KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Muliadi (170140128)
Safrina melya (170140130)
Arif setiawan dika (170140131)
Novi ta dewi (170140132)
Muammar khadafi (170140133)
Lisa andriani (170140136)
M. firman maulana (170140137)
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Suryati, ST, MT
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan karunia dan hidayahnya
sehingga kami masih diberikan kesadaran dan kemauan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah teknik kimia dengan judul “ASAM DAN BASA” sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan. Laporan ini kami susun berdasarkan berbagai referensi yang kami ambil serta ilmu yang
kami peroleh selama pembelajaran yang kami ikuti.
Makalah kimia dasar yang telah kami susun ini di buat dalam rangka memenuhi tugas dari
dosen pembimbing dan merupakan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk
menyelesaikan materi presentasi.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini kami mengucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing maupun kepada kawan kawan kelompok dua yang senantiasa bekerja sama dalam
membantu penyusunan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini, kami dapat
mempresentasikan hasil kerja kami dengan maksimal.
Kami sangat menyadari keterbatasan dan kelemahan juga masih banyaknya kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mohon maaf jika adanya kekeliruan dalam
penyampaian materi ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosenpembimbing
maupun dari kawan kawan sekalian, agar kami dapat menyusun makalah yeng lebih baik lagi
kedepannya.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1
1.3 Rumusan masalah ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian asam basa ............................................................................................... 2
2.2 Teori asam basa ........................................................................................................ 6
2.3 Konsep pH .................................................................................................................. 9
2.4 Larutan penyangga (buffer) ........................................................................................ 10
2.5 Hidrolisa...................................................................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kumpulan soal ............................................................................................................. 12
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 18
4.2 Saran ......................................................................................................................... 18
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa asam
dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus. Senyawa asam dapat mengubah
lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah
menjadi berwarna biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau
basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein. Jika setelah penambahan
phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah muda atau pink, maka larutan tersebut
bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat
membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki
rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang dapat
membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain. Senyawa asam
bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat
melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci
sisa lemak yang ada di piring.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Anorganik II.
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.
Sifat Asam
Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda plus (+) disebelah atas
belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah)
Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit (terutama jika asam
pekat)
Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan
kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain, kayu atau kertas jika
konsentrasinya tinggi.
Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik (dapat
menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion)
Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah
Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda minus (-) disebelah
atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai
berikut:
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah)
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit)
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
Dapat mengemulsi minyak
b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam air.
Contoh asam lemah:
o Asam askorbat (C6H8O6)
o Asam karbonat (H2CO3)
o Asam sitrat (C6H8O7)
o Asam asetat / asam etanoat (CH3COOH)
o Asam laktat (C3H6O3)
o Asam fosfat
b. Basa Lemah yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.
Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas ammonia tidak mengandung
ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion
hidroksida.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99% amonia tetap
ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa
lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1).
Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa
lemahnya (seperti halnya basa kuat).
Berikut ini contoh basa lemah :
o gas amoniak (NH3)
o besi hidroksida (Fe(OH)2)
o Hydroksilamine (NH2OH)
o Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
o Ammonia hydroksida (NH4OH)
o Metilamin hydroxide (CH3NH3OH
o Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)
2.1.3 Indikator Asam Basa
Indikator asam – basa adalah zat kimia yang mempunyai warna yang berbeda dalam
larutan asam dan basa. Sifat itulah yang menyebabkan indikator asam – basa dapat digunakan
untuk mengidentifikasi sifat asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator asam – basa
diantaranya fenolftalein, metil orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah,
timolftalein dan metil orange. Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan tersebut,
kita akan melihat perubahan warna larutan indikator. Perhatikan tabel berikut:
Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H + atau H3O+ dalam air.
Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air.
HA + aq H+(aq) + A-(aq)
Di dalam air, ion H+ tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk ion dengan H2O.
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, asam dapat terbagi menjadi
Bila asam dan basa direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah senyawa netral
(yang disebut garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau reaksi
penetralan, yang akan mengurangi ion H+ dan OH- serta menghilangkan sifat asam dan basa
dalam larutan secara bersamaan. Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik,
maka akan dihasilkan lebih dari satu jenis garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan
H2SO4.
Senyawa NaHSO4 disebut sebagai garam asam, yaitu garam yang tebentuk dari penetralan
parsial asam poliprotik. Garam asam bersifat asam, sehingga dapat bereaksi dengan basa
membentuk produk garam lain yang netral dan air.
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan
pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu menyempurnakan teori
asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki
hidrogen (asam berbasis hidrogen). Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan
reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum
mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen dengan
bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam,
sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3
memiliki karakteristik seperti basa.
Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin lemah, basa konjugasinya
makin kuat.
Ka x Kb = Kw
Sedangkan basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain.
Dalam larutan, asam / basa lemah akan membentuk kesetimbangan dengan pelarutnya. Misalnya
HF dalam pelarut air dan NH3 dalam air.
