DISUSUN OLEH :
Kelompok 4 (Lima)
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Elmatris SY. M.S.
PRODI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2017/2018
HALAMAN SAMPUL
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada
Orangtua kami yang telah memberikan fasilitas sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Biologi dan Kimia yang telah memberi kami kesempatan
dan arahan agar kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.8.4 Reaksi antara Oksida Basa dan Oksida Asam................................. 10
2.9.2 Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb) 13
LAMPIRAN ......................................................................................................... 20
iv
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Larutan asam dan basa sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya
cuka, lemon, dan jeruk yang bersifat asam. Sedangkan sabun, deterjen, dan
alkohol merupakan contoh larutan basa. Banyak teori yang menjelaskan mengenai
teori asam dan basa, diantaranya teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, dan teori
asam basa Lewis.
Kita dapat membedakan senyawa asam dan basa dengan beberapa cara. Salah
satunya adalah dengan cara mencelupkan kertas lakmus berwarna biru dan merah
kedalam larutan asam ataupun basa. Kertas lakmus berwarna merah akan menjadi
warna biru bila dicelupkan pada larutan basa, dan tetap berwarna merah jika
dicelupkan kedalam larutan asam. Begitu pula kertas lakmus berwarna biru, ia
akan berwarna merah jika dicelupkan kedalam larutan asam dan tetap berwarna
biru jika dicelupkan kedalam larutan basa.
Larutan asam dan basa memiliki sifat spesifik yang dapat membedakan satu
sama lain. Larutan asam dan basa akan menghasilkan garam. Selain itu, larutan
asam dan basa dapat digolongkan berdasarkan sifat keras dan lunaknya.
Penggolongan ini didasarkan pada ligannya. Oleh karena itu, dibuatlah makalah
ini sebagai tugas matakuliah Kimia untuk mengetahui dan mampu memahami
mengenai teori asam basa.
2. 1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan teori-teori yang menjelaskan mengenai asam basa?
2. Apa kelemahan teori asam basa ?
3. Apa saja sifat-sifat asam basa?
4. Apa saja jenis-jenis senyawa asam dan basa?
5. Apa saja kekuatan asam Basa
6. Apa indikator asam dan basa
7. Apa saja reaksi asam basa
8. Bagaimana penamaan asam basa?
9. Apa yang dimaksud dengan derajat keasaman (pH)
10. Bagaimana cara menghitung pH?
3. 1 Tujuan Penulisan
1) Untuk memenuhi tugas Kimia
2) Untuk mengetahui mengenai teori-teori yang berkaitan dengan asam dan
basa
3) Untuk mengetahui dan memahami mengenai sifat dan indikator asam dan
basa.
1
4) Untuk mengetahui dan memahami mengenai kekuatan asam dan basa
5) Untuk mengetahui reaksi asam dan basa
6) Untuk mengetahui dan memahami mengenai derajat keasaman (pH) dan
perhitungannya
2
BAB II PEMBAHASAN
Basa merupakan zat yang memiliki sifat– sifat yang spesifik, seperti lilin.
Jikamengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru.Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa
amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih
sebagai pemati hama
• Reaksi netralisasi adalah reakai antara asam dengan basa yang menghasilkan
garam
3
2.2.2 Teori Asam Basa Bronstead Lowry
Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry
(Inggris) mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah.
Pendekatan teori asam basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan
berair, tetapi mencakup semua sistem yang mengandung proton (H+ ). Menurut
Bronsted-Lowry:
• Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+ ) bisa berupa kation
atau molekul netral.
• Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+ ), bisa berupa anion atau
molekul netral.
4
Teori asam basa Bronstead-Lowry memiliki kekurangan yakni belum bisa
menjelaskan reaksi asam-basa yang tidak melibatkan proton. Akantetapi,teori ini
dianggap paling mudah di gunakan.
a. Asam monoprotik adalah asam yang melepaskan satu ion H+. Contoh :
HNO3, HBr, CH3COOH.
b. Asam poliporik adalah asam yang melepaskan lebih dari satu ion H+.
Contoh : H2S, H2SO4, H3PO4
a. Asam biner adalah asam yang mengandung unsur H dan unsur non logam
lainnya (hibrida nonlogam). Contoh :HCl,HBr,HF.
5
b. Asam oksi adalah asam yang mengandung unsur H,O dan unsur lainnya.
Contoh : HNO3, H2SO4, HClO2.
c. Asam organik adalah asam yang tergolong senyawa organik. Contoh :
CH3COOH,HCOOH.
2. Asam Lemah
Asam lemah merupakan asam yang hanya sebagian kecil dapat terionisasi.
Oleh karena hanya sedikit yang terionisa berarti dalam larutan asam lemah terjadi
kesetimbangan ion yang menghasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang
terlarut dalam air.
2.Basa Lemah
Apabila basa kuat akan terdisosiasi langsung menjadi kation dan anion
hidroksida (OH-), sementara basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk
kation dengan mengambil proton pada molekul air (OH- dihasilkan dari molekul
air yang kehilangan proton atau H+).
6
indikator asam-basa dapat digunakan untuk membedakan larutan asam dan larutan
basa. Contohnya adalah kertas lakmus.
Lakmus berwarna merah pada larutan asam dan berwarna biru pada larutan
basa. Di dalam laboratorium, indikator yang sering digunakan selain kertas
lakmus adalah fenoltalein, metil merah, dan metil jingga.
Ganti suku kata “hal” pada kedua metode tata nama di atas dengan nama
halogennya (klor untuk Cl, brom untuk Br, iod untuk I). Fluor F tidak
memembentuk asam oksihalogen karena paling elektronegatif dengan kata lain
hanya mempunyai satu bilangan oksidasi yaitu -1.
7
HI : Asam Iodida
HCN : Asam Sianida
H2S : Asam Sulfida
2. Senyawa asam yang mengandung oksigen
HNO3 : Asam Nitrat (anion berupa ion nitrat NO3-)
H2CO3 : Asam Karbonat (anion berupa ion karbonat CO32-)
H2SO4 : Asam Sulfat (anion berupa ion sufat SO42-)
H2CrO4 : Asam Kromat (anion berupa ion kromat CrO42-)
H3PO4 : Asam Fosfat (anion berupa ion fosfat PO43-)
3. Senyawa asam oksihalogen
Asam dengan biloks +1 :
8
Fe(OH)3 : Besi(III) Hidroksida (ion logam besi Fe3+)
Contoh:
Reaksi molekuler :
N2O5(g) + Ca(OH)2(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l)
N2O5(g) + Ca2+(aq) + 2 OH-(aq) → Ca2+(aq) + 2 NO3-(aq) + H2O(l)
Reaksi ion :
N2O5(g) + 2 OH-(aq) → 2 NO3-(aq) + H2O(l)
Gas N2O5 pembentuk asam nitrat (HNO3)
N2O5(g) + H2O(l) → 2 HNO3(aq)
3) Reaksi antara gas P2O5 dengan larutan NaOH.
Reaksi molekuler :
P2O5(g) + 6 (NaOH(aq) → 2 Na3PO4(aq) + H2O(l)
P2O5(g) + 6 Na+(aq) + 6 OH-(aq) → 6 Na+(aq) + 2 PO43-(aq) + 3 H2O(l)
Reaksi ion :
P2O5(g) + 6 OH-(aq) → 2 PO43-(aq) + 3 H2O(l)
Gas P2O5 pembentuk asam fosfat (H3PO4).
9
P2O5(g) + 3 H2O(l) → 2 H3PO4(aq)
10
Contoh reaksi antara logam dan nonlogam yang lain adalah reaksi antara
natrium dengan gas klorin, terjadi raksi yang hebat membentuk natrium klorida
(NaCl).
