Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KIMIA

“TEORI ASAM BASA”


Dosen Pengampu: Fitriah Khoirunnisa, S.Pd., M.Ed.

Anggota Kelompok 3:

Beby Meidhita Syam (160384202001)


Pandi Iswanto (160384202002)
Cindy Desmarita (160384202005)
Sinta (160384202016)
JayantiNatasya (160384202023)
Sumarno (160384202028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah kimia yang berjudul “TEORI ASAM BASA” tepat pada
waktunya.

Dalam penulisan makalah, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun,
penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari dosen pengampu ibu Fitriah Khoirunnisa, S.Pd., M.Ed., sehingga
kendala-kendala penyusun dapat teratasi.

Penyusun berharap makalah ini dapat membantu pembaca maupun penyusun sendiri
untuk memahami mata kuliah kimia dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa.

Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca demi perbaikan pembuatan makalah penyusun dimasa yang akan datang.

Tanjungpinang, 5 Mei 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................................4
1.4 MANFAAT PENULISAN......................................................... ....................................4

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ASAM BASA DIKEHIDUPAN SEHARI-HARI
2.1.1 Asam.........................................................................................................................5
2.1.2 Basa..........................................................................................................................6
2.2 TEORI ASAM BASA MENURUT ARRHENIUS, BRONSTED-LOWRY, & LEWIS
2.2.1 Teori Asam Basa Arrhenius.....................................................................................7
2.2.2 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry..........................................................................10
2.2.3 Teori Asam Basa Lewis ..........................................................................................12
2.3 ASAM BASA KONJUGASI ..................................................................................13
2.4 ASAM KUAT & LEMAH SERTA BASA KUAT & LEMAH
2.4.1 Asam Kuat ............................................................................................................. 15
2.4.2 Asam Lemah .......................................................................................................... 16
2.4.3 Basa Kuat ............................................................................................................... 18
2.4.4 Basa Lemah ........................................................................................................... 19
2.5 MENENTUKAN pH ASAM DAN BASA............................................................20

BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................ 27
3.2 SARAN.............................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa ciri-ciri dan contoh-contoh dari asam basa dikehidupan sehari-hari?

2. Apa definisi dan contoh asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.

3. Bagaimana menentukan pasangan asam-basa konjugasi?

4. Apa pengertian dari asam kuat & lemah serta basa kuat & lemah ?

5. Bagaimana menentukan pH asam dan basa ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia.

Untuk mengetahui ciri-ciri dan contoh-contoh dari asam basa dikehidupan sehari-hari.

Untuk mengetahui definisi dan contoh asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry,


dan Lewis.

Untuk mengetahui pasangan asam-basa konjugasi.

Untuk mengetahui pengertian dari asam kuat & lemah serta basa kuat & lemah.

Untuk mengetahui menentukan pH asam dan basa.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para pembaca mengenai
teori asam basa dan menjadi acuan untuk terciptanya suatu proses pembelajaran yang menarik,
efektif, dan efisien.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASAM BASA DIKEHIDUPAN SEHARI-HARI

2.1.1 Asam

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Secara umum asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya),
2. Derajat keasaman lebih kecil dari 7 (pH < 7),
3. Terasa menyengat jika disentuh, terutama asam kuat,
4. Reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan
kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kayu atau kertas jika konsentrasinya
tinggi),
5. Merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik,
6. Membuat warna merah pada kertas lakmus,
7. Biasanya mempunyai rumus molekul yang diawali dengan H (hidrogen).
Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan,
minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral. Asam organik
berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam
organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam
gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan.
Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem
pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah
asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam
fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca. Asam sering digunakan untuk

5
menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam
juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam proses
alkilasi pada pembuatan bensin. Berikut ini adalah tabel nama beberapa asam:
NO NAMA ASAM TERKANDUNG DALAM
1 Asam askorbat Jeruk, tomat dan sayuran
2 Asam asetat Cuka
3 Asam tartarat Anggur
4 Asam malat Apel
5 Asam laktat Keju, susu basi, keringat
6 Asam benzoat Bahan pengawet makanan
7 Asam Klorida Lambung (asam lambung)
8 Asam nitrat Pupuk tanaman
9 Asam fosfat Detergen, minuman ringan
10 Asam sulfat Larutan aki, air keras

2.1.2 Basa
Salah satu definisi basa adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan
ion hidroksida (OH-). Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Secara umum basa memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Rasa pahit jika dicicipi,
2. Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat,
3. Tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7),
4. Terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya),
5. Memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi,
6. Dapat mengemulsi minyak,
7. Merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik,
8. Membuat warna biru pada kertas lakmus,
9. Biasanya mempunyai rumus molekul yang diakhiri dengan OH dan dibaca hidroksida.

