Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi digolongkan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi internal
Motivasi internal adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi
oleh orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
b. Motivasi eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang dengan harapan dapat
mencapai sesuatu tujuan yang dapat menguntungkan dirinya.
Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokan menjadi dua jenis menurut Malayu S.P
Hasibuan (2005:150) yaitu :
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan
mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu
pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat
berakibat kurang baik.
4. Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah
sebagai berikut:
a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara langsung
kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya
khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan
betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman,
suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
5. Proses Motivasi
Pada dasarnya motivasi diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan
individu. Dalam kaitan ini Bindra dalam Winardi (2002:4) menyatakan motivasi berhubungan
dengan pengarahan ke arah tujuan, melalui suatu proses. Mitchell (1982:81) sebagaimana
diterjemahkan oleh Winardi (2002:1) mengemukakan “motivasi mewakili proses-proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu”. Gray et.al, (1984:69)
sebagaimana diterjemahkan oleh Winardi (2002:2) mengemukakan “motivasi merupakan hasil
sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu yang
menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu. Oleh karena itu Jones dalam Winardi (2002:4) menyatakan motivasi
berhubungan dengan persoalan bagaimana perilaku diawali, dienerji, dipertahankan,
diarahkan, dihentikan, dan jenis reaksi subyektif macam apa terdapat di dalam organisme yang
bersangkutan, sewaktu segala hal yang dikemukakan berlangsung.
Proses motivasi sebagai pengarah perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan
suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen (Sumantri, 2001). Ketiga elemen tersebut adalah:
kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Ketiga elemen itu saling mendukung
dan saling mempengaruhi. Ketiga elemen tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:
Betapa pentingnya tujuan-tujuan dalam setiap diskusi mengenai motivasi, kiranya jelas. Proses
motivasional, seperti ditafsirkan oleh kebanyakan para teoritisi, diarahkan ke arah pencapaian
tujuan tertentu (goal-directed). Tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang diupayakan pencapaiannya
oleh seseorang karyawan, dianggap sebagai kekuatan-kekuatan yang menarik orang yang
bersangkutan. Pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan, dapat menyebabkan timbulnya
penyusutan signifikan dalam kekurangan-kekurangan kebutuhan (need deficiencies). Gambar
berikut menunjukkan bahwa orang-orang berupaya mengurangi kekurangan-kekurangan
berbagai macam kebutuhan.
Gambar 1
Proses Motivasional dari Gibson
Sumber: Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, hal 30
Sumber: Indrawijaya, Adam I. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru, hal 68.
Gambar di atas menjelaskan bahwa motivasi diawali dengan keinginan untuk mempengaruhi
perilaku seseorang. Keinginan tersebut melalui proses persepsi diterima oleh seorang. Proses
persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan seseorang.
Selanjutnya apa yang diterima tersebut diberi arti oleh yang bersangkutan menurut minat dan
keinginannya (faktor intrinsik). Minat ini mendorongnya untuk juga mencari informasi yang
akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk mengembangkan beberapa alternatif tindakan
dan pemilihan tindakan. Berdasarkan tindakan ini selanjutnya ia melakukan evaluasi, yaitu
dengan membandingkan hasil yang dicapainya dengan tindakannya sendiri.
Dunette dalam Winardi (2002:25) menggambarkan sebuah model umum tentang variabel-
variabel interdependen yang mendasari motivasi kerja, sebagaimana tampak pada gambar
berikut:
Gambar 3
Model Umum Proses Motivasi Dunette
Sumber: Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, hal 25
Gambar di atas merupakan sebuah kerangka kerja untuk memahami sifat dinamik dari proses
motivasi. Terlihat dalam gambar, proses motivasi melibatkan empat komponen utama, yaitu
(1) kebutuhan, keinginan atau ekspektasi-ekspektasi, (2) perilaku, (3) tujuan-tujuan, dan (4)
umpan balik (feedback).
Referensi :
Malayu S.P Hasibuan (2005:150)
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149)
Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada