Anda di halaman 1dari 34

Kelompok

Kimia
A. LARUTAN ASAM DAN BASA
Kelompok 1

•WAN KAFKA RAISYA NAFIZA


•RAISHA AMANDA RAMADHANI
•TASYA
•AISYAH AMINI AMIR
•IKHSAN ADITYA
•IRFAN WARDANA
•BERYL FADHLULLAH RAMADHAN
Indikator larutan asam dan
basa

APA INDIKATOR ALAMI ASAM BASA?


INDIKATOR ALAMI ITU ADALAH INDIKATOR
YANG DIBUAT MENGGUNAKAN EKSTRAK
TUMBUHAN-TUMBUHAN SEPERTI BUNGA, UMBI,
KULIT BUAH, JUGA DAUN-DAUN BERWARNA.
NAH CONTOH SPESIFIKNYA ITU KUNYIT, KUBIS
MERAH, KUBIS UNGU, BUNGA SEPATU, BUNGA
MAWAR, BAYAM MERAH, GERANIUM
Indikator larutan asam dan
basa

INDIKATOR BUATAN ADALAH INDIKATOR YANG


DIBUAT DI LABORATORIUM MENGGUNAKAN
ALAT DAN BAHAN KIMIAWI. TERDAPAT DUA
MACAM INDIKATOR BUATAN YANG UMUM
DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN PH LARUTAN,
YAITU INDIKATOR KERTAS DAN LARUTAN
Indikator larutan asam dan
basa

CONTOH INDIKATOR BUATAN ADALAH KERTAS LAKMUS YANG TERDIRI


DARI LAKMUS MERAH DAN LAKMUS BIRU, KERTAS LAKMUS YANG
DIBERI SENYAWA KIMIA SEHINGGA AKAN MENUNJUKKAN WARNA YANG
BERBEDA SETELAH DIMASUKKAN PADA LARUTAN ASAM MAUPUN BASA
TERDAPAT DUA MACAM INDIKATOR BUATAN YANG UMUM DIGUNAKAN
UNTUK MENENTUKAN PH LARUTAN, YAITU INDIKATOR KERTAS DAN
LARUTAN.
1.INDIKATOR KERTAS. INDIKATOR KERTAS TERDAPAT DUA MACAM,
YAITU BERBENTUK STIK DAN KERTAS LAKMUS.
2. INDIKATOR LARUTAN. CONTOH INDIKATOR LARUTAN ADALAH
FENOLFTALEIN, METIL MERAH, DAN BROMTIMOL BIRU
A. Larutan Asam dan Basa

Pengertian Asam Basa

Asam dan basa adalah larutan elektrolit yang dikenal dengan ciri khasnya, seperti
asam yang memiliki rasa masam dan basa yang memiliki rasa pahit.
Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung senyawa asam, misalnya asam
sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makan, serta asam benzoat yang digunakan
sebagai pengawet makananı Basa merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin,
rasanya pahit, dan jenis basa tertentu bersifat caustic atau membakar, misalnya
natrium hidroksida atau soda api.
Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi tidak disarankan
(dilarang) untuk mencicipi asam atau basa yang ada di laboratorium. Asam dan basa
dapat dibedakan menggunakan zat tertentu yang disebut indikator atau dengan
menggunakan alat khusus
A. Larutan Asam dan Basa

Oksida adalah senyawa antara unsur tertentu dengan oksigen. oksida


asam merupakan oksida yang berasal dari unsur nonlogam dengan
oksigen,misalnya CO2,SO2,P2O5,Cl²O7 dan sebagainya. oksida asam jika
bereaksi dengan air akan menghasilkan larutan asam.
Diantara senyawa oksida,ada yang disebut dengan oksida indiferen,
yaitu oksida yang tidak dapat membentuk asam maupun basa, misalnya
CO dan NO Selain itu, ada juga oksida amfoter, yaitu oksida yang dapat
membentuk asam ataupun basa tergantung lingkungannya.pada saat
lingkungan asam, akan bersifat basa, tetapi pada saat lingkungannya
basa, akan bersifat asam, misalnya Al²O³ dan ZnO
1. Teori Asam
dan Basa Teori Arrhenius
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa
asam suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air,
akan menghasilkan ion hidronium ( H+ ). Asam
umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan
menjadi bersifat asam jika sudah larut di dalam
air. Sebagai contoh gas hidrogen klorida bukan
merupakan asam, tetapi jika sudah dilarutkan di
dalam air, akan menghasilkan ion H. Reaksi yang
terjadi adalah:

HCl(aq) → H+(aq) + C-(aq)


Teori asam basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa menurut Bronsted Lowry didefinisikan


berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor)
proton (ion H+). Senyawa yang bertindak sebagai asam basa
Bronsted Lowry disebut amfoter

