Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat dipahami dan
diteliti dalam larutan. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat atau
lebih. Larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Didalam
larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan penghasil dan
pendukung suatu larutan. Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang
sangat penting dalam kehidupan sehari - hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa,
dan bersifat netral.
Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam
atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang
akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan
akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan
juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
netral pH nya 7. Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basa dapat
dengan mudah kita temukan. Mulai dari makanan, minuman dan beberapa produk
rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya sabun, deterjen, dan pembersih
peralatan rumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah perbedaan asam dan basah ?
1.2.2 Bagaimanakah pengertian asam basah menurut beberapa tokoh ?
1.2.3 Bagaimanakah identifikasi asam basah menggunakan kertas lakmus?
1.2.4 Bagaimanakah indikator asam basah ?

1
1.3 Tujuan Praktikum
1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan asam dan basa
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian asam basah oleh beberapa tokoh
1.3.3 Untuk mengetahui identifikasi asam basah dengan kertas lakmus
1.3.4 Untuk mengetahui indikator asam basa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam Dan Basa


Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam
kehidupan seharihari.
1. Asam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka,
karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.secara umum asam
yaitu zat yang berasa masam.
2. Basa
Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu. Secara umum basa
yaitu zat yang berasa pahit bersifat kaustik.

2.2 Teori Asam Basa Menurut Beberapa Tokoh


1. Teori Asam dan basa menurut Svante Arrhenius
Arrhenius menyatakan mulekul – mulekul zat elektrolit selalu
menshasilkan ion – ion positif dan negatif jika dilarutkan dalam air. Pada tahun
1984 Ilmuan Swedia, Svante Arrhenius mengemukakan pengertian asam – asam
berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion . Adapun basa merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion .
Contoh senyawa Asam – Basa menurut Svante Arrhenius

Senyawa Contoh Reaksi Ionisasi

HCL (Asam Klorida) HCL (aq) (aq) + (aq)


HBr (Asam Bromina) HBr (aq) (aq) + (aq)
Asam HI (Asam Iodida) HI (aq) (aq) + (aq)
HF (Asam Fluorida) HF (aq) (aq) + (aq)
S (Asam Asetat) S (aq) (aq) + (aq)
NaOH (Natrium
Basa NaOH (aq) (aq) + (aq)
Hidroksida)

3
KOH (Kalium Hidroksida) KOH (aq) (aq) + (aq)
Mg(Magnesium Klorida) Mg (aq) + (aq)
(Kalium Hidroksida) (aq) + (aq)
Al(Aluminium Hidroksida) Al (aq) + (aq)

Untuk asam – asam yang tiap molekulnya dapat menghasilkan lebih


darisatu ion dikelompokkan kedalam asam poliprotik.
Contoh :
a. Asam sulfat dalam air
S(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
Molekul asam ini dapat menghasilkan 2 ion . Karena itu, asam sulfat digolongkan
dalm asam diprotik.
b. Asam fosfat dalam air
P(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
(aq) (aq) + (aq)
Satu molekul asam ini dapat menghasilkan 3 ion . Karena itu asam fosfat
digolongkan dalam asam Triprotik. Jika tiap molekul asam hanya dapat
memberikan satu ion , maka asam itu disebut asam monoksida
Contoh :
a. Asam bromida dalam air
HBr (aq) (aq) + (aq)
b. Asam Nitrat dalam air
(aq) (aq) + (aq)
Dalam pelarut air, basa dapat menghasilkan ion hidroksida, baik secara langsung
maupun tidak langsung ketika bereaksi dalam air
Contoh: NaOH dalam air
NaOH (aq) (aq) + (aq)