HF + H2O H3O+ + F-
a1 b2
b1 a2
Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton
Teori Brönsted – Lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam maupun
basa, yang disebut sebagai zat amfoter. Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa, air akan
bersifat asam dan mengeluarkan ion positif (H3O+). Sedangkan dalam larutan asam, air akan
bersifat basa dan mengeluarkan ion negatif (OH-).
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep yang telah
disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa tidak terbatas hanya pada pelarut
air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi
asam dan basa dalam pelarut air, bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3 dengan menggunakan pelarut
benzena. Reaksinya seperti ini :
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu teori Bronsted-Lowry
memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan suatu reaksi asam dengan basa dapat
terjadi tanpa adanya transfer proton dari yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan elektron bebas
yang didonorkan ditandai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan boron.
Kelebihan teori Lewis ini adalah dapat menjelaskan reaksi penetralan yang dilakukan tanpa
air. Misalnya pada reaksi antara Na2O dan SO3. Menurut Arrhenius, reaksi penetralan ini harus
dilakukan dalam air.
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis memiliki kelemahan yaitu
hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion atau oktet.
2.3 Konsep pH
Air memiliki sedikit sifat elektrolit. Bila terurai, air akan membentuk ion H + dan OH-.
Kehadiran asam atau basa dalam air akan mengubah konsentrasi ion – ion tersebut. Untuk suatu
larutan dalam air, didefinisikan pH dan pOH larutan untuk menunjukkan tingkat keasaman.
Bila garam bereaksi dengan air, maka akan terurai dan melepaskan asam atau basa bebas.
BA + H2O = BOH + HA
Proses ini disebut sebagai hidrolisa. Salah satu produk reaksi ini (HA atau BOH) akan
terurai kembali bila asam atau basa tersebut merupakan elektrolit kuat. Tetapan kesetimbangan
reaksi hidrolisa (Kh) dinyatakan sebagai
Kw
Kh = ( bila garam terbentuk dari basa kuat dan asam lemah )
Ka
Kw
atau Kh = ( bila garam terbentuk dari asam kuat dan basa lemah )
Kb
Perbandingan antara bagian yang terhidrolisa dengan kadar garam semula disebut derajat
hidrolisa ().
2.6 Aplikasi Asam Basa Dalam Kehidupan
Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling penting
dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam sulfat (H 2SO4)
merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan dalam pembuatan
pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna, dan untuk
pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen.
Namun, sangat disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-
danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk. Asam
nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit
manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air. Asap
HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan tubuh
manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk rumah tangga
yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara
luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang
berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang paling banyak digunakan
adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat
menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup.
Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10− 4 M.
Pembahasan:
Menghitung pH larutan atau pOH larutan.
Dik:
[H+] = 10−4, dengan rumus yang pertama untuk mencari pH
2. Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 2 × 10−4M. Gunakan
nilai log 2 = 0,3
Pembahasan :
[H+ ] = 2 × 10−4, dengan rumus yang sama,
3. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 3. Tentukan besar konsentrasi ion H+ dalam
larutan tersebut!
Pembahasan :
pH = 3
[H+] = .....
4. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 2,7. Tentukan besar konsentrasi ion H + dalam
larutan tersebut dengan tanpa kalkulator, diberikan log 2 = 0,3!
Pembahasan :
Dik:
pH = 2,7
[H+] = .....
4. Suatu larutan diketahui memiliki pH sebesar 4,5. Tentukan pOH dari larutan tersebut!
Pembahasan :
Dik:
pH = 4,5
pOH =...
pH + pOH = 14
4,5 + pOH = 14
pOH = 14 − 4,5 = 9,5
5. Suatu larutan diketahui memiliki pOH sebesar 11,2. Tentukan pH dari larutan tersebut!
Pembahasan :
Dik :
pOH = 11,2
pH =...
pH + pOH = 14
pH + 11,2 = 14
pH = 14 − 11,2 = 2,8
Pembahasan :
Menentukan pH melalui tetapan asam yang diketahui:
dimana:
Ka = tetapan ionisasi asam
M = konsentrasi asam
Sehingga
7. Tentukan pH dari larutan H2SO4 0,005 M
Pembahasan :
H2SO4 termasuk asam kuat dan diasumsikan mengion dengan sempurna sebagai berikut:
Pembahasan :
Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu melalui tetapan ionisasi basa yang diketahui:
Sehingga
Pembahasan :
Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu melalui tetapan ionisasi basa yang diketahui:
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam
lemah. Asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa
kuat dan basa lemah.Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila
terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam. Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7,
maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak
merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya
mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai bangun atom dan hubungan
berkala. Alangkah baiknya jika mempelajari unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
Daftar Pustaka
Keenan, Kleinfelter. Wood (1989). Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Goldberg, David E. (2004). Kimia Untuk Pemula Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
www.upi.ed:www.kimlemoet.wordpress.com/2013/03/08/perkembangan-teori-atom/. ;
www.slideshare.net/marnitukah/makalah-struktur-atom-2 ;