Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KIMIA FISIKA

IKATAN KIMIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Lisa andriani (170140136)
Oktaviani (170140127)
Deswita putri (170140124)
Annisa masturah (170140152)

DOSEN PEMBIMBING
Zulnazri, S.Si.,MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
BUKIT INDAH
2018
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan karunia dan hidayahnya
sehingga kami masih diberikan kesadaran dan kemauan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kimia fisika dengan judul “Ikatan Kimia” sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan. Laporan ini kami susun berdasarkan berbagai referensi yang kami ambil serta ilmu
yang kami peroleh selama pembelajaran yang kami ikuti.
Makalah kimia fisika yang telah kami susun ini di buat dalam rangka memenuhi tugas
dari dosen pembimbing dan merupakan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk
menyelesaikan materi presentasi. Dengan selesainya penyusunan makalah ini kami
mengucapan terima kasih kepada dosen pembimbing maupun kepada kawan kawan kelompok
satu yang senantiasa bekerja sama dalam membantu penyusunan makalah ini. Semoga dengan
selesainya makalah ini, kami dapat mempresentasikan hasil kerja kami dengan maksimal.
Kami sangat menyadari keterbatasan dan kelemahan juga masih banyaknya
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mohon maaf jika adanya
kekeliruan dalam penyampaian materi ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pembimbing maupun dari kawan kawan sekalian, agar kami dapat menyusun
makalah yeng lebih baik lagi kedepannya.

Bukit indah, 17 April 2018

penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i


Daftar Isi............................................................................................................................. ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3.Tujuan .................................................................................................................. 2
1.4.Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1.Pengertian Senyawa Kimia ................................................................................. 3
2.2.Ikatan Kimia ........................................................................................................ 9
2.3. Jenis-Jenis Ikatan Kimia ..................................................................................... 11
2.3.1.Ikatan Ion .......................................................................................................... 11
2.3.2.Ikatan Kovalen .................................................................................................. 12
2.4.Grafik Atau Gambar ............................................................................................ 16
BAB 3 Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
3.1. Baterai Karbon-Seng ........................................................................................... 17
3.2. Baterai Alkali ...................................................................................................... 18
3.3. Aki ....................................................................................................................... 19
3.4. Pengolahan Limbah ( Lumpur Aktif )................................................................. 20
BAB 4 Penutup
4.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 21
4.2. Saran .................................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Reaksi redoks dan senyawa kimia memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari,
baik yang merugikan maupun menguntungkan dan tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan
kita. Reaksi redoks yang menguntungkan misalnya saja reaksi yang berlangsung dalam proses
respirasi pada tumbuhan. Dalam proses ini, karbohidrat dioksidasi menjadi karbondioksida
dan uap air dengan melepas energi, adapun contoh redoks yang merugikan, yaitu korosi
besi(besi berkarat ). Korosi ini sangat merugikan karena merusak banyak bangunan dan
benda-benda yang terbuat dari besi.
Reaksi redoks memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri. Misalnya prinsip reaksi
redoks mendasari pembuatan baterai dan aki, ekstrasi dan pemisahan logam dengan logam
lain, seperti emas, perak, dan kromium. Selain itu, reaksi redoks juga digunakan untuk
membuat senyawa kimia, seperti natrium hidroksida yang merupakan bahan baku dalam
banyak kegiatan industri.
Setiap hal didunia merupakan senyawa kimia tidak heran kita bisa melepaskan senyawa
kimia dalam kehidupan kita. Contohnya, dihidrogen monoksida (air, H2O) adalah sebuah
senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen. Umumnya, rasio
tetap ini harus tetap karena sifat fisikanya, bukan rasio yang dipilih manusia. Oleh karena itu,
material seperti kuningan, superkonduktor YBCO, semikonduktor "aluminium galium
arsenida", atau cokelat dianggap sebagai campuran atau aloy, bukan senyawa.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud reduksi dan oksidasi ?
b. Bagaimana proses berlangsungnya reaksi redoks ?
c. Bagaimana menjelaskan proses berlangsungnya reaksi redoks ?
d. Apakah yang dimaksud dengan Senyawa Kimia ?
e. Apa hubungan reaksi redoks dengan senyawa kimia ?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari reduksi dan oksidasi.
b. Untuk mengetahui proses oksidasi pada kehidupan sehari-hari.
c. Untuk mengetahui pengertian reaksi redoks.
d. Untuk mengetahui hubungan reaksi redoks dengan senyawa kimia.
e. Untuk mengetahui pengertian dari senyawa kimia.

