PENERAPAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi yang diampu oleh :
Disusun oleh :
Kelompok 5 : “BAEPSAE”
NURLAILI (A1B019254)
NASEM AHMAD (A1B019225)
NURUL FITRI (A1B019255)
NILA FATMAWATI (A1B019238)
NILA SEPTI AMALIA (A1B019239)
NOPITA ZULIATUN (A1B019243)
UNIVERSITAS MATARAM
2021
BAB VII
KONSEP MOTIVASI
A. DEFINISI MOTIVASI
Motivasi (motivation) merupakan proses yang menjelaskan mengenai kekuatan,
arah dan ketekunan seseorang dalam upaya mencapai tujuan. Kekuatan (intensity)
menggambarkan seberapa kerasnya seseorang dalam berusaha. Kemudian kekuatan
tersebut disalurkan dalam suatu arahan (direction) agar sejalan dan konsisten dengan
tujuannya. Selanjutnya motivasi memiliki elemen ketekunan (persistence) untuk
mengukur berapa lama seseorang dapat mempertahankan upayanya.
Ketika mempelajari suatu hal yang penting, tujuan yang terkait dengan kinerja akan
melemahkan adaptasi dan kreativitas karena seseorang menjadi terlalu memusatkan
perhatian pada hasil dan mengabaikan perubahan kondisi. Pada kasus ini, tujuan untuk
mempelajari dan menghasilkan alternatif solusi akan menjadi lebih efektif dari pada
tujuan untuk melaksanakannya. Studi lain memperlihatkan bahwa para pekerja yang
memiliki ketelitian yang rendah dan stabilitas emosional akan memiliki kelelahan
emosional yang lebih besar ketika pemimpin mereka menetapkan tujuan. Akhirnya
individu yang gagal akan menyerah pad atujuan yang tidak dapat dicapai.
Para peneliti mengemukakan 2 kategori individu dalam mengatur pikiran dan perilaku
dalam mencapai tujuan, yaitu :
- Fokus promosi (promotion focus), yaitu suatu strategi pengaturan diri yang
melibatkan upaya pencapaian tujuan melalui kemajuan dan pencapaian.
- Fokus pencegahan (prevention focus), yaitu suatu strategi pengaturan diri yang
melibatkan upaya pencapaian tujuan melalui pemenuhan tugas dan kewajiban.
Sebagai contoh mempertimbangkan belajar untuk ujian. Seseorang akan terlibat
dalam aktivitas yang berfokus pada promosi misalnya membaca materi dan catatan,
atau seseorang akan terlibat dalam aktivitas yang memfokuskan pada pencegahan
misalnya menahan diri dari hal-hal yang dapat mengganggu proses belajar, misalnya
bermain game atau pergi bersama teman dan sebagainya.
4) Teori Penguatan
Teori penguatan (reinforcement theory) mengambil sudut pandang berbeda
dengan behavioristic, menyatakan kondisi menguatkan perilaku. Dimana teori
penguatan adalah suatu teori yang mengatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari
konsekuensinya. Teori penguatan mengabaikan keadaan dalam individu dan hanya
memusatkan perhatian pada apa yang terjadi ketika individu melakukan beberapa
tindakan.Teori pengkondisian perilaku mungkin komponen yang paling relevan dari
teori penguatan bagi manajemen, yang menyatakan bahwa seseorang akan belajar
berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau menghindari
sesuatu yang tidak mereka inginkan.
B. F. Skinner menyatakan bahwa menciptakan konsekuensi yang menyenangkan
untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan meningkatkan frekuensi perilaku
tersebut. Skinner mendemonstrasikan orang-orang dengan kecendrungan yang besar
terlibat dalam perilaku yang diinginkan akan mendapatkan imbalan jika mereka
mengikuti tanggapan yang diinginkan dan sebaliknya. Misalnya seorang professor
memberikan nilai kepada mahasiswa setiap mahasiswa membuat kontribusi pada saat
pembelajaran di kelas. Konsep pengkondisian perilaku merupakan bagian dari konsep
Skinner mengenai behaviorisme yang mana menyatakan bahwa perilaku akan
mengikuti stimulus dalam suatu hal yang secara relatif tidak terpikirkan
Teori penguatan merupakan pengaruh yang penting pada perilaku individu.
Individu dapat mempelajari dengan mengobservasi apa yang terjadi pada orang lain.
Suatu pandangan yang dapat di pelajari baik melalui observasi dan pengalaman
secara langsung di sebut dengan Teori Pembelajaran Sosial (social-learning theory).
Adapun proses yang menentukan pengaruh sudut pandang pembelajaran sosial pada
individu adalah sebagai berikut :
a) Proses atensi
Individu belajar dari sebuah model ketika mereka mengakui dan mencurahkan
perhatian pada fitur pentingnya. Individu akan cenderung sangat dipengaruhi oleh
model-model yang menarik, tersedia berulang kali dan penting/mirip dalam
estimasi seorang individu.
b) Proses retensi
Pengaruh dari model bergantung pada seberapa baik individu mengingat tindakan
model setelah model tidak lagi tersedia.
c) Proses reproduksi penggerak
Setelah individu melihat perilaku baru dengan mengobservasi model kemudian
dikonversi menjadi melakukan. Proses ini mendemonstrasikan bahwa individu
dapat mengerjakan aktivitas yang dicontohkan.
d) Proses penguatan
Perilaku yang dikuatkan secara positif akan diberikan perhatian lebih, dipelajari
dengan lebih baik dan lebih sering dilakukan.
3. Keadilan Interaksional
Keadilan interaksional terdiri atas 2 tipe keadilan, yaitu :
a) Keadilan Informasi (Information justice)
Keadilan informasi adalah keadaan dimana pekerja diberikan penjelasan
yang jujur dari setiap keputusan. Keadilan informasi akan mencerminkan
apakah para manajer memberikan para pekerjanya penjelasan atas keputusan
pokok dan para manajer yang jujur dengan para pekerjanya akan lebih
dirasakan adil ketika diperlakukan oleh para manajer tersebut.
Meskipun para manajer harus jujur dengan pekerjanya, masih banyak manajer
yang ragu untuk membagikan informasi terutama dalam kasus berita buruk.
Sebagai contoh para manajer akan gagal memberikan penjelasan yang
memadai mengenai berita buruk (pemecatan atau potong gaji) karena takut
akan disalahkan, khawatir akan membuat situasi menjadi lebih buruk atau
merasa khawatir dengan memicu tindakan legal. Riset telah menghubungkan
ketidak hadiran penjelasan dengan meningkatnya kasus perkaraoleh para
pekerja yang diberhentikan. Penjelasan mengenai berita buruk akan
mendatangkan manfaat ketika mereka mengambil bentuk alasan post hoc dan
bukannya alasan pembenaran.
Tinggi nAch
Desain
pekerjaan
Perbandingan
keadilan/keadilan organisasi
� �
:
�� ��
Kriteria evaluasi
kinerja
Peluang Kemampuan
Imbalan
Upaya individu Kinerja individu organisasi Tujuan pribadi
Tujuan mengarahkan
perilaku
2) Pengayaan pekerjaan
Pengayaan pekerjaan (job enrichment) adalah ekspansi pekerjaan secara vertikal, yang
mana meningkatkan derajat kendali pekerja atas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kerja. Pekerjaan yang diperkaya memungkinkan pekerja untuk melakukan aktivitas
lengkap, meningkatkan kebebasan dan independensi pekerja meningkatkan tanggung
jawab, dan memberikan umpan balik sehingga para individu dapat menilai serta
memperbaiki kinerja mereka sendiri.
a) Flextime
Flextime merupakan jam kerja yang fleksibel. Menurut sebuah survey terkini,
mayoritas (53%) organisasi sekarang memberikan beberapa bentuk dari jam kerja
yang fleksibel . fenomena ini bukan hanya terjadi di Amerika serikat saja. Di jerman
sebagai contoh, 73% dari pembisnis memberikan jam kerja yang fleksibel, dan hal
seperti ini meluas juga sampai ke jepang. Manfaat dari flextime meliputi penurunan
ketidakhadiran, meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya lembur, menurunkan
kebencian terhadap manajamen, menurunkan kemacetan di sekitar lalu lintas tempat
kerja, menghilangkan kemalasan serta meningkatkan tanggung jawab bagi para
pekerja yang mana akan meningkatkan kepuasan kerja.
Dengan adanya pendekatan flextime, Para pekerja dapat menjadwalkan jam kerja
mereka untuk menyesuaikan dengan permintaan pribadi, menurunkan kemalasan dan
ketidakhadiran, dan mereka dapat bekerja ketika mereka sangat produktif. Jam kerja
yang fleksibel juga dapat membantu pekerja menyeimbangkan kerja dan kehidupan
keluarga. Namun jam kerja yang fleksibel memiliki kelemahan utama yaitu bahwa hal
ini tidak dapat diterapkan pada setiap pekerjaan atau setiap pekerja. Secara
keseluruhan para pekerja perlu mempertimbangkan jadwal jam kerja yang fleksibel.
b) Pembagian Kerja
Pembagian kerja (job sharing) merupakan suatu pengaturan yang memungkinkan
dua undividu atau lebih unruk membagi pekerjaan yang memiliki jam kerja
tradisional 40 jam dalam satu minggu. Salah seorang yang melakukan pekerjaan dari
pukul 08.00 hingga tengah hari dn yang kainnya dari pukul 13.00 hingga 15.00 atau
dua orang tersebuat dapat bekerja penuh tetapi selang satu hari. Hanya 12% dari
organisasi besar sekarang yang menawarkan pembagian pekerjaan yang mengalami
penurunan dari 18% pada tahun 2008. Alasannya adalah kesulitan menemukan rekan
kerja yang sepadan untuk berbagi pekerjaan dan adanya presefsi negative sejak
dahulu bahwa individu tidak sama sekali berkomitmen dengan pekerjaan dan para
atasan mereka.
Pembagian pekerjaan memungkinkan suatu organisasi untuk menarik talenta lebih
dari satu individu untuk pekerjaa tertentu. ini juga membuka kesempatan untuk
memperoleh para pekerja yang trampil. Keputusan pemilik usaha untuk menggunakan
pembagian pekerjaan sering didasarkan pada kebijakan ekonomi nasional. Dua
pekerja paruh waktu berbagi suatu pekerjaan leih hemat biaya dari pada satu pekerja
waktu penuh, tetapi para ahli meyarankan bahwa hal ini tidak demikian halnya karena
biaya pelatihan, koordinasi, dan administrasi kemungkinan besar jumlanya.
B. KETERLIBATAN PEKERJA
Keterlibatan Pekerja (Employee involvement) merupakan suatu proses partisipatif
yang menggunakan input pekerja untuk meningkatkan komitmen mereka kepada
kesuksesan organisasi. Logikannya adalah bahwa apabila kita melibatkan para pekerja
dalam keputusan yang memengaruhi mereka dan meningkatkan kemandirian serta
mengendalikan kehidupan kerja mereka, mereka akan menjadi lebih termotivasi, lebih
berkomitmen pada organisasi, lebih produktif, dan lebih terpuaskan dengan pekerjaan
mereka.
2) Partisipasi Representatif
Partisipasi representative (Representative participation) adalah suatu sistem dimana
para pekerja berperan serta dalam pengambilan keputusan organisasi melalui
sekelompok kecil representative pekerja. Tujuan Partisipasi Representatif adalah
mendistribusikan kembali kekuasaan di dalam oraganisasi, menempatkan tenaga kerja
dalam suatu pijakan yang sama dengan kepentingan manajemen dan para pemegang
saham dengan memungkinkan para pekerja diwakili oleh sekelompok kecil pekerja
yang berperan serta secara nyata.
6) Pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan (Gainsharing) adalah suatu rencana sekumpulan intensif
yang didasarkan pada formula yang menggunakan peningkatan dalam produktivitas
kelompok dari satu periode ke periode lainnya untuk menentukan total uang yang
dialokasikan.
7) Rencana kepemilikan saham pekerja
Rencana kepemilikan saham pekerja (Employee stock ownership plan) adalah
suatu rencana manfaat yang ditetapkan oleh perusahaan dimana para pekerja
memperoleh saham sering kali di bawah harga pasar, sebagai bagian dari manfaat
mereka. ESOP berpotensi meningkatkan kepuasan pekerja terhadap pekerjaan dan
motivasi kerja, tetapi para pekerja secara psikologis ingin memperoleh kepemilikan.
Selain pada kepemilikan finansial, para pekerja ingin secara teratur tetap
diinformasikan mengenai status bisnis dan memiliki kesempatan untuk
mempengaruhinya dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi secara signifikan.
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukam sesuatu secara internal
maupun eksternal yang bersifat positif ataupun negative yang mengarahkan kepada untuk
mencapai motif dan tujuan. Dari banyaknya teori yang ada, ada berbagai macam motivasi dalam
satau perilaku. Suatu perbuatan dan keinginan yang disadari dan memiliki motivasi yang tinggi
dapat berfungsi sebagai penyalur tujuan-tujuan seorang individu.
Dalam teori yang sudah diketahui, tiap individu memiliki variabel pendorong motivasi yang
berbeda-beda. Sehingga untuk meningkatkan motivasi seorang individu seorang manajer atau
pemimpin harus menganalisis variabel apa yang menjadi acuan motivasi seorang individu. Para
individu yang perbedaannya dihargai, dinilai, individu yang memiliki kesempatan untuk bekerja
dalam pekerjaan yang disesuaikan dengan kekuatan dan kepentingannya akan lebih termotivasi
untuk bekerja pada level yang lebih tinggi.