6
Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk
mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah natrium hidroksida /
soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga,
misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai. Magnesium
hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid). Amoniak,
untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea. Berikut ini
adalah tabel nama beberapa basa:
NO NAMA BASA TERKANDUNG DALAM
1 Magnesium hidroksida Obat mag
2 Natrium hidroksida Bahan sabun
3 Alumunium hidroksida Deodoran
4 Amonia Bahan pemutih
5 Kalsium oksida Bahan semen
6 Kalsium hidroksida Obat untuk mengurangi asam tanah

2.2 TEORI ASAM BASA MENURUT ARRHENIUS, BRONSTED-LOWRY, &


LEWIS

2.2.1 Teori Asam Basa Arrhenius

Menurut teori Asam basa Arrhenius , asam adalah zat yang dalam air melepaskaan ion H +
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH-. Berikut penjelasnnya.

 Jenis Senyawa Asam

Svante Arrhenius (1887) menggemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan
ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut dalam air. Sebagai contoh gas hidrogen
klorida bukan merupakan asam, tetapi jika sudah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
H+. Reaksi yang terjadi adalah:

HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)

Beberapa jenis senyawa Asam, diantaranya:

1. Asam Biner ( terdiri dari dua jenis unsur)


7
Contoh:

Asam Fluorida : HF(aq) → H+(aq) + F–(aq)

Asam klorida : HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)

Asam sulfida : H2S(aq) → H+(aq) + S2-(aq)

2. Asam Oksi

Contoh:

Asam nitrat : HNO3(aq) → H+(aq) + NO3–(aq)

Asam karbonat : H2CO3(aq) → 2H+(aq) + CO32-(aq)

Asam sulfat : H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)

Asam Posfat :H3PO4(aq) → 3H+(aq) +PO43-(aq)

3. Asam organik

Contoh:

Asam format : HCOOH(aq) → H+(aq) + HCOO–(aq)

Asam asetat : CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO–(aq)

Asam benzoat : C6H5COOH(aq) → H+(aq) + C6H5COO–(aq)

Asam oksalat : H2C2O4(aq) → 2H+(aq) + C2O42-(aq)

4. Oksida asam

Contoh:

Karbon dioksida : CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)

Belerang trioksida : SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)

Dinitrogen pentaoksida: N2O5(g) + H2O(l) → 2HNO3(aq)

Dari persamaan reaksi di atas menunjukan bahwa satu molekul asam dapat melepaskan
satu, dua, atau tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam

8
monoprotik, atau asam berbasa satu, asam yang menghasilkan dua ion H + setiap molekulnya
disebut asam diprotik atau asam berbasa dua.

Menurut teori asam basa Arrhenius, asam kuat merupakan asam yang derajat ionisasinya
besar atau mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H + dalam larutannya. Asam kuat
diantaranya HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4.

 Jenis Senyawa Basa

Menurut teori asam basa Arrhenius, basa adalah senyawa yang di dalam air (larutan)
dapat menghasilkan ion OH–. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung
gugus hidroksida (-OH) di dalamnya. Akan tetapi, amonia (NH 3) meskipun merupakan senyawa
kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa, karena setelah dilarutkan ke dalam air dapat
menghasilkan ion OH–.

Beberapa jenis senyawa basa , diantaranya:

1. Senyawa yang mengandung ion hidroksida

Contoh:

Natrium hidroksida: NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)

Kalsium hidroksida : Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq)

Aluminium hidroksida: Al(OH)3(aq) → Al3+(aq) + 3OH–(aq)

2. Oksida basa

Contoh:

Natrium oksida: Na2O(s) + H2O(l) → 2NaOH(aq)

Kalsium oksida: CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)

Aluminium oksida: Al2O3(s) + H2O(l) → 2Al(OH)3(aq)

3. Senyawa yang bereaksi dengan air melepaskan ion hidroksida

Contoh:

Amonia : NH3(aq) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH–(aq)


9
Metil amina: CH3NH2(aq) + H2O(l) → CH3NH3+(aq) + OH–(aq)

Fenil amina: C6H5NH2(aq) + H2O(l) → C6H5NH3+(aq) + OH–(aq)

Tidak semua senyawa yang mengandung gugus –OH merupakan suatu basa. Contohnya
CH3COOH dan C6H5COOH justru merupakan asam. Sementara itu, CH3OH tidak menunjukan
sifat asam atau basa di dalam air (ini termasuk oksida indiferen). Menurut teori asam basa
Arrhenius, terdapat basa kuat dan basa lemah. Basa kuat merupakan basa yang mudah terionisasi
dalam larutannya dan banyak mengahsilkan ion OH–. Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2, dan
Ca(OH)2.

2.2.2 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Penjelasan tentang asam basa Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang sifat
asam basa pada larutan yang bebas air atau tidak mengandung air. Sebagai contoh, asam asetat
akan bersifat asam jika dilarutkan dalam air, tetapi ternyata sifat asamtersebut tidak tampak pada
saat asam asetat dilarutkan dalam benzena. Demikian juga dengan larutan amonia (NH 3) dalam
natrium amida (NaNH2) yang menunjukan sifat basa meskipun tidak mengandung ion OH–.
Berdasarkan kenyataan tersebut, Johannes Bronsted dan Thomas Lowry secara terpisah
mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah
ion H+ atau proton (ingat bahwa hidrogen hanya mempunyai sebuah elektron dan sebuah proton,
jika elektronnya dilepaskan menjadi ion +1, yang tertinggal hanya proton saja).

Menurut teori asam basa Bronsted Lowry , asam adalah spesi (ion atau molekul) yang
berperan sebagai donor proton (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Basa
adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi akseptor proton (penerima proton atau
H+).

Bisa juga dikatakan bahwa menurut teori asam basa Bronsted Lowry , jika suatu asam
memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan menerima proton atau
bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula.
Demikian pula, jika suatu basa menerima proton (H +), maka basa yang terbentuk mempunyai
kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam konjugasi dari basa
semula. Secara umum pasangan asam basa konjugasi ini bisa digambarkan sebagai berikut:

10
Bisa disimpulkan menurut teori asam basa Bronsted Lowry :

• Asam adalah pemberi/ donor proton (H+)

• Basa adalah penerima/ akseptor proton (H+)

Contoh 1:

NH3(aq) + H2O(l) ➡ NH4+(aq) + OH–(aq)

Untuk reaksi ke kanan:

H2O merupakan asam karena memberikan ion H+ (donor proton) kepada molekul NH3 untuk
berubah menjadi NH4+. NH3 adalah basa karena menerima H+ (akseptor proton) dari molekul
H2O.

Untuk reaksi ke kiri:

Ion NH4+ adalah asam karena memberikan ion H+ (donor proton) kepada ion OH– dan berubah
menjadi molekul NH3. Sedangkan ion OH– adalah basa karena menerima ion H + (akseptor H+)
untuk berubah menjadi molekul H2O. H2O dan ion OH– adalah pasangan asam basa konjugasi,
dimana ion OH– merupakan basa dari H2O dan sebaliknya H2O adalah asam konjugasi dari ion
OH–

NH3 dan NH4+ juga merupakan pasangan asam basa konjugasi, dimana NH 3 adalah basa
konjugasi dari NH4+ dan sebaliknya NH4+ adalah asam konjugasi dari NH3.

Contoh 2:

HCl(g) + H2O(l) ➡ H3O+(aq) + Cl–(aq)

HCl dan Cl– serta H2O dan OH– merupakan pasangan asam basa konjugasi. HCl adalah asam
konjugasi dari ion Cl– dan sebaliknya Cl– merupakan basa konjugasi dari HCl.

Sifat basa dari larutan Na3PO4 dalam air juga dapat dijelaskan dengan teori asam basa Bronsted
Lowry. Dalam larutan tersebut, yang menyebabkan sifat basa adalah ion PO43-.

2.2.3 Teori Asam Basa Lewis

11
Menurut teori asam basa Lewis , asam adalah akseptor pasangan elektron sedangkan basa
adalah donor pasangan elektron. Berikut teori asam basa menurut Lewis selengkapnya. Konsep
asam – basa menurut Bronsted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan
reaksi – reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya reaksi antara senyawa NH3
dan BF3, serta beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks.

Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam – basa,
sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa Lewis. Menurut teori asam basa Lewis tersebut,
yang dimaksud dengan asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan
elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron, sedangkan basa Lewis adalah
senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor pasangan
elektron. Teori asam basa Lewis ini lebih memperluas konsep asam – basa yang telah
dikembangkan oleh Brosted Lowry.

Konsep asam – basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada ikatan kovalen
koordinasi. Masih ingat kan ya? Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kimia yang terbentuk
dari pemakaian elektron bersama yang digunakan elektron tersebut berasal dari salah satu atom
atau molekul yang berikatan. Atom atau spesi yang yang memberikan pasangan elektron di
dalam membentuk ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai basa, sedangkan atom,
molekul atau spesi yang menerima pasangan elektron disebut sebagai asam. Dengan konsep ini
dapat dijelaskan terjadinya reaksi asam basa yang terjadi pada ion logam dengan suatu molekul
atau ion.

Contoh :

Ag+(aq) + 2NH3(aq) → Ag(NH3)+(aq)

Cd2+(aq) + 4I–(aq) → CdI4–(aq)

Dalam dunia kedokteran dan farmasi dikenal adanya senyawa basa Lewis yang digunakan
sebagai obat keracunan logam berat, misalnya merkuri, timbal, kadmium, dan sejenisnya. Obat
tersebut dikelompokan sebagai British Anti Lewis Acid (BAL). Kandungan obat tersebut antara
lain oksalat dan etilendiamintetraasetat (EDTA). Peranan BAL dalam obat tersebut adalah
mengikat logam berat agar mengganggu kerja enzim.

12
Hg2+(aq) + 2C2O42-(aq) → [Hg(C2O4)2]2-(aq)

Cd2+(aq) + 2(EDTA4-)(aq) → [Cd(EDTA)2]6-(aq)

2.3 ASAM BASA KONJUGASI


Bronsted-Lowry juga menyatakan bahwa jika suatu asam memberikan proton (H +), maka
sisa asam tersebut mempunyai kemampuan untuk bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut
dinyatakan sebagai basa konjugasi. Demikian pula untuk basa, jika suatu basa dapat menerima
proton (H+), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan sebagai asam disebut asam
konjugasi.

Pada reaksi tersebut terlihat bahwa H2O dapat bersifat sebagai asam dan basa. Zat yang
demikian disebut zat amfoter. Zat amfoter artinya zat yang memiliki kemampuan untuk bertindak
sebagai asam atau basa. Contoh lain yang termasuk amfoter adalah HCO3–.

Contoh basa konjugasi:

Asam → Proton + Basa Konjugasi

HCl(aq) ⇄H+(aq) + Cl–(aq)

H2O(aq) ⇄H+(aq) + OH–(aq)

H2SO4(aq) ⇄H+(aq) + SO42–(aq)

NH4 +(aq) ⇄H+(aq) + NH

Contoh asam konjugasi :

13
Basa +Proton → Asam Konjugasi

NH3(aq) + H+(aq) ⇄ NH4+(aq)

H2O(aq) + H+(aq) ⇄ H3O+(aq)

OH–(aq) + H+(aq)⇄ H2O(aq)

CO32–(aq) + H+(aq) HCO3–(aq)

Perhatikan reaksi berikut:

HCl(aq) + H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + Cl-(aq)

Pasangan asam-basa setelah terjadi serah terima proton dinamakan asam basa konjugasi.

a. HCl dan Cl– merupakan pasangan asam-basa konjugasi. HCl adalah asam konjugasi dari Cl –
dan Cl– adalah basa konjugasi dari HCl.

b. H2O dan H3O+ merupakan pasangan asam-basa konjugasi. H2O adalah basa konjugasi dari
H3O+ dan H3O+ adalah asam konjugasi dari H2O.

Berikut ini contoh pasangan asam-basa konjugasi pada beberapa reaksi.

a. HNO3(aq)+ H2O(l) ⇄H3O+(aq)+ NO3–(aq)

b. H2O(l) + CN–(aq) ⇄ HCN(aq)+ OH–(aq)

c. H2SO4(aq)+ OH–(aq) ⇄ HSO4–(aq) + H2O(aq)

2.4 ASAM KUAT & LEMAH SERTA BASA KUAT & LEMAH

2.4.1 Asam Kuat

14
Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya. Bila
dalam air terlarut asam kuat, misalnya HCl 0,1 M maka akan dapat mengganggu kesetimbangan
air.

H2O(l) H+(aq) + OH-(aq) ………………(1)

10-7M 10-7M
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) ……………….(2)
0,1M 0,1M 0,1M

Adanya ion H+ yang berasal dari HCl reaksi (2) menyebabkan kesetimbangan air reaksi (1)
bergeser kekiri sehingga [H+] dan [OH-] dari air menjadi kurang dari 10-7. Dengan demikian, [H+]
dari air pada reaksi (1) dapat diabaikan terhadap [H +] dari HCl, sebab dalam air murni saja hanya
terdapat sebuah ion H+ dari sepuluh juta molekul air.
Jadi dapat disimpulkan bahwa larutan asam kuat, [H+] hanya dianggap berasal dari asam
saja, sedangan ion [H+] dari air dapat diabaikan karena terlalu kecil jika dibandingkan H+ yang
berasal dari HCl 0,1 M.
Secara umum, apabila di dalam air terdapat asam kuat (H nA) dengan konsentrasi a
mol/liter, konsentrasi ion H+ dalam asam tersebut dapat dihitung dengan cara:

HnA(aq) nH+(aq) + An-(aq)


a mol/L ( n x a) mol/L
[H+] = ( n x a) mol/L
Dengan: a = kemolaran asam
n = jumlah ion H+ yang dihasilkan dari ionisasi asam

Contoh soal :
Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan H2SO4 0,05 M.

15
Jawab : H2SO4 2H+ + SO4
0,05 M (2 x 0,05) M

Jadi, [H+] = ( n x a) mol/L


= (2 x 0,05) mol/L
= 0,1 M

Adapun beberapa contoh dari asam kuat ,yaitu Asam klorida (HCl), Asam nitrat (HNO 3),
Asam sulfat (H2SO4), Asam bromida (HBr), Asam iodida (HI), Asam klorat (HClO 3), Asam
perklorat (HClO4).

2.4.2 Asam Lemah

Menurut Arrhenius, asam lemah merupakan asam yang didalam larutannya hanya sebagian
kecil yang dapat terionisasi atau mempunyai derajat ionisasi yang kecil. Oleh karena hanya
sedikit terionisasi berarti dalam larutan asam lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang
dihasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang terlarut dalam air. Reaksi ionisasi pada
asam lema merupakan kesetimbangan ionisasi, misalnya untuk asam HA :

HA(aq) H+(aq) + A-(aq)


Konsentrasi kesetimbangan dari reaktan dan produk dihubungkan melalui persamaan
konstanta keasaman, Ka.

Ka=

Dari persamaan ionisasi asam :

HA(aq) H+(aq) + An-(aq)

Setiap satu molekul HA yang terionisasi akan menghasilkan sebuah ion H + dan sebuah
ion A-. oleh karena itu, konsentrasi ion H+ yang berasal dari HA akan selalu sama dengan

16
konsentrasi ion A- atau [H+]=[ A-] sehingga konsentrasi ion A- dapat disubtitusikan ke dalam

persamaan : Ka=

Oleh karena [H+] =[ A-], maka : Ka= atau = Ka

Dengan : Ka = tetapan ionisasi asam

= konsentrasi asam

Contoh soal : Hitunglah [H+] didalam larutan CH3COOH 0,1M. Jika tetapan ionisasi Ka
CH3COOH = 10-5.

Jawab : =

= √(10-5) x 0,1
= √(10-6) = 10-3 M

Nilai Ka menggambarkan kekuatan asam secara kuantitatif. Semakin besar nilai Ka berarti
semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, atau semakin kuat asam tersebut. Selain nilai Ka ,

besaran lain yang dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan asam asalam derajat ionisasi ( .

Derajat ionisasi merupakan suatu persentase yang menyatakan jumlah dari molekul-molekul
asam lemah yang berubah menjadi ion-ion. Bagaimana hubungan derajat ionisasi dengan Ka dan
konsentrasi asam?

Dari reaksi setimbang:

HA(aq) H+(aq) + A-(aq)

17
Mula – mula : aM

Terionisasi : a a a

Setimbang : (a - a ) a a

Dengan rumusan :

a = maka : a2 =

Oleh karena HA yang terionisasi sangat sedikit, [HA] dianggap tetap sehingga didapatkan :

Rumus tersebut menunjukkan bahwa jika larutan semakin encer, derajat ionisasinya semakin
besar.

Adapun beberapa contoh dari asam lemah , yaitu Asam format (HCOOH), Asam asetat
(Asam cuka) (CH3COOH), Asam fluorida (HF), Asam karbonat (H2CO3), Asam sitrat (C6H8O7),
Asam sianida (HCN), Asam nitrit (HNO3), Asam borat (H2Bo3), Asam silikat (H2SIO3), Asam
antimonit (H2SbO3), Asam antimonat (H2SbO4), Asam stanat (H2SnO3), Asam stanit (H2SnO2),
Asam plumbat (H2PbO3), Asam plumbit (H2PbO4), Asam oksalat (H2C2O4), Asam benzoat
(C6H5COOH), Asam hipoklorit (HClO), Asam sulfit (H2SO3), Asam sulfida (H2S), Asam fosfit

18
(H3PO3), Asam fosfat (H3PO4), Asam arsenit (H3AsO3), Asam arsenat (H3AsO4), Asam flosianat
(H5CN), Asam finol (C6H5OH), Asam askorbat (C5HO6), Asam laktat (C3H5O3).

2.4.3 Basa kuat

Basa kuat seperti halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang di dalam larutannya dianggap
terionisasi sempurna. Basa kuat didalam larutan akan menganggu kesetimbangan air. Misalnya ,
didalam air terlarut NaOH 0,1 M ; maka terdapat reaksi kesetimbangan:

H2O(l) H+(aq) + OH-(aq) ………………(1)

10-7M 10-7M
NaOH(aq) Na+ + OH-(aq) ………………(2)
0,1 M 0,1M

Adanya ion OH- yang berasal dari NaOH akan menggeser kesetimbangan air reaksi (1) ke
kiri. Konsentrasi H+ dan OH- dari air menjadi berkurang. Konsentrasi ion-ion ini sangat sedikit
dibandingkan dengan konsentrasi OH- yang berasal dari NaOH. Oleh karena itu, [OH - ] yang
berasal dari air dapat diabaikan.
Secara umum, jika didalam air terdapat basa kuat (L(OH) n) dengan konsentrasi b mol/liter,
konsentrasi ion OH- dalam basa tersebut dapat dihitung cara :
L(OH)n(aq) Ln+(aq) + nOH-(aq)
b mol/L ( n x b) mol/L
[OH-] = ( n x b) mol/L
Dengan : b = kemolaran basa
n = jumlah ion OH- yang dihasilkan dalam ionisasi basa

Contoh soal : Hitunglah [H+] dan [OH-] yang terdapat dalam larutan NaOH 0,01 M.

Jawab : NaOH Na+ + OH-


0,01 M 0,01 M

[OH-] = 0,01M
Kw = [H+][OH-]
10-14 = [H+] [0,01] (ingat Kw =10-14)
[H+] = 10-12 M
19
Adapun beberapa contoh dari basa kuat , yaitu Litium hidroksida (LiOH), Natrium
hidroksida (NaOH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium hidroksida (Ca(OH) 2), Rubidium
hidroksida (RbOH), Stronsium hidroksida (Sr(OH) 2), Sesium hidroksida (CsOH), Barium
hidroksida (Ba(OH)2), Magnesium hidroksida (Mg(OH)2), Berilium hidroksida (Be(OH)2).

2.4.4 Basa lemah

Seperti halnya asam lemah, basa lemah hanya sedikit mengalami ionisasi sehingga reaksi
ionisasi basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan:

BOH (aq) B+(aq) + OH-(aq)


Untuk menghitung konsentrasi ion OH- dalam larutan adalah sebagai berikut.

Dan derajat ionisasinya dapat ditentukan dengan rumus :

Kb dan dapat digunakan sebagai ukuran kekuatan basa. Semakin besar nilai Kb ,

semakin kuat basanya dan semakin besar nilai derajat ionisasi nya.

Contoh soal : hitunglah [OH-] dalam larutan NH3 0,1 M, Kb = 10-5.

Jawab : =

= = 10-3 M

Adapun beberapa contoh dari basa lemah , yaitu Amonium hidroksida (NH 4OH),
Aluminium hidroksida (Al(OH)3), Besi (III) hidroksida (Fe(OH)3), Amoniak (NH3), Besi (II)
hidroksida (Fe(OH)2), Karbosium hidroksida (CA(OH)3), Nikel hidroksida (Ni(OH)2), Seng
hidroksida (Zn(OH)2), Kadmium hidroksida (Cd(OH)2), Bismut hidroksida (Bi(OH)3), Emas (III)
hidroksida (Au(OH)3), Tembaga (I) hidroksida (Cu(OH)2), Raksa (II) hidroksida (Hg(OH)2),
Timah (II) hidroksida (Sn(OH)2), Timah (IV) hidroksida (Sn(OH)4), Timbal (II) hidroksida
(Pb(OH)2), Mangan hidroksida (Mn(OH)2), Kobalt (III) hidroksida (Co(OH)3), Kobalt (II)
20
hidroksida (Co(OH)2), Anilia (C6H5NH2), Dimetilamina ((CH3)2NH), Hidrasim
(H2NNH2),Hidroksilamida (HONH2), Metilamina (CH3 NH2), Urea (H2NCONH2), Glukosa
(C6H2O6), Metil hidroksida (CH3OH).

2.5 MENENTUKAN pH ASAM DAN BASA


2.5.1 Konsep pH dan Poh
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau ke basaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion
hidrogen dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Derajat atau tingkat keasaman
larutan bergantung pada konsentrasi H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi
ion H+ makin asam larutan.
Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut
(sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan.
Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri
(ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan
meningkatkan konsentrasinya.
Sorensen (1868 – 1939), seorang ahli kimia dari Denmark mengusulkan konsep pH untuk
menyatakan konsentrasi ion H+, yaitu sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+. Secara
sistematis diungkapkan dengan persamaan sebagai berikut :
pH = - log [H+]

Analog dengan di atas, maka :


pH = - log [OH-]
Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah :
Kw = [H+] [OH-]
Kw = - log [H+] + - log [OH-]
Maka :
pKw = pH + pOH
**Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
Atas dasar pengertian ini, maka :
1. Netral : [H+] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7 dan [OH-] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7
2. Asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M atau PH < 7 dan [OH-] < 1,0 x 10-7 M atau POH > 7
21
3. Basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M atau PH > 7 dan [OH-] > 1,0 x 10-7 atau POH < 7

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumus sebagai berikut :


Jika [H+] = 1 x 10-n, maka pH = n
Jika [H+] = x x 10-n, maka pH = n - log x
Sebaliknya, jika pH = n, maka [H+] = 10-n
Contoh soal menyatakan hubungan pH dengan [H+]
1. Berapa pH larutan jika konsentrasi ion [H+] sebesar :
a. 1 x 10-3 b. 5 x 10-6
Jika diketahui log 2 = 0,3
Jawab :
a. [H+] = 1 x 10-3 → pH = - log (1 x 10-3)
=3
b. [H+] = 5 x 10-6 → pH = -log (5 x 10-6)
= 6 – log 5
= 6 – log 10/2
= 6 – ( log 10 – log 2)
= 5 + log 2 = 5,3
2.5.2 Penghitungan Ph

Telah disinggung dalam pembahasan sebelumnya bahwa asam terbagi menjadi dua, yaitu
asam kuat dan asam lemah. Begitu juga pada larutan basa terbagi menjadi dua, yaitu basa kuat
dan basa lemah. Pembagian ini sangat membantu dalam penentuan derajat keasaman (pH).

1. Asam kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya
dengan melihat valensinya.
Rumus :
[H+] = x . [HA]
pH = - log [H+]

22
Contoh :
1. Hitung pH larutan dari 100 ml larutan 0.01 M HCl!
Jawab :
HCL → H+ + Cl-
[H+] = x . [HA]
= 1 x 0.01 M
= 10-2 M
pH = - log 10-2 = 2
2. Tentukan pH dari :
a. Larutan HCL 0,1 M
b. Larutan H2SO4 0,001 M
Jawab
a. HCL → H+ + Cl- b. H2SO4 → 2 H+ + SO42-
[H+] = x . [HA] [H+] = x . [HA]
= 1 . 0,1 = 0,1 M = 2 . 0,001 = 2 x 10-3 M
pH = - log 0,1 = - log 10-1 pH = - log 2 x 10-3
=1 = 3 – log 2
3. Hitung pH larutan dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat!
Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,1 / 2 = 0.05 M
H2SO4 → 2 H+ + SO42-