1.4. Manfaat
a. Dapat mengartikan proses reduksi dan oksidasi.
b. Dapat mengartikan senyawa kimia.
c. Dapat mengetahui cara menjawab soal tentang Redoks .
d. Dapat mengetahui hubungan reaksi redoks dan senyawa kimia.
e. Dapat menjelaskan proses berlangsungnya reaksi redoks.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1. Pengertian Senyawa Kimia

Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur yang
dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi kimia tersebut.
Contohnya, dihidrogen monoksida (air, H2O) adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua
atom hidrogen untuk setiap atom oksigen.

Ciri-ciri yang membedakan senyawa adalah adanya rumus kimia. Rumus kimia
memberikan perbandingan atom dalam zat, dan jumlah atom dalam molekul tunggalnya (oleh
karena itu rumus kimia etena adalah C2H4 dan bukan CH2. Rumus kimia tidak menyebutkan
apakah senyawa tersebut terdiri atas molekul; contohnya, natrium klorida (garam dapur, NaCl
adalah senyawa ionik. Senyawa dapat wujud dalam beberapa fase. Kebanyakan senyawa
dapat berupa zat padat. Senyawa molekuler dapat juga berupa cairan atau gas. Semua
senyawa akan terurai menjadi senyawa yang lebih kecil atau atom individual bila dipanaskan
sampai suhu tertentu (yang disebut suhu penguraian). Setiap senyawa kimia yang telah
dijelaskan dalam literatur memiliki nomor pengenal yang unik, yaitu nomor CAS.

a.Rumus Kimia
Sebelum memulai pembahasan singkat ini, perlu kita ketahui bahwa senyawa
mengandung atom-atom dari dua atau lebih unsur yang terikat secara kimia untuk membentuk
zat baru yang berbeda. Unsur-unsur pembentuk senyawa dengan perbandingan yang sama
inilah yang disebut sebagai rumus kimia, Artinya rumus kimia ini adalah cara untuk
menunjukkan perbandingan unsur-unsur di dalam senyawa.Sebagai contoh, rumus kimia
untuk air adalah H2O karena setiap dua atom hidrogen terikat dengan satu atom oksigen. Jadi
intinya:
Rumus kimia adalah salah satu cara untuk mendeskripsikan susunan usnsur yang
membentuk senyawa.
Senyawa

b.Kelompok Senyawa
Membedakan dan memisahkan senyawa-senyawa kimia berdasarkan ciri-ciri atau
persamaan tertentu, sehingga terbagi menjadi beberapa kelompok yang lebih mudah untuk di
bedakan. Tentunya ini sudah dilakukan oleh para ahli, bahkan sebelum kita berhasil
menemukan jawabannya, dan pengelompokkan senyawa yang telah disusun adalah
pengelompokkan berdasarkan sifat kimianya, yaitu kelompok asam dan basa, ada juga yang
berdaasarkan atom-atom yang dikandungnya.

c.Sifat-sifat Senyawa
Layaknya manusia setiap individu senyawa yang dikelompokkan berdasarkan uraian di
atas juga mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal,
namun tidak jarang sifat ini juga membawa bahaya bagi kita(manusia).Senyawa mempunyai
dua sifat utama:
1.Tidak dapat dipisahkan secara fisika.
2.Mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari unsur pembentuknya.
Secara garis besar rumus kimia senyawa terbagi menjadi beberapa bagian umum, berikut
ulasannya:
1. Senyawa Ionik
Rumus Kimia Senyawa Ionik terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif).
Banyak senyawa ionik merupakan senyawa biner, yaitu senyawa yang terbentuk dari hanya
dua unsur. Untuk senyawa ionik biner, penamaan dimulai dari kation logam kemudian diikuti
anion nonlogam dan diberi akhiran "-ida". Untuk kation yang memiliki lebih dari 1 jenis
muatan (bilangan oksidasi), diberi keterangan angka romawi di tengahnya sesuai besarnya
muatan.