4
2. Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, ilmwuan Denmark Johannes Bronsted dan Ilmuwan
Inggris Thomas Lowry mengemukakan teori asam dan basah berdasarkan serah
terima proton.
Teori
 Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
 Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Pengertian asam dan basa yang dikemukakan oleh Bronsted – Lowry
memperbaiki kelemahan teori asam – basa Arrhenius. Pengertian asam – basa
Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa yang larut dalam pelarut air karena reaksi
ionisasi yang menghasilkan ion dan ion hanya terjadi dalam pelarut air.
Dalam suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan teori Bronsted –
Lowry, suatu asam dan basa masing – masing mempunyai pasangan. Pasangan
asam disebut basa konjugasi sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asam basa konjugasi:
a. Molekul atau ion yang membentuk pasangan asam basa harus berbeda hanya
satu ion Dalam suatu apsangan, asam selalu memilki kelebihan satu ion dari
basa.
b. Asam konjugasi dapat dicari dengan cara menambahkan satu ion pada zat
tersebut, sedangkan basa konjugasi dapat dicari dengan menghilangkan satu
ion pada zat tersebut.
c. Molekul atau ion yang mengandung atom H serta atom yang memiliki
pasangan elektron bebas dapat bersifat asam (memberikan ion) dan bersifat
basa (menerima ion 0) zat semacam ini disebut amfibrotik atu amfoter

Keunggulan asam – basa menurut Bronsted – Lowry:


a. Konsep asam – basa menurut Bronsted –Lowry tidak terbatas dalam pelarut
air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam – basa dalm pelarut lain atau bahkan
reaksi tanpa pelarut.
b. Asam dan basa dari Bronsted – Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi
dapat juga berupa kantion atu anion. Konsep asam dan basa dari Bronsted –
Lowry dapat menjelaskan sifat asam suatu senyawa.

5
Berdasarkan uraian diatas, kita mengetahui bahwa teori asam basa
Bronsted – Lowry dapat melengkapi teori asam basa Arrhenius. Namun demkian
perkembangan teori asam basa masih berlangjut. Pada tahun 1923, G.N. Lewis
mengajukan teori asam basa yang lebih luas lagi.
Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori
Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap
berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan
membentuk air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam
bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam
hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion
hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu
pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion
hidroksonium, H3O+.
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang
berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh,
proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan
air.
Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda
berbicara tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda
sedang membicarakan ion hidroksonium.
Permasalahan hidrogen klorida / amonia
Hal ini bukanlah suatu masalah yang berlarut-larut dengan menggunakan
teori Bronsted-Lowry. Apakah anda sedang membicarakan mengenai reaksi pada
keadaan larutan ataupun pada keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia
menerima sebuah proton (sebuah ion hidrogen). Hidrogen menjadi tertarik ke
pasangan mandiri pada nitrogen yang terdapat pada amonia melalui sebuah ikatan
koordinasi.

6
Perhatikan reaksi ke arah depan:
 HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen)
ke air.
 Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.

Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:
 H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion
hidrogen) ke ion A-.
 Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.

3. Teori asam dan basa menurut Lewis


Diketahui sesuai konsep asam dan basa lewis, Asam Lewis merupakan
senyawa yang mampu menerima sepasang elektron bebas atau akseptor elektron,
sedangkan Basa Lewis merupakan senyawa yang mampu memberikan sepasang
elektron bebas atau donor elektron. Namun jika kita dihadapkan pada suatu basa
atau asam yang memiliki ciri-ciri yang sama maka kita dapat menentukan yang
mana yang lebih memiliki tingkat keasaman atau kebasaan yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain, yaitu dengan mereaksikannya dengan asam atau basa
tertentu.
Sebagai contoh (CH3)3N:, (CH3)3P:, (CH3)3As:, (CH3)3Sb:, (CH3)3Bi:.
Kelima senyawa tersebut termasuk kedalam basa lewis karena memiliki sepasang
elektron bebas, namun yang mana dari basa-basa tersebut yang lebih tinggi
kekuatan basanya? Jika kita mereaksikan basa-basa tersebut dengan suatu H+,
maka manakah yang akan memiliki ikatan yang paling kuat?
H+ merupakan asam, ion hidrogen, yang tidak memiliki satu elektron pun
dalam orbitalnya, dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Jika ion hidrogen ini
berikatan dengan suatu basa, maka agar overlapped orbital yang terbentuk efektif
diperlukan ukuran atom donor dari basa yang kecil pula. Jika H+ ini berikatan
dengan basa yang memiliki ukuran atom donor yang besar maka overlapped
orbital yang terbentuk kurang efektif (dibolak-balik aja kata2 gw). Sekarang kita
lihat ke basanya, dari kelima basa tersebut semakin ke kanan dalam urutan di atas,
ukuran atom donornya semakin besar sehingga (CH3)3N: akan memiliki overlap

