Anda di halaman 1dari 12

Nama : Mohammad Obien Satria Asmara

Nim : 042214842
Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis

Tugas 3 PIO 2021.1


Deskripsi :

Materi tugas 3 mencakup modul 7, 8 dan 9. Silahkan Anda menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas. Saya ingatkan kembali bahwa tugas ini
(bersama dengan 2 tugas lainnya) mempunyai kontribusi sebesar 40 % terhadap nilai
akhir Anda untuk mata kuliah ini. Jawaban tugas 3 harus diupload paling lambat 2
minggu setelah tugas ini ditampilkan.

Berikut pertanyaannya :

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Menurut teori Motivasi Sosial, setiap individu 20 Modul 7, KB 1
memiliki kebutuhan akan persahabatan.
Kebutuhan ini dapat diungkapkan dengan 2 cara.
Sebutkan dan jelaskan ke 2 cara tersebut !

Jawab :

Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk


berhubungan antar pribadi yang ramah danakrab.
Individu merefleksikan keinginan untuk
mempunyai hubungan yang erat,kooperatif dan
penuh sikap persahabatan dengan pihak lain.
Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang
tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang
memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mereka
yang memiliki kebutuhan affiliasi (need for
affiliation/n-Aff) tinggi membutuhkan hubungan
kemanusiaan dengan orang lain dan membutuhkan
rasa diterima dari orang lain. Mereka cenderung
memperkuat norma-norma dalam kelompok kerja
mereka. Orang dengan n.Aff tinggi cenderung
bekerja pada tempat yang memungkinkan interaksi
personal. Mereka bekerja dengan baik pada layanan
customer dan situasi interaksi dengan pelanggan.

Kebutuhan ini dapat diungkapkan melalui dua


bentuk yaitu :
a.Approach affiliation adalah persahabatan yang
didasarkan pada keinginan untuk mendekati
sesuatu. Dalam hal ini menyangkut keinginan untuk
menciptakan atau membangun hubungan yang lebih
baik, penuh kasih saying, mengadakan kontak
dengan orang lain secara hangat.
b.Avoidance affiliation adalah persahabatan yang
didasarkan pada keinginan untuk menghindari
sesuatu. Dalam hal ini menyangkut keinginan untuk
mempertahankan persahabatan, takut ditolak atau
ditinggal sendirian oleh orang lain, selalu ingin
mencari persetujuan dari orang lain masih tetap
ingin bersahabat dan menaruh perhatian pada
dirinya.
2 Jelaskan teori Dua Faktor dari Herzberg dan 20 Modul 7, KB 2
bagaimana kaitannya dengan kepuasan kerja ?

Jawab :
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177)
mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia
membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian
yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman,
dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise
dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa
cara terbaik untukmemotivasi individu adalah
dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan,
administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai
dalam suatu pekerjaan akan menentramkan
karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai
maka orangorang tidak akan terpuaskan
(Robbins,2001:170).

Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal


penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi
bawahan (Hasibuan, 1990 : 176) yaitu : a. Hal-hal
yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang
menantang yang mencakup perasaan berprestasi,
bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati
pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas
semua itu. b.Hal-hal yang mengecewakan karyawan
adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-
embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan,
penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya. c.
Karyawan akan kecewa bila peluang untuk
berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif
pada lingkungannya serta mulai mencari-cari
kesalahan. Herzberg menyatakan bahwa orang
dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh
dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :

a. Maintenance Factors Adalah faktor-faktor


pemeliharaan yang berhubungan dengan
hakikat manusia yang ingin memperoleh
ketentraman badaniah. Kebutuhan
kesehatan ini merupakan kebutuhan yang
berlangsung terus-menerus, karena
kebutuhan ini akan kembali pada titik nol
setelah dipenuhi.
b. Motivation Factors Adalah faktor motivator
yang menyangkut kebutuhan psikologis
seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini
berhubungan dengan penghargaan terhadap
pribadi yang berkaitan langsung dengan
pekerjaan.
Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam
Organisasi Dalam kehidupan organisasi,
pemahaman terhadap motivasi bagi setiap
pemimpin sangat penting artinya,namun motivasi
juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini
dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173)
sebagai berikut :
a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important
subject) karena peran pemimpin itu sendiri
kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak
boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan
melalui orang lain atau bawahan, untuk itu
diperlukan kemampuan memberikan motivasi
kepada bawahan.
b.Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling
subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati
dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan
mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih
jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga
disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu
sama lain. Untuk memahami motivasi karyawan
digunakan teori motivasi dua arah yang
dikemukakan oleh Herzberg: Pertama, teori yang
dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu
untuk karyawan atau pegawai pemerintahan di
tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi
Maslow misalnya berlaku makro yaitu untuk
manusia pada umumnya. Kedua, teori Herzberg
lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow,
khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan
dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang
merupakan pengembangan dari teori hirarki
kebutuhan menurut Maslow. Teori Herzberg
memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan
organisasi dalam memotivasi karyawan. Pertama,
teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan
Maslow,khususnya mengenai hubungan antara
kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua,
kerangka ini membangkitkan model aplikasi,
pemerkayaan pekerjaan (Leidecker and Hall dalam
Timpe, 1999 : 13). Berdasarkan hasil penelitian
terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika Serikat
dari berbagai Industri, Herzberg mengembangkan
teori motivasi dua faktor (Cushway and Lodge,
1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang
mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu
faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga
dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor
kesehatan (hygienes)yang juga disebut disatisfier
atau ekstrinsic motivation. Teori Herzberg ini
melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan
termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong
yang timbul dari dalam diri masing-masing orang,
dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang
dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi
tempatnya bekerja. Jadi karyawan yang terdorong
secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang
memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan
inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang
tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat.
Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan
perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya,
mereka yang lebih terdorong oleh faktor-faktor
ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang
diberikan oleh organisasi kepada mereka dan
kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang
diinginkannya dari organisasi (dalam Sondang,
2002 : 107). Adapun yang merupakan faktor
motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu
sendiri (the work it self), prestasi yang diraih
(achievement), peluang untuk maju (advancement),
pengakuan orang lain(ricognition), tanggung jawab
(responsible). Menurut Herzberg faktor
hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong
minat para pegawai untuk berforma baik, akan
tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat
memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak
memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan,
faktor-faktor itu dapat menjadi sumber
ketidakpuasan potensial (Cushway & Lodge, 1995 :
139). Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor
merupakan faktor yang mendorong semangat guna
mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan
terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi)
lebih memungkinkan seseorang untuk berforma
tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah
(hygienis) (Leidecker & Hall dalam Timpe, 1999 :
13). Dari teori Herzberg tersebut, uang/gaji tidak
dimasukkan sebagai faktor motivasi dan ini
mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah
biru sering kali dilakukan oleh mereka bukan
karena faktor intrinsik yang mereka peroleh dari
pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat
memenuhi kebutuhan dasar mereka (Cushway &
Lodge, 1995 : 139).Phyrman
3 Jelaskan konsep Appraisal Model tentang stres ! 30 Modul 8, KB 1
dan berikan contoh implementasinya di dunia kerja
!

Jawab :

Stres di tempat kerja dapat memengaruhi siapa saja


dan bisa dipicu oleh apa saja. Umumnya,, stres
akibat kerja terjadi ketika seseorang tidak dapat
memenuhi tuntutan atau kebutuhan dari
pekerjaannya. Terlalu banyak yang harus dilakukan,
kurangnya waktu, kurangnya informasi dan
kurangnya sumber daya untuk menuntaskan
pekerjaan. Dalam survei terhadap 1.400 pekerja di
Amerika Serikat yang dipublikasikan secara online
oleh careerbuilder.com , lebih dari satu pertiga
responden menyatakan telah mengalami
penambahan beban kerja. Mereka bekerja dengan
waktu yang lebih panjang dan jam istirahat makan
siang yang lebih pendek agar pekerjaan bisa selesai.
Akibatnya, pekerja mulai mengalami banyak gejala
stres secara fisik maupun mental. Dalam hal ini,
stres bukan hanya merugikan para pekerja, tapi juga
mengganggu kinerja seluruh organisasi. Menurut
empat dari lima manajer di Eropa, stres merupakan
bencana dalam perusahaan. Stres adalah salah satu
risiko psikososial di tempat kerja yang
penanganannya lebih sulit dibandingkan masalah
kesehatan. Stres diimplikasikan sebagai faktor
penyebab dari absen, kecelakaan kerja, masalah
psikologis, tuntutan kompensasi, produktivitas yang
rendah, tindakan pencurian di tempat kerja, kinerja
yang tidak maksimal, dan tingkat keluar masuk
pekerja yang tinggi. Yang jelas, stres berdampak
langsung secara menyeluruh. Di Amerika Serikat,
survei terbaru mengindikasikan bahwa stres akibat
kerja mengakibatkan pemilik perusahaan harus
mengeluarkan sekitar 2 kuadriliun per tahun karena
masalah absen, keterlambatan, kejenuhan,
produktivitas yang semakin rendah, angka keluar
masuk pekerja yang tinggi, kompensasi pekerja, dan
peningkatan biaya asuransi kesehatan.
implementasinya stress di dunia kerja

1. Kenali batas kemampuan Mengenali sampai


mana batas kemampuan pekerja dalam menanggung
beban pekerjaan adalah hal yang penting untuk
mengurangi stres dalam pekerjaan. Dengan begini,
pekerja juga dapat memperhitungkan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan beban
kerja. Selain itu, pekerja dapat terhindar dari rasa
lelah berlebihan

2. Bicarakan dengan atasan Bagi sebagian orang,


berbicara dengan atasan atau melakukan sesi curhat
kecil terkadang merupakan hal yang agak
canggung. Tapi, cobalah bicarakan mengenai stres
yang dialami kepada atasan. Pekerja juga berhak
untuk menolak atau mengatakan tidak pada atasan,
jika merasa beban yang diberikan sudah melewati
batas kemampuan, atau bahkan beban pekerjaan
yang diberikan di luar dari tanggung jawab
pekerjaan. Tujuannya bukan untuk mengeluh,
melainkan untuk membuat rencana efektif dalam
mengelola stres kerja.