2. Senyawa molekular

Banyak senyawa molekular merupakan senyawa biner. senyawa molekular tersusun atas
unsur-unsur non-logam. Penamaan dimulai dari unsur no-logam pertama diikuti nama unsur
non-logam yang diberi akhiran -ida. Jika dua unsur non-logam dapat membentuk lebih dari
dua jenis senyawa maka digunakan awalan Yunani, suatu awalan yang sesuai dengan indeks
dalam rumus kimianya.
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Pengecualian untuk senyawa molekular yang mengandung hidrogen, tidak menggunakan
awalan Yunani. di mana senyawa disebut dengan nama umum yang tidak sistematis.
Misalnya:

B2H6 (Diboran)
CH4 (Metana)
SiH4 (Silan)
NH3 (Amonia)
PH3 (Fosfin)
H2O (Air)
H2S (Hidrogen sulfide)

3. Senyawa Ion Poliatomik


Penamaan dimulai dari ion positif (kation) dilanjutkan dengan ion negatif (anion).
Untuk ion logam yang memiliki lebih dari satu jenis muatan diberi keterangan angka romawi
ditengahnya sesuai besar muatan.
Contoh:
NH4Cl (amonium klorida)
NaNO3 (natrium nitrat)
MgSO4 (magnesium sulfat)
KCN (kalium sianida)
Zn(OH)2 (seng(II) hidroksida (pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2))
FeC2O4 (besi(II) oksalat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2))
Fe2(SO4)3 (besi(III) sulfat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)
4. Asam dan Basa

Penamaan dan Rumus Kimia Senyawa Asam

Untuk asam biner (terdiri dari dua jenis unsur), penamaan dimulai dari kata "asam" diikuti
nama sisa asamnya. Untuk asam yang terdiri dari tiga jenis unsur, penamaan dimulai dari kata
"asam" diikuti nama sisa asamnya, yaitu anion poliatom.

Penamaan dan Rumus Kimia Senyawa Basa


Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH–. Larutan basa bersifat
kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Pada umumnya basa adalah
senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH–.Senyawa basa dibentuk oleh ion
logam sebagai kation dan ion OH– atau ion hidroksida sebagai anion. Penamaan senyawa basa
yaitu dengan menuliskan nama logam (kation) di depan kata hidroksida.
Contoh
NaOH (Natrium hidroksida)
Ba(OH)2 (Barium hidroksida)
KOH (Kalium hidroksida)
2.1.2. Pengertian Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi
yang di dalamnya terdapat serah terima elektron antar zat. Untuk reaksi yang cukup
kompleks, ada dua metode yang dapat digunakan untuk meyetarakannnya, yaitu:
1. Metode bilangan oksidasi, yang digunakan untuk reaksi yang berlangsung tanpa atau dalam
air, dan memiliki persamaan reaksi lengkap (bukan ionik).
2. Metode setengah reaksi (metode ion elektron), yang digunakan untuk reaksi yang
berlangsung dalam air dan memiliki persamaan ionik.
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan
berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal
ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang
menghasilkan karbondioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4),
ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia
melalui rentetantransfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu
reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
1. Oksidasi menjelaskan ;
a. pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
b. reaksi pengikatan oksigen dan
c. reaksi yang mengalami kenaikan bilangan biloks
2. Reduksi menjelaskan ;
a. penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
b. reaksi pelepasan oksigen dan
c. reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks.

