Motivasi berasal dari kata latin movere yang beartidorongan, daya penggerak atau
kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata movere, dalam bahasa
inggris, sering disepadankan dengan motivation yang bearti pemberian motif, penimbulan
motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.
Secara harfiah motivasi bearti pemberian motif, seseorang melakukan sesuatu dengan
sengaja, tentu ada suatu maksud atau tujuan yang mendorongnya melakukan suatu
tindakan. Motif dasar dari seseorang tersebut adalah adanya kebutuhan orang tersebut akan
individual tertentu.
mengikuti teori jamak, yakni seorang berperilaku atau bekerja, karena adanya dorongan
diinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,
maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan
tingkat kedua telahter penuhi, maka muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya
b) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motiavator bagi pelakunya,
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap
diri manusia itu terdiri dari atas lima tingkat atau hierarki kebutuhan yaitu:
b) Kebutuhan Rasa Aman (Safety Nedds), yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup, tidak dalam arti fisik
d) Kebutuhan akan Harga Diri atau Pengakuan (Esteem Needs), yaitu kebutuhan untuk
Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa secara normal memuaskan kira-kira 85%
Kebutuhanf isiologis, 70% Kebutuhan rasa aman, 50% Kebutuhan untuk memiliki dan
mencintai, 40% Kebutuhan harga diri, dan hanya 10% dari kebutuhan aktualisasi diri.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifak teoritis,
namun telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi
Dari Mc Clelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need
for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana di kutip oleh Winardi
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau
secepatnya mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi
Menurut Mc Clelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi memiliki tiga cirri
umum yaitu :
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori Alderfer
(kebutuhanakanpertumbuhan). Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua
hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang
dengan hierarki pertama dan kedua dalamt eori Maslow,“Relatedness” senada dengan
menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara
serentak. Apabila teori Alderfer di simak lebih lanjut akan tampak bahwa :
1) Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan
untuk memuaskannya.
2) kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila
Ilmuwan keempat yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan model dua faktor dari
motivasi, yaitu faktor motivational dan faktor higiene atau pemeliharaan. menurut teori ini
yang dimaksud faktor motivational adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang
sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud
dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan
seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivational antara lain adalah
karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan
mencangkup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu
yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam
organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam
memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor
mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan Antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang
diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterima nya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu : Seorang akan berusaha
memperoleh imbalan yang lebih besar, atau mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam
pengalamannya.
2) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat
3) Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama
pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan
petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan
timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul
berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang
tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai " Teori Harapan" menurut teori ini,
motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan
yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
dengan cara yang sangat sederhana, teori Harapan berkata bahwa jika seseorang
menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang
bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu.
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk
Di kalangan ilmuwan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori Harapan ini
mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian
membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan
cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannya itu. penekanan ini dianggap
penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui
Berbagai teori dan model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan
persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun
ditentukan oleh persepsi tersebut. padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan
diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekuensi eksternal dari
perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan
sebagai penentu dan pengubah perilaku. Dalam hal ini berlakulah upaya yang dikenal
dengan hukum pengaruh yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengurangi
modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang selalu diakui
dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada 1 model motivasi yang sempurna, dalam
arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan harus terus-
menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti
terdapat kesepakatan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang
tercangkup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu.
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : persepsi
seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan,
kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal
mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : jenis dan sifat pekerjaan, kelompok
kerja di mana seseorang bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan pada
berprestasi dengan memberdayaan sumber daya manusia memiliki keterkaitan satu dengan
lainnya. secara sederhana dapat digambarkan bahwa apabila sumber daya manusia dapat
diberdayakan dengan optimal, maka motivasi untuk berprestasi dalam pekerjaan yang
diembannya akan semakin meningkat, begitupun sebaliknya. ada hubungan kausalitas
saling mempengaruhi antara motif berprestasi dengan pemberdayaan sumber daya manusia.
Teori motivasi yang sudah lazim dipakai untuk menjelaskan sumber motivasi
sedikitnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam diri (intrinsik)
A. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan
suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.
Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu adalah :
1. Minat, seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu kegiatan kalau
2. Sikap positif, seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu kegiatan
Dengan rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan berusaha sebisa mungkin
kebutuhannya.
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. motivasi pada dasarnya memang
sudah ada di dalam diri setiap orang, seperti asal kata motivasi yaitu motif yang berarti
B. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak berkaitan dengan dirinya. Menurut F.Herzberg dalam Simon devung (1998:106) ada
dua faktor utama di dalam organisasi (faktor eksternal) yang membuat karyawan merasa
puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kepuasan tersebut akan mendorong mereka
yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang memuaskan, kondisi
Jenis motivasi ekstrinsik ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu tindakan contohnya belajar. Bagi
seseorang dengan motivasi intrinsik yang lemah, misalnya kurang rasa ingin taunya, maka
1. Model Tradisional
insentif untuk memotivasi para pekerja. Lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima
penghasilan. model ini menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas dan hanya
dapat di motivasi dengan penghargaan berwujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini
cukup efektif. Sejalan dengan meningkatkan efisiensi, pegawai yang dibutuhkan untuk
tugas tertentu dapat dikurangi. lebih lanjut manager mengurangi besarnya upah insentif
pemutusan hubungan kerja menjadi biasa dan pekerja akan mencari keamanan atau jaminan
2. Model HubunganManusiawi
memadai. Elton Mayodan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa
kontak kontak sosial pegawai pada pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa kebosanan
dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi. mayo
dan lain-lainnya juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan melalui
pemenuhan kebutuhan kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting. sebagai hasilnya para pegawai diberi berbagai kebebasan untuk membuat
keputusan sendiri dalam pekerjaannya. perhatian yang lebih besar diarahkan pada
kelompok kelompok kerja organisasi informal. Lebih banyak informasi disediakan untuk
Para teoritis seperti Mc. Gregor dan Maslow dan para peneliti seperti Argyris dan
Likert, melontarkan kritik kepada hubungan kerja manusia. Dan mengemukakan pendapat
yang lebih " sophisticated" untuk memanfaatkan pegawai. model ini menyatakan bahwa
para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk
mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan
yang berarti. mereka beralasan bahwa kebanyakan orang lebih dimotivasi untuk melakukan
pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis melihat pekerjaan sebagai
sesuatu yang tidak dapat menyenangkan. mereka mengemukakan bahwa para pegawai lebih
menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para pegawai
dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan-keputusan dan
pelaksanaan tugas-tugas.
perilaku, b) mengontrol orang dan aktivitas, c) berada pada posisi kuasa melebihi
orang lain, d) memperoleh kontrol informasi dan sumber daya, dan e) mengalahkan
kelompok atau tim, c) bekerja dengan orang yang ramah dan kooperatif, d)
perlindungan dari sakit dan cacat, d) dilindungi dari gangguan fisik dan kondisi
berbahaya, dan e) menghindari tugas atau keputusan dengan risiko kegagalan atau
kesalahan.
5) Kebutuhan akan status : a) mempunyai mobil yang tepat dan mengenakan pakaian
yang tepat, b) bekerja pada perusahaan yang tepat dengan pekerjaan yang tepat, c)
mempunyai gelar dari universitas ternama, d) tinggal dalam lingkungan yang tepat
dan termasuk dalam klub elit, dan e) mempunyai hak istimewa eksekutif.
3.1 Pengertian Penilaian Kerja
Kinerja merupakan performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan
sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. August W. Smith
kinerja merupakan hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. More menyatakan
penilaian kerja atau prestasi kerja sebagai suatu kesuksesan yang dihasilkan seseorang
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas dari lawler dan Poter menyatakan bahwa
kinerja adalah ‘Succesfull role achievement “ yang diperoleh seseorang dari perbuatannya
nya (As'ad, 1991:46-47). Berdasarkan hal tersebut, maka kinerja atau prestasi kerja
merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu
level kerja. karyawan yang memiliki level kerja yang tinggi merupakan karyawan yang
produktivitas kerjanya tinggi, begitupun sebaliknya, karyawan yang memiliki level kinerja
tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka karyawan tersebut merupakan karyawan
yang tidak produktif. penilaian kinerja merupakan salah satu tugas penting bagi perusahaan
untuk mengetahui level kinerja karyawan yang dimilikinya. namun demikian pelaksanaan
penilaian kinerja yang objektif bukanlah tugas dan proses yang sederhana, mengingat setiap
metode yang digunakan dalam penilaian kinerja mengandung bias penilaian. bias penilaian
tersebut bisa menghasilkan hasil penilaian yang tidak cermat dan tidak tepat sasaran bagi
perusahaan. Sedangkan di sisi yang lain, perusahaan harus memperoleh informasi yang
memadai terkait dengan kinerja karyawannya, sebagai bahan pertimbangan bagi keputusan
keputusan strategis perusahaan, baik terkait dengan kebijakan umum perusahaan, maupun
Menurut Veithzal Rivai (2009:549), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem
formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-
sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidak hadiran.
