Anda di halaman 1dari 23

Asam, Basa dan Garam

Pengertian Asam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Pengertian Asam

dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah

larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam yaitu suatu zat yang

bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima pasangan

elektron bebas dari suatu basa.

Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk

menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah

satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan

emas dan perak. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah

jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.

Pengertian Basa

Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa ialah zat (senyawa)

yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa

yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan.

Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.

Pengertian Garam

Dalam ilmu kimia, garam ialah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan

ion negatif (anion), sehingga akan membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam

terbentuk dari hasil sebuah reaksi asam dan basa.


Teori Asam dan basa Menurut Arrhenius

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang

memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran

tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia

menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-

ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,

sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah

ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–.


Keterbatasan Teori Arrhenius

Asam klorida dapat dinetralkan baik oleh larutan natrium hidroksida maupun amonia.

Pada kedua kasus tersebut, akan didapatkan larutan hasil reaksi yang jernih yang dapat

dikristalkan menjadi garam berwarna putih, baik natrium klorida maupun amonium klorida.

Kedua reaksi tersebut merupakan reaksi yang sangat mirip. Reaksi yang terjadi adalah:
Pada kasus reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida, ion hidrogen dari

asam bereaksi dengan ion hidroksida dari NaOH. Hal ini sesuai dengan teori asam-basa

Arrhenius. Akan tetapi pada kasus reaksi amonia dengan asam klorida, tidak terdapat ion

hidroksida.

H2SO4⎯⎯→ 2H+ + SO42–

Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2OH–

 Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai:

H2O(l) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + OH–(aq)

 Harga tetapan air adalah:

 Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH– sangat kecil dibandingkan dengan

konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi H2O dapat dianggap tetap, maka harga

K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan kesetimbangan air atau ditulis Kw.
TEORI ASAM – BASA BRONSTED-LOWRY

Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry (Inggris)

mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah. Pendekatan teori asam basa

Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan berair, tetapi mencakup semua sistem yang

mengandung proton (H+).

Menurut Bronsted-Lowry:

 Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H +) bisa berupa kation atau molekul

netral (+).

 Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+), bisa berupa anion atau molekul netral.

Kata kunci teori asam-basa Bronsted-Lowry: transfer proton dari asam ke basa.

 Mengacu teori asam-basa Bronsted-Lowry akan terjadinya transfer proton, maka dikenal

istilah pasangan asam–basa konjugasi.


Hubungan Teori Bronsted-Lowry dengan Teori Arrhenius

Teori asam-basa Bronsted-Lowry tidaklah bertentangan dengan teori asam-basa

Arrhenius, justru lebih melengkapi. Ion hidroksida tetap bertindak sebagai basa, karena mampu

menerima ion hidrogen dari asam dan juga dari air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam

larutan sebab asam bereaksi dengan molekul air dengan cara memberikan protonnya kepada

air.

Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air, molekul hidrogen klorida akan

memberikan protonnya (sebagai ion hidrogen) kepada air untuk menghasilkan asam klorida.

Ikatan koordinasi terbentuk antara satu pasang elektron bebas pada atom oksigen dengan ion
+
hidrogen dari HCl menghasilkan ion hidronium (H3O ).
TEORI ASAM-BASA LEWIS
Pada teori asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa dalam larutan tidak
berair dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak diterangkan akan adanya sistem yang
tidak terprotonasi. G.N. Lewis, pada tahun 1923, mengemukakan teori asam-basa dalam
buku Thermodynamics and the Free Energy of Chemical Substances .
Menurut Lewis:
• Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa
lain untuk membentuk ikatan baru.
• Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks. Proton merupakan asam
Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa yang menyangkut zat/senyawa yang tidak
mempunyai atom H dalam senyawanya.
Secara umum, reaksi asam-basa Lewis terjadi apabila ada basa yang mendonorkan
pasangan elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron tersebut untuk
membentuk ikatan baru. Produk yang terjadi dari reaksi asam-basa Lewis disebut dengan
senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen koordinasi.
Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis adalah reaksi pembentukan ion hidronium

dan ion amonium.


Latihan:
Derajat Keasamaan (pH)

Konsep pH

Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang

ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana.

Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+.

 Bilangan ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1–14 dan ditulis:

 Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:

a. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.

b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.

c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.

 Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar

konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka

larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.
Perhatikan contoh di bawah ini.

 Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = – log 0,01 = 2

pH = -log [H+]

pH = -log (0,01M)

pH = -log (1 x 10-2M)

pH = 2 – log 1

pH = 2 – 0

pH = 2

 Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil) maka pH = – log 0,001 = 3

(naik 1 satuan)

Jadi dapat disimpulkan:

 Makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH

 Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam dari pada larutan dengan pH = 2.

Pengukuran pH

Untuk menentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

sebagai berikut.

Menggunakan Beberapa Indikator

 Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah

warna pada rentang harga pH tertentu.

 Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH

indikator.

 Indikator memiliki trayek perubahan warna yang berbeda-beda.


 Dengan demikian dari uji larutan dengan beberapa indikator akan diperoleh

daerah irisan pH larutan.

 Contoh, suatu larutan dengan brom timol biru (6,0–7,6) berwarna biru dan dengan

fenolftalein (8,3–10,0) tidak berwarna, maka pH larutan itu adalah 7,6–8,3.

 Hal ini disebabkan jika brom timol biru berwarna biru, berarti pH larutan lebih

besar dari 7,6 dan jika dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan kurang dari 8,3.

Ciri dan Sifat Asam, Basa dan Garam

Ciri-ciri Asam

Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin acidus yang berarti mempunyai rasa asam.

Salah satu definisi asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion

hidrogen (H+). Secara umum asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya)

b. Derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7)


c. Terasa menyengat jika disentuh, terutama asam kuat

d. Reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan

kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kayu atau kertas jika konsentrasinya

tinggi)

e. Merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Sifat Asam

1. Mempunyai rasa asam

2. Mengubah lakmus biru menjadi merah

3. Bersifat korosif, dapat melarutkan berbagai logam

4. Dapat melarutkan batu kapur menghasilkan gas karbon dioksida.

Hujan Asam

Air hujan yang pH- nya kurang dari 5,6 disebut hujan asam. Hujan asam terjadi karena

udara tercemar oleh oksida-oksida yang bersifat asam  khususnya oksida belerang  (SO2) dan

(SO3), oksida nitrogen (NO2) oksida belerang berasal dari bahan pembakaran fosil, dan oksida

nitrogen berasal dari asap kendaraan bermontor dan asap industri.

Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh hujan asam adalah :

1. Merusak tumbuhan, karena hujan asam dapat mengubah pH tanah.

2. Mengurangi kesuburan tanah, karena air hujan asam dapat membilas

unsure hara dalam tanah.

3. Mematikan biota air, karena air hujan asam dapat mengubah pH air

4. Merusak bangunan, khususnya yang terbuat dari logam dan batu pualam.

Ciri-ciri Basa
Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Salah satu definisi basa adalah

zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH –). Secara umum

basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa pahit jika dicicipi

2. Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat

3. Tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7)

4. Terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya)

5. Memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi

6. Dapat mengemulsi minyak

7. Merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik

Sifat Basa

Beberapa sifat basa sebagai berikut:

1. Rasanya pahit

2. Mengubah lakmus merah menjadi biru

3. Bereaksi dengan lemak membentuk sabun.

4. Menetralkan sifat asam

5. Bersifat korosif, khususnya basa kuat.

Basa dalam kehidupan sehari-hari

 Soda api (natrium hidroksida, NaOH), berfungsi untuk:

– Melarutkan lemak dan minyak

– membersihkan oven

– menghancurkan selolusa
 Kalsium hidroksida atau kapur (Ca(OH)2)

 Amonia ( larutan NH3) digunakan secagai pembersih kaca.

Indikator

Cara  untuk mengetahui apakah suatu zat tergolong asam atau basa adalah menggunakan

indikator.

Indikator adalah merupakan zat yang dapat berupah warna bila dimasukkan kedalam

senyawa asam atau basa. Indikatar dapat berupa kertas atau larutan, indicator berupa kertas 

adalah kertas lakmus.

Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus berwarna merah dan lakmus berwarna biru.

Cara pemakaiannya adalah kertas lakmus dimasukkan kedalam senyawa, kemudian dilihat

perubahan warnanya.

Suatu senyawa tergolong asam bila kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah,

tetapi kertas lakmus merah tidak berubah warna.. sementara kalau senyawa golongan  basa bila

kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, tetapi kertas lakmus biru tidak berubah warna.

Bila senyawa tidak mengubah warna kertas lakmus digolongkan bukan senyawa asam atau basa

atau senyawa netral.

Ciri-ciri Garam

Apabila larutan asam dengan larutan basa direaksikan, maka ion H+ (dari asam) akan

bereaksi dengan ion OH– (dari basa) membentuk air. Reaksi antara asam dan basa ini disebut

reaksi penetralan (netralisasi) jika jumlah zat asam sama dengan jumlah zat basa. Disebut

demikian karena selain air, dihasilkan pula suatu zat yang bersifat netral yaitu garam, jika jumlah

asam dan jumlah basanya mempunyai perbandingan yang sama. Reaksi ini juga di kenal dengan

reaksi penggaraman karena menghasilkan garam.


Garam terdapat dalam bentuk garam netral, garam basa dan garam asam. Umumnya

garam mudah larut dalam air, merupakan padatan pada suhu kamar (25 oC), merupakan elektrolit

sehingga dapat menghantarkan arus listrik, memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi.

Sifat Garam

Garam dapat dibuat dengan mereaksikan suatu logam dengan asam kuat yang encer atau

mereaksikan antara asam dengan basa., reaksi asam dengan basa disebut reaksi netralisasi.

Contoh reaksi netralisasi :

Asam klorida + natrium hidroksida → Natrium klorida + air

Asam sulfat + Kalium klorida → Kalsium sulfat + air

Asam nitrat + Lithium hidroksida → Lithium nitrat + air

Asam klorida + Kalsium hidroksida→Kalsium klorida + air

Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut garam. Contoh garam dapur

(NaCL) yang terbentuk dari reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida.

Contoh garam yang ada pada kehidupan kita sehari-hari:

 Natrium klorida (NaCL) yang disebut garam dapur

 Magnesium sulfat (MgSO4) yang disebut garam inggris sebagai abat pencuci perut.

 Kalsium karbonat (CaCO3)  merupakan senyawa dalam batu kapur, marmer atau batu

pualam.

 Natrium karbonat (Na2CO3) yang disebut soda pencuci

 Aluminium solfaf (  Al2(SO4)  ), untuk penjernihan air

 Natrium stearat ( NaC17H35COO ), bahan sabun mandi


Indikator Asam, Basa dan Garam

Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral.

Tahukah kamu bagaimana cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat? Indikator

yang dapat digunakan adalah indikator asam basa.

Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa,

dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas

lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.

Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.

1. Indikator dengan Kertas Lakmus

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda.

Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing

kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.

a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa

berwarna biru.

b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa

berwarna biru.

c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
2. Indikator Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

Percobaan yang telah kamu lakukan adalah mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam,

basa atau netral dengan menggunakan kertas lakmus. Adakah cara lain untuk mengidentifikasi

suatu larutan? Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan sendiri di rumah, yaitu dengan

menggunakan indikator alami.

Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit,

kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari

dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.

Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan

sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis

dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam

terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan

akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.


Contoh Asam, Basa dan Garam

Contoh Asam

Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan,

minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral.

Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam

lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat

dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka

makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam

sistem pencernaan manusia dan hewan.

Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang

digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang

biasanya digunakan pada pabrik kaca.

Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam

lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen

yang bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H + yang

dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

 Asam asetat, terdapat pada larutan cuka

 Asam askorbat, terdapat pada jeruk, tomat, sayuran

 Asam sitrat, terdapat pada jeruk

 Asam borat, terdapat pada larutan pencuci mata

 Asam karbonat, terdapat pada minuman berkarbonasi


 Asam klorida, terdapat pada asam lambung, obat tetes mata

 Asam nitrat, terdapat pada pupuk, bahan peledak (TNT)

 Asam fosfat, terdapat pada deterjent, pupuk

 Asam sulfat, terdapat pada baterai mobil, pupuk

 Asam tatrat, terdapat pada anggur

 Asam malat, terdapat pada apel

 Asam formiat, terdapat pada sengatan lebah

 Asam laktat, terdapat pada keju

 Asam benzoat, terdapat pada bahan pengawet makanan

Contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam

kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk

mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah:

1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai

bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci,

detergen, pemutih dan pembersih lantai


2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat

nyeri lambung (antasid)

3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan

bahan baku pupuk urea

Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan

suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan

negatif (ion OH–) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH – yang dilepaskan,

semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH–.

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan

menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa kuat

dan basa lemah:

 Aluminium hidroksida, terdapat pada sebuah deodoran, antasid

 Kalsium hidroksida, terdapat pada sebuah mortar dan plester

 Magnesium hidroksida, terdapat pada sebuah obat urus-urus, antasid

 Natrium hidroksida, terdapat pada sebuah bahan sabun mandi


Contoh Garam

Salah satu cara memperoleh senyawa garam adalah dengan cara mereaksikan zat asam

dengan zat basa. Reaksi ini dikenal dengan reaksi penggaraman atau disebut juga reaksi

netralisasi. Dalam kehidupan sehari-hari garam yang sering digunakan antara lain: garam dapur

(NaCl), garam inggris (MgSO4) sebagai obat pencahar, soda kue (NaHCO3) sebagai pengembang

roti, monosodium glutamat (MSG) sebagai penyedap rasa.

Sifat garam tergantung pada asam dan basa pembentuknya. Garam yang berasal dari

reaksi antara asam dan basa dapat bersifat asam, basa atau netral. Garam yang bersifat asam,

memiliki pH < 7, berasal dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah. Contoh: NH4Cl (amonium

klorida/salmoniak), dan NH4NO3 (amonium nitrat).

Garam yang bersifat basa, memiliki pH > 7, berasal dari reaksi antara asam lemah dan

basa kuat. Contoh: KNO2 (kalium nitrit), NaHCO3 (natrium bikarbonat/soda kue), NaCH3COO

(natrium asetat), KCN (kalium sianida / potas), dan KF (kalium fosfat).

Garam yang bersifat netral, memiliki pH = 7, berasal dari asam kuat dan basa kuat.

Contoh: NaCl (natrium klorida), KI (kalium iodida), dan KNO3 (kalium nitrat).

 garam dapur, NaCl → Na+ + Cl-

 besi sulfat, Fe2(SO4)3 → 2Fe3+ + 3SO42-

Reaksi penggaraman (netralisasi) sangat berguna bagi kehidupan manusia. Dalam

kehidupan sehari-hari banyak dijumpai pemanfaatan reaksi netralisasi, misalnya:

1. Untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi akibat sengatan lebah yang

mengandung asam digunakan soda kue (natrium bikarbonat)


2. Nyeri lambung akibat kadar asam klorida dalam lambung yang berlebihan

dinetralisir dengan obat yang mengandung basa magnesium hidroksida atau

aluminium hidroksida

3. Limbah cair hasil industri yang dibuang ke sungai mengandung zat asam

yang dapat menyebabkan kematian ikan oleh karenanya ditambahkan aluminium

hidroksida untuk menetralkannya

4. Mulut kita mengandung zat asam sisa makanan dan minuman yang dapat

merusak gigi dan menimbulkan bau mulut, untuk menetralisirnya kita menggunakan

pasta gigi yang mengandung zat basa

Tanah yang terlalu asam akibat hujan asam dan tanah gambut, dapat menyebabkan

tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk mengatasinya tanah diberi senyawa yang

bersifat basa, misalnya kalsium oksida, kalsium hidroksida atau kalsium karbonat sebelum

ditanami.

Anda mungkin juga menyukai