Pada reaksi Redoks terjadi transfer elektron dari fase satu ke yang lain dan elektron
tersebut tidak hilang maupun diciptakan selama proses redoks. Oksidasi dan reduksi selalu
terjadi bersama tidak ada suatu zat yang teroksidasi tanpa adanya zat lain yang mengalami
reduksi. Zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi disebut oksidator, dan zat yang
menyebabkan zat lain mengalami reduksi disebut reduktor. Oksidator akan mengalami reaksi
reduksi sedangkan reduktor mengalami oksidasi.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain
dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator
melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia
"menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah
senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi
(sepertiH2O2, MnO4−, CrO3, Cr2O72−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang
sangat elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan
mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain
dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor
melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia
"mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa
yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al
dapat digunakan sebagai reduktor.
Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus
lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini
digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-
senyawakarbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas
hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya
digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.
Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer
elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan
teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi.

2.1.3.Metode Mereaksikan Persamaan Redoks

a. Metode bilangan oksidasi


Prinsip dasar metode ini adalah jumlah kenaikan bilangan oksidasi dari reduktor (zat yang
teroksidasi) sama dengan jumlah penurunan bilangan reduksi dari oksidator (zat yang
tereduksi). Untuk menyetarakan persamaan redoks dengan metode ini, harus ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi.
2. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri
dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
3. Tentukan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi.
4. Setarakan jumlah perubahan jumlah bertambah dan berkurangnya bilangan oksidasi
tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai.
5. Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation, anion, hidrogen, dan terakhir
oksigen (KAHO).
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut:
Setarakan reaksi berikut dengan metode bilangan oksidasi:
MnO(s) + PbO2 (s) + HNO3 (aq)→ HMnO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq)+ H2O(l)
Jawab:
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi.
+2 -2 +4 -2 +1 +5 -2 +1 +7 -2 +2 +5 -2 +1 -2
MnO(s) + PbO2 (s) + HNO3 (aq)→ HMnO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq)+ H2O(l)
oksidasi reduksi

Langkah 2,
 setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri
dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
 Terdapat 1 atom Mn di ruas kanan dan kiri, sehingga tidak perlu disetarakan
 Terdapat 1 atom Pb di ruas kanan dan kiri, sehingga tidak perlu disetarakan

Langkah 3, tentukan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi.


Oksidasi: +2 +7
MnO → HMnO4
jumlah kenaikan b.o = (jumlah atom Mn) x (kenaikan b.o per atom Mn)
= (1) x (5) = 5
Reduksi: +4 +2
PbO2 → Pb(NO3)2
Jumlah penurunan b.o = (jumlah atom Pb) x (penurunan b.o per atom Pb)
= (1) x (2) = 2

Langkah 4, setarakan jumlah perubahan jumlah bertambah dan berkurangnya bilangan


oksidasi tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai.
Untuk menyamakan perubahan bilangan oksidasi, maka dilakukan perkalian silang berikut:
Oksidasi: MnO → HMnO4 (x 2) diperoleh 2MnO → 2HMnO4
Reduksi: PbO2 → Pb(NO3)2 (x 5) 5PbO2 → 5Pb(NO3)2
Persamaan reaksi menjadi:
2MnO + 5PbO2 + HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + H2O

Langkah 5, setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation, anion, hidrogen, dan
terakhir oksigen (KAHO).
Kation, tidak ada
Anion NO3-, jumlah anion NO3- di ruas kiri = 1 dan di ruas kanan = 10. jadi setarakan NO3-
dengan mengubah koefisien HNO3 ruas kiri dari 1 menjadi 10.
2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + H2O
Hidrogen. Jumlah atom hidrogen di ruas kiri 10 dan di ruas kanan 4. jadi, setarakan H dengan
mengubah H2O di ruas kanan dari 4 menjadi 10.
2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + 4H2O
Oksigen. Jumlah atom oksigen di ruas kanan = 42 dan di ruas kiri =42. jadi sudah setara.
Jadi, persamaan yang diperoleh adalah
2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + 4H2O

b. Metode setengah reaksi atau metode ion electron


Prinsip dasar metode setengah reaksi adalah pemisahan reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi dalam reaksi redoks. Masing-masing reaksi tersebut dinamakan setengah reaksi
oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Kedua reaksi ini kemudian disetarakan secara terpisah,
sebelum digabungkan kembali untuk memperoleh persamaan reaksi redoks yang sudah setara
secara keseluruhan.

a. Reaksi redoks untuk larutan asam


Penyetaraan reaksi redoks untuk kondisi asam dilakukan dengan penambahan ion H+. Untuk
menyetarakan persamaan redoks pada suasana asam, harus ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi.
2. Tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
3. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri
dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
4. Setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
5.Setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom H
6. Setarakan muatan dengan menambahakan elektron (e-) ke ruas yang meuatannya lebih
positif
7. Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut:


Setarakan reaksi berikut dengan metode setengah reaksi:
Cu(s) + NO3-(aq) + H+(aq) → Cu2+(aq) + NO2 (g) + H2O (l)
Jawab:

Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi.
0 +5 -2 +1 +2 +4 -2 +1 -2
Cu(s) + NO3-(aq) + H+(aq) → Cu2+(aq) + NO2 (g) + H2O (l)
oksidasi
reduksi

Langkah 2, tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.


Reduksi: NO3- → NO2
Oksidasi: Cu → Cu2+

Langkah 3, setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas
kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
Karena jumlah atom N dan Cu sudah setara, tidak ada yang perlu dilakukan
Reduksi: NO3- → NO2
Oksidasi: Cu → Cu2+

Langkah 4, setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
Reduksi: NO3- → NO2 + H2O
Oksidasi: Cu → Cu2+

Langkah 5, setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom
H
Reduksi: 2H+ + NO3- → NO2 +H2O
Oksidasi: Cu → Cu2+

Langkah 6, setarakan muatan dengan menambahkan elektron (e-) ke ruas yang muatannya
lebih positif.
• Pada reaksi reduksi, muatan ruas kiri = 1 x (muatan NO3-) = 1x (3-) =3-
Muatan ruas kanan = 2 x (muatan H+) = 2 x (1+) = 2+
Jadi, muatan ruas kiri (3-) dan ruas kanan (2+) dapat disetarakan dengan penambahan 1 e- di
ruas kanan.
• Pada reaksi oksidasi, muatan ruas kiri = 0
Muatan ruas kanan = (muatan Cu2+) = 2-
Jadi, muatan ruas kiri (0) dan ruas kanan (2-) dapat disetarakan dengan penambahan 2 e- di
ruas kiri.
Reduksi: H2O + NO3- → NO2 +2H+ + e-
Oksidasi: 2e- + Cu → Cu2+

Langkah 7, Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi dengan perkalian
silang atau jika jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi adalah kelipatan, maka
gunakan faktor terkecil. Lalu, jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut.
Reduksi: H2O + NO3- → NO2 +2H+ + e- (x2) 2H2O + 2NO3- → 2NO2 + 4H+ +2e-
Oksidasi: 2e- + Cu → Cu2+ (x1) 2e- + Cu → Cu2+ + Redoks: 2H2O + 2NO3- + Cu → 2NO2
+ 4H+ + Cu2+
Jadi, persamaan yang diperoleh adalah
2H2O + 2NO3- + Cu → 2NO2 + 4H+ + Cu2+
b. Reaksi redoks untuk larutan basa atau netral
Penyetaraan reaksi redok untuk larutan basa atau meta sama dengan larutan asam. Langkah 1-
7 untuk larutan asam masih berlaku. Kita hanya perlu menambahkan langkah ke 8 dan 9,yaitu
penambahan OH- dan perolehan total reaksi redoks. Untuk menyetarakan persamaan redoks
pada suasanabasa, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi.
2. Tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
3. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri
dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
4. Setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
5. Setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan
atom H
6. Setarakan muatan dengan menambahakan elektron (e-) ke ruas yang
meuatannya lebih positif
7. Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi
8. Menambahkan OH- di ruas kiri dan kanan. Jumlah OH- harus sama dengan
jumlah H+ yang ada. OH- dan H+ membentuk H2O.
9. Periksa apakah ada spesi yang sama di ruas kiri dan kanan. Jika ada,kurangi
jumlah spesi yang lebih besar dengan yang lebih kecil.

