Anda di halaman 1dari 19

TUGAS DASAR- DASAR MANAJEMEN

OLEH :

NAMA : YOHANES NOFENDI IMBIR

NIM : 192381291

JURUSAN : KEHUTANAN

PRODI : PENGELOLAAN HUTAN

KELAS/SEMESTER :C /II

JURUSAN KEHUTANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

KUPANG

2020
MOTIVASI

Pandangan motivasi dalam organisasi

Pandangan motifasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang
ada, yaitu :

A. Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow
Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja
agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya
dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang).
Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan
efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan
para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan
sementara.

B. Model hubungan Manusiawi


Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-
kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang
rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi
melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan
penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya,
untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak
informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
C. Model Sumber Daya Manusia
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa
seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan
untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh
pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu
prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan
keputusan dan pelaksanaan tugas

TEORI MOTIFASI

Berikut ini terdapat beberapa teori motivasi, terdiri atas:

Teori kebutuhan (Need Theory)

terdiri dari :

 Teori Hierarki Kebutuhan

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex

Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual

 Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)

Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status
Aktualisasi diri (self actualization), setiap orang memiliki potensi-potensi tertentu dan
biasanya potensi tersebut cenderung ditransformasikan hingga tercapai prestasi melalui
perilaku yang tepat. Menurut Maslow, ”What a man can be, he must be.”

Secara analogi, istilah “hierarki” berarti anak tangga. Saat kita menaiki suatu tangga,
kita akan mulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika
konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang
tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua (dalam hal ini rasa aman)
sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang
ketiga tidak akan diusahakan pemuasannya sebelum seseorang merasa aman,
demikian pula seterusnya.

Namun pemuasan kebutuhan dengan urutan yang telah dikemukakan bukanlah suatu
kejadian tunggal yang unik. Justru ia bersifat siklis. Seseorang yang kebutuhan
pangannya telah terpenuhi, akan berusaha memenuhi kebutuhannya akan rasa aman.
Tetapi pada akhirnya, ia akan merasa lapar lagi yang mengingatkannya pada
kebutuhan pangan.

Selain itu ada juga orang yang makan karena lapar, tetapi ia sekaligus dapat memenuhi
kebutuhannya akan kasih sayang atau sosial dengan makan bersama sekelompok
orang.

Dalam hal ini, walaupun secara teori berbagai kebutuhan telah didiferensiasikan,
perilaku nyata menunjukkan adanya lebih dari satu macam kebutuhan.

 Teori ERG

Teori ERG dikembangkan oleh Clayton Alderfer. ERG merupakan huruf-huruf pertama
dari tiga istilah yaitu :

E = Existence (kebutuhan akan eksistensi),

R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan

G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).


Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
pemuasannya secara serentak. Pada teori ERG :

Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya

Apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan maka keinginan untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi semakin kuat.

Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin
besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya,
karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi
obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-
hal yang mungkin dicapainya.

 Teori Tiga Kebutuhan

Teori yang dikembangkan oleh Atkinson dan David McClelland ini meliputi :

Achievement Motive (nAch): Motif untuk berprestasi

Affiliation Motive (nAff): Motif untuk bersahabat.

Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasa

 Teori Dua Faktor

Teori yang dikembangkan Frederich Herzberg sebagai Model Dua Faktor dari motivasi
terdiri dari :

 Faktor Motivasional

Faktor motivasional merupakan hal-hal yang mendorong untuk berprestasi dan


dorongan tersebut bersifat intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang.
Yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang,
keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan
pengakuan orang lain.

Faktor Hygiene (pemeliharaan)

Faktor hygiene merupakan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik, artinya bersumber dari
luar diri seseorang yang turut menentukan perilaku dalam kehidupan oragn tersebut.

Faktor-faktor hygiene mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,


hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-
rekan sekerjanya, gaji atau upah yang layak, kebijakan organisasi, sistem administrasi
dalam organisasi dan kondisi pekerjaan.

 Teori penetapan tujuan (Goal Setting Theory)

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni :

Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian

Tujuan-tujuan mengatur upaya

Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi

Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.

 Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Pemikiran B.F. Skinner mengenai teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”, dimana
manusia cenderung untuk mengulangi tindakan yang mempunyai konsekuensi yang
menguntungkan dirinya dan mengelak dari tindakan yang mengakibatkan konsekuensi
yang merugikan.

Sebagai contoh, ada seekor burung dara yang lapar. jika ia mematuk-matuk lingkungan
sekitarnya, ia akan mendapatkan imbalan, dalam arti bahwa burung dara tersebut
mendapatkan makanannya. Akhirnya setiap kali ia lapar, ia akan selalu mematuk
lingkungan sekitarnya.

Sebaliknya jika burung dara tersebut hanya berdiam diri menunggu makanan datang,
besar kemungkinan tidak akan ada makanan yang datang padanya (tidak ada imbalan)
dan lama-lama tubuhnya semakin lemah. Hal tersebut tentu merugikan dirinya sendiri.
Hingga akhirnya ia akan berusaha mematuk lingkungan sekitarnya agar mendapatkan
makanan. Tindakan tersebut dianggap “diperkuat” (Reinforced) dan burung dara
tersebut belajar untuk membedakan antara perilaku yang mendapat imbalan dan
perilaku yang tidak mendapat imbalan (merugikan).

 Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori hasil pemikiran S. Adams ini berpandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Sebagai ilustrasi, apabila seorang pegawai mempunyai
persepsi bahwa gaji yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi,
yaitu :

Seorang akan berusaha memperoleh gaji/imbalan yang lebih besar, atau

Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan


empat hal sebagai pembanding, yaitu :

Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan


kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya

Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat
pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri

Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta
melakukan kegiatan sejenis
Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang
merupakan hak para pegawai

Apabila sampai terjadi perspektif ketidakadilan maka akan timbul berbagai dampak
negatif, seperti ketidakpuasan, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas,
seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-
masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.

 Teori Pengharapan (Expectancy Theory)

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” menyatakan teori
harapan yang berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk
memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk
memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang
diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

Selain lima teori kontemporer diatas, masih banyak lagi teori-teori motivasi. Diantaranya
yaitu :

 Teori-teori Behavioral :

Clark Hull, mengemukakan Drive Reduction Theory pada tahun 1943, yang


menyatakan bahwa yang terpenting dan menempati posisi sentral dalam seluruh
kegiatan manusia adalah kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis. Suatu
kebutuhan biologis pada makhluk hidup menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk
melakukan aktivitas memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan
kemungkinan bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa reduksi
kebutuhan (need reduction response).

Pada periode 1935 – 1960, Kurt Lewin mengajukan Field Theory yang dipengaruhi oleh
prinsip dasar psikologi Gestalt. Lewin menyatakan bahwa perilaku ditentukan baik oleh
manusia maupun oleh lingkungan. Menurut Lewin, besar gaya motivasional pada
seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan lingkungannya ditentukan
oleh tiga faktor:
Tension atau besar kecilnya kebutuhan

Valensi atau sifat objek tujuan

Jarak psikologis orang tersebut dari tujuan. Semakin dekat seseorang dengan
tujuannya, semakin besar gaya motivasinya. Sebagai contoh, seorang pelari yang
sudah kelelahan melakukan sprint ketika ia melihat atau mendekati garis finish,
semangatnya muncul lagi untuk lebih cepat berlari.

 Teori-teori Cognitive :

Pada tahun 1957 Leon Festinger mengajukan Cognitive Dissonance Theory. Istilah


tersebut berhubungan dengan persepsi serta evaluasi (kognisi) dua unit informasi atau
lebih yang bertentangan atau tidak bersifat harmonis (disonan). Jika terdapat
ketidakcocokan antar unit informasi tersebut maka kita akan bereaksi untuk
menyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini.

 Teori-teori Psychoanalytic

Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah Psychoanalytic
Theory atau Psychosexual Theory yang dikemukakan oleh Freud (1856 – 1939). Model
tentang motivasi menurut Freud terdiri dari tiga bagian :

ID yaitu dorongan-dorongan yang tak terkendali

Ego yaitu prinsip realitas yang mempengaruhi dorongan-dorongan tersebut dalam


pengalaman hidup yang nyata

Superego (hati nurani) yaitu yang mengendalikan kedua macam mekanisme tersebut

Freud menitikberatkan teorinya pada persoalan seks yang kemudian dimodifikasi oleh
para pengikutnya.

Erik Erikson yang merupakan murid Freud menentang pendapat Freud. Erik
menyatakan dalam Theory of Socioemotional Development atau Psychosocial
Theory bahwa yang paling mendorong perilaku manusia dan pengembangan pribadi
adalah interaksi sosial.
 Teori-teori Social Learning

Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter menaruh perhatian
pada apa yang dipilih seseorang ketika dihadapkan pada sejumlah alternatif bagaimana
akan bertindak. Untuk menjelaskan pilihan, atau arah tindakan, Rotter mencoba
menggabungkan dua pendekatan utama dalam psikologi, yaitu pendekatan stimulus-
response atau reinforcement  dan pendekatan cognitive atau field. Menurut Rotter,
motivasi merupakan fungsi dari harapan dan nilai reinforcement.

 Teori Social Cognition

Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui berbagai


eksperimen, Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan konsekuensi tidak
diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran dapat terjadi melalui proses
sederhana dengan mengamati aktivitas orang lain. Bandura menyimpulkan
penemuannya dalam pola empat langkah yang mengkombinasikan pandangan kognitif
dan pandangan belajar operan, yaitu:

Attention, memperhatikan dari lingkungan

Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh

Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa yang dilihat

Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinan


perilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and punishment).

 Teori Curiosity Berlyne

Pada tahun 1960 Berlyne mengemukakan sebuah Teori tentang Curiosity atau rasa


ingin tahu. Menurut Berlyne, ketidakpastian muncul ketika kita mengalami sesuatu yang
baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan yang
tinggi dalam sistem syaraf pusat kita.  Respon manusia ketika menghadapi suatu
ketidakpastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu. Curiosity akan
mengarahkan manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi ketidakpastian.

3. POLA PENDEKATAN MANAJERIAL TERHADAP MOTIFASI

1. Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan

       Bahwa pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman tulang


manajemen melalui pembelajaran pengalaman dari para manajer yang lalu, yang
biasanya dicapai melalui sejumlah kasus dan suat transfer tentang pelajaran-pelajaran
yang dapat ditarik dari pengalaman.

2. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Individu

       Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan perhatian pada


hubungan-hubungan antar perorangan didalam organisasi-organisasi dengan focus
pada para individu dan motivas mereka. teori pendekatan manajemen

3. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Kelompok

       Pendekatan ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola perilaku


kelompok didalam organisasi dan bukan pada hubungan-hubungan antar perorangan
mereka.

4. Pendekatan Berdasarkan Kerjasama Sosial

       Pendekatan ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok dengan jalan
mempelajari perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem sosial yang mengaitkan dua
orang atua lebih bersama-sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan bersama
tertentu

 
5. Pendekatan Sosioteknik

       Pendekatan ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-sistem sosial dan


sistem teknik secara simultan dalam praktik manajemen, mengingat bahwa sistem
teknik mempunyai pengaruh besar atas sistem sosial organisasi

6. Pendekatan Teori Keputusan

       Pendekatan ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah tanggung


jawab utama semua manejer, dan difokuskannya perhatian pada pengembangan
pemikiran manajemen sekitar proses pengambilan keputusan

7. Pendekatan Pusat Komunikasi

       Pendekatan ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari organisasi-


organisasi, sewaktu mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungan
mereka.

8. Pendekatan Matematis

       Pendekatan ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang dapat


melalui model-model mate-matikal yang menyatakan elemen-elemen dasar suatu
problem dan yang dapat menyediakan alat-alat untuk mengevaluasi solusi problem
tersebut

9. Pendekatan Situasional

       Pendekatan ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi terhadap


sekelompok keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah praktik-praktik
manajemen yang dianggap paling tepat guna menghadapi situasi tertentu.

 
10. Pendekatan Sumber Daya Manusia

     Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia


sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari mengenai masalah
individu, kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan
produktivitas.

11. Pendekatan Kombinasi

     Pendekatan ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori


dan teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik manajemen, dengan jalan mengaitkan
mereka dengan fungsi-fungsi para manejer.

MANAJEMEN KONFLIK

APA ITU MANAJEMEN KONFLIK

Manajemen konflik adalah pendekatan yang memiliki orientasi pada proses


mengarahkan sebagai bentuk komunikasi pelaku konflik dengan pihak ketiga serta
bagaimana pelaku konflik atau pihak ketiga memengaruhi kepentingan serta
interpretasi.

Pengertian Manajemen Konflik Menurut Para Ahli

Pengertian Manajemen Konflik Menurut Minery

“Suatu proses rasional yang sifatnya literatif, dimana proses tersebut terjadi secara
terus-menerus mengalami penyempurnaan hingga tercapai model yang representatif
dan ideal.”

Pengertian Manajemen Konflik Menurut Howard Ross

“Langkah-langkah yang diambil pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin/tidak menghasilkan akhir berupa
penyelesaian konflik, dan mungkin/tidak menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
bermufakat atau agresif.”

2. SEBUT DAN JELASKAN JENIS-JENIS KONFLIK

Jenis Konflik dan Contohnya

 Konflik Pribadi

Konflik ini terjadi disebabkan adanya dua individu yang saling tidak menyadari
kesalahan dari masing-masing. Dalam konflik pribadi, masing-masing individu akan
saling berusaha untuk saling menjatuhkan. Contohnya saja perselisihan diantara ketua
dan sekrertaris dalam suatu organisasi yang diantaranya memiliki pendapat yang
berbeda. Karena tidak adanya pihak yang mengalah, maka terjadilah konflik diantara
mereka.

 Konflik Kelompok

Konflik yang terjadi diantara dua kelompok atau lebih yang memiliki tujuan yang sama
namun memiliki pendapat dan cara pandang yang berbeda. Dalam konflik ini, biasanya
menimbulkan beberapa kerugian yang sifatnya materi dan menimbulkan kerusakan
infrasturktur.

Contohnya saja tawuran antar pelajar yang terjadi di Ibu Kota yang meyertakan banyak
perserta tawuran, mengakibatkan kerusakan infrastruktur kota seperti halte, maupun
tanaman hias di pinggir jalan. Tawuran pelajar terjadi tidak jarang karena ingin
menunjukkan seberapa kuat atau solidnya siswa sekolah tersebut atau karena salah
paham.

 Konflik Antar Kelas

Konflik yang terjadi pada individu maupun kelompok yang berada di tingkatan kelas
yang berbeda. Kelas yang dimaksud dalam hal ini adalah kedudukan seorang individu
atau kelompok dalam masyarakat secara vertikal.
Contohya saja seperti adanya demo para buruh pabrik yang menuntut pemilik pabrik
untuk menaikkan upah yang selama ini mereka rasa kurang layak untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.

 Konflik Politik

Konflik politik terjadi antar kelompok maupun antar individu yang berbeda pandangan.
Hal ini biasa terjadi dalam ranah politik karena masing-masing individu maupun
kelompok memiliki cara pandang, pola pikir yang berbeda, namun memiliki satu tujuan
yaitu kekuasaan.

Contohnya saja dalam tahun politik, partai oposisi maupun partai koalisi saling beradu
argumen dan saling menjatuhkan untuk memenangkan calon kandidat pemimpin untuk
memegang kuasa negara.

 Konflik Ekonomi

Konflik ekonomi biasa kita temui dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Konflik ini
biasanya terjadi akibat persaingan pada proses kegiatan ekonomi antar individu
maupun kelompok. Contohnya saja akibat kalah saing dalam penjualan, seorang
pengusaha menyebarkan berita tidak benar terkait produk saingannya dengan tujuan
agar konsumen produk konsumen beralih mengonsumsi produknya.

