Anda di halaman 1dari 7

2.

Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi digolongkan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi internal
Motivasi internal adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi
oleh orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
b. Motivasi eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang dengan harapan dapat
mencapai sesuatu tujuan yang dapat menguntungkan dirinya.

Motivasi kerja tampak dalam dua segi yang berbeda yakni :


a. Pertama
Kalau dilihat dari segi aktif atau dinamis, motivasi kerja tampak sebagai suatu usaha positif
dalam menggerakkan dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja agar produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Kedua
Jika dilihat dari segi pasif motivasi nampak sebagai suatu kebutuhan juga sekaligus
menggerakkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut kearah yang
diinginkan.

Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokan menjadi dua jenis menurut Malayu S.P
Hasibuan (2005:150) yaitu :
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan
mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu
pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat
berakibat kurang baik.

4. Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah
sebagai berikut:
a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara langsung
kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya
khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan
betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman,
suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.

5. Proses Motivasi

Pada dasarnya motivasi diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan
individu. Dalam kaitan ini Bindra dalam Winardi (2002:4) menyatakan motivasi berhubungan
dengan pengarahan ke arah tujuan, melalui suatu proses. Mitchell (1982:81) sebagaimana
diterjemahkan oleh Winardi (2002:1) mengemukakan “motivasi mewakili proses-proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu”. Gray et.al, (1984:69)
sebagaimana diterjemahkan oleh Winardi (2002:2) mengemukakan “motivasi merupakan hasil
sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu yang
menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu. Oleh karena itu Jones dalam Winardi (2002:4) menyatakan motivasi
berhubungan dengan persoalan bagaimana perilaku diawali, dienerji, dipertahankan,
diarahkan, dihentikan, dan jenis reaksi subyektif macam apa terdapat di dalam organisme yang
bersangkutan, sewaktu segala hal yang dikemukakan berlangsung.

Proses motivasi sebagai pengarah perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan
suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen (Sumantri, 2001). Ketiga elemen tersebut adalah:
kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Ketiga elemen itu saling mendukung
dan saling mempengaruhi. Ketiga elemen tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:

1. Kebutuhan (needs). Kebutuhan merupakan suatu ‘kekurangan’. Dalam pengertian


keseimbangan, kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat
fisiologis atau psikologis.
2. Dorongan (drives). Suatu dorongan dapat dirumuskan secara sederhana sebagai suatu
kekurangan disertai dengan pengarahan. Dorongan tersebut berorientasi pada tindakan
untuk mencapai tujuan.
3. Tujuan (goals). Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala sesuatu yang akan
meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi pencapaian suatu
tujuan cenderung akan memulihkan ketidakseimbangan menjadi keseimbangan yang
bersifat fisiologis dan psikologis.

Winardi (2002:29-30) menjelaskan kebanyakan manajer perlu mempertimbangkan upaya


untuk memotivasi suatu kelompok orang-orang, yang beraneka ragam, dan yang dalam hal-hal
tertentu tidak dapat diprediksi. Diversitas tersebut menyebabkan timbulnya pola-pola perilaku,
yang dalam hal-hal tertentu berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.

Kebutuhan-kebutuhan berhubungan dengan kekurangan-kekurangan (defisiensi-defisiensi)


yang dialami seseorang individu pada titik waktu tertentu. Adapun kekurangan-kekurangan
tersebut dapat bersifat psikologikal (misalnya kebutuhan akan bahan pangan), psikologikal
(misalnya kebutuhan akan penghargaan diri atau sosiologikal (misalnya kebutuhan untuk dapat
berinteraksi secara sosial). Kebutuhan-kebutuhan dianggap sebagai alat untuk mengenergi
(energizers) timbulnya reaksi-reaksi perilaku atau behavioral. Implikasinya apabila terdapat
adanya kekurangan-kekurangan kebutuhan, maka individu lebih peka terhadap upaya-upaya
motivasional yang dilakukan oleh para manajer.

Betapa pentingnya tujuan-tujuan dalam setiap diskusi mengenai motivasi, kiranya jelas. Proses
motivasional, seperti ditafsirkan oleh kebanyakan para teoritisi, diarahkan ke arah pencapaian
tujuan tertentu (goal-directed). Tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang diupayakan pencapaiannya
oleh seseorang karyawan, dianggap sebagai kekuatan-kekuatan yang menarik orang yang
bersangkutan. Pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan, dapat menyebabkan timbulnya
penyusutan signifikan dalam kekurangan-kekurangan kebutuhan (need deficiencies). Gambar
berikut menunjukkan bahwa orang-orang berupaya mengurangi kekurangan-kekurangan
berbagai macam kebutuhan.
Gambar 1
Proses Motivasional dari Gibson

Sumber: Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, hal 30

Gambar tersebut menjelaskan bahwa kekurangan-kekurangan kebutuhan menyebabkan


timbulnya suatu proses pencarian untuk menemukan cara-cara guna mengurangi tekanan
(tensi) yang timbul karena kekurangan-kekurangan tersebut. Kemudian orang memilih
rangkaian tindakan tertentu dan muncullah suatu perilaku yang diarahkan kepada hasil
(outcome-directed behavior). Setelah waktu tertentu manajer akan menilai perilaku tersebut.
Evaluasi tentang kinerja menyebabkan timbulnya tipe imbalan tertentu, atau hukuman. Hasil-
hasil demikian ditimbang oleh orang yang bersangkutan, dan ia menilai kembali kekurangan-
kekurangan kebutuhan yang ada. Hal tersebut kembali lagi menyebabkan munculnya proses
dan pola berlingkar tersebut berulang.

Duncan (dalam Indrawijaya, 1989:68) menggambarkan proses motivasi sebagaimana tampak


pada gambar berikut ini.
Gambar 2
Proses Motivasi Duncan

Sumber: Indrawijaya, Adam I. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru, hal 68.

Gambar di atas menjelaskan bahwa motivasi diawali dengan keinginan untuk mempengaruhi
perilaku seseorang. Keinginan tersebut melalui proses persepsi diterima oleh seorang. Proses
persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan seseorang.
Selanjutnya apa yang diterima tersebut diberi arti oleh yang bersangkutan menurut minat dan
keinginannya (faktor intrinsik). Minat ini mendorongnya untuk juga mencari informasi yang
akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk mengembangkan beberapa alternatif tindakan
dan pemilihan tindakan. Berdasarkan tindakan ini selanjutnya ia melakukan evaluasi, yaitu
dengan membandingkan hasil yang dicapainya dengan tindakannya sendiri.

Dunette dalam Winardi (2002:25) menggambarkan sebuah model umum tentang variabel-
variabel interdependen yang mendasari motivasi kerja, sebagaimana tampak pada gambar
berikut:
Gambar 3
Model Umum Proses Motivasi Dunette

Sumber: Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, hal 25

Gambar di atas merupakan sebuah kerangka kerja untuk memahami sifat dinamik dari proses
motivasi. Terlihat dalam gambar, proses motivasi melibatkan empat komponen utama, yaitu
(1) kebutuhan, keinginan atau ekspektasi-ekspektasi, (2) perilaku, (3) tujuan-tujuan, dan (4)
umpan balik (feedback).

Sedangkan Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi


adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para
karyawan dimotivasi kearah tujuan.
b. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.
c. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan
harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya
supaya insentif tersebut diperolehnya.
d. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan.
Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan
perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.
Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian motivasi.
e. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan
yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan
kendaraan kepada salesman.
f. Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan
perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak
bagian.

Referensi :
Malayu S.P Hasibuan (2005:150)
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149)

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Suryana Sumantri. (2001). Perilaku Organisasi. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Indrawijaya, Adam I. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Malayu S.P. Hasibuan (2005:151)

Anda mungkin juga menyukai