Anda di halaman 1dari 9

MOTIVASI

1. Arti Penting Motivasi


Salah satu tugas menantang seorang manajer adalah memastikan bahwa tugas dan pekerjaan
yang dilimpahkan kepada anggota organisasi dikerjakan sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk mewujudkan tugas tersebut, para manajer harus mampu mendesain suasana yang
dapat memotivasi orang lain. Lazimnya setiap orang yang bekerja dalam sebuah organisasi
akan terikat oleh kontrak kerja yang mengatur secara rinci apa yang harus dilakukan, berapa
lama dalam sehari bekerja, serta seberapa besar gaji yang akan diterima. Namun tidak
disinggung bagaimana motivasi orang tersebut.setiap manajer akan senantiasa dituntut untuk
berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya termotivasi, sehingga
para anggota organisasi akan melakukan tugasnya dengan perasaan yang gembira, tidak
tertekan, dan dalam suasana kegairahan yang tinggi. Sebaliknya para anggota dapat terpenuhi
kebutuhannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin terpenuhi kebutuhan seseorang
dalam organisasi, semakin termotivasilah orang tersebut.
2. Pengertian Motivasi
1) Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) yang dimaksud motivasi
adalah faktor faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan,
mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tugas tertentu.
2) Menurut Robbins dan Coulter (2004) motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu adalah suatu
kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Adanya kebutuhan ini
menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam usahanya mencapai tujuan.

3. Proses Timbulnya Motivasi Seseorang


1) Kebutuhan yang belum terpenuhi
2) Mencari dan memilah cara cara untuk memuaskan kebutuhan (disini akan terlibat
kemampuan, keterampilan, pengalaman).

3)
4)
5)
6)
7)

Perilaku yang diarahkan pada tujuan


Evaluasi prestasi
Imbalan atau hukuman
Kepuasan
Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi.

4. Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi


1) Karakteristik Individu
a. Minat
b. Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan
c. Kebutuhan individual
d. Kemampuan atau kompetensi
e. Pengetahuan tentang pekerjaan
f. Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai nilai
Pada umumnya krakteristik individu ini mempengaruhi bagaimana orang menilai
apa yang diperolehnya dari bermacam macam faktor dalam pekerjaan yang
diuraikan di bawah ini. Bila faktor faktor dalam pekerjaan cocok dengan
karakteristik individu, orang cenderung untuk termotivasi menjalankan tugasnya.

2) Faktor Faktor Pekerjaan


a. Faktor lingkungan pekerjaan
1) Gaji dan benefit yang diterima
2) Kebijakan kebijakan perusahaan
3) Supervise
4) Hubungan antar manusia
5) Kondisi pekerjaan seperti jam kerja, lingkungan fisik, dan sebagainya
6) Budaya organisasi
b. Faktor dalam pekerjaan
1) Sifat pekerjaan
2) Rancangan tugas / pekerjaan
3) Pemberi pengakuan terhadap prestasi
4) Tingkat / besarnya tanggung jawab yang diberikan
5) Adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan
6) Adanya kepuasan dari pekerjaan.

5. Teori Teori Motivasi

Robbins (2001) membagi teori motivasi menjadi 2 bagian yakni teori dini tentang motivasi,
yakni teori teori yang lahirnya lebih awal, dan teori kotemporer tentang motivasi adalah
deretan teori motivasi yang lebih baru, yang selanjutnya akan diuraikan yaitu:
1) Teori Teori Dini / Awal tentang Motivasi
a. Teori motivasi abraham maslow (teori kebutuhan)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk
piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan
itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling
tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi
penentu tindakan yang penting
a. Kebutuhan fisiologis (sandang, papan, pangan, seks, kebutuhan pokok ragawi)
b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c. Kebutuhan sosial (berafiliasi dengan orang lain, berkumpul, dan berkawan)
d. Kebutuhan akan penghargaan (harga diri, otonomi, prestasi, status, pengakuan,
perhatian)
e.

Kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan potensi secara maksimal).

b. Teori X dan teori Y


Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan
pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya
positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
Menurut teori X, manajer mengandaikan karyawan / manusia itu negative, seperti:
1)
2)
3)
4)

Tidak suka pekerjaan


Malas
Tidak suka tanggung jawab
Mengedepankan keamanan diatas semua faktor lain.

Menurut teori Y, karyawan cenderung positif, seperti:


1)
2)
3)
4)

Suka pekerjaan
Kreatif
Bertanggung jawab
Inovatif

Menghadapi tipe karyawan seperti ini manajer tidak perlu bertindak otoriter, akan
lebih baik bergaya demokratis. Suatu kesan yang dapat ditangkap dari teori X dan Y
ini adalah bahwa para manajer yang menerima asumsi teori X tentang manusia dapat
mempergunakan pendekatan langsung, mengendalikan dan mengawasi secara ketat
bawahan. Untuk asumsi teori Y para manajer dapat menawarkan sikap membantu,
mendukung, dan mempermudah orang orang mengembangkan kreativitas.
c. Teori Motivasi - Higiene (Teori dua faktor).
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a.

Faktor hygiene, memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,


termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi

lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik).


b. Faktor motivator, memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,
yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
Kontribusi utama teori ini adalah dapat meningkatkan sensitivitas / kepekaan
manajer terhadap fakta bahwa memperlakukan anggota secara baik semata tidaklah
cukup untuk memotivasi mereka. Pimpinan harus dapat memanfaatkan kapasitas,
keterampilan serta bakat dari anggota melalui desain kerja secara efektive. Pekerjaan
yang ditawarkan mesti menantang dan menggairahkan.

2) Teori Kontemporer Tentang Motivasi


a. Teori ERG oleh Clayton Aldefer
Teori ini adalah merupakan modifikasi dan pengurangan dari lima jenjang menjadi
tiga kelompok kebutuhan inti yaitu:
1. Existence/Eksistensi, yang oleh maslow meliputi kebutuhan faali dan rasa aman
2. Relatedness/Hubungan, sama dengan kebutuhan sosal
3. Growth/Pertumbuhan, mencakup kebutuhan penghargaan serta aktualisasi diri
dari Maslow

Aldefer berdalih seorang individu mungkin saja pada suatu ketika akan berusaha
memenuhi beberapa kebutuhannya secara simultan atau serentak
b. Teori kebutuhan David McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan temantemannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang
didefinisikan sebagai berikut:
1) kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar,
berusaha keras untuk berhasil.
2) kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
3) kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan
antarpersonal yang ramah dan akrab.
c. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini dikemukakan oleh Edwin Locke, teori ini menguraikan hubungan antara
tujuan dengan prestasi kerja. Konsepnya adalah bahwa karyawan yang memahami
tujuan organisasi dapat berpengaruh terhadap perilaku kerjanya. Dengan menetapkan
tujuan yang lebih menantang atau sulit terukur hasilnya akkan dapat meningkatkan
prestasi. Asumsinya adalah para karyawan berkomitmen terhadap tujuan, percaya
diri, atau mempunyai keefektifan diri dan kinerja (prestasi) dianggap penting.
Teori ini menuntun para manajer pada perspektif dimana dengan menetapkan tujuan
tujuan yang lebih rinci, lebih sulit dan menantang dan bila itu bisa diterima oleh
anggota organisasi, akan dapat mengantarkan organisasi mencapai kinerja yang lebih
bagus.
d. Teori Penguatan
bahwa perilaku adalah fungsi dari konsekuensi yang mengarah pada konsekuensi
yang positif dan menghindari konsekuensi yang tidak menyenangkan. Terdapat tiga
jenis penguatan yang dapat digunakan manajer untuk memodifikasi motivasi anak
buah:
1) Penguatan positif: memberikan penghargaan plus kenaikan imbalan atas
prestasi bagus karyawan

2) Penguatan negative / penghindaran, yaitu mencegah, menghilangkan akibat


yang tidak menyenangkan. Karyawan bekerjakeras karena menghindari hal
hal yang bisa membuatnya tidak menyenangkan.
3) Hukuman, menghindari pengulangan perilaku yang tidak diinginkan.
Misalnya terhadap karyawan yang datangnya terlambat diberi peringatan
agar tidak mengulanginya lagi.