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut:


Setarakan reaksi berikut dengan metode setengah reaksi:
Au (s) + CN-(aq) +O2(g)→ Au(CN)4- (aq) +OH- (aq)
Jawab:

Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi.
0 +4-3 0 +2 +4-3 -2 +1
Au (s) + CN- (aq) +O2(g)→ Au(CN)4- (aq) + OH- (aq)
reduksi oksidasi

Langkah 2, tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.


Reduksi: Au → Au2+
Oksidasi: O2→ OH-

Langkah 3, setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas
kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
Reduksi: Au → Au2+
Oksidasi: O2→ OH- (tidak ada)

Langkah 4, setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
Reduksi: Au → Au2+
Oksidasi: O2→ OH- + H2O

Langkah 5, setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom
H
Reduksi: Au → Au2+
Oksidasi: 3H++O2→ OH- + H2O

Langkah 6, setarakan muatan dengan menambahkan elektron (e-) ke ruas yang muatannya
lebih positif.
• Pada reaksi reduksi, muatan ruas kiri = 0
Muatan ruas kanan = 1 x (muatan Au2+) =1 x (2+) = 2+
Jadi, muatan ruas kiri (0) dan ruas kanan (2+) dapat disetarakan dengan penambahan 2 e- di
ruas kanan.
• Pada reaksi oksidasi, muatan ruas kiri = 3 x (muatan H+) =3 x (1+) = 3+
Muatan ruas kanan = 1x (muatan OH-) = 1x (1-) = 1-
Jadi, muatan ruas kiri (3+) dan ruas kanan (1-) dapat disetarakan dengan penambahan 4 e- di
ruas kiri.
Reduksi: Au → Au2+ + 2e-
Oksidasi: 4e- +3H++O2→ OH- + H2O

Langkah 7, Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi dengan perkalian
silang atau jika jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi adalah kelipatan, maka
gunakan faktor terkecil. Lalu, jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut.
Reduksi: Au → Au2+ + 2e- (x2) 2Au → 2Au2+ + 4e-
Oksidasi: 4e- + 3H+ +O2→ OH- + H2O (x1) 4e- + 3H+ +O2→ OH- + H2O +
Reaksi redoks:2Au +3H+ +O2→ 2Au2+ +OH-+H2O

Langkah 8, Menambahkan OH- di ruas kiri dan kanan. Jumlah OH- harus sama dengan
jumlah H+ yang ada. OH- dan H+ membentuk H2O.
Reaksi redoks: 3OH- + 2Au + 3H+ + O2→ 2Au2+ + OH-+ H2O + 3OH-
Reaksi redoks: 3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH-
Langkah 9, Periksa apakah ada spesi yang sama di ruas kiri dan kanan. Jika ada,kurangi
jumlah spesi yang lebih besar dengan yang lebih kecil.
Reaksi redoks: 3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH- (tidak ada)

Jadi, persamaan yang diperoleh adalah


3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH-

2.2. Perhitungan dan Penyelesaian

Soal No.1
Diberikan persamaan reaksi redoks sebagai berikut!
2 HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + 2 H2O
Tentukan zat manakah yang merupakan:
a) oksidator
b) reduktor
Pembahasan
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi atau penurunan bilangan oksidasi.
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi atau kenaikan bilangan oksidasi.

Cek reaksi di soal:

Terlihat:
Br mengalami kenaikan bilangan oksidasi, dari −1 pada HBr menjadi 0 pada Br2.
S mengalami penurunan biloks dari +6 pada H2SO4 menjadi +4 pada SO2.

Sehingga:
a) oksidator adalah H2SO4 karena mengalami reduksi atau penurunan biloks.
b) reduktor adalah HBr karena mengalami oksidasi atau kenaikan biloks.

Catatan: Mengapa biloks Br dari −1 menjadi 0 dan S dari +6 menjadi +4?

Biloks Br pada HBr.

