Anda di halaman 1dari 5

Teori motivasi dan kepemimpinan

A. Teori Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain Motive atau to move yang berarti dorongan. Motif
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk
berbuat (driving force). Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada
karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi
secara efisien dapat tercapai. Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Didalam memberikan motivasi, manajer harus mempengaruhi sikap bawahan agar
mereka bersedia untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya.

Ada 8 macam teori motivasi :

1. Teori X dan Y (Teori Motivasi Douglas McGregor)

Menurut McGregor, organisasi dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam


pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dinamakan Teori X dan
Teori Y. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka
diperintah dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan
keamanan atas segalanya. Teori ini juga menyatakan bahwa pada dasarnya manusia
adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi
yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta
jaminan hidup yang tinggi. Untuk menyadari kelemahan dari asumsi teori X itu maka
McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumsi teori Y ini
menyatakan bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya,
tidak seperti yang diduga oleh teori X. Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya.

2. Teori Motivasi Abraham Maslow (Teori Kebutuhan)

Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki


kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
dimulai dari tingkatan terbawah. 5 tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu
tindakan yang penting.
- Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus dan sebagainya)
- Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
- Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
- Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan
menyadari potensinya)

3. Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)


Teori ini dikembangkan oleh Frederick Irving Herzberg, seorang psikolog asal
Amerika Serikat. Frederick Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di
tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain ada
pula faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain kepuasan dan
ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain. Dua faktor itu disebutnya faktor
higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor ekstrinsik
dijabarkan sebagi faktor yang memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan
seperti hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan dan sebagainya.
Sementara faktor intrinsik dijabarkan sebagai faktor yang memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan seperti achievement, pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan dan sebagainya.

4. Teori harapan
Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom pada tahun 1964. Vroom lebih
menekankan pada faktor hasil (outcomes) daripada kebutuhan (needs) seperti yang
dikemukakan oleh Maslow dan Herzberg. Harapan adalah keyakinan bahwa upaya
yang lebih baik akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Harapan dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kepemilikan keterampilan yang sesuai untuk melakukan
pekerjaan, ketersediaan sumber daya yang tepat, ketersediaan informasi penting
dan mendapat kan dukungan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Teori
ini menyatakan bahwa intensitas kecenderungan untuk melakukan dengan cara
tertentu tergantung pada intensitas harapan bahwa kinerja akan diikuti dengan hasil
yang pasti dan pada daya tarik dari hasil kepada individu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat harapan atau ekspektansi seseorang yaitu harga diri,
keberhasilan waktu melaksanakan tugas, bantuan yang dicapai dari seorang
supervisor dan pihak bawahan, informasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
tugas dan bahan-bahan peralatan untuk bekerja. Harapan seseorang mewakili
keyakinan seorang individu bahwa tingkat upaya tertentu akan diikuti oleh suatu
tingkat kinerja tertentu.

5. Teori tiga kebutuhan (McClelland)

Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland menyatakan bahwa ada tiga hal penting
yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
- Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
- Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)
- Need for Power (dorongan untuk mengatur).

6. Teori Motivasi Clayton Alderfer (Teori ERG)


Clayton Alderfer menjabarkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Alfeder mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau
belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari
pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

7. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)


Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki beberapa
macam mekanisme motivasional yakni tujuan-tujuan mengarahkan perhatian,
mengatur upaya, meningkatkan persistensi, menunjang strategi-strategi dan
rencana-rencana kegiatan. Locke mengusulkan model kognitif, dinamakan teori
tujuan yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat/intentions
(tujuan-tujuan) dengan perilaku.

8. Teori Keadilan
Keadilan berarti tidak berat sebelah, menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak
memihak. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstern yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstern itu menyangkut 2 orang atau benda.
Bila 2 orang tersebut punya kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka
masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak
sama maka akan terjadi pelanggaran terhadap proporsi tersebut yang dinamakan
ketidak adilan.

B. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin
dan konsep-konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan. Pemimpin
pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan.

Macam-macam teori kepemimpinan :

1. Teori Sifat (Trait Theory)


Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpinditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. 0an
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat,
perangai atau ciri-ciri didalamnya yaitu sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi
yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang
antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif

2. Teori Perilaku (Behaviour Theory)


Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan
terhadapteori genetis. Pemimpin itu harus disiapkan, di didik dan dibentuk tidak
dilahirkan begitu saja (leaders are made, not born). Teori ini tidak menekankan
pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi
memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam
mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhioleh gaya kepemimpinan masing-
masing.
3. Teori situasional Hersey & Blanchard
Teori kepemimpinan situasional, teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan
Kenneth Blanchard. Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard
adalah didasarkan pada saling berhubungannya diantara hal-hal berikut: Jumlah
petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, jumlah dukungan
sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan dan tingkat kesiapan atau kematangan
para pengikut yang ditunjukan dalam melaksankan tugas khusus, fungsi atau tujuan
tertentu.

4. Teori Kemungkinan (Theory Contingency)


Berbagai macam kepemimpinan yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi
yang menguntungkan (situational favorableness) yaitu sejauh mana pemimpin dapat
mengendalikan dan mempengaruhi situasi tertentu, ditentukan oleh tiga variabel
situasi yaitu hubungan pemimpin-anggota (leader-member relations), struktur tugas
(task structure) dan Kekuasaan kedudukan (position power).

Anda mungkin juga menyukai