B.F skinner dalam robbins dan coulter (2004) menjelaskan teori penguatan bahwa
orang kemungkinan besar berprilaku seperti yang dikehendaki apabila ia mendapat
imbalan untuk berbuat hal itu. Dan perilaku yang tidak diberi imbalan, atau yang
kena hukuman, berkurang kemungkinannya untuk diulangi. Manfaat dari teori ini
adalah para manajer dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi yang
dipimpinnya dengan memperkuat tindakan tindakan yang mereka ( para anggota)
anggap menguntungkan.

e. Teori Keadilan / Kesetaraan


Teori ini dikembangkan oleh J.Stacey Adam. Bahwa setiap individu dalam teori ini
akan membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan /
keluaran orang lain, dan dia akan berespon untuk menghilangkan setiap
ketidakadilan yang dirasakan.
Teori ini mengatakan lebih jauh bahwa para karyawan dapat:
1) Mengubah baik masukan atau keluaran mereka sendiri atau orang lain
2) Berperilaku sedemikian rupa untuk mendorong orang lain untuk mengubah
masukan atau keluaran mereka
3) Berperilaku sedemikian rupa untuk mengubah masukan atau keluaran mereka
sendiri
4) Memilih pembanding yang lain
5) Meningalkan pekerjaannya.
f. Teori Harapan (Ekspektasi)
Teori ini dicetuskan oleh victor vroom yang menggambarkan bahwa kuatnya
kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada
kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya akan diikuti oleh suatu
output tertentu dan daya tarik output tersebut.

Teori ini menyatakan bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman seseorang


individu terhadapa hubungan antara usaha dengan kinerja, dan keingingan atau
dambaan terhadap hasil yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja. Boleh
dikatakan teori ini melandaskan diri pada suatu logika bahwa orang akan
melakukan apa yang mampu dilakukan apabila ia mau untuk melakukan.
Dalam tataran praktis teori ini mengatakan bahwa seorang karyawan termotivasi
untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia yakin bahwa upayanya tersebut
akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian kinerja
yang baik akan mendorong ganjaran (bonus, gaji, promosi) dari organisasi.
Teori ini memfokuskan pada tiga hubungan, yaitu:
1) Hubungan upaya kinerja, bahwa individu berpersepsi upaya yang diakukan
akan mendorong kinerja
2) Hubungan kinerja ganjaran, berprestasi pada suatu tingkat tertentu akan
mendorong tercapainya suatu output yang diinginkan.
3) Hubungan ganjaran tujuan pribadi, sejauh mana ganjaran memenuhi tujuan
pribadi individu dan potensi daya tarik ganjaran itu kepadanya.
Jadi untuk menerapkan teori ini seorang pemimpin wajib memahami tiga hal,
yaitu:
1) Harapan (expectancy)
Bahwa seseorang dengan bekerja ia akan dapat mencapai berbagai
tingkatan kinerja.
2) Instrumentalitas (instrumentally)
Bahwa berbagai hasil kerja akan timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
tugas
3) Valensi (valence)
Bahwa nilai yang diberikan seseorang pada hasil kerja tersebut.
Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja tidak
termotivasi pada pekerjaan mereka dan melakukan sesuatu yang minimal,
semata-mata untuk menyelamatkan diri. Jadi pemimpin dituntut untuk proaktif.

Daftar Pustaka

Ardana, Komang; Mujiati, Ni Wayan; Ayu Sriathi, Anak Agung,Perilaku Keorganisasian edisi
kedua, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009
http://difadasaputri.blogspot.com/2013/04/tugas-perilaku-keorganisasian-merangkum.html
http://desipurnamasariartikel.blogspot.com/

PerilakuOrganisasi

MOTIVASI

Nama Anggota:
I Komang Yusa Dharmadi

1206305069

Anak Agung Made Surya

1206305070

I Gede Aditya Mahendra

1206305157

I Ketut Jayantara

1206305186

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2014

Anda mungkin juga menyukai