Tentang
REAKSI ASAM DAN BASA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK RISA
1. NADIA FEGA
2. SALAHUDIN
3. SAHRINA
4. FATAN RAHMA
5. SAHID
DIBIMBING OLEH:
INDAH PURNAMASARI, S.Pd
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Asam Basa dapat
terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik
II yang bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih
mudah memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi mahasiswa
untukdapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoha makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sifat asam............................................................................14
2. Sifat basa..............................................................................15
D. Jenis asam dan basa......................................................................16
E. Indikator asam dan basa................................................................17
BAB III
PENUTUP
A. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-
buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa
yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa,
terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius, teori
Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara
senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus.
Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya
senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu,
untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga
menggunakan indikator phenolphthalein.
Jika setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi
merah muda atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan
basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu
sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa
masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang
dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain.
Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif,
sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok
yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan
sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion
logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas
anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan
listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam (kation) keras
dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu kemampuan suatu
kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman
mengenai pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman
sifat asam basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi
yang terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau
interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini sebagai
tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu
memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran Kimia
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana memberi nama pada basa ?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
4. Bagaimana indikator asam basa ?
5. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basa?
6. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
7. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam dan basa?
8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari berbagai teori asam basa tersebut?
9. Bgaimana reaksi dari asam dan basa?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya
dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan
dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa
lemah)
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan
elektrolit)
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
Dapat mengemulsi minyak
b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan
dalam air.
Contoh asam lemah:
o Asam askorbat
o Asam karbonat
o Asam sitrat
o Asam etanoat
o Asam laktat
o Asam fosfat
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar
99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang
menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan
ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya
(seperti halnya basa kuat).
o Hydroksilamine (NH2OH)
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dalam makalah ini, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
a. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
b. Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton dan
basa penerima proton.
c. Menurut Lewis asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu basa
sebagai donor pasangan tersebut.
d. Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan
basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan senyawa
yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.
e. Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi
asam sangat lemah di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa lemah
adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan.
f. Prinsip HSAB menggolongkan asam basa menjadi asam basa keras dan
lunak.
g. Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan
basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat
asam atau basa.
B. Saran
Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-
Press.
Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry.
New York. HarperCollins College Publisher.