[H+] = x . [HA]
= 2 . 0.05
= 0,1 = 10-1 M
pH = - log 10-1
=1
2. Asam lemah

23
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠
1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H +] terlebih
dahulu dengan rumus :
[H+] = √ Ka . [HA] atau [H+] = M x α
pH = - log [H+]

Ket : Ka = tetapan ionisasi asam lemah


[HA] = konsentrasi asam lemah

Contoh :
1. Hitunglah pH dari 0,025 mol CH3COOH dalam 250 mL larutannya, jika Ka =10-5 !
Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,025/0,25 = 0.1
√ Ka . [HA]= √ 10-5 . 0,1 = √ 10-6 = 10-3 M
pH = - log 10-3
=3
Cat : Semakin besar konsentrasi ion H+, semakin kecil nilai pH. Larutan dengan pH = 1 adalah
10 kali lebih asam dari larutan dengan pH = 2.
2. Hitunglah pH larutan dari HCOOH 0,05 M (Ka = 1,8 x 10-4)
Jawab :
√ Ka . [HA] pH = - log 3 x 10-3
= √ 1,8 x 10-4 . 0,05 = 3 – log 3
= √ 9 x 10-6 = 3 x 10-3 M
3. Hitunglah pH larutan H2S 0,01 jika diketahui Ka1 = 8,9 x 10-8 dan
Ka2 = 1.2 x 10-13 !
Jawab
[H+] = √ Ka . [HA]
= √ 8,9 x 10-8 x 0,01
= 3 x 10-5 M

24
pH = -log 3 x
= 5 – log 3
= 4,52
Cat : Perhatikan bahwa asam yang dinyatakan ( S) mempunyai nilai yang relatif kecil (kurang
dari 1 x , maka konsentrasi ion praktis hanya ditentukan oleh ionisasi tahap pertama. Oleh karena
itu, tinggal memasukkan data yang ada (konsentrasi dan ) ke dalam rumus yang digunakan untuk
asam lemah.
4. Hitunglah pH dari HCOOH 0,1 M (α = 0,01)
Jawab
[H+ ] =M x α
= 0,1 x 0,01 = 0,001 = 10-3 M , jadi pH = - log 10-3 = 3
3. Basa kuat
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada
penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi
basanya.
Rumus :
[OH-] = x. [M(OH)] pOH = - log [OH-]

pH = 14 – pOH

pH larutan basa kuat dapat ditentukan dengan alur sebagai berikut.


 Tentukan [OH-] berdasarkan perbandingan koefisien
 Tentukan pOH dengan rumus pOH = - log [OH-]
 Tentukan pH berdasarkan pH = 14 – pOH
Contoh :
1. Hitung pH dari :
a. 100 mL larutan KOH 0,1 M ! b. Larutan Ca(OH)2 0,001 !
Jawab :
a. KOH → K+ + OH-
[OH-] = x. [M(OH)]
= 1 . 0,1 M = 10-1 M

25
pOH = - log 10-1
=1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13

b. Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-


[OH-] = x. [M(OH)]
= 2 . 0,001 = 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 - pOH
= 14 – (3-log 2)
= 11 + log 2

4. Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠
1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan
menggunakan rumus :
Rumus :
[OH-] = √Kb . [M(OH)] atau [OH-] = M x α
pOH = - log [OH-] pH = -14 - pOH

Contoh
1. Hitung pH dari larutan 500 mL amonia 0,1M (Kb= 4 x 10-5)

Jawab
NH4OH → NH4+ + OH-
[OH- ]= √Kb . [M(OH)]
= √ 4x 10-5 . 0,1

26
= √ 4 x 10-6
= 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 – pOH
= 14 – (3 - l0g 2)
= 11 + log 2

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

28
DAFTAR PUSTAKA
Harjani, T., dkk.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI. Masmedia: Sidoarjo

Sudarmo, U.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI, Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam. Erlangga: Jakarta

Sumber Penunjang :

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam

https://id.wikipedia.org/wiki/Basa

http://www.aktifbelajar.com/2015/05/pengertian-dan-ciri-ciri-asam-basa-dan.html

http://belajarasambasa.blogspot.co.id/2012/06/asam-basa-dalam-kehidupan-sehari-hari.html

http://www.panduankimia.net/2017/01/cara-mencari-kakb-dan-derajat=ionisasi.html?m=1

http://www.google.co.id/amp/s/roiyanali98.wordpress.com/2015/04/02daftar-asam-dan-basa-
kuat-dan-lemah/amp/

29

Anda mungkin juga menyukai