dengan demikian penilaian kinerja adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup
tanggung jawabnya. Di mana dunia usaha yang berkompetisi dalam tataran global, maka
karyawan memerlukan kinerja yang tinggi. pada saat yang bersamaan karyawan
memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di
Casio (1991:73), penilaian kerja ialah suatu gambaran yang sistematis tentang
kebaikan dan kelemahan dari pekerjaan individu atau kelompok. Meskipun ada di antara
masalah teknis (seperti pemilihan format) dan masalah manusianya itu sendiri (seperti
resistensi penilai, dan adanya hambatan hubungan antar individu), yang kesemuanya itu
Penilaian kinerja menurut Money dan Noe (1993:394) merupakan suatu sistem
formal yang secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam
kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengacu pada hasil
analisa jabatan.
b) Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. pada proses ini
baik dan buruk. manajemen dalam suatu organisasi harus melakukan perbandingan
dengan nilai nilai standar atau membandingkan kinerja antara karyawan yang
c) Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak
organisasi yang bersangkutan. hal ini dapat dilakukan dengan pemberian umpan
Menurut Werther dan Davis (1996:342), penilaian kinerja mempunyai tujuan dan
5) Carer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan
7) Informational Inaccuracies and job- design errors. membantu menjelaskan apa saja
kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di
diskriminatif.
eksternal ini akan kelihatan hingga membantu departemen sumber daya manusia
10) Flashback. memberikan umpan balik bagi urusan kekaryawanan maupun bagi
mengenali kekuatan dan kelemahan karyawan sehingga proses umpan balik sebagai
motivator dapat berjalan dengan baik untuk memperbaiki kesalahan karyawan dalam
bekerja dan menentukan lokasi rewards yang tepat sesuai dengan prestasi kerja masing-
masing umpan balik bagi karyawan merupakan informasi untuk mendapatkan bimbingan
danumpan balik bagi karyawan merupakan informasi untuk mendapatkan bimbingan dan
pembinaan agar terbentuk tingkat kemampuan kerja dan usaha kerja karyawan.
Sistem penilaian kinerja yang efektif, harus mampu merespons berbagai tantangan
internal dan eksternal yang dihadapi oleh karyawan. Menurut cascio (1992:270-276)
terdapat enam syarat yang dapat digunakan sebagai alat ukur dalam mengukur efektif atau
1) Penilaian (Supervisor)
2) Keterkaita (Relevance)
pekerjaan.
3) Kepekaan (Sensitivity)
membedakan karyawan yang berprestasi dan yang tidak berprestasi, serta sistem
4) Keterandalan (Reliability)
5) Kepraktisan (Practicality)
Mengukur alat penilaian kinerja yang mudah digunakan dan dimengerti oleh penilai
dan bawahannya.
Proses penyusunan penilaian kinerja menurut mondy dan Noe (1993:398) terbagi
1. langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sistem penilaian kinerja itu
harus digali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dengan
adanya sistem penilaian kinerja yang akan disusun. hal ini terjadi penting karena
dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai akan lebih memudahkan dalam
2. Langkah yang kedua, menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan,
sehingga akan diketahui dimensi dimensi apa saja yang akan di ukir dalam penilaian
tugas pada jabatan itu. tahap ini biasanya dapat dilakukan dengan menganalisa
3. Setelah tujuan dan dimensi yang akan diukur dalam penilaian kinerja diketahui,
maka langkah selanjutnya yaitu menentukan desain yang sesuai untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Penentuan desain penilaian kinerja ini harus selalu
dikaitkan dengan tujuan penilaian. hal ini karena tiap-tiap desain penilaian kinerja
kinerja yang dilakukan untuk menentukan besaran gaji karyawan dengan penilaian
menduduki suatu jabatan. Penilaian kinerja ini dapat dilakukan oleh atasan saja,
atau dengan sistem 360°. Penilaian dengan sistem 360° maksudnya adalah penilaian
1 karyawan dilakukan oleh atasan, rekan kerja yang sejajar atau setingkat dan
bawahannya.
kepada karyawan yang dinilai agar mereka mengetahui kinerja nya selama ini serta
penilaian kinerja yang telah dilakukan juga dilaksanakan pada tahap ini. apakah
penilaian kinerja tersebut sudah dapat mencapai tujuan dari diadakannya penilaian
kinerja atau belum. Apabila ternyata belum, maka harus dilakukan revisi atau desain
A. Pengertian Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata latin "moreve" yang berarti dorongan dari
dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari
kata kebutuhan atau "needs"atau "want". Kebutuhan adalah suatu "potensi' dalam diri
pemenuhan kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau
menjadi puas. apabila kebutuhan tersebut belum direspon maka akan selalu berpotensi
untuk muncul kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan yang dimaksud. Misalnya
seorang yang telah lulus sarjana, akan menimbulkan kebutuhan "mencari" pekerjaan dan
mencari pekerjaan dan selama pekerjaan belum diperoleh maka kebutuhan tersebut akan
Banyak batasan pengertian tentang motivasi ini antara lain sebagai berikut :
1. Pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh Teryy G. 1986) adalah keinginan
yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan (perilaku).
2. Sedangkan Stoner (1992) mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang
motivasi adalah suatu arahan pegawai dalam suatu organisasi agar mau bekerja
keberhasilan organisasi.
semaksimal mungkin.
5. Knootz (1972) merumuskan bahwa motivasi mengacu pada dorongan dan usaha
6. Berbeda dengan Hasibuan (1995) yang merumuskan bahwa motivasi adalah suatu
menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Dari berbagai batasan dan dalam konteks yang berbeda seperti tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang dihadapinya. Di dalam diri seseorang terdapat "kebutuhan" atau "keinginan"
terhadap objek di luar diri seseorang tersebut, kemudian bagaimana seseorang tersebut
menghubungkan antara kebutuhan dengan "situasi di luar" objek tersebut dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang dimaksud. Oleh sebab itu, motivasi adalah suatu alasan
Banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang
motivasi. Diantara banyak konsep tentang motivasi dari berbagai ahli tersebut, di bawah ini
1. Teori Mc Clelland
Menurut Mc Clelland yang dikutip dan diterjemahkan oleh Sahlan dan Asnawi (2002),
mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi atau motif, yakni motif primer
atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder atau motif yang dipelajari melalui
pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Oleh karena motif sekunder timbul karena
interaksi dengan orang lain, kakak motif ini sering juga disebut motif sosial. motif primer
atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara
Sedangkan motif sekunder adalah motif yang timbul karena dorongan dari luar akibat
interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial. Selanjutnya motif sosial ini oleh Cleveland
yang dikutip oleh Isnanto Bachtiar (1984), dibedakan menjadi tiga motif, yakni :
a) Motif berprestasi
Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap manusia untuk mencapai hasil
kegiatannya atau hasil kerjanyanya maksimal. Secara naluri setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk mengerjakan atau melakukan kegiatannya lebih baik dari sebelumnya, dan
bila mungkin untuk lebih baik dari orang lain. Namun dalam realitasnya, untuk berprestasi
atau mencapai hasil kegiatannya lebih baik dari sebelumnya atau lebih baik dari orang lain
itu tidak mudah banyak kendalanya. justru kendala yang dihadapi dalam mencapai prestasi
inilah yang mendorongnya untuk berusaha mengatasinya serta memelihara semangat kerja
yang tinggi dan bersaing mengungguli orang lain. Oleh sebab itu, maka motif berprestasi
adalah sebagai dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan kepada
ukuran "keunggulan" dibanding dengan standar atau orang lain. Secara rinci pencerminan
4. Senantiasa tidak atau belum puas terhadap setiap pencapaian kerja atau tugas, dan
sebagainya.
b) Motif berafiliasi.
Manusia adalah makhluk sosial, oleh sebab itu manusia menjadi bermakna dalam
interaksinya dengan manusia yang lain (sosial). Dengan demikian, secara naluri kebutuhan
atau dorongan untuk berafiliasi dengan sesama manusia adalah melekat pada setiap orang.
Agar kebutuhan berafiliasi dengan orang lain ini terpenuhi, atau dengan kata lain diterima
oleh orang lain atau lebih positif lagi supaya disukai oleh orang lain, ia harus menjaga
hubungan baik dengan orang lain. Untuk mewujudkan "disenangi orang lain" maka setiap
perbuatannya atau perilakunya adalah merupakan alat atau media untuk membentuk,
Pencerminan motif berafiliasi dalam perilaku sehari-hari dalam organisasi, antara lain
sebagai berikut ;
1. Senang menjalin pertemanan atau persahabatan dengan orang lain terutama dengan
perr group-nya.
