Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

KESEHATAN MENTAL
“NILAI, MOTIVASI, DAN TEORI GOAL”

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Marjohan, M.Pd.,Kons

DISUSUN OLEH :

ELTRY PRATAMI ALMEZANDA


( 20006137 )

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
RESUME
A. Tujuan Hidup ( Life Goal )
Goal setting theory merupakan salah satu bagian dari teorimotivasi yang
dikemukakan oleh Edwin Locke pada tahun 1978. Goal setting theory didasarkan
pada bukti yang berasumsi bahwa sasaran (ide-ide akan masa depan; keadaan yang
diinginkan) memainkan peran penting dalam bertindak. Teori penetapan tujuan yaitu
model individual yang menginginkan untuk memiliki tujuan, memilih tujuan dan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan (Birnberg dalam
Mahennoko,2011).

Menurut teori ini “salah satu dari karakteristik perilaku yang mempunyai tujuan
yang umum diamati ialah bahwa perilaku tersebut terusberlangsung sampai
perilakuitu mencapai penyelesaiannya, sekali seseorang mulai sesuatu (seperti suatu
pekerjaan, sebuah proyek baru), ia terus mendesak sampai tujuan tercapai. Proses
penetapan tujuan (goalsetting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri
diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan (Wangmuba dalam Ramandei,
2009).

Goal setting theory menjelaskan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan
prestasi kerja (kinerja). Konsep dasar teori ini adalah seseorang yang memahami
tujuan (apa yang diharapkan organisasi kepadanya) akan mempengaruhi perilaku
kerjanya. Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide
(pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan atau tingkat
kerja yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang individu berkomitmen untuk
mencapai tujuannya, maka hal ini akan mempengaruhi tindakannya dan
mempengaruhi konsenkuensi kinerjanya.

Teori ini juga menjelaskan bahwa penetapan tujuan yang menantang (sulit) dan
dapat diukur hasilnya akan dapat meningkatkan prestasi (kinerja), yang diikuti
dengan kemampuan dan keterampilan kerja. Pada tahun 1990, Locke dan Latham
mempublikasikan hasilkerjanya dan merumuskan lima prinsip sukses goal setting.

Berdasarkan riset mereka, ternyata sebuah goal akan memotivasi dan


meningkatkankinerja jika memenuhi unsur sebagai berikut:

a) Clarity (kejelasan): pastikan goal tersebut jelas, spesifik dan terukur.


b) Challange (tantangan): pastikan goal tersebut relevan, dianggap
penting, dan menantang.
c) Commitment (komitmen): pastikan goal tersebut dipahami dan
disepakati bersama.
d) Feedback (umpan balik): pastikan ada metode pengukuran
keberhasilan dan umpan balik terhadap usaha meraih goal tersebut.
e) Task Complexity (kompleksitas tugas): buat goal Anda sedikit kompleks
tanpa membuatnya menjadi membingungkan.

Penetapan tujuan melibatkan pengembangan rencana tindakan yang dirancang


untuk memotivasi dan membimbing seseorang atau kelompok menuju suatu tujuan.
Teori tujuan menyatakan bahwa penjelasan motivasi paling langsung yang paling
sederhana tentang mengapa beberapa orang bekerja lebih baik daripada yang lain
adalah karena mereka memiliki tujuan kinerja yang berbeda. Inti dari teori ini ada
empat yaitu:

a) Tujuan spesifik yang sulit menghasilkan kinerja yang jauh lebih tinggi
daripada tujuan yang mudah, tanpa tujuan atau bahkan penetapan tujuan
abstrak seperti mendorong orang untuk melakukan yang terbaik.
b) Mempertahankan kemampuan konstran, karena ini adalah teori motivasi an
mengingat bahwa ada komitmen tujuan, semakin tinggi tujuan semakin
tinggi kinerjanya.
c) Variabel seperti pujian, umpan balik atau keterlibatan orang dalam
pengambilan keputusan hanya mempengaruhi perilaku sejauh hal itu
mengarah pada penetapan dan komitmen pada tujuan tertentu yang sulit.
d) Penetapan tujuan selain mempengaruhi tiga mekanisme motivasi yaitu
pilihan, usaha dan ketekunan juga dapat memiliki manfaat kognitif. Itu dapat
mempengaruhi pilihan, upaya dan ketekunan untuk menemukan cara
mencapai tujuan. Menetapkan tujuan dapat mempengaruhi hasil dalam empat cara
yaitu:

a) Pilihan (choice)
Sasaran dapat mempersempit perhatian seseorang dan mengarahkan upaya
mereka ke aktivitas yang relevan dengan sasaran dan dari tindakan yang
tidak relevan dengan sasaran.
b) Upaya (effort)
Sasaran mungkin membuat seseorang lebih berusaha. ,isalnya jika seseorang
biasanya menghasilkan 4 widget per jam tetapi ingin menghasilkan 6
widgetper jam, mereka mungkin bekerja lebih keras untuk menghasilkan
lebihbanyak widget daripada tanpa tujuan tersebut.
c) Kegigihan (persistence)
Sasaran dapat membuat seseorang lebih bersedia untuk mengatasi
kemunduran.
d) Kognisi (cognition)
Tujuan dapat menyebabkan seseorang mengembangkan dan mengubah
perilakunya.