Sementara itu, konsep asam basa Bronsted Lowry bisa


dijelaskan bahwa asam adalah zat yang punya kecenderungan
untuk menyumbang ion H+ pada zat lain dan basa adalah zat
yang punya kecenderungan untuk menerima ion H+ dari zat
lain..
Tabel teori asam Arrhenius
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa satu molekul asam dapat
melepaskan satu, dua,

atau tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+
disebut sebagai

asam monoprotik atau asam berbasa satu, dan asam yang


menghasilkan dua ion H setiap molekulnya disebut asam
diprotik atau berbasa dua. Menurut Arrhenius, asam kuat
merupakan asam yang derajat ionisasinya besar

atau mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H+ dalam


larutannya. Contoh asam kuat, yaitu HCl, HBr, HI, H₂SO₄, HNO3,
dan HCIO4. Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa
yang di dalam air (larutan) dapat

menghasilkan ion OH-, Umumnya, basa terbentuk dari senyawa


ion yang mengandung gugus hidroksida (-OH) di dalamnya.
Akan tetapi, amonia (NH3) meskipun merupakan suatu senyawa
kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa, sebab
setelah dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH
Tabel teori basa Arrhenius

Menurut Arrhenius, terdapat basa kuat


dan basa lemah. Basa kuat merupakan
basa yang mudah terionisasi dalam
larutannya dan banyak menghasilkan
ion OH-. Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2,
dan Ca(OH)2. merupakan asam.
Sementara itu, CH3OH tidak
menunjukkan sifat asam atau basa di
dalam air.
Teori asam basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa menurut Bronsted Lowry didefinisikan


berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor)
proton (ion H+). Senyawa yang bertindak sebagai asam basa
Bronsted Lowry disebut amfoter

Sementara itu, konsep asam basa Bronsted Lowry bisa


dijelaskan bahwa asam adalah zat yang punya kecenderungan
untuk menyumbang ion H+ pada zat lain dan basa adalah zat
yang punya kecenderungan untuk menerima ion H+ dari zat
lain..
Teori asam-basa lewis
Konsep asam-basa menurut Bronsted-Lowry mempunyai
keterbatasan, terutama dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang
melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya reaksi antara
senyawa NH, dan BF 3serta beberapa reaksi yang melibatkan
senyawa kompleks.

Pada tahun 1932, ahli kimia G. N. Lewis mengajukan konsep baru


mengenai asam-basa sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa
Lewis. Bagaimana pengertian asam dan basa menurut Lewis?
Menurut konsep tersebut, yang dimaksud dengan asam Lewis adalah
suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari
senyawa lain atau akseptor pasangan elektron, sedangkan basa
Lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron
kepada senyawa lain atau donor pasangan elektron.. Konsep ini lebih
memperluas konsep asam-basa yang telah dikembangkan oleh
Bronsted-Lowry.
2. Kesetimbangan Ion dalam Larutan Asam
dan Basa

a.Kesetimbangan air

Air merupakan pelarut yang unik. Salah


satunya adalah kemampuannya untuk
bertindak sebagai asam maupun sebagai
basa. Dalam keadaan murni, air
merupakan elektrolit yang sangat lemah
karena sebagian kecil dari molekul air
terionisasi dengan reaksi
Reaksi ionisasi air ini merupakan reaksi kesetimbangan sehingga
berlaku hukum kesetimbangan:

Air murni mempunyai konsentrasi yang tetap sehingga hasil kali


dari konsentrasi air murni dengan K akan menghasilkan nilai
yang tetap.

Oleh karena nilai K [H_{2}O] tetap, tetapan kesetimbangan air


dinyatakan sebagai tetapan ionisasi air dan diberi lambang K
Nilai tetapan ionisasi air tetap pada suhu tetap. Reaksi ionisasi air
merupakan reaksi endoterm sehingga jika suhunya naik, nilai K_{w} akan
semakin besar. Pada suhu 25°C, nilai Kw adalah 10^14 . Persamaan reaksi
ionisasi air berikut,
Oleh karena itu, pada suhu 25°C konsentrasi ion H+ dan OH- dapat ditentukan
sebagai berikut
Berikut adalah contoh asam kuat :

Sampai saat ini, hanya ada 7 jenis asam yang termasuk


ke dalam asam kuat yaitu :
•asam perklorat (HCIO4);
•asam klorat (HCIO3);
•asam iodida (HI);
•asam bromida (HBr);
•asam sulfat (H2SO4);
•asam nitrat (HNO3);
•asam klorida (HCl).
b. Pengaruh asam dan basah terhadap kesetimbangan air