Aturan:
Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah nol.
Karena jumlah biloks pada HBr harus nol,
H disini biloksnya +1, agar totalnya 0, maka biloks Br adalah −1.

Biloks Br pada Br2

Aturan:
Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi 0.
Jadi biloks Br pada Br2 = 0.

Biloks S pada H2SO4.


H2SO4 terdiri dari ion H+ dan SO42−.
Lihat SO42−.

Aturan:
Jumlah biloks pada ion poliatom = muatannya
Sehingga jumlah bilangan oksidasi pada SO42− = −2
Biloks O disini adalah −2, sehingga biloks S nya:
(−2 × 4) + biloks S = −2
−8 + biloks S = −2
biloks S = +6

Biloks S pada SO2.


Total biloksnya adalah nol, dan biloks O di sini adalah −2. Jadi biloks S nya:
(−2 × 2) + biloks S = 0
−4 + biloks S = 0
biloks S = +4

Soal No. 2
Pada reaksi redoks,

MnO2 + 2H2SO4 + 2NaI → MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + I2

yang berperan sebagai oksidator adalah....


A. NaI
B. H2SO4
C. Mn2+
D. I−
E. MnO2

Pembahasan
Oksidator adalah yang mengalami reduksi atau penurunan biloks.
Cek biloks Mn pada MnO2 adalah +4, biloks Mn pada MnSO4 adalah + 2. Terjadi penurunan
biloks, sehingga MnO2 menjadi oksidator.
BAB III

APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

3.1.Baterai Karbon-Seng

Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya anda
menghubungkannya secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar sehingga
memungkinkan 22imbale22 mengalir melalui kedua sel. Baterai yang 22imbale22 murah ini
adalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat beberapa jenis, termasuk standard dan alkaline.
Jenis ini sering juga disebut sel kering karena tidak terdapat larutan elektrolit, yang
menggantikannya adalah pasta semi padat.
Pasta mangan(IV) oksida (MnO2) berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida (NH4Cl)
dan seng klorida (ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisan luar berfungsi
sebagai anoda.
Reaksi yang terjadi :
anoda : Zn  Zn2+ + 2 e-
katoda : 2MnO2 + H2O + 2e- Mn2O3 + 2OH-
Dengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi redoks utama yang
terjadi dalam sel kering karbon-seng.
Zn + 2MnO2 + H2O  Zn2+ + Mn2O3 + 2OH-
Baterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. Baterai ini bias digunakan untuk
menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player, mainan, jam dan sebagainya.

3.2.Baterai Alkali
Baterai alkali 22 imbal sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya sama
dengan baterai karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda. Perbedaannya
terletak pada jenis elektrolit yang digunakan. Elektrolit pada baterai alkali adalah KOH atau
NaOH. Reaksi yang terjadi adalah:
anoda: Zn + 2 OH-  ZnO + H2O + 2e
katoda: 2MnO2 + H2O + 2e-  Mn2O3 + 2OH-
Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada baterai
alkali lebih stabil 22imbale2222g baterai karbon-seng.

a. Baterai Nikel Kadmium


Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki, baterai
HP, dll. Anoda yang digunakan adalah 23imbale, katodanya adalah nikel dan elektrolitnya
adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Cd + 2 OH-  Cd(OH)2 + 2e
katoda : NiO(OH) + H2O  Ni(OH)2 + OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.

b. Baterai Perak Oksida

Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai arloji,
kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah seng, katodanya adalah
perak oksida dan elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Zn  Zn2+ + 2 e-
katoda : Ag2O + H2O + 2e  2Ag + 2 OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.

3.3.Aki

Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt 23imbale-asam
yang biasa dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkan seri.
Meskipun lebih besar daripada baterai karbon-seng dan 23imbale23 berat, baterai jenis ini
tahan lama, menghasilkan arus yang lebih besar, dan dapat diisi ulang. Ketika anda
menyalakan mesin, baterai ini yang menyediakan listrik untuk menyalakan mobil. Baterai ini
juga menyediakan 23imbal untuk kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh alternator mobil,
seperti menghidupkan radio atau menyalakan lampu jika mesin mati. Menghidupkan lampu
atau radio terlalu lama pada saat mesin mati akan menghabiskan baterai karena mesinlah yang
mengisi ulang baterai pada saat mobil berjalan.