Locke dan Latham (2002) telah menunjukkan tiga moderator yang menunjukkan
keberhasilan penetapan tujuan:

a) Pentingnya hasil yang diharapkan dari pencapaian tujuan. Self efficacy:


keyakinan seseorang bahwa mereka mampu mencapai tujuan.
b) Komitmen kepada orang lain: janji atau keterlibatan kepada orang lain
dapatsangat meningkatkan komitmen.
c) Peneliti Edwin Locke menemukan bahwa individu yang menetapkan tujuan
yang spesifik dan sulit bekinerja lebih baik daripada mereka yang
menetapkan tujuan yang umum dan mudah.

B. Teori Motivasi
Istilah motivasi dalam kaidah bahasa Indonesia berasal dari kata motif
yangberarti kekuatan yang ada dalm diri individu , yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
dapatdiinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga untuk melakukan tingkah laku tertentu.Sedangkan dalam
mengartikan motivasi para ahli mempunyai pendapat masing-masing, diantaranya:

1. Hellriegel dan Slocum: “Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong


seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, kekuatan ini
dirangsang oleh berbagai macam kebutuhan.”
2. Petri(1981) :” Motivasi adalah kekuatan yang bertindak pada organisme
yang mendorong dan mengarahkan perilakunya”
3. Morgan dkk.(1986):” Motivasi adalah suatu kekuatan yang
memggerakkan dan mendorong terjadinya perilaku yang diarahkan pada
tujuan tertentu.

Dari serangkaian uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


motivasiadalah suatu dorongan yang ada pada diri seorang individu yang
menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.

Dalam teori motivasi terdapat beberapa macam teori yang diantaranya adalah :

f) Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow


Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki
Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan
dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu
tindakan yang penting;
1. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
2. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang
lain, diterima, memiliki)
4. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,
dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan
keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan
menyadari potensinya).

g) Teori Motivasi Kesehatan Hezberg


Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara
dengan para akuntan dan para ahli teknik Amerika Serikat, Hezberg
mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori tersebut menjelaskan adanya
beberapa faktor yang jika tidak ada akan menyebabkan ketidakpuasan dan yang
terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat
istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator.
h) Teori X dan Teori Y Douglas Mc. Gregor
Teori X (negatif) dan Teori Y (positif) beranggapan bahwa teori
Xmemandang para pekerja sebagi pemalas yang tidaak dapat diperbaiki, dan oleh
karena itu, mereka menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk
menanganinya. Sedangkan manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang
dengan istirahat dan bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung
untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik.
i) Teori Harapan Vroom
harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi perasaan
mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Contohnya, orang
menginginkan kenaikan pangkatakan menunjukkan kinerja yang baik jika mereka
menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa yang ia
gambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (valence), alat perantara
(instrumentality), dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah
pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya hasil tertentu.
j) Teori Motivasi Berprestasi Mc Celland
Mc Celland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang
yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil mengerjakan
segala sesuatu. Ia menandai 3 motivasi utama, yaitu penggabungan,
kekuatan/prestasi. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan
kebutuhan penacapaian yaitu:
1. Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang apat
bertanggungjawab secara pribadi.

2. Kecenderungan menentukan sasaran yang pantas dan memperhitungskan


risikonya.
3. Keinginan untuk mendapat umpan balik yang jelas akan kinerja .
k) Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan Cleyton Alderfer E.R.G
Alderfer merumuskan lagi hierarki Maslow dalam 3 kelompok
yangdinyatakan sebagai keberadaaan, keterkaitan,dan pertumbuhan, yaitu:
1. Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yan berkaitan
dengan keberadaan manusia yang diperhatankan dan behubungan dengan
hubungan fisiologis daridan rasa aman pada hierarki Maslow.
2. Kebutuhan keterkaitan yaitu hubungan kemitraan
3. Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan
perkembangan ppotensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan
dan aktualisasi diri yang dikemukakan oleh Maslow.

