat
menghindari bunga tersebut dengan memilih alternative pendanaan denganekuitas
Dengan konsep nilai setara tunai (cash equivalent) atau nilai sekarang aliran kas diskunan dalam mengukur
kos suatu aset, kos pemerolehan suatu fasilitas fasis seharusnya tidak dipengaruhi oleh kebijakan
pemilihan cara pendanaan pembangunannya.
Dengan konsep kesatuan usaha, bunga lebih bermakna sebagai pembagian laba (setara dengan deviden)
daripada sebagai upaya (effort) untuk memperoleh pendapatan. Mengakui bunga sebagi kos fasilitas
fisis sama saja dengan penyangkalan mengkapitalisasi deviden yang telah dibayarkan sebagai aset.
Alokasi kos bunga ke semua aset nonmoneter hanya akan kecil pengaruhnya terhadap laba periodeik
karena jumlah yang dikapitalisasi dalam suatu periode akan dikompensasi dengan amortisasi bunga
yang dikapitalisasi pada periode-periode sebelumnya.
Alternatif Perlakuan

1. Bunga tidak dikapitalisasi dan diperlakukan sebagai biaya perioda


2. Bunga dikapitilisasi dan dimasukan sebagai bagian dari kos fasilitas fisis
yang dibangun sendiri
3. Bunga dikapitilasasi tetapi tidak dimasukan sebagai elemen kos fasilitas
fisis yang dibangun sendiri
Jumlah Rupiah Kapitalisasian

• Alternatif (2a)
Bunga merupakan elemen kos konsruksi tetapi hanya bunga yang benar-benar dibayar untuk
dana khusus tersebut yang menunjukan unsur kos pemerolehan aset
• Alternatif (2b)
Berusaha untuk mengatasi kesulitan dalam usulan pertama
• Alternatif (2c)
Mendasarkan diri pada asumsi bahwa bunga seluruh dana yang tertanam dalam perusahaan
merupaka kos ekonomik
Standar Yang Mengatur

• Adanya berbagai alternatif pengakuan kos bunga menuntut adanya


standar akuntasi yang menjadi acuan praktik agar perbandigan
statement keuangan menjadi mudah dilakukan dan bermakna.
• Secara konseptual memang layaklah kalau kos bunga selama
konstruksi dikapitilisasi tetapi perlu ada syarat yang harus dipenuhi
yang berkaitan dengan jenis aset yang dapat dilekati kos bunga,
besarnya kos bunga yang dikapitilisasi dan perioda kapitilisasi.
Aset Memenuhi Syarat

a. Aset yang dibangun atau diproduksi untuk digunakan


sendiri oleh perusahaan
b. Aset dibangun atau di produksi dengan tujuan untuk
dijual
c. Investasi jangka panjang
Besarnya Kapitalisasi Bunga

• Besarnya bunga yang harus dikapitilisasi adalah bagian dari kos


bunga yang terjadi selama perioda-perioda pemerolehan aset yang
secara teoritis dapat dihindari seandainya kesatuan usaha tidak
membangun fasilitas fisis yang bersangkutan, dengan kata lain
bunga yang dikapitilisasi adalah tambahan bunga yang
diperkirakan terjadi selama suatu perioda akibat adanya konstruksi .
Perioda kapitilisasi

• Kapitalisasi kos bunga diperhitungkan untuk perioda pemerolehan (acquisition


period) sehingga perioda tersebut mejadi perioda kapitalisasi, perioda
kapitilisasi dimulai ketika 3 kondisi berikut dipenuhi :
a. Pengeluaran untuk pembangunan aset telah dilakukan atau terjadi
b. Kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan sampai siap
dipakai masih berlangsung
c. Kos bunga telah terhimpun (accrued) atau terjadi bersamaan dengan
berjalannya pembangunan aset
Tugas

1) Sebutkan dan jelaskan karakteristik utama asset


2) Jelaskan dan bandingkan pengertian asset menurut FASB, IASC, dan APB
3) Perusahaan menandatangani kontrak dengan pemasok (supplier) yang di dalamnya
disebutkan bahwa perusahaan akan membeli barang di masa dating dengan harga dan
kuantitas yang pasti. Apakah pada saat penandatanganan kontrak barang tersebut dapat
dimasukkan sebagai asset perusahaan? (jelaskan)
4) Sebutkan beberapa contoh pos asset yang manfaatnya diperolehdari pertukaran (exchabge)
dan penggunan (use)!
5) Mengapa penghargaan sepakatan menjadi basis penentuan kos asset!
Kerjakan dengan tulis tangan kirim lewat WA langsung tulis kehadirannya,paling lambat jam
12.00

Anda mungkin juga menyukai