2. Dalam melakukan pekerjaan atau tugas lebih mementingkan team work daripada
kerja sendiri.
3. Dalam melakukan tugas atau pekerjaan lebih merasa efektif bekerja sama dengan
c) Motif berkuasa
baik dalam kelompok sosial yang kecil maupun kelompok sosial besar. Motif untuk
mempengaruhi dan menguasai orang lain ini oleh Clevelland disebut motif berkuasa. motif
berkuasa ini adalah berusaha mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai kepuasan
melalui tujuan tertentu, yakni kekuasaan dengan jalan mengontrol dan menguasai orang
lain.
Pencerminan motif berkuasa ini dalam kehidupan sehari-hari antara lain seperti tersebut
di bawah ini :
3. Senang membantu atau memberikan pendapat kepada pihak lain meskipun tidak
dimintanya.
2. Teori Mc Gregor
dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan
Teori X yang bertolak dari pandangan klasik ini didasarkan anggapan bahwa :
bekerja.
d. Pada umumnya manusia kurang senang apabila diberi tanggung jawab, melainkan
sebab itu, dalam melakukan pekerjaan harus diawasi dengan ketat dan harus dipaksa
Sedangkan teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru ini
beranggapan bahwa :
b. Pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tetapi suka bekerja.
d. pada umumnya manusia selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan organisasi.
e. pada umumnya manusia itu selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan atau
sasaran.
Mendasarkan teori Mc Gregor ini, para pimpinan atau manajer perusahaan atau
untuk mencapai produktivitas atau tujuan-tujuan organisasi mereka. Oleh sebab itu, para
pimpinan tersebut dipermudah dalam memotivasi bawahan untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan tujuan organisasi. Dengan tercapainya tujuan tujuan organisasi, maka
3. Teori. Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang ahli psikologi dari universitas Cleveland, Amerika
serikat. Pada tahun 1950 telah mengembangkan teori motivasi "Dua faktor" ( Herzberg's
Two Factors Motivation Theory). Menurut teori ini, ada dua faktor yang mempengaruhi
meliputi serangkaian kondisi intrinsik. Apabila kepuasan kerja dicapai dalam pekerjaan,
maka akanmenggerakan tingkat motivasi yang kuat bagi seorang pekerja, dan akhirnya
dapat menghasilkan kinerja yang faktor motivational (kepuasan) ini mencakup antara lain :
a. Prestasi ( achievement )
b. Penghargaan ( recognation )
yang ingin memperoleh kesehatan badaniah. Hilangnya faktor-faktor ini akan menimbulkan
e. Gaji (Salary)
Dari teori Herzberg ini ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
b. Perbaikan gaji, kondisi kerja, kebijakan organisasi dan administrasi tidak akan
c. Perbaikan faktor higiene kurang dapat mempengaruhi terhadap sikap kerja yang
positif.
C. Cara yang dapat ditempuh dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan antara
1. Komunikasi
Organisasi atau institusi kerja adalah sebuah keluarga besar, dan pimpinan organisasi
adalah sebagai kepala keluarga tersebut. agar masing-masing anggota keluarga organisasi
tersebut mengetahui peran setiap anggota atau karyawan satu dengan yang lain dalam
rangka mencapai tujuan organisasi, perlu adanya komunikasi yang terbuka. komunikasi
dalam suatu organisasi harus dibuka ke semua jalur atau ke semua arah. komunikasi
organisasi bukan hanya antara bawahan dan atasan dalam menyampaikan perintah perintah
kerja, atau respon terhadap vertikal, namun juga komunikasi di antara karyawan dengan
karyawan itu sendiri (horizontal). kebijakan-kebijakan organisasi yang dikeluarkan oleh
pimpinan organisasi tidak semata-mata harus dilakukan atau dipatuhi oleh setiap pegawai,
tetapi yang penting adalah pemahaman setiap karyawan terhadap kebijakan tersebut
dikeluarkan, dan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu komunikasi
berbagai arah dalam organisasi melalui diskusi, seminar, pertemuan pertemuan rutin antara
pimpinan dan karyawan adalah penting. dengan adanya komunikasi organisasi yang baik
akan merupakan iklim yang kondusif dan dapat memotivasi para karyawan untuk kinerja
dengan baik.
2. Orientasi
Ada dua orientasi dalam meningkatkan kinerja, yakni orientasi kepada pegawai atau
karyawan, dan orientasi kepada pekerja atau tugas semata-mata. Aliran yang menekankan
atau berorientasi pada karyawan disebut aliran organistik, sedangkan aliran yang
menekankan atau berorientasi pada tugas atau pekerjaan disebut aliran mekanistik. Dalam
meningkatkan motivasi kerja, kedua orientasi ini tidak boleh dipertentangkan tetapi justru
harus diseimbangkan. Karena kalau terlalu berorientasi kepada pegawai, akan terjadi
apabila terlalu berorientasi kepada tugas dan pekerjaan, akan terjadi penghilangan aspek-
aspek kemanusian dalam menyelesaikan tugas (pekerjaan). oleh sebab itu dalam
meningkatkan motivasi kerja kedua aliran ini dipakai atau diterapkan secara seimbang,
Pengawasan atau supervisi oleh atasan terhadap bawahan adalah alat untuk memotivasi
kerja karyawan, apabila caranya tepat. Tetapi apabila supervisi tersebut lakukan dengan
cara yang salah,. Misalnya dilakukan dengan marah-marah, selalu memberi perintah
perintah atau instruksi, maka justru akan melemahkan semangat kerja. Supervisi yang baik
arahan, dan konsultasi terhadap tugas atau pekerjaan karyawan bawahannya. Karyawan
didorong melaksanakan tugasnya atas dasar kemauan dan prakarsanya sendiri, bukan
4. Pengakuan
merupakan dorongan semangat kerja. Penghargaan atau rekognasi dalam suatu organisasi
bukan hanya dalam bentuk materi saja, tetapi juga dalam bentuk non materi seperti surat
penghargaan, pujian secara lisan, kunjungan atasan kepada bawahan secara informal, dan
sebagainya. Dari hasil penelitian yang ada, rekognasi dapat meningkatkan "rasa memiliki"
perasaan betapa pentingnya karyawan tersebut bagi organisasi. Di samping itu, pengakuan
atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan dapat menimbulkan "rasa berhasil" bagi
Pimpinan suatu organisasi atau institusi adalah seorang Demokrat yang baik. seorang
pimpinan organisasi kerja di mana pun tidak baik selalu setiap mengambil keputusan
organisasi hanya didasarkan pada pertimbangan pertimbangan beberapa orang saja, lebih-
lebih hanya atas dasar kemauan diri sendiri saja. Setiap pengambilan keputusan, lebih-lebih
mungkin (tidak harus semua ). Meskipun demikian, ke ikut sertaan atau partisipasi bawahan
pimpinan. Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan ini penting, karena para
karyawan akan merasa ikut memiliki tanggung jawab terhadap organisasi tersebut, dan
6. Kompetisi
Kompetisi yang sehat perlu dikembangkan di suatu organisasi melalui kompetisi ini
setiap anggota organisasimelalui kompetisi ini setiap anggota organisasi atau karyawan
akan berusaha memperbaiki kinerja atau prestasinya masing-masing. dengan suasana kerja
yang kompetitif di dalam suatu organisasi kerja akan meningkatkan motivasi kerja yang
tinggi.sebaliknya kalau kompetisi dikembangkan secara tidak sehat atau tidak fair justru
misalnya pada hari ulang tahun perusahaan atau hari ulang tahun kemerdekaan, adalah
momen yang baik untuk digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan melalui
kompetisi.
7. Delegasi
Pelimpahan wewenang tertentu oleh atasan kepada bawahan di dalam suatu perusahaan
adalah bentuk kepercayaan yang diberikan kepada karyawan tertentu. Dengan diperolehnya
kepercayaan dari atasan ini, seorang karyawan akan merasa bahwa ia mampu melakukan
tugas yang diberikan, dan selanjutnya ia merasa percaya diri. dengan adanya percaya diri
ini akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi. Oleh sebab itu, pendelegasian
wewenang kepada para karyawan adalah juga merupakan memotivasi kerja karyawan.
Namun, pemberian wewenang ini harus disertai pengawasan, sebab apabila tidak,
8. Integritas
Suatu organisasi kerja apa pun mempunyai visi, misi, tujuan, serta strategi untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut. Pimpinan organisasi berkewajiban untuk
semua karyawan (pimpinan dan bawahan) harus diintegrasikan guna mencapai tujuan-
tujuan organisasi. Oleh sebab itu, pimpinan organisasi mempunyai kewajiban untuk
apabila semua karyawan organisasi mempunyai integritas organisasi yang tinggi maka akan
Telah diuraikan di atas bawah meningkatkan gaji karyawan dalam suatu organisasi
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi kerja. tetapi tidak semua orang di
suatu organisasi meningkatkan motivasi nya karena gaji saja, melainkan banyak faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi kerja. beberapa ahli mengelompokkan dua cara atau metode
Pemberian materi atau non materi kepada karyawan secara langsung untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan merupakan cara yang langsung dapat meningkatkan motivasi
kerja. yang dimaksud dengan pemberian materi adalah misalnya pemberian bonus,
pemberian hadiah pada waktu tertentu, misalnya pada hari ulang tahun karyawan, pada hari
raya, dan sebagainya. Sedangkan pemberian non materi antara lain memberikan pujian,
memberikan penghargaan dan tanda tanda penghormatan yang lain dalam bentuk surat
Suatu kewajiban memberikan kepada karyawan organisasi berupa fasilitas atau sarana
sarana penunjang kerja atau kelancaran tugas. Dengan fasilitas atau sarana dan prasarana
tersebut karyawan akan merasa dipermudah tugasnya, sehingga dapat mendorong semangat
kerjanya. Meningkatkan motivasi tidak langsung ini misalnya, ruang kerja yang nyaman,
kursi kerja yang empuk, tersedianya alat komunikasi, dan sebagainya. dengan sarana seperti
ini akan memberikan semangat kerja yang tinggi bagi karyawan dan akhirnya dapat
karyawan dipandang sebagai cara atau metode untuk meningkatkan motivasi kerja. tetapi
apabila dilihat dari apa yang diberikan kepada karyawan, yang akhirnya dapat
meningkatkan motivasi, maka apa yang diberikan tersebut dapat dikatakan sebagai alat
motivasi. Apabila hal ini dapat dikategorikan sebagai alat motivasi, maka dapat
1. Materiil
Alat motivasi materiil adalah apa yang diberikan kepada karyawan dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi, yang berupa uang atau barang yang mempunyai nilai jual. Misalnya :
kendaraan dinas atau rumah dinas, disamping gaji yang cukup atau bonus yang berupa
uang.
2. Nonmateri
Alat motivasi nonmateri adalah pemberian tersebut tidak dapat dinilai dengan uang,
tetapi pemberian sesuatu yang hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan kepada
Alat motivasi ini adalah kedua-duanya, baik materiil maupun nonmateriil. Di samping
fasilitas yang diterima, bonus yang diterima, karyawan juga memperoleh penghargaan
1. Definisi motivasi
Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan
kebutuhan yang diinginkan. untuk memahami lebih dalam definisi motivasi ada baiknya
Chung dan Meggison menyatakan bahwa motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang
ditunjukkan pada sasaran. motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh
seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan
performansi pekerjaan.
Di sisi lain menurut Santoso motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang
memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan
Teori kebutuhan Maslow sudah lama dikenal sebagai sebuah teori yang sangat realistis
untuk diterapkan. Hasil hasil pemikirannya tertuang dalam bukunya yang berjudul
"motivation and personality". Banyak kalangan akademisi dan praktisi bisnis yang
menempatkan konsep ini dalam melihat pengaruh motivasi yang dibangun secara strategis.
memang kalau kita melihat teori Maslow suatu keinginan yang bersumber dari motivasi
seseorang tidak boleh diperoleh secara sekaligus namun harus dilakukan secara bertahap,
dan setiap tahap itu harus dilalui dengan artinya manusia diajarkan untuk menghargai
proses.
Abraham Maslow, dari Brandesis University, sangat terkenal dengan teori hierarki
kebutuhannya, yang banyak dijadikan sebagai titik acuan oleh sebagian besar sarjana untuk
memahami motivasi kerja seseorang dalam organisasi, baik dalam skala mikro maupun
makro.
bahwa ada 2 masalah berkenaan dengan asumsi yang spesifik terhadap teori Maslow :
1) Kebutuhan individu tidak selalu mengikuti tatanan yang berjenjang, sebagai contoh
suatu upaya walaupun belum memenuhi untuk mencintai dan dicintai, atau
meningkat.
Dalam tata kehidupan ini sering orang memperoleh setiap kebutuhan nya bukan secara
bertahap seperti yang dikemukakan oleh Maslow, karena kadang kala itu bisa diperoleh
dengan melompat. serta pada saat seseorang masuk dan berada di suatu organisasi itu bukan
dilakukan atas dasar sikap aktualisasi diri, namun lebih karena keinginan untuk memiliki
rasa aman.
Adapun sebagaian sarjana yang mengkritik teori Maslow tersebut dengan menegaskan
bahwa berbagai kebutuhan manusia itu sebenarnya bukan berjenjang atau hierarki, tetapi
merupakan rangkaian (Siagian: 1989). Ini secara lebih tegas dikemukakan oleh Faustino
C.Gbahwa orang yang sudah menikmati keamanan fisik yang paling mantap sekalipun,
tetap perlu makan, pakaian, perumahan, tetapi perlu diakui keberadaannya, tetap ingin
Karena itu teori Maslow tidak harus dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut
bersifat bertahan namun semua itu jika seseorang sudah berada pada tahap sosial needs
maka artinya kebutuhan physiological needs dan safety and security needs sudah dipenuhi
dan begitu pula sebaliknya bahwa kemungkinan physiological needs bergabung dengan
Ekstrem needs dan seterusnya, dan semua itu sesuai dengan kondisi dimana orang tersebut
3) Ciptakan suasana informal, suasana santai, rekreasi malam bersama dengan anggota
sebagainya.
4) Gunakan "manajemen tepuk" artinya karyawan itu didekati, anggap mereka sahabat,
bukan kuli, tepuk-tepuk lah bahunya, dan hargai mereka, inilah yang disebut
manajemen perilaku.
5) Berikan kesempatan untuk maju dan merencanakan masa depannya.
Dengan cara memberikan motivasi seperti itu maka seseorang karyawan akan bekerja
secara maksimal dan tidak begitu peduli pada konflik. Namun kesuksesan seorang
karyawan dalam bekerja tidak akan terjadi tanpa mengetahui apa sebenarnya yang
Dalam menerapkan suatu model manajemen kinerja yang profesional maka sering
lebih komprehensif tentang manajemen kinerja. gimana selama ini para manajer
dan belum mengerti bagaimana menerapkannya di adapun para manajer yang telah
memahami dan mampu menerapkanadapun para manajer yang telah memahami dan
mampu menerapkan tentang manajemen kinerja secara baik dan benar baru sedikit,
yaitu terutama mereka yang telah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan juga
B. Sarana dan prasarana yang terdapat di organisasi tersebut baik organisasi yang
bersifat profit oriented dan non profit oriented belum mendukung ke arah penegakan
konsep manajemen kinerja yang baik. seperti perangkat komputer dengan koneksi
jaringan belum selalu online dengan cepat yaitu terutama dalam mengakses sumber
data dan berbagai informasi lainnya sehingga kualitas kinerja juga terjadi penurunan,
kondisi bangunan masih jauh atau belum memenuhi standar kualitas yang digariskan
dalam ketentuan dan prosedur baku sehingga ini mempengaruhi tingkat kenyamanan
C. Research, pelatihan, jurnal, dan buku teks yang mendukung pemahaman serta
D. Keberadaan berbagai buku referensi baik yang ditulis oleh penulis asing dan domestik
masih belum bersifat umum dan belum bersifat kasuistik atau khusus. Kondisi ini
tepat di mana ia bekerja. belum lagi masih sering ditemui nya pertentangan hambatan
antara teori dan praktek dilapangan titik seperti perusahaan harus secepatnya mengejar
profit atau tagihan jatuh tempo pembayaran cicilan kredit dan berbagai kondisi
E. Dukungan pihak terkait seperti pemerintah dan lembaga terkait lainnya yang belum
begitu maksimal dalam fungsinya sebagai kontrol sosial. Ini kadangkala bisa
dimaklumi karena mereka juga masih memiliki kekurangan perangkat dalam usaha
dalam membangun tatanan yang lebih baik titik seperti kasus semburan gas yang di
sebabkan oleh perusahaan Lapindo Brantas di Sidoarjo, yang hingga kini belum ada
sebuah titik penyelesaian baik dari perusahaan sendiri dan pemerintah dalam mencari
suatu titik temu yang bersolusi.kondisi ini telah berdampak pada penilaian publik