Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Alderfer mengelompokkan kebutuahan ke dalam tiga kelompok:
Kebutuhan eksistensi ( existence needs )
Kebutuhan hubungan ( relatedness needs )
Kebutuhan pertumbuhan (growth needs)
Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan eksistensi, hubungan dan
pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan kekonkretan, dengan kebutuhan
eksistensi sebagai kebutuhan yang paling konkret dan kebutuhan pertumbuhan
sebagai kebutuhan paling kurang konkret (abstrak).
Teori Dua Faktor
Teori dua faktor juga dinamakan teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh
Herzberg. Teori yang dikembangkan Frederich Herzberg sebagai Model Dua Faktor
dari motivasi terdiri dari :
Faktor Motivasional
Faktor motivasional merupakan hal-hal yang mendorong untuk berprestasi dan
dorongan tersebut bersifat intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang.
Faktor Hygiene (pemeliharaan)
Faktor hygiene merupakan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik, artinya
bersumber dari luar diri seseorang yang turut menentukan perilaku dalam
kehidupan oragn tersebut.
2. Atasan (Supervisior)
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan
bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
4. Promosi (Promotion)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
5. Gaji/Upah (Pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Mengukur Kepuasan Kerja
Greenberg dan Baron menunjukkan tiga cara untuk melakukan pengukuran
kepuasan kerja yaitu :
2. Critical incidents
Individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang
dirasaka terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka
dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari. Sebagai contoh misalnya
apabila banyak pekerja yang menyebutkan situasi pekerjaan dimana mereka
mendapatkan perlakuan kurang baik oleh supervisor atau sebaliknya.
3. Interviews
Dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja dapat diketahui
sikap mereka secara langsung dan dapat mengembangkan lebih dalam dengan
menggunakan kuesioner yang terstruktur.
Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja atau yang dalam bahasa Inggris Job
Involvement yaitu sebuah bentuk komitmen seorang karyawan
dalam ikut berperan dan peduli kepada pekerjaan baik secara
nyata, pengetahuan dan emosional menjadikan anggapan
pekerjaan yang dijalankannya sangat penting dan mempunyai
keyakinan yang tinggi untuk menyelesaikannya.
Pekerjaan
02
adalah minat
hidup yang 01 03
utama
Menganggap
kinerja konsisten
dengan konsep
dirinya
Karakteristik Keterlibatan Kerja
Cohen (2003) menyatakan, bahwa terdapat dua karakteristik keterlibatan kerja, antara
lain:
Karateristik Karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi, yakni:
Menghabiskan waktu untuk bekerja
Mempunyai kepedulian yang tinggi kepada pekerjaan dan perusahaan
Puas dengan pekerjaannya
Mempunyai komitmen yang tinggi kepada karier, profesi dan organisasi.
Memberikan usaha yang terbaik untuk perusahaan
Tingkat absen dan intensi turnover untuk perusahaan
Mempunyai motivasi yang besar
Variabel Situasional
Variabel sitasional yang bisa berpengaruh pada keterlibatan kerja
meliputi pekerjaan, organisai dan lingkungan sosial budaya. Variabel
pekerjaan meliputi karakteristik/hasil kerja, variasi, otonomi, identitas
tugas, feedback, level pekerjaan (status formal dalam organisasi), level
gaji, kondisi pekerjaan (work condition), job seurity, supervisi, dan iklim
interpersonal.
TERIMAKASIH