1) Asam kuat

Apa yang dimaksud dengan asam kuat? Asam kuat merupakan asam
yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya. Jika di dalam
air terlarut asam kuat, misalnya HCl 0,1 M; kesetimbangan air akan
terganggu.
Adanya ion H^{+} yang berasal dari HCl (reaksi 2) menyebabkan
kesetimbangan air (reaksi 1) bergeser ke kiri sehingga [H^{+}] dan
[OH-] dari air menjadi kurang dari 10^{-7}. Dengan demikian, [H+] dari
air pada reaksi (1) dapat diabaikan terhadap [H+] dari HCl, sebab
dalam air murni hanya terdapat sebuah ion H^{+} dari sepuluh juta
molekul air.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk larutan asam kuat, [H+] hanya
dianggap berasal dari asam saja, sedangkan ion [H^{+}] dari air dapat
diabaikan karena terlalu kecil jika dibandingkan dengan H¹ yang
berasal dari HCl 0,1 M.
Contoh soal asam kuat
2) Basa kuat

Apa yang dimaksud dengan basa kuat? Basa kuat seperti halnya
dengan asam kuat, yaitu basa yang di dalam larutannya dianggap
terionisasi sempurna. Basa kuat di dalam larutan akan mengganggu
kesetimbangan air. Misalnya, di dalam air terlarut NaOH 0,1 M; maka
terdapat reaksi kesetimbangan:

Adanya ion OH- dari NaOH akan menggeser kesetimbangan air (reaksi
1) ke kiri. Konsentrasi H+ dan OH- dari air menjadi berkurang.
Konsentrasi ion-ion ini
Contoh soal basa kuat
Berikut adalah contoh asam lemah :

Kalium hidroksida (KOH)


Barium hidroksida (Ba(OH)2)
Natrium hidroksida (NaOH)
Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
Litium hidroksida (LiOH)
Rubidium hidroksida (RbOH)
3. Asam lemah

Apa yang dimaksud dengan asam lemah? Menurut Arrhenius, asam


lemah adalah asam yang di dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
atau mempunyai derajat ionisasi yang kecil.] Reaksi ionisasi pada asam
lemah merupakan reaksi kesetimbangan ionisasi, misalnya untuk asam
HA:
Seperti halnya asam lemah, basa lemah hanya sedikit mengalami ionisasi
sehingga reaksi ionisasi basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan

Dengan cara penurunan yang sama, didapatkan rumus untuk menghitung


konsentrasi ion OH dalam larutan adalah sebagai berikut

Nilai K, dan a dapat digunakan sebagai ukuran kekuatan basa. Semakin besar
nilai K, semakin kuat basanya dan semakin besar nilai derajat ionisasinya.
3. Asam poliprotik

Apa yang dimaksud dengan asam poliprotik? Asam poliprotik adalah


asam yang dalam larutannya dapat melepaskan lebih dari satu ion H+,
misalnya H₂CO₃, H3PO4, dan H₂S. Asam-asam tersebut terionisasi
secara bertahap. Dengan demikian, ada lebih dari satu nilai K,
misalnya asam sulfida (H2S):
Contoh asam poliprotik adalah:

Asam sulfat (H2SO4)


Asam belerang (H2SO3)
Asam fosfat (H3PO4)
Asam karbonat (H2CO3)
Hidrogen sulfida (H2S)
Asam oksalat (H2C2O4)
Asam malonat (H2C3H2O4)
Asam sitrat (C6H8O7) Asam
kromat (H2CrO4).
3. Derajat Keasaman (pH)

Konsentrasi ion hidronium [H+] dalam suatu larutan encer relatif kecil,
tetapi sangat menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air.
Sebagai contoh, kenaikan konsentrasi [H+] dalam asam lambung sebesar
0,01 M sudah cukup untuk membuat sakit perut. Untuk menghindari
penggunaan angka yang sangat kecil, Sorensen mengusulkan konsep "PH"
(pangkat ion hidrogen) agar memudahkan pengukuran dan perhitungan untuk
mengikuti perubahan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan. Menurut
Sorensen, pH merupakan fungsi negatif logaritma dari konsentrasi ion H+
dalam suatu larutan dan dirumuskan sebagai berikut.
a. Nilai pH dan sifat larutan

Air murni mempunyai nilai pH = 7 dan pOH 7. Bagaimana nilai pH larutan yang
bersifat asam atau bersifat basa? Beberapa contoh berikut dapat
digunakan untuk menemukan hubungan antara nilai pH dan pOH dengan
kondisi tertentu suatu larutan.
B. Indikator asam-basa dan nilai pH
Bagaimana cara mengetahui nilai pH suatu larutan? Untuk mengetahui nilai
pH suaru larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter atau
indikator asam-basa pH meter merupakan suatu rangkaian alat elektronik
yang dilengkapi dengan elektrode kaca. Jika elektrode kaca ini dimasukkan
ke dalam larutan, akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya
ion H dalam larutan. Besarnya beda potensial ini ditunjukkan dengan angka
yang menyatakan pH larutan tersebut.
Ditinjau dari senyawanya, indikator asam-basa merupakan zat warna yang
dianggap sebagai asam lemah (Hin) dalam larutan dan terionisasi
menghasilkan ion H
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai