Anda di halaman 1dari 20

LEADING AND MOTIVATION Dasar Manajemen

Kelompok 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. Annisa Dian Hayati (195050100111018)


2. M. Dzamirul Haqqi (195050100111020)
3. Alifia Nurma Anggraeni (195050100111022)
4. Veliyan Aan Adriawan (195050100111024)
LEADING AND MOTIVATION
MOTIVATION LEADING
Siagian dalam Sedarmayanti (2001),
mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan Stoner (1996) memberikan pengertian
proses pemberian motif kerja kepada para kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan tugas kelompok.
organisasi dengan efektif dan efisien.
Soetopo Hendiyat dan Soemanto
Danim (2004) melengkapi bahwa Wasty, (1982) kepemimpinan adalah perilaku
motivasi sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, yang ada pada diri seseorang untuk berinteraksi
semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi dengan lingkungan dan berperan serta di
yang mendorong seseorang atau sekelompok dalamnya untuk mencapai tujuan hidupnya.
orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai
dengan yang dikehendakinya.
Motivasi adalah keadaan

MOTIVASI batin yang menyebabkan


seorang individu untuk
berperilaku yang menjamin
tercapainya suatu tujuan.
ASAS-ASAS
MOTIVASI
1. Asas Mengikutsertakan
2. Asas Komunikasi
3. Asas Pengakuan
4. Asas Wewenang yang
Didelegasikan
5. Asas Perhatian Timbal
Balik
TEORI-TEORI MOTIVASI

1. Teori Klasik
2. Teori Abraham Maslow
3. Teori Frederick Herzberg
4. Teori Human Relations
5. Teori Claude S. George
6. Teori McClelland
TANTANGAN
Kretner dan Kinicki (2010) menyebutkan:
1. Banyak tugas pekerja manajer direntang lebih luas. Mereka merasa ditarik
dalam multi-dimensi dan menggunakan terlalu banyak waktu untuk mengatasi
persoalan daripada secara proaktif memfokus pada kebutuhan pekerja.
2. Manajer mungkin tidak tahu bagaimana memotivasi orang, selain sekadar
menggunakan penghargaan finansial. Adalah penting bagi manajer untuk
menggunakan pendekatan yang lebih luas dan terintegrasi ketika berusaha
memotivasi pekerja.
1. Perlu pemahaman tentang perbedaan antara
motivasi dan kinerja.
2. Perbedaan individual merupakan salah satu
penyebab rendahnya motivasi yang harus
dipertimbangkan.
3. Motivasi adalah goal-directed, maka proses
dan penetapan tujuan harus dilakukan
melalui prosedur yang tepat.
4. Umpan balik memberikan informasi dan arah
yang diperlukan untuk menjaga pekerja
fokus pada tugas, aktivitas, dan tujuan yang
relevan.
LANGKAH MENGATASI 5. Tidak boleh dilupakan bahwa budaya
TANTANGAN organisasi mempengaruhi motivasi dan
perilaku pekerja secara signifikan.
CONTOH IMPLEMENTASI
Motivasi memiliki hubungan dengan kecepatan menerapkan biogas, hal ini dikarenakan
motivasi intrinsik maupun ekstrinsik yang berhubungan dengan kecepatan menerapkan inovasi biogas.
Dalam hal ini motivasi peternak hanya pada tingkat minat mengadopsi teknologi biogas,
karena rasa ingin tahu dan harapannya peternak belum terpenuhi untuk meningkatkan derajat sosial,
baik dari informasi yang diterima dan meningkatkan pendapatan.
Kinerja penyuluh perlu ditingkatkan dalam memberikan arahan atau dorongan sebagai
kewajiban terhadap peternak.
Sesuai pendapat Asngari (2001), kelayan yang memiliki motivasi intrinsiknya tinggi akan lebih
aktif dibandingkan bagi yang baru tumbuh motivasi ekstrinsiknya, maka perlu dipacu oleh penyuluh
agar memiliki motivasi intrinsic yang tinggi, sehingga nantinya dia lebih dinamis membantu diri sendiri.
Kepemimpinan adalah

LEADING
proses untuk mempengaruhi
orang lain untuk bekerja
sama dalam rangka
mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama
TEORI-TEORI
KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat (Trait)
2. Teori Perilaku (Behavioral)
3. Teori Situasional (Contigency)
4. Teori Pendekatan Transaksional
5. Teori Transformasional
6. Teori Karismatik
7. Teori X dan Y
8. Teori Z
Atribut menurut Gardner:
1. Vatalitas fisik dan stamina
2. Intelegensi
3. Kemauan menerima tanggung jawab
4. Kompetensi penugasan
5. Memahami kebutuhan orang lain
6. Terampil berurusan dengan orang
7. Ingin berhasil
8. Kemampuan memotivasi
9. Keberanian, keteguhan, dan ketahanan
pribadi
10.Kemampuan memenangkan kepercayaan
ATRIBUT 11.Kemampuan untuk memenejemeni,
memutuskan, dan menetapkan prioritas
KEPEMIMPINAN 12.Adaptasi dan Fleksibilitas
SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN
1. Memiliki visi untuk berubah
2. Memerangi ketakutan akan perubahan
3. Berpikir berani mengambil resiko
4. Memiliki suatu usulan rencan yang dinamis
5. Mematahkan aturan
6. Beri setiap orang dua pekerjaan
7. Kolaborasi
8. Menerima kegagalan
9. Membangun prototype
10.Bersemangat
GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin


dalam mempengaruhi bawahan (followers) agar mau melaksanakan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan yang dihaapkan agar tercapai tujuan yang telah
dltentukan sebelumnya.
Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar
leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya
kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard.
Konsep
1. Gaya Kepemimpinan Kontinum
2. Gaya Managerial Grid
3. Gaya Model Reddin

Dialektika
1. Demokratis
2. Otoriter
3. Bebas dan Gaya

KONSEP DAN DIALEKTIKA GAYA


KEPEMIPINAN
LAWS OF LEADERSHIP
Gatto (1992) menawarkan beberapa hukum kepemimpinan, antara
lain:
1. Komunikasi
2. Koordinasi
3. Motivasi
4. Klarifikasi harapan
5. Menetapkan pedoman kerja
KARAKERISTIK
PEMIMPIN YANG
EFEKTIF
1. Entrepeneur: kompeten, individualis, egosentris, dominan,
percaya diri, inovatif, punya kemauan keras.
2. Corporateur: dominan tapi tidak mendominasi, direktif,
konsultatif.
3. Developer: percaya pada bawahan, aktualisasi potensi,
orang lain sebagai kekuatan utama, loyalitas.
4. Craftsman: terampil, bersahabat, konservatif, berhati-
hati, percaya diri sendiri, bijaksana, perfeksionis.
5. Integrator: komitmen, egalitarian, parsisipatit, penuh
motivasi, terampil.
6. Gamesman: berprinsip, bergerak cepat, luwes, terampil,
otonom, berani mengambil resiko.
CONTOH IMPLEMENTASI
Pembangunan kawasan agribisnis berbasis peternakan merupakan alternatif program terobosan yang
diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan yaitu meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi dalam usaha sapi perah terbagi dalam tiga sektor yaitu hulu, tengah dan
hilir. Permasalahan di sektor hulu antara lain produktivitas masih rendah, kurangnya ketersediaan bibit sapi
perah, biaya pakan tinggi, skala pemilikan kecil dan mutu sumberdaya manusia masih rendah. Permasalahan di
sektor tengah meliputi teknis budidaya dan sistem recording rendah, ketersediaan lahan untuk produksi pakan
menurun, konversi lahan pertanian ke non pertanian, modal usaha dari perbankan masih rendah serta kerjasama
lintas sektoral belum terpadu. Permasalahan di sektor hilir antara lain harga susu segar dan konsumen masih
rendah serta harga jual pedet/sapi perah tidak stabil.
Pemerintah telah mengupayakan pengembangan sapi perah dalam rangka peningkatan produksi dan
produktivitas. Upaya tersebut antara lain pemberian kredit sapi perah melalui koperasi dan pemasaran susu
diatur melalui industri pengolahan susu (IPS) sejak tahun 1982-1997, namun kebijakan sistem perkoperasian sapi
perah oleh pemerintah belum menyejahterakan peternak karena kurang memperhatikan strategi manajemen
produksi.
Ini artinya, kita membutuhkan kepemimpinan yang dimana ada komunikasi, koordinasi, motivasi dan
harapan.
“SEORANG BOSS BERKATA, KERJAKAN!...
SEDANGKAN SEORANG PEMIMPIN
MENUNJUKKAN APA YANG BISA DIA KERJAKAN!” Kouzes & Posner, 1987
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, C., dan M. Rifa’i.2016.Dasar-Dasar Manajemen.Medan:Perdana Publishing.
Bukit, B., T. Malusa, dan A. Rahmat.2017.Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta:Zahir Publishing.
Tiyanto, P.2009.Manajemen Unggul.Palu:Edukasi Mitra Grafika.
Santosa, S. I., A. Setiadi, dan R. Wulandari.2013.Analisis Potensi Pengembangan
Usaha Peternakan Sapi Perah dengan Menggunakan Paradigma Agribisnis di
Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.Buletin Peternakan.37(2):125—135.
Kartiwi, A. N., A. Abdullah, dan S. N. Kasim.2016.Pengaruh Pengetahuan dan Motivasi
Peternak Sapi Potong terhadap Adopsi Teknologi Biogas di Desa Bumiayu
Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polman.Jurnal Ilmu dan Industri
Peternakan.3(2):77—82.

Anda mungkin juga menyukai