Motivasi juga memiliki peran dalam kegiatan belajar mengajar yang


diantaranya sebagai berikut :

1. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar


Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan,
daanhanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang dilaluinya. Dapat
dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila
ia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar.
2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar itu sendiri. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang
dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi
anak.
3. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seoarang yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha
mempelajarinya dengan baik dan tekun. Dalm hal ini, tampak bahwa motivasi
dalam belajar menyebabkan seseorang tekun dalam belajar. Sebaliknya, apabila
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka ia tidak tahan
lama dalam belajar.
C. Self Determination Theory
Teori determinasi diri atau Self-determination Theory (SDT), dirumuskan oleh
Edward
L. Deci dan Richard M. Ryan, adalah sebuah teori yang luas tentang
motivasimanusia dari konsep dasar atau kebutuhan psikologis utama atas
kompetensi, pergaulan, dan determinasi diri, serta perbedaan jenis motivasi
(otonomi, dikontrol)( Moller, Deci dan Ryan, 2007).
SDT mengidentifikasi adanya tiga kebutuhan dasar psikologis yang diperlukan
untuk pertumbuhan yang optimal, integritas dan kesejahteraan : kebutuhan untuk
kompetensi, pergaulan dan determinasi diri (otonomi). Kebutuhan ini bersifat
universal yang berarti sangat penting bagi semua orang, tanpa memandang jenis
kelamin, etnis, status sosial ekonomi atau nilai-nilai budaya.
Kebutuhan pertama adalah kebutuhan kompentensi, yaitu perasaan seseorang
bahwa dirinya efektif dalam berurusan dengan batin dan dunia luar. Kebutuhan
kedua adalah pergaulan, yaitu perasaan terhubung ke manusia lain seperti
mencintaidan dicintai, merawat dan dirawat, menjadi anggota kelompok atau
kolektif, dan memiliki hubungan abadi yang ditandai dengan saling percaya.
Kebutuhan ketiga adalah determinasi diri atau otonomi, yaitu perasaan menjadi diri
sendiri yang melibatkan kemauan atau kesediaan penuh, memiliki pilihan tentang
apa yang dilakukan, dalam melakukan suatu tindakan memiliki kebebasan dalam
satu pikiran, perasaan dan tindakan. SDT berpendapat bahwa ketiga kebutuhan dasar
psikologis kompentensi, pergaulan dan otonomi memberikan kontribusi penting
kepada psikologis manusia dan kesejahteraan fisik. Kebutuhan dasar psikologis ini
diidentifikasi sebagai sumber energi untuk satu jenis motivasi yaitu motivasi
intrinsik.
Dalam penelitian sebelumnya oleh Kuvaas (2009) menggunakan 3 variabel yang
diharapkan mampu memenuhi semua kebutuhan diatas. Adapun tiga variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Otonomi kerja (Job Autonomy) yang diharapakan mampu
memenuhikebutuhan akan otonomi.
2. Dukungan atasan (Supervisor Support) pada otonomi, kompetensi,
dan pengembangan yang diharapkan mampu mewakili kebutuhan
kompetensi.
3. Saling ketergantungan tugas (Task Interdependence) yang
diharapkanmewakili kebutuhan pergaulan.
Teori Determinasi Diri (Self Determination Theory/STD) Deci & Ryan (2002,
dalam Muller et al, 2006) adalah teori motivasi yang komprehensif melalui
membedakan motivasi intrinsik dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
ditetapkan sendiri oleh individu yang tidak dicampuri oleh pengaruh dari luar diri-
nya. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik bersifat instrumental karena tindakan individu
dilakukan dalam kendali pihak di luar diri individu. Konsepsi motivasi yang
dikotomis ini, yaitu pemilahan motivasi intrinsik dengan ekstrinsik, digantikan
dengan konsepsi Self Determination Theory.

D. Nilai
Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai – nilai yang
mempengaruhiindividu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan individu.
Sikap dan nilaitersebut merupakan suatu invisible yang memberikan kekuatan
untuk mendorong individu dalam mencapai tujuan. Selain itu motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan karena mereka
ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan membuat pilihan
yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat memuaskan keinginan
mereka.Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai
nilai/martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Dengan kata lain, Valence merupakan hasil dari seberapa jauh
seseorangmenginginkan imbalan/ signifikansi yang dikaitkan olehindividu tentang
hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah.(2008).Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi


Aksara.

Khadijah, Nyayu. (2014).Psikologi Pendiidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Locke, Edwin A. (1996). Motivation through conscious goal setting. Applied and

Preventive Psychology. 5 (2), 117-124.


Locke, Edwin A. (1968). Toward a theory of task motivation and incentives.
Organizational Behavior and Human Performance. 3 (2), 157-189

Locke, Edwin, A dan Latham Gary, P.(1990). A Theory of goal setting and task
performance. Prentice Hall. Engewood Cliffs. New Jersey
Makmun, Abin Syamsuddin.(1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya
Mu'tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja.
Internet. http://www.e-psikologi.com/remaja.050602
Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Widyastuti, Palupi. (2004). Manajemen Stres. Jakarta:Ege

Anda mungkin juga menyukai