7
orbital yang paling efektif dibanding yang lainnya, kemudian berturut-turut sesuai
ukuran atom donornya. Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, (CH3)3P, (CH3)3As, (CH3)3Sb, (CH3)3Bi} adalah
(CH3)3N: > (CH3)3P: > (CH3)3As: > (CH3)3Sb: > (CH3)3Bi:
Nah itu jika susunan basa-basa nya memiliki gugus yang sama dan atom
donor yang berbeda. Namun bagaimana jika kita dihadapkan pada susunan basa
yang perbedaanya terletak pada atom-atom/ gugus-gugus yang terikat pada atom
donor yang sama?? Contohnya (CH3)3N:, H3N:, F3N:. Mudah saja!! Ketiga basa
ini juga kita misalkan bereaksi dengan H+, maka basa yang akan berikatan kuat
dengan H+ adalah basa yang atom donornya memberikan dorongan elektron yang
kuat kepada H+ atau basa yang memiliki kerapatan elektron yang besar pada atom
donor. Perbedaan yang nyata pada ketiga basa ini adalah gugus atau atom yang
terikat pada atom donornya. Semakin elektronegatif suatu gugus atau atom yang
terikat pada atom donor maka akan menyebabkan elektron bebas pada atom
donornya akan tertarik kearah atom tersebut lebih besar sehingga menyebabkan
dorongan elektron untuk berikatan dengan H+berkurang (kerapatan elektron atom
donor berkurang). Atau kita mengenal istilah efek induksi positif yang jika saya
artikan kemampuan atom/gugus yang terikat pada atom donor dalam memberikan
pengaruh positif pada atom donornya. Jika efek induksi positif dari atom/gugus
yang terikat besar maka akan menyebabkan dorongan positif ke arah atom donor
sehingga elektron bebas pada atom donornya kini memiliki kerapatan elektron
yang lebih besar. Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, NH3:, NF3:} adalah
(CH3)3N: > H3N: > F3N:

Keungulan konsep asam – basa Lewis:


Keunggulan asam basa Lewis dibandigkan konsep asam – basa Arrhenius
dan Bronsted – Lowry adalah dapat menjelaskan reaksi asam dan basa tanpa
melibatkan proton (ion ). Selain itu, teori asam basa Lewis dapat menjelaskan
asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa
pelarut sama sekali. Lebih luas lagi, teory Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-
reaksi, seperti pembentukan ion logam, kompleks dan reaksi organik.

8
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau
dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry
menerima ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion
hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai
basa karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya
bergabung dengan ion hidrigen adalah karena ketiganya memiliki pasangan
elektron mandiri – seperti yang dikatakan oleh Teori Lewis. Keduanya konsisten.
Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia dan air
menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi
yang akan terhitung selama keduanya berperilaku sebagai basa.
Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti ketika
amonia bereaksi dengan sebuah ion hidrogen – amonia menggunakan pasangan
elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi. Jika anda
memperlakukannya sebagai basa pada suatu kasus, hal ini akan berlaku juga pada
kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya,
BF3berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron
mandiri milik nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun
disinggung menganai keasamannya. Inilah tambahan mengenai istilah asam dari
pengertian yang sudah biasa digunakan.

2.3 Identifikasi Asam – Basa


Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa – senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda
jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah
kertas lakmus, indikator asam – basa dan indikator alami.

9
1. Mengidentifikasi asam – basa dengan kertas lakmus
Senyawa sam – basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus dengan cara
mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan. Ada
dua macam kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas lakmus merah dan
lakmus biru akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda. Larutan yang
bersifat asam adalah air jeruk dan larutan cuka, sedangkan larutan yang bersifat
basa adalah air sabun dan larutan soda kue.
Kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan asam tidak akan
berubah warna, jika kertas tersebut dicelupkan pada larutan basa akan berubah
warna menjadi biru. Sebaliknya, jika kertas lakmus biru yang dicelupkan
kelarutan asam, lakmus akan berubah menjadi merah. Adapaun jika dicelupkan
kelarutan basa, warnanya tetap biru.

2. Mengidentifikasi asam – basa dengan indikator asam – basa


Selain kertas lakmus, kita juga dapat menggunakan indikator asam – basa
untuk membedakan asam dan basa. Indikator asm – basa adalah zat kimia yang
mempunyai warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang
menyebabkan indikator asam – basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat
asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator asam – basa diantaranya fenolftalein,
metil orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah,
timolftalein dan metil orange.
Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan tersebut, kita
akan melihat perubahan warna larutan indikator. Perhatikan tabel berikut:

3. Mengidentifikasi Asam–Basa dengan indikator alami


Selain indikator buatan, kamu juga dapat mengidentifikasi senyawa asam dan
basa menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu
dapur, bunga dan buah – buahan.

10
Tabel : Sifat Asam dan Basa
1. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan
Pelat tetes 1 buah Air kapur
Pipet tetes 1 buah Larutan cuka dapur
Air jeruk
Air sabun
Larutan gula
Ekstrak bunga kembang sepatu
Kunyit
Larutan kulit manggis
Kertas lakmus merah dan biru

2. Cara Kerja
a. Letakkan potongan kecil kertas lakmus merah pada salah satu lekukan pelat
tetes dan kertas lakmus biru pada lekukan yang lain. Kemudian, teteskan air
kapur pada kedua kertas lakmus tersebut dengan menggunakan pipet tetes,
amati apa yang terjadi.
b. Ulangi langkah diatas, menggunakan larutan lain yang sudah disediakan,
amati apa yang terjadi.
c. Tumbuk bunga sepatu (warna merah) sampai halus, kemudian tambahkan
beberapa tetes air. Aduk, kemudian ambillah airnya.
d. Letakkan air bunga sepatu tersebut kedalam dua lekukan pelat tetes. Teteskan
air kapur pada lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua. amati
apa yang terjadi.
e. Lakukan langkah (c) dan (d) dengan menggunakan bahan lain yang
disediakan (kunyit, kulit manggis)

Tabel Pengamatan
Perubahan warna kertas lakmus
Kerta Lakmus Sifat Larutan
No. Bahan
Merah Biru Asam Netral Basa
1. Larutan cuka Merah Merah 
2. Air kapur Biru Biru 
3. Larutan gula Merah Biru 
4. Air jeruk Merah Merah 
5. Air sabun Merah Biru 

11
6. Larutan garam Merah Biru 
7. Ekstrak bunga sepatu Merah Biru 
8. Kunyit Merah Biru 
9. Kulit manggis Merah Merah 

Tambahan :
1. Kulit manggis + cuka warnanya tetap
2. Kulit manggis + air kapur warnanya berubah menjadi cokelat

2.4 Kekuatan Asam Dan Basa


Senyawa asam – basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatannya yaitu:
1. Asam dan basa kuat
Asam atau basa yang sebagian besaratau seluruhnya terurai menjadi ion – ionnya
merupakan asam kuat atu basa kuat
Contoh:
a. Asam klorida (HCL) merupakan asm kuat yang terionisasi seluruhnya
menjadi ion – ion dan .
HCL(aq) (aq) + (aq)
2. Asam lemah dan basa lemah
Jika hanya sebagian kecil saja asam atau basa yang terurai menjadi ion – ionnya,
maka merupakan asam lemah atau basa lemah.
a. Asam lemah
Untuk asam lemah HA kesetimbangan reaksinya adalah:
HA(aq) (aq) + (aq)
Dan ketetapan ionisasi asamnya () adalah:
[] + [A]
= ─────────
[HA]
Semakin besar nilai tetapan ionisasi asamnya, berarti semakin banyak ion yang
dihasilkan, dan semakin kuat asam tersebut.

12
Harga tetapan ionisasi beberapa asam

Asam Rumus kimia

COOH Asam asetat 1,8 x


HCOOH Asam format 1,8 x
HCN Asam sianida 4,9 x

b. Basa lemah
Untuk basa lemah BOH, kesetimbangan reaksinya adalah:
BOH(aq) (aq) + (aq)
Semakin besar nilai tetapan ionisasi basanya, berarti semakin banyak ion
yang dihasilkan, dan semakin kuat basa tersebuT.
Harga tetapan ionisasi beberapa basa:

Basa Rumus kimia

Amonia 1,8 x
Hidrazin 1,7 x
OH Hidroksilamin 1,1 x

3. Campuran asam dan asam


Campuran asam dan asam merupakan campuran yang memiliki ion yang sama
sehingga tidak bereaksi. pH campuran tersebut dapat dihitung jika konsentrasinya
diketahui
4. Campuran basa dan basa
Campuran basa dan basa tidak bereaksi, pH campuran ini bisa dihitung jika
konsentrasinya diketahui:
5. Campuran asam kuat dan basa kuat
Ada 3 kemungkinan:
a. Jika yang tersisa asam kuat, gunakan rumus berikut:
b. Jika asam kuat dan basa kuat kedua – duanya habis bereaksi, maka:
c. Jika yang tersisa basa kuat, gunakan rumus berikut:

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan
basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan senyawa yang
menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Pada umumnya basa adalah
senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH–. Nama senyawa basa
sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida. Basa dapat
diidentifikasi dengan cara menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa, dan
dengan indikator alami. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu
basa kuat dan basa lemah. Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat
mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa
lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan.

3.2 Saran
Karena asam dan basa sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita
harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan
benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Bagi para pembaca, diharapkan agar lebih memperdalam pengetahuan
tentang asam basa baik melalui buku-buku referensi kimia maupun lewat situs-
situs web dan lebih baiknya lagi apabila dapat dilakukan percobaan agar lebih
memahami tentang asam basa karena kegunaannya yang sangat besar bagi
kehidupan kita sehingga perlu dipelajari dan dipahami.

14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul “HASIL EKSPERIMEN LARUTAN ASAM DAN BASA” tepat
pada waktunya.
Makalah ini di persiapkan dan di susun untuk memenuhi tugas sekolah
serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, di dalam makalah ini kami
menyadari bahwa penulisanya masih sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan. Namun, besar harapan kami semoga makalah yang disusun ini
bisa bermanfaat. Kami selaku penulis makalah ini dapat terselesaikan atas usaha
keras kami dan bantuan rekan-rekan dalam diskusi untuk mengisi kekuranganya.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari bahwa baik dalam
penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu saran dan
kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk penunjang dalam
pembuatan makalah kami berikutnya.

Seririt, 18 Januari 2018

Penulis

i
15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3
2.1 Pengertian Asam Dan Basa .................................................. 3
2.2 Teori Asam Basa Menurut Beberapa Tokoh ........................ 3
2.3 Identifikasi Asam – Basa ..................................................... 9
2.4 Kekuatan Asam Dan Basa .................................................... 12
BAB III PENUTUP .............................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 14
3.2 Saran .................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15

16ii
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9031488/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_PH_AS
AM-BASA

http://tututsucilestari.blogspot.com/2012/06/laporan-kimia-asam-basa.html

http://elianimutiara29.blogspot.com/2014/01/makalah-kimia-larutan-basa_27.html

http://shyraalthafunisa.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-tentang-larutan-
basaasam.html

17
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Uji Coba Larutan Asam Dan Basa

18

Anda mungkin juga menyukai