2 Na(s) + Cl2(g) → 2 NaCl(s)
11
2.8.7
Reaksi yang menghasilkan Gas
Reaksi yang menghasilkan gas biasanya reaksi yang menghasilkan
senyawa tidak stabil dan mudah terurai menjadi senyawaan gas. Misalnya,
H2CO3 terurai menjadi H2O + CO2(g) dan NH4OH terurai menjadi NH3(g) + H2O.
Pada saat larutan natrium hidrogen karbonat (NaHCO3) dicampur dengan larutan
HCl, timbul gas karbon dioksida.
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Prinsip reaksi yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) ini dalam
kehidupan sehari – hari digunakan dalam pembuatan roti agar roti mengembang.
NaHCO3 disebut sebagai soda kuekarena digunakan dalam pembuatan kue.
Garam NaHCO3 juga dapat digunakan untuk pemadam kebakaran. Gas
karbon dioksida digunakan sebagai pemadam api karena massa jenis CO2 lebih
besar daripada massa jenis udara. Pada saat gas CO2disemprotkan ke dalam bahan
yang terbakar, api padam karena di sekitar bahan yang terbakar diselimuti
CO2 sehingga oksigen tidak dapat menyentuh zat yang dibakar. Gas karbon
dioksida juga sering dimasukkan ke dalam minuman (soft drink) agar lebih segar.
Berikut beberapa contoh reaksi lain yang menghasilkan gas :
1. Reaksi antara larutan natrium karbonat (Na2CO3) dengan larutan asam klorida
(HCl)
Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq)2 → NaCl(aq) + H2CO3(aq)
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)
Reaksi molekuler :
Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Reaksi ion :
CO32-(aq) + 2 H+(q) → H2O(l) + CO2(g)
2. Reaksi antara larutan natrium sulfida (Na2S) dengan larutan asam klorida (HCl)
Reaksi molekuler :
Na2S(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2S(g)
Reaksi ion :
S2-(aq) + 2H+(aq) → H2S(g)
12
ion H+ dan ion OH- menurut reaksi kesetimbangan : H2O (i) ⇔ H+ (aq) +
OH- (aq) ............................... (1)
[H+][OH−]
Kc : [𝐻2𝑂]
2.9.2 Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb)
............................. (5)
dengan:
13
Ka= tetapan ionisasi asam
M = konsentrasi asam ( satuannya M atau mol/liter )
Makin kuat asam, maka semakin banyak ion yang terbentuk,
sehingga harga Ka semakin besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan
ukuran kekuatan asam. Seperti halnya asam lemah, ionisasi basa lemah
valensi satu dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: LOH (aq) ⇔
L+ (aq) + OH- (aq) ............................. (6)
Kb = [L+ ][OH- ]/ [LOH] ............................. (7)
Pada reaksi ionisasi basa lemah valensi satu, [L+ ] = [OH- ].
Apabila konsentrasi awal [LOH] adalah sebesar M, maka :
…………………. (8)
dengan:
dengan:
Kb= tetapan ionisasi basa
M = konsentrasi basa ( satuannya M atau mol/liter )
14
Konsentrasi H+ dalam larutan adalah sangat kecil. Contohnya, konsentrasi
H+ dalam air adalah 1 x 10-7 M. Untuk menghindari penggunaan bilangan yang
kecil, maka kosentrasi H+ dinyatakan dengan:
Contoh:
Jika konsentrasi ion H+ = 0,1 M, maka nilai pH = - log 0,1 = - log 10-1 =
1
Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka nilai pH = - log 0,01 = - log 10-2
=2
Makin besar konsentrasi ion H+ , makin kecil nilai pH. Larutan dengan pH
= 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2 .
15
16
17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah dijabarkan dapat diketahui bahwa senyawa asam adalah
senyawa yang bersifat korosif dan memiliki rasa asam sementera basa adalah
senyawa yang memiliki sifat pahit serta kaustik. Ada 3 teori yang paling sering
digunakan tentang asam basa ini yaitu teori dari arhenius, bronstead lowry dan
lewis.
Asam dan Basa juga dapat digolongkan menjadi asam lemah,asam kuat untuk
senyawa asam sementara senyawa basa terdiri dari basa kuat dan basa lemah.
Senyawa dikatakan asam kuat apabila direaksikan senyawa ini akan terionisasi
sempurna menjadi H+, sementara senyawa asam lemah karena hanya terionisasi
sebagian apabila direaksikan. Begitu juga senyawa basa kuat yang terionisasi
sempurna menjadi OH-,sementara basa lemah terionisasi sebagian.
Senyawa asam bersifat memerahkan lakmus biru ,sementara senyawa basa
memiliki sifat membirukan lakmus merah.
Apabila dilihat dari segi derajat keasaman,maka asam memiliki derajat
keasaman di bawah 7 sementara basa memiliki derajat keasaman 7 atau lebih dari
7. Apabila asam lemah akan memiliki ketetapan keseimbangan atau biasa disebut
dengan ka sementara pada basa lemaha tetapan keseimbangannya disebut dengan
kb. Dimana tetapan ini berguna dalam mengetahui derajat keasaman.
Senyawa asam dan basa juga memiliki banyak reaksi tiap masing-masingnya.
3.2 Saran
Untuk lebih memahami materi yang dibahas di dalam makalah ini diperlukan
sumber yang berasal dari berbagai literatur. Oleh karena itu, agar ilmu tentang
materi ini dapat semakin bertambah diharapkan agar pembaca dapat lebih banyak
membaca sumber-sumber yang berkaitan.
18
DAFTAR PUSTAKA
A., Andian Ari. 2008. “Bahan Ajar Kimia Dasar”. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Asam-Basa. Pada Rabu,10 Mei 2018.“ Asam Basa”. https://www. Acad
emia.edu/9462466/makalah_tentang_asam_dan_basa. Pada Rabu,10 Mei
2018.
“Reaksi Antara Oksida Asam dan Basa”. Diambil dari
http://diasdiari.blogspot.co.id/2014/03/reaksi-antara-oksida-asam-dan-
basa.html pada tanggal 9 Mei 2018.
Safrizal, Rino. 2011. “ Tata Nama Senyawa Asam dan Basa”. Diambil dari
http://www.jejaringkimia.web.id/2011/10/tata-nama-senyawa-asam-dan-
basa.html pada tanggal 9 Mei 2018.
Utomo,M. Pranjoto. “Teori Asam Basa” . http:// staffnew .uny .ac.id /upload
/132206549 /pengabdian/05_teori_asam_basa.pdf. Pada Rabu, 10 Mei
2018.
19
LAMPIRAN
1. Bagaimana cara mengenali suatu larutan yang bersifat asam atau basa?
Jawab:
Dengan menggunakan suatu alat yang dapat membedakan yang mana
asam dan yang mana basa yang sering disebut indikator
2. Tuliskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted-Lowry dan
tuliskan contohnya!
Jawab:
Menurut Bronsted Lowry asam adalah pemberi/donor atom H+,
sedangkan basa merupakan penerima/akseptor H+.
Contoh :
NH3 + BF3 → NH3BF3
3. Hitunglah konsentrasi ion H+ pada H2SO4 0,1 M
Jawab:
H2SO4 merupakan asam kuat, maka: [H+] = 2 × 0,1 M = 0,2 M
4. Jelaskan sifat asam dan basa dan tentukan pula pasangan asam-basa
konjugasi dari larutan tersebut
a.CH3COOH
b.NaOH
Jawab:
a.CH3COOH = bersifat asam. Basa konjugasinya adalah CH3COO–
b.NaOH = bersifat basa. Asam konjugasinya adalah Na+
5. Jelaskan bagaimana larutan H2PO4– dalam air dapat bersifat asam dan
dapat pula bersifat basa
Jawab:
20