Setiap sel galvani dalam baterai 23imbale-asam mempunyai dua elektroda-satu terbuat
dari lempeng 23imbale (IV) oksida (PbO2) dan yang lain logam 23imbale, seperti dalam
Gambar 6. Dalam tiap sel logam 23imbale dioksidasi sedangkan 23imbale(IV) oksida
direduksi. Logam 23imbale dioksidasi menjadi ion Pb2+ dan melepaskan dua 23imbale23 di
anoda. Pb dalam 23imbale (IV) oksida mendapatkan dua 23imbale23 dan membentuk ion
Pb2+ di katoda. Ion Pb2+ bercampur dengan ion SO42- dari asam sulfat membentuk 24imbale
(II) sulfat pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang terjadi ketika baterai 24imbale-asam
digunakan menghasilkan 24imbale sulfat pada kedua elektroda.
PbO2 + Pb + 2H2SO4  2PbSO4 + 2H2O
Reaksi yang terjadi selama penggunaan baterai 24imbale-asam bersifat spontan dan tidak
memerlukan input 24imbal. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai, tidak spontan karena
membutuhkan input listrik dari mobil. Arus masuk ke baterai dan menyediakan 24imbal bagi
reaksi di mana 24imbale sulfat dan air diubah menjadi 24imbale(IV) oksida, logam 24imbale
dan asam sulfat.
2PbSO4 + 2H2O  PbO2 + Pb + 2H2SO4
Asam sulfat bersifat korosif. Anda harus berhati-hati jika bekerja di sekitar baterai mobil,
dan buanglah secara benar jika sudah benar-benar habis. Baterai ini biasanya dapat digunakan
dan diisi ulang berkali-kali.

3.4.Pengolahan Limbah (Lumpur Aktif)

Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-
bahan anorganik maupun organik, sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.
Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara
mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi limbah
yang semakin banyak, berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk memperoleh teknik yang
tepat dan efisien sesuai kondisi lokal.
Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah
dikerjakan di Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling filter, lumpur aktif
(activated sludge), dan septic tank. Pada uraian ini akan kita pelajari salah satu saja, yaitu
teknik lumpur aktif.
Proses lumpur aktif merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah
cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk
menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif
mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah
cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam
tangki aerasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan
dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-bahan organik.
BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Dalam reaksi redoks terjadi adanya partikel (unsur, ion, atau senyawa) yang melepaskan
elektron dan partikel (unsur, ion, atau senyawa) lain menangkap elektron.
b. Proses penuaan terjadi karena adanya faktor dari luar dan dalam. Faktor dari luar
disebabkan oleh radikal bebas yang memiliki elektron ekstra, dan jika berikatan dengan
elektron yang ada pada tubuh dapat merusak molekul-molekul di dalam tubuh tubuh yang
menyebabkan penuaan dini.
c. Konsep Redoks dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah lingkungan dan
kehidupan sehari-hari. Salah satu penerapankonsep redoks adalah pengolahan air kotor atau
limbah dengan metode lumpur aktif. Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu
nampak kehadirannya di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik
yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme. Lumpur
aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri yang dapat menguraikan
limbah organik dengan cara mengalami biodegradasi.

2. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelasnya tentang materi diatas dengan sumber yang lebih
banyak. Dikehidupan sehari-hari kita harus pandai memanfaatkan reaksi redoks yang ada
disekitar kita dan kita harus bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka

Forum tentor.2011.Metode Cling Semua Rumus Kimia Gak Pake Mikir SMA Kelas X,XI &
XII.Yogyakarta : Pustaka Widyatama

Antasari Ina.2012. Metode Juara Kimia.Yogyakarta : EasyMedia

Bird, Tony .1987. Kimia fisika untuk universitas. Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai