Anda di halaman 1dari 6

PERILAKU ORGANISASI

KONSEP MOTIVASI

Disusun oleh :

1. Andrean Juli Ratmono C1C019051

2. Intan Putri Fandini C1C019076

3. Arinda Putri Novriandini C1C019086

4. Istiqomahturrokhmah C1C019087

5. Diajeng Sekar Wangi C1C019091


MATERI

DEFINISI MOTIVASI
Motivasi (motivation)  adalah suatu  proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah,
dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Kekuatan (intensity)
menggambarkan seberapa kerasnya seseorang dalam berusaha. Kita harus
mempertimbangkan mutu upaya agar sejalan dengan kekuatannya. Motivasi memiliki
dimensi ketekunan (persistence) yang mengatur seberapa lama seseorang dapat
mempertahankan upayanya.

2.        TEORI-TEORI AWAL MENGENAI MOTIVASI


- Teori Hierarki Kebutuhan
Teori dari Abraham Maslow ini membuat hipotesis bahwa di dalam setiap manusia
terdapat hierarki 5 kebutuhan :
a.    Fisiologis, meliputi kelaparan, kehausan, tempat tinggal dan kebutuhan fisik lainnya
b.    Rasa aman, meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosional
c.    Sosial, meliputi kasih sayang, persahabatan dan rasa memiliki
d.   Penghargaan, terdiri dari faktor internal misalnya rasa harga diri, kemandirian dan faktor
eksternal misalnya sttus, pengakuan dan perhatian
e.    Aktualisasi diri yaitu dorongan yang mampu membentuk seseorang untuk menjadi apa,
meliputi pertumbuhan, pencapaian dan pemenuhan diri
Maslow memisahakan lima kebutuhan ke dalam urutan paling rendah dan tinggi.
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling rendah, dimana kebutuhan ini sebagian
besar dapat dipuaskan secara eksternal. Jika kebutuhan paling rendah terpenuhi, maka
kebutuhan berikutnya menjadi dominan.
- Teori X dan Teori Y
Douglas McGregor mengusulkan 2 sudut pandang yang berbeda mengenai manusia yaitu
Teori X (negatif) dan Teori Y (positif). Teori X mengasumsikan bahwa para pekerja tidak
suka bekerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab dan harus dipaksa untuk mengerjakan.
Sedangkan Teori Y mengasumsikan bahwa para pekerja suka bekerja, kreatif, mencari
tanggung jawab, dan dapat menyodorkan diri sendiri dalam melakukan pekerjaanya.
- Teori Dua-Faktor
Teori Dua Faktor (Two-Factor Theory)adalah suatu teori yang mengaitkan faktor-faktor
intrinsik dengan kepuasan kerja dan menghubungkan faktor ekstrinsik dengan ketidakpuasan
kerja. Teori ini juga dinamakan Teori Motivasi Murni (Motivation-Hygiene Theory).
Faktor Murni (Hygiene Factor) merupakan faktor yang ketika memadai dalam pekerjaan,
akan mampu menenangkan pekerja. Ketika faktor-faktor ini memadai, pekerja tidak akan
puas.
- Teori Kebutuhan McClelland
Teori ini menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan, dan afiliasi adalah tiga kebutuhan
yang penting dan dapat membentu dalam menjelaskan motivasi. Teori Kebutuhan Mcclelland
dikembangkan oleh David McClelland dan rekan-rekan dengan melihat 3 kebutuhan :
  Kebutuhan akan pencapaian (nAch) adalah dorongan untuk berprestasi, utuk pencapaian yang
berhubungan dengan serangkaian dengan serangkaian standar
  Kebutuhan akan kekuasaan (nPow) adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
dengan cara yang tidak akan dilakukan tanpa dirinya
  Kebutuhan akan afiliasi (nAff) adalah keinginan untuk hubungan yang penuh persahabatan dan
interpersonal yang dekat.
3.        TEORI-TEORI KONTEMPORER MENGENAI MOTIVASI
- Teori Penentuan Nasib Sendiri
Teori ini berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas akan
lebih besar apabila ia termotivasi secara intrinsik untuk melakukan aktivitas tersebut karena
ia akan lebih menikmatinya,daripada ia termotivasi secara ekstrinsik sehingga aktivitas yang
dilakukannya berubah menjadi sebuah kewajiban.
4.        KETERLIBATAN PADA PEKERJAAN
Keterlibatan pada pekerjaan adalah ketika seorang pekerja terlibat secara fisik,kognitif,
dan energi emosional dalam kinerjanya terhadap suatu pekerjaan. Keterlibatan pada
pekerjaan memilki hubungan positif dengan hasil kerja. Hal hal yang mendorong seseorang
untuk terlibat dalam pekerjaannya adalah:
1.         Keyakinan atas manfaat yang akan mereka dapat dari keterlibatan dalam pekerjaan tersebut,
2.         Kesesuaian antara nilai individu dengan nilai organisasi,
3.         Perilaku kepemimpinan yang memotivasi pekerja itu sendiri.
5.        TEORI PENETAPAN TUJUAN
Teori ini berpendapat bahwa tujuan yang spesifik dan sulit,serta adanya umpan balik,
akan memotivasi seseorang untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan adanya tujuan,akan
menuntun para pekerja untuk menentukan hal apa yang perlu mereka lakukan dan seberapa
besar usaha yang diperlukan dalam mencapai tujuan tersebut.
Tujuan yang spesifik dan sulit akan meningkatkan kinerja karena,tujuan yang spesifik
menghasilkan output yang lebih tinggi daripada ketika tujuan tersebut digeneralisasikan.
Umpan balik atas  kemajuan yang pekerja lakukan dalam mencapai tujuan,juga akan
meningkatkan kinerja para pekerja itu sendiri. Umpan balik ini akan menuntun perilaku
pekerja. Umpan balik yang berasal dari dalam diri sendiri akan lebih kuat daripada umpan
balik yang berassal dari eksternal. Terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi
hubungan antara tujuan dan kinerja, yaitu :
1.         Komitmen tujuan
2.         Karateristik tugas
3.         Budaya nasional
Para peneliti mengungkapkan bahwa setiap orang memilki cara yang berbeda dalam
mengatur pikiran dan menentukan perilaku mereka dalam mencapai tujuan,terdapat 2
kategori yaitu
1.         Fokus Promosi
2.         Fokus Pencegahan
- Teori Efikasi Diri
Teori efikasi diri (self-eficacy theory) juga dikenal sebagai teori kognitif sosial, atau teori
pembelajaran sosial, mengacu pada suatu keyakinan individu bahwa diamampu untuk
melaksanakan tugas. Empat cara untuk meningkatkan efikasi diri, adalah:
1.         Kemahiran dalam melaksanakan
2.         Pemodelan yang dilakukan
3.         Bujukan secara lisan
4.         Stimulasi
- Teori Penguatan
Teori penguatan (reinforcement theory) adalah mengambil susut pandang bahwa
behavioristic, menyatakan kondisi penguatan prilaku.
Behaviorisme (behaviorism) adalah suatu teori yang berpendapat bahwa prilaku akan
mengikui stimulus dalam sustu hal yang secara relatif tidak terpikirkan.
Teori pembelajaran sosial (social-learning theory) adalah suatu pandangan yang dapat
kita pelajari, baik melalui observasi dan pengalaman secara langsung.
Empat proses yang menentukan pengaruh pada individu, adalah:
1.    Proses atensi
2.    Proses retensi
3.    Proses reproduksi pengerak
4.    Proses penguatan

6.    TEORI KEADILAN/KEADILAN ORGANISASI


Teori keadilan (equity theory) adalah suatu teori yang menyatakan bahwa perbandingan
individu mengenai input dan hasil pekerjaan mereka dan berespon untuk menghilangkan
ketidakadilan. Didasarkan pada teori keadilan, para pekerja yang mengangap sebagai
ketidakadilan akan melakukan salah satu dari enam pilihan berikut :
   Keadilan distributif (distributive justice), yaitu Keadilan yang dirasakan baik jumlah maupun
alokasi penghargaan di antara para individu.
   Keadilan procedural (procedural justice), yaitu Keadilan yang dirasakan pada proses yang
digunakan untuk menentukan distribusi penghargaan.
   Keadilan informasi (informational justice), yaitu Keadilan di mana pekerja diberikan
penjelasan yang jujur dari setiap keputusan.
   Keadilan interpersonal (interpersonal justice), yaitu Keadilan di mana pekerja diperlakukan
dengan rasa hormat dan bermartabat.

7.    TEORI EKSPEKTANSI
Teori Ekspektansi (expectancy theory) yang dikemukakan Victor Vroom menunjukkan
bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan kita untuk bertindak dalam cara tertentu
bergantung pada kekuatan ekspektansi kita mengenai hasil yang diberikan dan
ketertarikannya.
Teori ini mengatakan bahwa para pekerja akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat
usaha yang lebih tinggi ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan
penilaian kinerja yang baik. Oleh karena itu, teori tersebut berfokus pada tiga hubungan,
seperti pada tampilan berikut ini:
1)        Hubungan upaya-kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan
sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2)        Hubungan kinerja-imbalan. Keadaan yang mana individu tersebut yakin bahwa bekerja
pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
3)        Hubungan imbalan-tujuan pribadi. Keadaan yang mana imbalan organisasional akan
memuaskan tujuan pribadi atau kebutuhan dan daya tarik atas imbalan yang potensial bagi
individu tersebut.

8.    MENGINTEGRASIKAN TEORI-TEORI MOTIVASI KONTEMPORER


Dimulai dengan peluang, yang bisa membantu atau menghalangi usaha-usaha individual.
Peluang berhubungan dengan tujuan seorang individu, yang mengarahkan pada suatu
perilaku. Teori ekspektansi memprediksi bahwa para pekerja akan mengeluarkan tingkat
usaha yang tinggi apabila mereka merasa bahwa ada hubungan yang kuat antara upaya dan
kinerja, kinerja dan imbalan, serta imbalan dan pemenuhan tujuan pribadi. Setiap hubungan
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Agar upaya dapat menghasilkan kinerja yang baik,
individu harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja dan sistem penilaian
kinerja tersebut dianggap adil dan objektif.
Hubungan kinerja-imbalan akan mejadi kuat ketika individu merasa bahwa kinerja yang
diberikan imbalan. Apabila teori evaluasi kognitif benar-benar valid di tempat kerja yang
aktual, kita bisa memprediksi bahwa imbalan atas kinerja akan mengurangi motivasi intrinsik
individu. Hubungan terakhir dalam teori ekspektansi ialah hubungan imbalan-tujuan.
Motivasi akan tinggi jika imbalan atas kinerja yang tinggi mampu memenuhi kebutuhan
dominan yang konsisten dengan tujuan-tujuan individu.

Anda mungkin juga menyukai