Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KIMIA

“SENYAWA ASAM DAN BASA”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4 (Lima)

1. Agnita adryolanda 1711222010


2. Asrita basriah br sitepu 1711222011
3. Iasya fitri rizki 1711222012
4. Alma devira 1711222013
5. Liya putri rahmaniya 1711222014
6. Fitriani 1711222015
7. Nurul meliza ulfa 1711222016
8. Yesi liandri 1711222018

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Elmatris SY. M.S.

PRODI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS

2017/2018
HALAMAN SAMPUL

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada
Orangtua kami yang telah memberikan fasilitas sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Biologi dan Kimia yang telah memberi kami kesempatan
dan arahan agar kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian untuk
menyempurnakan makalah ini.

Padang, 9 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1. 1 Latar Belakang ....................................................................................... 1


2. 1 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
3. 1 Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1 Pengertian Asam dan Basa .................................................................... 3


2.2 Teori Asam - Basa .................................................................................. 3
2.2.1 Teori Asam Basa Arrhenius .............................................................. 3

2.2.2 Teori Asam Basa Bronstead Lowry .................................................. 4

2.2.3 Teori Asam Basa Lewis .................................................................... 5

2.3 Sifat Asam dan Basa............................................................................... 5


2.3.1 Sifat Asam ......................................................................................... 5

2.3.2 Sifat Basa .......................................................................................... 5

2.4 Jenis-Jenis Senyawa Asam dan Basa .................................................... 5


2.4.1 Senyawa Asam .................................................................................. 5

2.4.2 Senyawa Basa.................................................................................... 6

2.5 Kekuatan Asam dan Basa ...................................................................... 6


2.5.1 Senyawa Asam .................................................................................. 6

2.5.2 Senyawa Basa.................................................................................... 6

2.6 Indikator Asam Basa.............................................................................. 6


2.7 Pemberian Nama Asam dan Basa ......................................................... 7
2.8 Reaksi Asam Basa .................................................................................. 9
2.8.1 Reaksi Penetralan .............................................................................. 9

2.8.2 Reaksi antara Oksida Asam dan Basa ............................................... 9

2.8.3 Reaksi antara Oksida Basa dan Asam ............................................. 10

iii
2.8.4 Reaksi antara Oksida Basa dan Oksida Asam................................. 10

2.8.5 Reaksi antara Logam dan Nonlogam .............................................. 10

2.8.6 Reaksi Pengendapan........................................................................ 11

2.8.7 Reaksi yang menghasilkan Gas ....................................................... 12

2.9 Derajat Keasaman (Ph) Larutan ........................................................ 12


2.9.1 Tetapan Kesetimbangan Air (Kw)......................................................... 12

2.9.2 Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb) 13

2.9.3 Derajat Keasaman (pH) ................................................................... 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 18

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18


3.2 Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

LAMPIRAN ......................................................................................................... 20

iv
BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Larutan asam dan basa sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya
cuka, lemon, dan jeruk yang bersifat asam. Sedangkan sabun, deterjen, dan
alkohol merupakan contoh larutan basa. Banyak teori yang menjelaskan mengenai
teori asam dan basa, diantaranya teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, dan teori
asam basa Lewis.

Kita dapat membedakan senyawa asam dan basa dengan beberapa cara. Salah
satunya adalah dengan cara mencelupkan kertas lakmus berwarna biru dan merah
kedalam larutan asam ataupun basa. Kertas lakmus berwarna merah akan menjadi
warna biru bila dicelupkan pada larutan basa, dan tetap berwarna merah jika
dicelupkan kedalam larutan asam. Begitu pula kertas lakmus berwarna biru, ia
akan berwarna merah jika dicelupkan kedalam larutan asam dan tetap berwarna
biru jika dicelupkan kedalam larutan basa.

Larutan asam dan basa memiliki sifat spesifik yang dapat membedakan satu
sama lain. Larutan asam dan basa akan menghasilkan garam. Selain itu, larutan
asam dan basa dapat digolongkan berdasarkan sifat keras dan lunaknya.
Penggolongan ini didasarkan pada ligannya. Oleh karena itu, dibuatlah makalah
ini sebagai tugas matakuliah Kimia untuk mengetahui dan mampu memahami
mengenai teori asam basa.

2. 1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan teori-teori yang menjelaskan mengenai asam basa?
2. Apa kelemahan teori asam basa ?
3. Apa saja sifat-sifat asam basa?
4. Apa saja jenis-jenis senyawa asam dan basa?
5. Apa saja kekuatan asam Basa
6. Apa indikator asam dan basa
7. Apa saja reaksi asam basa
8. Bagaimana penamaan asam basa?
9. Apa yang dimaksud dengan derajat keasaman (pH)
10. Bagaimana cara menghitung pH?

3. 1 Tujuan Penulisan
1) Untuk memenuhi tugas Kimia
2) Untuk mengetahui mengenai teori-teori yang berkaitan dengan asam dan
basa
3) Untuk mengetahui dan memahami mengenai sifat dan indikator asam dan
basa.

1
4) Untuk mengetahui dan memahami mengenai kekuatan asam dan basa
5) Untuk mengetahui reaksi asam dan basa
6) Untuk mengetahui dan memahami mengenai derajat keasaman (pH) dan
perhitungannya

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam dan Basa


Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya
memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau
biasa disebut korosif.
Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai
indikatorsederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus,
dimana asam dapatmengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Asam klorida
dalam geteh pencernaandilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam
cuka, asam karbonat yang memberikanrasa segar dalam minuman berkarbonat,
dan asam sitratyang dikandung dalam berbagai jeruk.

Basa merupakan zat yang memiliki sifat– sifat yang spesifik, seperti lilin.
Jikamengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru.Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa
amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih
sebagai pemati hama

2.2 Teori Asam - Basa

2.2.1 Teori Asam Basa Arrhenius


Arrhenius mengemukakan suatu teori dalam disertasinya (1883) yaitu
bahwa senyawa ionik dalam larutan akan terdissosiasi menjadi ion-ion
penyusunnya. Menurut Arrhenius:

• Asam: zat/senyawa yang dapat menghasilkan H+ dalam air

HCl (aq) H+ (aq) + Cl - (aq)

• Basa : zat/senyawa yang dapat menghasilkan OH- dalam air

NaOH (aq) Na+ (aq) + OH – (aq)

• Reaksi netralisasi adalah reakai antara asam dengan basa yang menghasilkan
garam

HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (ℓ)

H+ (aq) + OH – (aq) H2O (ℓ)

Secara singkat dapat dikatakan bahwa keterbatasan teori Arrhenius adalah


bahwa reaksi asam – basa hanyalah sebatas pada larutan berair (aqueus, aq) dan
asam-basa adalah zat yang hanya menghasilkan H+ dan OH- .

3
2.2.2 Teori Asam Basa Bronstead Lowry
Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry
(Inggris) mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah.
Pendekatan teori asam basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan
berair, tetapi mencakup semua sistem yang mengandung proton (H+ ). Menurut
Bronsted-Lowry:

• Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+ ) bisa berupa kation
atau molekul netral.

• Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+ ), bisa berupa anion atau
molekul netral.

Kata kunci teori asam-basa Bronsted-Lowry yaitu transfer proton dari


asam ke basa. Mengacu kepada teori asam-basa Bronsted-Lowry akan terjadinya
transfer proton, maka dikenal istilah pasangan asam – basa konjugasi.

HCl + NH3 NH4 + + Cl –

asam 1 basa 1 asam 2 basa 2

Setelah melepas proton,suatu asam akan membentu spesimen yang disebut


dengan basa konjugasi dari asam tersebut. Sementara basa akan membentuk asam
konjugasi. Dengan demikian pada akhir reaksi akan terdapat dua pasangan asam
basa. Pasangan yang pertama yaitu pasangan asam dan pasangan yang
membutuhkan proton (basa konjugasinya). Pasangan kedua yaitu pasangan basa
dan pasangan yang bisa memberikan proton (asam konjugasi). Pada reaksi di atas
dapat diketahui bahwa pasangan perama yaitu asam 1 dan basa 2, sementara
pasangan kedua adalah basa 1 dan asam 2.

Bronstead-Lowry juga mengatakan bahwa kekuatan asam basa konjugasi


adalah kebalikan dari asam basa asalnya. Apabila senyawa asalnya adalah asam
kuat maka basa konjugasinya adalah basa lemah. Kekuatan tersebut juga dapat
meramalkan reaksi yg terjadi. Suatu reaksi dapat terjadi apabila menghasilkan
asam lemah atau basa lemah.

Berikut adalah inti dari teori Bronstead-Lowry :

1. Basa adalah spesimen akseptor proton, misalnya ion OH-.


2. Asam dan Basa dapat berupa molekul ion
3. Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air.
4. Beberapa spesimen dapat bereaksi sebagai asam atau bassa tergantung pada
pereaksinya.

4
Teori asam basa Bronstead-Lowry memiliki kekurangan yakni belum bisa
menjelaskan reaksi asam-basa yang tidak melibatkan proton. Akantetapi,teori ini
dianggap paling mudah di gunakan.

2.2.3 Teori Asam Basa Lewis


Teori Lewis melibatkan tentang penyerahan dan penerimaan pasangan
elektron bebas. Teori ini menyempurnakan teori dari Brontead-Lowry. Menurut
Lewis,spesimen yang dapat memberikan pasangan elektron (donor pasangan
elektron) disebut basa sedangkan asam adalah spesimen yang menerima pasangan
elektron (akseptor pasangan elektron).

2.3 Sifat Asam dan Basa

2.3.1 Sifat Asam


1) Bersifat Korosif
2) Rasanya masam/asam
3) Bila dilarutkan di dalam air dapat mengahsilkan ion H + atau ion ion
hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan positif.
4) Bila diuji dengan indikator lakmus,maka dapat mengubah lakmus
biru menjadi merah.

2.3.2 Sifat Basa


1. Rasanya pahit
2. Bersifat kaustik
3. Bila dilarutkan di dalam air dapat mengahsilkan ion OH- atau ion-ion hidroksil
atau logam atau gugus lain yang bermuatan negatif.
4. Bila diuji dengan indikator lakmus, maka dapat mengubah lakmus merah
menjadi lakmus biru

2.4 Jenis-Jenis Senyawa Asam dan Basa

2.4.1 Senyawa Asam


Berdasarkan jumlah senyawa ion H+ yang dilepaskan,senyawa asam
dikelompokkan menjadi:

a. Asam monoprotik adalah asam yang melepaskan satu ion H+. Contoh :
HNO3, HBr, CH3COOH.
b. Asam poliporik adalah asam yang melepaskan lebih dari satu ion H+.
Contoh : H2S, H2SO4, H3PO4

Berdasarkan kemampuan senyawa asam untuk bereaksi dengan air


membentuk ion H+,senyawa asam dibedakan benjadi :

a. Asam biner adalah asam yang mengandung unsur H dan unsur non logam
lainnya (hibrida nonlogam). Contoh :HCl,HBr,HF.

5
b. Asam oksi adalah asam yang mengandung unsur H,O dan unsur lainnya.
Contoh : HNO3, H2SO4, HClO2.
c. Asam organik adalah asam yang tergolong senyawa organik. Contoh :
CH3COOH,HCOOH.

2.4.2 Senyawa Basa


Berdasarkan jumlah senyawa ion OH- yang dilepas,senyawa basa
dikelompokkan menjadi :

a. Basa monohidroksi adalah senyawa basa melepaskan ion OH-. Contoh :


Ba(OH)2, Ca(OH)2, Mg(OH)2.
b. Asam trihidroksi adalah senyawa basa yang melepaskan tiga ion OH-.
Contoh : Fe(OH)3, Al(OH)3.

2.5 Kekuatan Asam dan Basa

2.5.1 Senyawa Asam


1. Asam Kuat

Asam kuat merupakan asam yang terionisasi sempurna di dalam air.

2. Asam Lemah

Asam lemah merupakan asam yang hanya sebagian kecil dapat terionisasi.
Oleh karena hanya sedikit yang terionisa berarti dalam larutan asam lemah terjadi
kesetimbangan ion yang menghasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang
terlarut dalam air.

2.5.2 Senyawa Basa


1.Basa Kuat

Basa yang larutannya dianggap terionisasi sempurna di dalam air. Basa


kuat akan mengakibatkan kesetimbangan air bergeser ke arah kiri karena adanya
ion OH- yang berasal dari basa terlarut tersebut.

2.Basa Lemah

Apabila basa kuat akan terdisosiasi langsung menjadi kation dan anion
hidroksida (OH-), sementara basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk
kation dengan mengambil proton pada molekul air (OH- dihasilkan dari molekul
air yang kehilangan proton atau H+).

2.6 Indikator Asam Basa


Indikator asam-basa adalah zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam
larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Oleh karena itu,

6
indikator asam-basa dapat digunakan untuk membedakan larutan asam dan larutan
basa. Contohnya adalah kertas lakmus.

Lakmus berwarna merah pada larutan asam dan berwarna biru pada larutan
basa. Di dalam laboratorium, indikator yang sering digunakan selain kertas
lakmus adalah fenoltalein, metil merah, dan metil jingga.

Beberapa indikator asam-basa Indikator Larutan Asam Larutan Basa

Indikator Larutan Larutan Larutan


Asam Basa Netral
Fenolftalein Tidak Merah dadu Tidak
berwarna berwarna
Metil merah Merah Kuning Kuning
Metil jingga Merah Kuning Kuning

2.7 Pemberian Nama Asam dan Basa


 Penamaan Senyawa Asam
Secara umum, senyawa asam dapat dikelompokkan menjadi tiga:
 Senyawa asam yang tidak mengandung oksigen; penamaannya cukup
dengan menuliskan kata “asam” lalu diikuti oleh anion/sisa asam dengan
akhiran “-ida”
 Senyawa asam yang mengandung oksigen; tidak ada aturan baku dalam
penamaan jenis asam yang satu ini, hanya tergantung pada jenis anionnya.
 Senyawa asam oksihalogen yaitu senyawa asam halida yang mengandung
oksigen; penamannya tergantung dari jumlah biloks halogennya:
Biloks +1 : asam hipohalit {trivial} atau asam halat (I) {IUPAC}
Biloks +3 : asam halit {trivial} atau asam halat (III) {IUPAC}
Biloks +5 : asam halat {trivial} atau asam halat (V) {IUPAC}
Biloks +7 : asam perhalat {trivial} atau asam halat (VII) {IUPAC}

Ganti suku kata “hal” pada kedua metode tata nama di atas dengan nama
halogennya (klor untuk Cl, brom untuk Br, iod untuk I). Fluor F tidak
memembentuk asam oksihalogen karena paling elektronegatif dengan kata lain
hanya mempunyai satu bilangan oksidasi yaitu -1.

Contoh tata nama senyawa asam.


1. Senyawa asam yang tidak mengandung oksigen
 HF : Asam Fluorida
 HCl : Asam Klorida
 HBr : Asam Bromida

7
 HI : Asam Iodida
 HCN : Asam Sianida
 H2S : Asam Sulfida
2. Senyawa asam yang mengandung oksigen
 HNO3 : Asam Nitrat (anion berupa ion nitrat NO3-)
 H2CO3 : Asam Karbonat (anion berupa ion karbonat CO32-)
 H2SO4 : Asam Sulfat (anion berupa ion sufat SO42-)
 H2CrO4 : Asam Kromat (anion berupa ion kromat CrO42-)
 H3PO4 : Asam Fosfat (anion berupa ion fosfat PO43-)
3. Senyawa asam oksihalogen
Asam dengan biloks +1 :

 HClO : Asam Hipoklorit {trivial} atau Asam Klorat (I)


 HBrO : Asam Hipobromit {trivial} atau Asam Bromat (I)

Asam dengan biloks +3 :

 HClO2 : Asam Klorit {trivial} atau Asam Klorat (III)

Asam dengan biloks +5 :

 HClO3 : Asam Klorat {trivial} atau Asam Klorat (V)


 HIO3 : Asam Iodat {trivial} atau Asam Iodat (V)

Asam dengan biloks +7 :

 HClO4 : Asam Perklorat {trivial} atau Asam Klorat (VII)


 HBrO4 : Asam Perbromat {trivial} atau Asam Bromat (VII)
 Penamaan Senyawa Basa
Penamaan senyawa basa dengan menyebutkan nama kation/ion logam terlebih
dahulu lalu diikuti dengan “hidroksida”. Jika kation berupa logam yang memiliki
lebih dari 1 bilangan oksidasi, maka tuliskan bilangan oksidasi setelah nama
kation/logamnya.

Contoh penamaan senyawa basa


 NaOH : Natrium Hidroksida (ion logam natrium Na+)
 Ca(OH)2 : Kalsium Hidroksida (ion logam calsium Ca2+)
 Al(OH)3 : Aluminium Hidroksida (ion logam aluminium Al3+)
 Fe(OH)2 : Besi(II) Hidroksida (ion logam besi Fe2+)

8
 Fe(OH)3 : Besi(III) Hidroksida (ion logam besi Fe3+)

2.8 Reaksi Asam Basa

2.8.1 Reaksi Penetralan


Jika larutan asam dan larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi
penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.

Contoh:

Asam kuat + Basa kuat → Garam + Air

HnA + B(OH)m → BnAm + H2O

2.8.2 Reaksi antara Oksida Asam dan Basa


Jika oksida asam (oksida pembentuk asam/oksida nonlogam) bereaksi dengan
basa maka akan dihasilkan garam.
Contoh :
1) Reraksi antara gas SO3 dengan larutan KOH.
Raksi molekuler :
SO3(g) + 2 KOH(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l)
SO3(g) + 2 K+(aq) + 2 OH-(aq) → 2 K+(aq) + SO42-(aq) + H2O(l)
Reaksi ion :
SO3(g) + 2 OH-(aq) → SO42-(aq) + H2O(l)
Gas SO3 pembentuk asam sulfat (H2SO4).
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
2) Reaksi antara gas N2O5 dengan larutan Ca(OH)2.

Reaksi molekuler :
N2O5(g) + Ca(OH)2(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l)
N2O5(g) + Ca2+(aq) + 2 OH-(aq) → Ca2+(aq) + 2 NO3-(aq) + H2O(l)
Reaksi ion :
N2O5(g) + 2 OH-(aq) → 2 NO3-(aq) + H2O(l)
Gas N2O5 pembentuk asam nitrat (HNO3)
N2O5(g) + H2O(l) → 2 HNO3(aq)
3) Reaksi antara gas P2O5 dengan larutan NaOH.
Reaksi molekuler :
P2O5(g) + 6 (NaOH(aq) → 2 Na3PO4(aq) + H2O(l)
P2O5(g) + 6 Na+(aq) + 6 OH-(aq) → 6 Na+(aq) + 2 PO43-(aq) + 3 H2O(l)
Reaksi ion :
P2O5(g) + 6 OH-(aq) → 2 PO43-(aq) + 3 H2O(l)
Gas P2O5 pembentuk asam fosfat (H3PO4).

9
P2O5(g) + 3 H2O(l) → 2 H3PO4(aq)

2.8.3 Reaksi antara Oksida Basa dan Asam


Jika oksida basa (oksida pembentuk basa/oksida logam) bereaksi dengan
asam, akan dihasilkan garam.
Contoh :
1) Reaksi antara CaO dan larutan HCl.
Reaksi molekuler :
CaO(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l)
CaO(s) + 2 H+(aq) + 2 Cl-(aq) → Ca2+(aq) + 2 Cl-(aq) + H2O(l)
Reaksi ion :
CaO(s) + 2 H+(aq) → Ca2+(aq) + H2O(l)
CaO pembentuk basa Ca(OH)2 yang mudah larut dalam air.
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
2) Reaksi antara Fe2O3 dengan larutan H2SO4.
Reaksi molekuler :
Fe2O3(s) + 3 H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l)
Fe2O3(s) + 6 H+(aq) + 3 SO42-(aq) → 2 Fe3+(aq) + 3 SO42-(aq) + 3 H2O(l)
Reaksi ion :
Fe2O3(s) + 6 H+(aq) → 2 Fe3+(aq) + 3 H2O(l)
Fe2O3 pembentuk basa Fe(OH)3 yang sukar larut dalam air.
Fe2O3(s) + H2O(l) → 2 Fe(OH)3(s)

2.8.4 Reaksi antara Oksida Basa dan Oksida Asam


Jika oksida basa bereaksi dengan oksida asam, akan dihasilkan garam.
Contoh :
Reaksi antara CaO dengan gas CO2, CO2 merupakan pembentuk asam
karbonat (H2CO3).
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Reaksi molekuler :
CaO(s) + CO2(g) → CaCO3(s)
Reaksi ion : Tidak ada, reaksi ion sama dengan reaksi molekuler karena spesi-
spesi yang terlibat dalam reaksi tidak terionisasi.

2.8.5 Reaksi antara Logam dan Nonlogam


Logam dengan nonlogam juga dapat bereaksi menghasilkan garam.
Contohnya, reaksi pembakaran magnesium oleh oksigen.
Reaksi molekuler :
2 Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s)
Reaksi ion : tidak ada, reaksi ion sama dengan reaksi molekuler karena spesies –
spesies yang terlibat dalam reaksi tidak terionisasi.

10
Contoh reaksi antara logam dan nonlogam yang lain adalah reaksi antara
natrium dengan gas klorin, terjadi raksi yang hebat membentuk natrium klorida
(NaCl).
2 Na(s) + Cl2(g) → 2 NaCl(s)

2.8.6 Reaksi Pengendapan


Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan endapan. Suatu zat
dikatakan mudah mengendap jika zat tersebut sukar larut.
Kelarutan Suatu Persenyawaan dalam Air
No. Persenyawaan Kelarutan dalam Air
Semua basa sukar larut, kecuali basa – basa logam golongan
IA (MOH, M= Li, Na, K, Rb, dan Cs), sebagian basa
1. Hidroksida/basa (OH-)
golongan IIA {M(OH)2, M = Ca, Sr, dan Ba}, dan NH4OH
(amonium hidroksida).
Semua arsenat sukar larut, kecuali arsenat lgoam golongan
2. Arsenat (AsO43-)
IA( M3AsO4,M = Li, Na, K, Rb, dan Cs) dan (Nh4)3 AsO4.
Semua fosfat sukar larut, kecuali fosfat logam golongan IA
3. Fosfat (PO43-)
(M3PO4, M = Li, Na, K, Rb, dan Cs) dan (NH4)3PO4.

Semua karbonat sukar larut, kecuali karbonat logam


4. golongan IA (M2CO3, M = Li, Na, K, Rb, dan Cs) dan
Karbonat (CO32-)
(NH4)2CO3 (amonium karbonat).
Semua silikat sukar larut, kecuali silikat logam golongan IA
5. Silikat (SiO32-)
(M2SiO3, M= Li, Na, K, Rb, dan Cs) dan (NH4)2SiO3.
Semua sulfida sukar larut, kecuali sulfida logam golongan IA
6. Sulfida (S2-)
dan IIA(Mg, Ca, Sr, dan Ba) dan (NH4)2S.
Semua sulfit sukar larut, kecuali sulfit logam golongan IA dan
7. Sulfit (SO32-)
(NH4)2SO3 (amonium sulfit).
8. Asetat (CH3COO-) Semua asetat larut
9. Bromida (Br-) Semua larut, kecuali AgBr, CuBr, PbBr2, dan Hg2Br2.
10. Klorat (Clo4-) Semua larut
11. Klorida (Cl-) Semua larut, kecuali AgCl, CuCl, PbCl2, dan Hg2Cl2.
12. Nitrat (No3-) Semua larut
13. Nitrit (NO2-) Semua larut
Semua sulfat larut, kecuali sulfat logam golongan
14. Sulfat (SO42-)
IIA (MSO4, M = Ca, Sr, dan Ba) dan PbSO4.
15. Iodida (I-) Semua larut, kecuali AgI, CuI, PbI2, dan Hg2I2.

11
2.8.7
Reaksi yang menghasilkan Gas
Reaksi yang menghasilkan gas biasanya reaksi yang menghasilkan
senyawa tidak stabil dan mudah terurai menjadi senyawaan gas. Misalnya,
H2CO3 terurai menjadi H2O + CO2(g) dan NH4OH terurai menjadi NH3(g) + H2O.
Pada saat larutan natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) dicampur dengan larutan
HCl, timbul gas karbon dioksida.
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Prinsip reaksi yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) ini dalam
kehidupan sehari – hari digunakan dalam pembuatan roti agar roti mengembang.
NaHCO3 disebut sebagai soda kuekarena digunakan dalam pembuatan kue.
Garam NaHCO3 juga dapat digunakan untuk pemadam kebakaran. Gas
karbon dioksida digunakan sebagai pemadam api karena massa jenis CO2 lebih
besar daripada massa jenis udara. Pada saat gas CO2disemprotkan ke dalam bahan
yang terbakar, api padam karena di sekitar bahan yang terbakar diselimuti
CO2 sehingga oksigen tidak dapat menyentuh zat yang dibakar. Gas karbon
dioksida juga sering dimasukkan ke dalam minuman (soft drink) agar lebih segar.
Berikut beberapa contoh reaksi lain yang menghasilkan gas :
1. Reaksi antara larutan natrium karbonat (Na2CO3) dengan larutan asam klorida
(HCl)
Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq)2 → NaCl(aq) + H2CO3(aq)
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)
Reaksi molekuler :
Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Reaksi ion :
CO32-(aq) + 2 H+(q) → H2O(l) + CO2(g)

2. Reaksi antara larutan natrium sulfida (Na2S) dengan larutan asam klorida (HCl)
Reaksi molekuler :
Na2S(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2S(g)
Reaksi ion :
S2-(aq) + 2H+(aq) → H2S(g)

2.9 Derajat Keasaman (Ph) Larutan

2.9.1 Tetapan Kesetimbangan Air (Kw)


Air merupakan elektrolit sangat lemah yang dapat terionisasi
menjadi ion H+ dan ion OH-
Tetapan Kesetimbangan Air (Kw) Air merupakan elektrolit yang
sangat lemah. Air dapat menghantarkan listrik karena terionisasi menjadi

12
ion H+ dan ion OH- menurut reaksi kesetimbangan : H2O (i) ⇔ H+ (aq) +
OH- (aq) ............................... (1)
[H+][OH−]
Kc : [𝐻2𝑂]

Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil perkalian


Kc x [H2O] adalah merupakan suatu konstanta yang disebut tetapan
kesetimbangan air
(Kw). Kw = [H+ ] . [OH- ] ............................... (2)
Dalam air murni sesuai dengan Persamaan (1), konsentrasi ion H+
sama besar dengan konsentrasi OH- .
Dalam air murni : [H+ ] = [OH- ] = √ Kw

2.9.2 Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb)

Asam kuat terionisasi seluruhnya, sehingga reaksi ionisasinya


adalah reaksi yang berkesudahan.
Contoh :
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq)
Sebaliknya, asam lemah terionisasi sebagian sehingga membentuk reaksi
kesetimbangan.
Contoh :
CH3COOH (aq) ⇔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
HA (aq) ⇔ H+ (aq) + A- (aq) ............................. (3)
Ka = [H+ ][A- ]/ [HA] ............................. (4)
Pada reaksi ionisasi asam lemah valensi satu, [H+ ] = [A- ]. Apabila
konsetrasi awal [HA] adalah sebesar M, maka :

............................. (5)
dengan:

13
Ka= tetapan ionisasi asam
M = konsentrasi asam ( satuannya M atau mol/liter )
Makin kuat asam, maka semakin banyak ion yang terbentuk,
sehingga harga Ka semakin besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan
ukuran kekuatan asam. Seperti halnya asam lemah, ionisasi basa lemah
valensi satu dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: LOH (aq) ⇔
L+ (aq) + OH- (aq) ............................. (6)
Kb = [L+ ][OH- ]/ [LOH] ............................. (7)
Pada reaksi ionisasi basa lemah valensi satu, [L+ ] = [OH- ].
Apabila konsentrasi awal [LOH] adalah sebesar M, maka :

…………………. (8)

dengan:
dengan:
Kb= tetapan ionisasi basa
M = konsentrasi basa ( satuannya M atau mol/liter )

2.9.3 Derajat Keasaman (pH)


pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan.

Asam cuka 2 M lebih asam daripada asam cuka 1 M. Pernyataan ini


mudah dipahami dan tidak memerlukan penjelasan. Akan tetapi, untuk memahami
bahwa HCl 1 M lebih asam daripada asam cuka 1 M, diperlukan sedikit
penjelasan. Pembawa sifat asam adalah H+ , oleh karena itu tingkat keasaman
larutan tergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. HCl adalah asam kuat,
sedangkan asam cuka adalah asam lemah. Jadi, walaupun konsentrasi kedua asam
tersebut sama, tetapi HCl mengandung ion H+ lebih banyak, sehingga HCl 1 M
lebih asam daripada asam cuka 1 M.

14
Konsentrasi H+ dalam larutan adalah sangat kecil. Contohnya, konsentrasi
H+ dalam air adalah 1 x 10-7 M. Untuk menghindari penggunaan bilangan yang
kecil, maka kosentrasi H+ dinyatakan dengan:

pH = - log [H+ ] ............................. (9)

Dengan cara yang sama, maka:

pOH = - log [OH- ] ............................. (10)

pKw = - log Kw ............................. (11)

Contoh:

Jika konsentrasi ion H+ = 0,1 M, maka nilai pH = - log 0,1 = - log 10-1 =
1

Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka nilai pH = - log 0,01 = - log 10-2
=2

Makin besar konsentrasi ion H+ , makin kecil nilai pH. Larutan dengan pH
= 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2 .

Bagaimana hubungan antara pH dengan pOH? Dari persamaan (2)


diperoleh:

Kw = [H+ ] . [OH- ] ............................... (2)

pKw = pH + pOH ............................... (12)

Pada suhu kamar, harga Kw = 1 x 10-14 , maka:

- larutan netral : pH = pOH = 7

- larutan asam : pH < 7

- larutan basa : pH > 7

15
16
17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah dijabarkan dapat diketahui bahwa senyawa asam adalah
senyawa yang bersifat korosif dan memiliki rasa asam sementera basa adalah
senyawa yang memiliki sifat pahit serta kaustik. Ada 3 teori yang paling sering
digunakan tentang asam basa ini yaitu teori dari arhenius, bronstead lowry dan
lewis.
Asam dan Basa juga dapat digolongkan menjadi asam lemah,asam kuat untuk
senyawa asam sementara senyawa basa terdiri dari basa kuat dan basa lemah.
Senyawa dikatakan asam kuat apabila direaksikan senyawa ini akan terionisasi
sempurna menjadi H+, sementara senyawa asam lemah karena hanya terionisasi
sebagian apabila direaksikan. Begitu juga senyawa basa kuat yang terionisasi
sempurna menjadi OH-,sementara basa lemah terionisasi sebagian.
Senyawa asam bersifat memerahkan lakmus biru ,sementara senyawa basa
memiliki sifat membirukan lakmus merah.
Apabila dilihat dari segi derajat keasaman,maka asam memiliki derajat
keasaman di bawah 7 sementara basa memiliki derajat keasaman 7 atau lebih dari
7. Apabila asam lemah akan memiliki ketetapan keseimbangan atau biasa disebut
dengan ka sementara pada basa lemaha tetapan keseimbangannya disebut dengan
kb. Dimana tetapan ini berguna dalam mengetahui derajat keasaman.
Senyawa asam dan basa juga memiliki banyak reaksi tiap masing-masingnya.

3.2 Saran
Untuk lebih memahami materi yang dibahas di dalam makalah ini diperlukan
sumber yang berasal dari berbagai literatur. Oleh karena itu, agar ilmu tentang
materi ini dapat semakin bertambah diharapkan agar pembaca dapat lebih banyak
membaca sumber-sumber yang berkaitan.

18
DAFTAR PUSTAKA

A., Andian Ari. 2008. “Bahan Ajar Kimia Dasar”. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Asam-Basa. Pada Rabu,10 Mei 2018.“ Asam Basa”. https://www. Acad
emia.edu/9462466/makalah_tentang_asam_dan_basa. Pada Rabu,10 Mei
2018.
“Reaksi Antara Oksida Asam dan Basa”. Diambil dari
http://diasdiari.blogspot.co.id/2014/03/reaksi-antara-oksida-asam-dan-
basa.html pada tanggal 9 Mei 2018.
Safrizal, Rino. 2011. “ Tata Nama Senyawa Asam dan Basa”. Diambil dari
http://www.jejaringkimia.web.id/2011/10/tata-nama-senyawa-asam-dan-
basa.html pada tanggal 9 Mei 2018.
Utomo,M. Pranjoto. “Teori Asam Basa” . http:// staffnew .uny .ac.id /upload
/132206549 /pengabdian/05_teori_asam_basa.pdf. Pada Rabu, 10 Mei
2018.

19
LAMPIRAN

SOAL DAN JAWABAN YANG BERKAITAN DENGAN MATERI ASAM


BASA

1. Bagaimana cara mengenali suatu larutan yang bersifat asam atau basa?
Jawab:
Dengan menggunakan suatu alat yang dapat membedakan yang mana
asam dan yang mana basa yang sering disebut indikator
2. Tuliskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted-Lowry dan
tuliskan contohnya!
Jawab:
Menurut Bronsted Lowry asam adalah pemberi/donor atom H+,
sedangkan basa merupakan penerima/akseptor H+.
Contoh :
NH3 + BF3 → NH3BF3
3. Hitunglah konsentrasi ion H+ pada H2SO4 0,1 M
Jawab:
H2SO4 merupakan asam kuat, maka: [H+] = 2 × 0,1 M = 0,2 M
4. Jelaskan sifat asam dan basa dan tentukan pula pasangan asam-basa
konjugasi dari larutan tersebut
a.CH3COOH
b.NaOH
Jawab:
a.CH3COOH = bersifat asam. Basa konjugasinya adalah CH3COO–
b.NaOH = bersifat basa. Asam konjugasinya adalah Na+

5. Jelaskan bagaimana larutan H2PO4– dalam air dapat bersifat asam dan
dapat pula bersifat basa
Jawab:

Bersifat asam dengan melepaskan 1H+


H2PO4– → HPO42-
Bersifat basa dengan menerima 1 H+
H2PO4– → PO42-

20

Anda mungkin juga menyukai