3. Lupakan pekerjaan sejenak Beban atau target


pekerjaan tidak jarang membuat seseorang menjadi
stres. Bahkan tidak jarang, hal ini dapat berdampak
dan menimbulkan masalah lain di kehidupan
pribadi. Jika merasa diri sudah berada di tahap ini,
cobalah untuk mengistirahatkan diri sejenak.
Lupakan pekerjaan sejenak dan carilah hiburan
yang dapat membuat pekerja tertawa. . Tertawa
dapat memberikan dampak positif bagi tubuh dan
jiwa. Jangan lupa bahwa cuti adalah hak pekerja,
dan jika memang diperlukan, pekerja bisa
mengambil cuti selama beberapa waktu untuk
menenangkan diri dan menjauhi stres kerja.

4. Melakukan olahraga atau aktivitas lain Beberapa


olahraga dan aktivitas yang dapat menghilangkan
stres dan tentu saja meningkatkan stamina, antara
lain:
a. Jalan santai atau jalan cepat
b. Menari
c. Yoga atau meditasi
d. Tai chi
e. Renang
a. f. Menyanyi
4 Salah satu konsep yang mendasari munculnya 30 Modul 9, KB 1
kerekayasaan manusia adalah FMJ (Fitting the Man
to the Job) dan FJM (Fitting the Job to the Man).
Jelaskan kedua pendekatan tersebut sehingga jelas
terlihat perbedaan diantara keduanya !.

Jawab :

Dari berbagai studi yang sudah dijelaskan , ada dua


kecendrungan umum yang dapat diindentifikasi.
Pertama, organisasi berupaya meningkatkan
produktivitasnya dengan menggunakan metode
kerja dan mesin-mesin baru. Kedua, upaya
meningkatkan produktivitas dilakukan dengan cara
mengoptimalkan disain kerja untuk meminimalisasi
upaya-upaya tidak produktif. Dengan
berkembangnya psikometri setelah perang dunia
pertama, maka ada upaya-upaya untuk
mengembangkan alat ukur yang dapat mengukur
karakteristik manusia seperti inteligensi atau
kepribadian. Usaha untuk fitting the man to the job
(FMJ) didasarkan pada ide bahwa produktivitas dan
efisiensi hanya dapat ditingkatkan dengan cara
melilih karyawan yang kemampuannya sesuai
dengan pekerjaan. Asumsi yang mendasari
pendekatan ini adalah bahwa kemampuan karyawan
tersebut benar-benar ada dan dapat diukur. Asumsi
ini juga benar dalam hal menyeleksi individu yang
memiliki kualiafikasi formal dan keterampilan
untuk mengisi pekerjaan, namun untuk beberapa
pekerjaan lainnya tidak dapt diterapkan. Misalnya,
pekerjaan yang masyarakat individu miliki “punggu
yang kuat” seharusnya tidak ada. Di sini yang
bermasalah adalah pekerjaanya, bukan individunya
(bukan calon karyawannya). Pekerjaan tersebut
harus di disain ulang sehingga setiap individu dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut. Pendekatan lain
yang lebih memerhatikan factor-faktor manusia
adalah fitting the job to the man ( FJM). Asumsi
yang mendasari pendekatan ini adalh bahwa
karakteristik individu harus diperhitungkan dalan
mendisain suatu pekerjaan. Ini dapat dilakukan
pada setiap pekerjaan. Jadi, jelas bahwa FJM
merupakan pendekatan yang paling tepat dalam
mendisain sitem kerja.FJM dapat dilakasanakan
pada semua segi, baik fisik maupun psikologis. Dari
segi fisik, NIOSH (National Institute of
Occupational Safety and Health) sudah menetapkan
metode atau cara mangangkatkan barang yang
aman. Dari sehi human performance psychology,
diketahui bahwa karyawan memiliki harapan
tentang adanya keterkaitan atau hubungan antara
pergerakan mesin dengan yang terlihat pada display
mesin. Di lain pihak, ergonomic menekan bahwa
hubungan controldisplay (pada suatu mesin) harus
didisain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
harapan penggunaanya. Dari sudut Bahasa,
software, instruksi , dan manual mesin-mesin harus
dapat dimengerti dengan mudah. Dalam situasi
ekstrem, pendekatan FMJ memang dapat
diterapkan, misalnya ketika karyawan harus
berkerja pada situasi atau suhu yang panas yang
tidak dapat diubah. Namun, dalam situasi yang
sedemikian pun sebenarnya beberapa pilihan FJM
dapat diterapkan, misalnya dengan merangcang jam
istirahat yang lebih sering, atau mengharuskan
karyawan menggunakan baju tertentu,atau dengan
menyiapkan “ruang pendingin” dan sebagainya.

Selamat mengerjakan tugas.

Anda mungkin juga menyukai