 Konflik Hukum

Konflik hukum dapat terjadi akibat ketidakadilan hukum yang dirasakan oleh individu
maupun kelompok. Ketidakadilan tersebut muncul karena hukum yang diberikan tidak
sesuai atau terjadi penyalahgunaan terhadap hukum.

Contohnya saja unjuk rasa dilakukan oleh sekelompok orang yang menuntut bahwa
hukum yang diberlakukan oleh para koruptor tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Mereka merasa pemberian hukuman kepada koruptor seperti tumbul ke bawah dan
terkesan tidak adil kepada rakyat kecil.
 Konflik Ras

Dewasa ini, konflik ras tidak ssering terjadi dalam masyarakat. Konflik ras terjadi akibat
rasa ketidakadlian yang didapat dari salah satu ras atau ras lain merasa dirinya lebih
unggul. Contohnya saja kriminalitas seperti pembunuhan yang dilakukan ras kulit hitam
di Amerika adalah sebagai bentuk protes kekecewaan mereka akibat ras kulit putih
menganggap mereka adalah golongan terendah.

 Konflik Keluarga

Konflik ini terjadi di dalam internal keluarga yang disebabkan karena beberapa faktor
seperti kecemburuan, maupun faktor ekonomi. Contohnya saja beberapa anggota
keluarga memperebutkan harta waris yang merasa bahwa bagian yang didapat tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Akibatnya konflik dalam keluarga tidak dapat
dihindari.

3. SEBUT DAN JELASKAN METODE- METODE PENGELOLAAN KONFLIK

 Metoda Stimulasi Konflik

Seperti telah disebut di muka,konflikdapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara-


cara yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan kerja suatu kelompok. Situasi dimana
konflik terlalu rendah akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi
pasif.kejadian-kejadian,perilaku dan informasi yang dapat mengarahkan orang-orang
bekerja lebih baik diabaikan; para anggota kelompok saling bertoleransi terhadap
kelemahan dan kejelekan pelaksaanaan kerja. Manajer dari kelompok seperti ini perlu
merangsang timbulnya persaingan konflik yang dapat mempunyai efek
penggemblengan.
Metoda stimulasi konflik meliputi

1.Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok

2.Penyusunan kembali organisasi

3.Penawaran bonus, pembayaran insentif dan  penghargaan untuk mendorong


persaingan
4.Pemilihan manajer –manajer yang tepat

5.Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan

 Metoda Pengurangan Konflik

Manajer biasanya lebih terlibat dengan pengurangan konflik daripada stimulasi konflik.
Metoda pengurangan konflik menekan terjadinya antogoisme yang ditimulkan oleh
konflik. Jadi, metoda ini mengelola tingkat konflik melalui “ Pendinginan Suasana” tetapi
tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.

 Metoda Penyelesaian Konflik

Metoda penyelesaian konflik yang akan di bahas berikut berkenaan dengan kegiatan-
kegiatan para manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang
bertentangan. Metoda-metoda penyelesaian konflik lainnya yang dapat digunakan
mencakup perubahan dalam struktur organisasi,mekanismekoordinasi dan sebagainya.

Ada tiga metoda penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau
penekanan,komprom, dan pemecahan masalah integratif. Metoda-metoda ini berbeda
dalam hal efektifitas dan kreatifitas penyelesaian konflik serta pencegahan situasi
konflik di masa mendatang.

Dominasi dan Penekanan.dominasi  dan penekanan dapat di lakukan dengan beberapa


cara, yaitu

1.Kekerasan ( forcing) yang bersifat penekanan otokratik

2.Penenangan ( smoothing),merupakan cara yang lebih diplomatis

3.Penghindaran ( avoidance) dimana  manajer menghindar umtuk mengambil posisi


yang tegas

4.Aturan mayoritas ( majority rule )mencoba untuk menyelesaikan konflik antar


kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil
TUGAS PRAKTIKUM

1.Studi kasus

“pada tanggal 14 maret 2020, jurusan Kehutanan Politeknik Pertanian Negeri Kupang
mengadakan sosialisasi dengan tema Disiplin Waktu. Kegiatan ini dilakukan dengan
maksut untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya menerapkan
Disiplin Waktu dalam kegiatan kuliah, bersosialisasi dan dalam kehidupan sehari-hari,
harapanya mahsiswa jurisan kehutanan pada ahit studi mendapatkan IPK yang tinggi,
lulus tepat pada waktunya dan Jurusan kehutanan mampu menciptakan generasi-
generasi yang professional”

Menurut pendapat saya kegiatan yang dimaksut diatas sangatlah bermanfaat


terhadap tingkat kedisiplinan seseorang(mahasiswa) didalam memanajemenkan
waktu, yang pada intinya akan mendapatkan IPK yang tinggi dan menjadikan lulusan
yang terbaik dan berkualitas bagi Kampus,Bangsa dan Negara.

Kaitan antara studi kasus diatas dengan teori motivasi yaitu;

Disini saya mengambil salah satu dari teori motivasi yaitu: Teori pengharapan,
menurut Victor H. Vroom,

dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” menyatakan teori harapan
yang berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk
memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk
memperoleh hal yang diinginkannya itu.teori ini ada kaitan erat dengan studi kasus
diatas yang bertema “ Disiplin Waktu”. Hal ini mengharapkan agar mahasiswa mampu
mendapatkan IPK yang tinggi, lulus tepat pada waktunya dan mampu menciptakan
generasi yang professional.

2. Carilah konflik yang terjadi dalam bidang kehutanan, lingkungan hidup,pertanian, dan
kelautan kemudian deskripsikan “Manajemen Konflik” yang digunakan dalam
pemecahan masalah tesebut.

Disini saya mengambil konflik dibidang pertanian yaitu


“Konflik Komunikasi dan Fungsi Dalam Penyuluhan Pertanian”

Proses sosial dalam bentuk kerjasama yang umumnya dilakukan karena adanya
kepentingan yang sama di antara pelaku yang terlibat. Sebaliknya, perbedaan
kepentingan dan tujuan diantara pelaku dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian
pada akhirnya mengakibatkan terjadinya persaingan dan konflik yang dapat
mempengaruhi solidaritas kelompok itu sendiri. Di dalam penyelenggaraan penyuluhan
pertanian yang berbasis rekayasa sosial kerjasama antarpelaku hanya terlihat sebagai
kerjasama artificial Kalaupun ada kerjasama, masih dalam bingkai keproyekan yang
mengharuskan mereka untuk bekerjasama, karena anggapan sebagian dari mereka
bahwa kerjasama hanya dilakukan apabila ada proyek dari pemerintah yang akan
mereka laksanakan. Sedangkan pada pembelajaran sosial terlihat bahwa proses sosial
yang terjadi telah mengarah kepada bentuk kerjasama karena adanya kepentingan
yang sama khususnya dalam hal pencarian dan penambahan pengetahuan bagi
mereka. Konflik pada penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang berbasis rekayasa
social cenderung untuk dihindari atau dibiarkan tersembunyi dan sulit untuk diangkat ke
permukaan, sehingga lambat laun dapat meledak yang berakibat pada menurunkan
solidaritas kelompok. Sedangkan pada penyelenggaraan penyuluhan pertanian
berbasis pembelajaran social, konflik yang terjadi dikelola dan dijadikan sebagai
pendorong bagi setiap pelaku untuk lebih mandiri dan juga menjadikan pelaku untuk
lebih bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kemampuan mereka, khususnya
dalam mencari dan menemukan sendiri inovasiinovasi baru yang pada akhirnya
keberlanjutan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat terpelihara. Penerapan
sistem penyuluhan pertanian yang berbasis pembelajaran sosial telah terlihat hasilnya,
khususnya dalam memupuk kemandirian petani. Oleh karena itu, sistem penyuluhan
pertanian di masa depan hendaknya berbasis pada pembelajaran sosial dan bukan
hanya dalam bingkai keproyekan.

Manajemen konflik yang terdapat dalam deskripsi diatas menggunakan pendekatan


kelompok dengan cara sosislisasi.

Anda mungkin juga menyukai