Anda di halaman 1dari 16

ARTI PENTING KIMIA KOORDINASI DALAM KEHIDUPAN

SEHARI – HARI
(Kobalt)

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD QORRY


NIM : 150204009

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan penyertaan-Nya jugalah penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Penulis
menyadari bahwa makalahl ini sangat sederhana dan sungguh karena berkat limpahan
rahmat -Nya tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini demi memenuhi
tugas yang diberikan dosen.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang turut
membantu pembuatan makalah ini. Penyusunan makalah ini juga dapat terselesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja saya yang akan datang. Semoga saya
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi
semua pihak.

Pekanbaru, 28 November 2017

(Muhammad Qorry)

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Ligan ...................................................................................................... 1
1.3 Bilangan Koordinasi .............................................................................. 1
1.4 Nama Ligan ............................................................................................ 2
1.5 Urutan Ligan .......................................................................................... 2
1.6 Bagian Akhir Nama dan Bilangan Oksidasi .......................................... 2
1.7 Tempat ikatan ......................................................................................... 2
1.8 Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 3

Bab II Pembahasan ............................................................................................ 4


2.1 Sejarah .................................................................................................... 5
2.2 Sumber ................................................................................................... 5
2.3 Karakteristik Unsur Kobalt .................................................................... 5
2.4 Sifat – Sifat Logam Kobalt ................................................................... 6
2.4.1 Sifat Fisika Logam Kobalt ............................................................ 6
2.4.2 Sifat Kimia Logam Kobalt ............................................................ 6
2.5 Stabilitas Ion Kobalt .............................................................................. 6
2.6 Kesenyawaan Kobalt ............................................................................. 6
2.6.1 Oksida ........................................................................................... 6
2.6.2 Halida. ........................................................................................... 6
2.6.3 Sulfida. .......................................................................................... 7
2.6.4 Garam. ........................................................................................... 7
2.7 Kompleks-Kompleks Dari Kobalt(Ii) Dan Kobaltt (Ii).......................... 7
2.8 Cara Memproduksi Kobalt ..................................................................... 8
2.9 Manfaat Kobalt ..................................................................................... 8
2.10 Tingkat Bahaya Kobalt ........................................................................ 8
2.11 Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Kobalt ....................... 8-10

Bab III Penutup .................................................................................................. 11


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11
Daftar pustaka .................................................................................................... 12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Senyawa kompleks adalah senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat
dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada
ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan
ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi
Jadi semua senyawa kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa yang terjadi
karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi dengan satu atau lebih
ligan. Senyawa kompleks sangat berhubungan dengan asam dan basa lewis dimana
asam lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan bebas
sedangkan basa lewis adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang pasangan
elektron. Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks.
Atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan. Biasanya
berupa ion logam, terutama logam golongan transisi yang memiliki orbital d yang
kosong.
Contoh: Fe2+, Fe3+, Cu2+, Co3+, dll.

1.2. Ligan
Molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks. Interaksi antara
atom logam dengan ligan dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam basa Lewis.
Sebagaimana kita tahu bahwa basa Lewis adalah zat yang mampu memberikan satu atau
lebih pasangan elektron. Setiap ligan memiliki setidaknya satu pasang elektron valensi
bebas.
atom logam transisi (baik dalam keadaan netral maupun bermuatan positif)
bertindak sebagai asam Lewis. Dengan demikian, ikatan logam-ligan biasanya adalah
ikatan kovalen koordinat.

Jenis ligan:
1. Monodentat: menyumbang satu atom donor. Cth: H2O, NH3.
2. Bidentat: menyumbang dua atom donor. Cth: etilenadiamina(disingkat “en”)
3. Polidentat: menyumbang lebih dari dua atom donor. Cth: EDTA (heksadentat)

1.3. Bilangan Koordinasi


Adalah banyaknya atom atom donor di seputar atom logam pusat dalam ion
kompleks. Contoh: a.) [Ag(NH3)2]2+ : bilangan koordinasi Ag2+ adalah 2.
b.) [Cu(NH3)4]2+ : bilangan koordinasi Cu2+ adalah 4.
c.) [Fe(CN)6]3- : bilangan koordinasi Fe3+ adalah 6.

1
Bilangan koordinasi lazimnya adalah 4 dan 6, namun bilangan koordinasi 2 dan 5 juga
telah diketahui.
Bilangan koordinasi juga menentukan struktur bangun senyawa koordinasi.
Bilangan koordinasi 2: linear
Bilangan koordinasi 4: tetrahedral atau segiempat planar
Bilangan koordinasi 6: oktahedral

1.4. Nama Ligan


Ligan-ligan diberi nama sesuai molekulnya kecuali air dan amoniak, ligan
negatif berakhiran o, ligan positif (walaupun jarang ada) berakhiran –ium. Contoh:
NH2CH2CH2NH2: etilendiamin (en)
CO- : karbonil CH3COO- : asetato
Cl- : kloro NH2NH3+ : hidrazinium
H2O : akuo
NH3 : ammina

1.5. Urutan Ligan


Dalam kompleks, ligan dinamai terlebih dulu, sesuai urutan abjad, dan diakhiri
dengan nama ion logam.
Ligan dalam kompleks ditulis tidak terpisah.
Bila ada ligan dari jenis tertentu yang berjumlah lebih dari satu, kita beri awalan Yunani
di-, tri-, tetra, penta,dst.
Awalan diabaikan ketika memberi urutan abjad pada ligan. Contoh:
[Co(NH3)4Cl2]+ namanya adalah “tetraamminnadikloro”.
Ligan Cl- dalam abjad penamaan, dianggap berawalan “c”(chloro) namun penulisan
tetap “kloro”.
Jika ligan telah mengandung awalan Yunani, maka digunakan awalan bis(2),
tris(3), tetrakis(4) untuk menyatakan banyaknya ligan yang ada. Contoh: etilendiamina
telah mengandung di-, sehingga apabila terdapat dua ligan seperti ini, dinamakan
bis(etilenadiamina).

1.6. Bagian Akhir Nama dan Bilangan Oksidasi


Kompleks anion diberi nama berakhiran –at. Untuk kompleks kation dan netral,
nama logamnya tetap.
Bilangan oksidasi dari atom pusat dinyatakan dengan bilangan romawi di dalam kurung.
Contoh: K4[Fe(CN)6] : kalium heksasianoferrat(II)
[Fe(H2O)6SO4 : heksaakuobesi(II) sulfat.
[Co(en)2Cl2]2SO4 : diklorobis(etilendiammina)kobal(II) sulfat.

1.7. Tempat ikatan


Ada beberapa ligan yang dapat terikat pada dua tempat, ligan ini disebut ligan
ambidentat. Tempat ligan ini terikat dinyatakan dengan huruf besar. Contoh:

2
SCN : tiosianato atau tiosianato – S
NCS : isotiosianato atau tiosianato – N
NO2- : nitro
O – N – O : nitrito
(NH4)3[Cr(NCS)6] : amonium heksatiosianato-N-kromat(III) atau amonim
heksaisotiosianatokromat(III) Teori rantai blomstrand–Jorgensen Dalam tahun 1850 –
1870 timbul persoalan tentang struktur dari senyawa senyawa kompleks.pada saat itu
ahli ahli kimia organik mendapatkan bahwa atom karbon selalu mempunyai valensi
empat dan senyawa-senyawa organic yang mempunyai struktur rantai.
CH3(CH2)3Cl strukturnya CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – Cl
Atas dasar hal ini blomstrand (swedia,1865) mengajukan teori rantai untuk
struktur kompleks logam. Karena tiap – tiap unsur mempunyai valensi yang tetap, maka
blomstrand dan Jorgensen mengatakan bahwa dalam kompleks kobalt(lll) hanya ada 3
ikatan.

1.8. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah
Untuk lebih mendalami dan memahami lagi materi tentang kimia koordinasi dan
senyawa kompleks.
Memahami manfaat atau kegunaan senyawa kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
Mengetahui struktur-struktur dari senyawa kompleks yang dibahas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

APLIKASI SENYAWA KOMPLEKS


DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI

Aplikasi senyawa kompleks sangat beragam dan banyak sekali karena penelitian
tentang senyawa kompleks terus berkembang dan perkembangannya sangat pesat
sejalan dengan perkembangan IPTEK. Dalam makalah ini diuraikan hanya sebagian
kecil saja aplikasi senyawa kompleks tersebut.
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan
nomor atom 27. Kobalt merupakan unsur transisi yang terletak pada golongan 9 pada
periode keempat. Kobalt merupakan logam metalik yang berwarna sedikit
berkilauan dan keabu-abuan. .
Kobalt selalu terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa juga dengan arsen. Sumber
utama Kobalt adalah ‘ speisses “, yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari
Ni, Cu, Pb. Kobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam asam
mineral encer .
Unsur kimia Kobalt juga merupakan suatu unsure dengan sifat rapuh agak keras
dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia
Kobalt adalah batu bintang. Deposit bijih. Kobalt-60 ( 60Co) adalah suatu isotop yang
diproduksi menggunakan suatu sumber sinar ( radiasi energi tinggi). unsur kimia/Kobalt
mewarnai gelas/kaca serta memiliki suatu keindahan warna kebiruan.
Stabilitas dari ion Kobalt mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan oksidasi
tinggi menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat
oksidasi II relatip lebih tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret
unsur periode pertama, Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi
dari ion Kobalt adalah V dan sangat sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan
ion Kobalt (III) banyak dijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion
Kobalt (I) biasanya dengan ligan-ligan phi-aseptor. Kobalt tersedia di dalam banyak
formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. Salah satu
makanan yang kita konsumsi bersumber vitamin B12 yang merupakan suatu campuran
yang berisi unsur Kobalt, adalah marmite, tetapi unsure yang dikandung didalamnya
tergolong unsur lebih lemah dan lembut. Di Australia dikenal dengan Vegemite,
sedangkan di Amerika, Marmite dicampur dengan pindakas.
Banyak bijih berisi unsur kimia Kobalt, tetapi tidak memiliki arti penting untuk
ekonomi meliputi sulfid dan arsenides linnaeite, Co3S4, Kobalttit, Coass, dan smaltite,
Coas2. Digunakan untuk industri, secara normal diproduksi sebagai byproduct dari
produstion tembaga, nikel Bijih yang dibakar Secara normal membentuk suatu
campuran oksida metal. Perawatan dengan cuka sulphuric dapat meninggalkan tembaga

4
metalik sebagai residu dan dissolves. .

2.1. Sejarah
Ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735.

2.2. Sumber
Unsur Kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga
dengan arsenik. Mineral Kobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), Kobalttite
(CoAsS) dan Lemacite ( Co3S4 ). Sumber utama Kobalt disebut “Speisses” yang
merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb. Kobal terdapat dalam
mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak,
timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping
produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.
Bijih mineral kobal yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada.
Survei badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian
tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang relatif
dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya.

2.3. Karakteristik Unsur Kobalt


Karakteristik Keterangan
Lambang, nomor atom Co, 27
Massa Atom 58,933195 g.mol-1
Elektronegativitas 1,8
Densitas 8,9 g.cm-3 pada 20OC
Titik Leleh 1495OC
Titik Didih 2927OC
Radius Vanderwaals 0,125 nm
Radius Ion 0,078 nm (+2) ; 0,063 nm (+3)
Isotop 8
Elektron kulit terluar (Ar) 3d7 4s2
Energi Ionisasi pertama 757 kJ.mol-1
Energi Ionisasi kedua 1666,3 kJ.mol-1
Energi Ionisasi ketiga 3226 kJ.mol-1
Potensial standar -0,28 V (Co2+/Co) ;
+1,84 V (Co3+/ Co2+)

5
2.4. Sifat – Sifat Logam Kobalt
2.4.1. Sifat Fisika Logam Kobalt
• Logam berwarna abu – abu
• Sedikit magnetis
• Melebur pada suhu 14900˚C dan mendidih pada suhu 35200˚C
• Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1, 0, +1, +2, +3, +4 dan +5

2.4.2. Sifat Kimia Logam Kobalt


• Mudah larut dalam asam – asam mineral encer
• Kurang reaktif
• Dapat membentuk senyawa kompleks• Senyawanya umumnya berwarna
• Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah
• Senyawa – senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara
biru.
• Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks – kompleksnya stabil baik.
• Kompleks-kompleks Co(II)dapat dioksidasi menjadi kompleks – kompleks
Kobalt(III)
• Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
• Tahan korosi

2.5. Stabilitas Ion Kobalt


Stabilitas dari ion Kobalt mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan
oksidasi tinggi menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas
tingkat oksidasi II relatip lebih tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan
deret unsur periode pertama, Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi
tertinggi dari ion Kobalt adalah V dan sangat sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk
senyawaan ion Kobalt (III) banyak dijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan
untuk ion Kobalt (I) biasanya dengan ligan-ligan phi-aseptor.

2.6. Kesenyawaan Kobalt


2.6.1. Oksida
Kobalt (II) oksida merupakan senyawa berwarna hijau dibuat melalui pemanasan
logam, Kobalt karbonat, atau nitrat pada suhu 11000C. Kobalt(II)oksida mempunyai
struktur NaCl. Pada pemanasan 400 – 5000C dalam udara dihasilkan senyawa Co3O4.
beberapa oksida lain yang dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan oksoKobalttat (II)
merah Na10[Co4O9].

2.6.2. Halida.
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan
untuk CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2. Halida klor berwarna
biru terang. Reaksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada Kobalt halida pada
temperatur 300 – 4000C menghasilkan Kobalt(III) flourida yang merupakan senyawa

6
berwarna coklat gelap yang umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Kobalt(III)
flourida dapat direduksi oleh air.

2.6.3. Sulfida.
Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan
CoS berwarna hitam
.
2.6.4. Garam.
Bentuk garam Kobalt(II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat.
Semua garam hidrat Kobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang
merupakan ions terkoordinasi oktahedral. Penambahan ion hidroksida pada larutan
Co2+ menghasilkan Kobalt(II) hidroksida yang berwarna pink atau biru tergantung
kondisinya. Hanya yang berwarna pink yang merupakan bentuk paling stabil. Kobalt(II)
hidroksida bersifat amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida pekat membentuk larutan
berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk garam Kobalt(III) sangat
sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3.5H2O dan hidrat sulfat berwarna
biru Co2(SO4)3.18H2O dapat dipisahkan pada oksidasi elektrofilik dari Co2+ dalam
larutan 40% HF dan H2SO48M.

2.7. Kompleks-Kompleks Dari Kobalt(Ii) Dan Kobaltt (Ii)


Ion akuo (Co(H2O)6] merupakan kompleks Kobalt(II) paling sederhana. Struktur
dari komplek Kobalt(II) yang paling umum adalah oktahedral atau tetrahedral. Hanya
terdapat sedikit perbedaan kestabilan dari kedua jenis ligan yang sama, mungkin
berbeda dalam kesetimbangan.
Penambahan Cl- terlebih pada larutan pink ion akuo akan menghasilkan senyawaan
tetrahedral yang berwarna biru Tanpa adanya ligan lain, oksidasi dari ion Co(H2O)62+
sangat tidak disukai dan ion Co3+ dapat direduksi oleh air. Meskipun demikian oksidasi
elektrolitik atau oksidasi O3 dalam larutan asam dingin dengan Co(ClO4)2
menghasilkan ion akuo[Co(H2O)6]3+ yang berada dalam kesetimbangan dengan
[Co(OH)(H2O)5]2+. Dengan adanya ligan lain seperti NH3 dapat memperbaiki
stabilitas ion CoIII. Dengan adanya ion OH-, Kobalt(II) hidroksida mudah teroksidasi
oleh udara menjadi hidrat oksida berwarna hitam.
Ion Kobalt(III) memperlihatkan afinitas tertentu terhadap donor N seperti NH3, en,
EDTA, NCS dan sebagainya dapat membentuk senyawa kompleks yang beragam.
Semua kompleks Kobalt (III) yang dikenal berstruktur oktahedral. Kompleks
Kobalt(III) dapat dibuat melalui oksidasi Co2+ dengan adanya ligan, oksigen atau
hidrogen peroksida dan katalis karbon dengan reaksi sebagai berikut :
Kedua isomer cis dan trans dari [Coen2Cl2]+ bila dipanaskan dalam air akan
mengalami reaksi akuasi.Senyawa [Coen2Cl2]+ bila direaksikan dengan ligan lain akan
terjadi pertukaran ligan.

7
2.8. Cara Memproduksi Kobalt .
Unsur Kobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium
(NaOCl) . Berikut reaksinya: 2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s)
+ NaCl(aq) Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk
membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur
kobalt metal.
Berikut reaksinya :
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)

2.9. Manfaat Kobalt


Adapun manfaat – manfaat dari logam Kobalt adalah sebagai berikut :
Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain untuk membuat Alnico,
suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang banyak digunakan mesin jet
dan turbin gas mesin/motor. Digunakan sebagai bahan baja tahan-karat dan baja magnit.
Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan turbin pancaran.
Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya, kekerasan, dan
perlawanan ke oksidasi.
Digunakan untuk produksi warna biru permanen dan brilian untuk porselin,
gelas/kaca, serta barang tembikar, pekerjaan ubin,dll. Kobalt-60, merupakan artifical
isotop, dimana sebagai suatu sumber sinar penting, dan secara ekstensif digunakan
sebagai suatu pengusut serta agen radiotherapeutic. Sumber 60Co yang ringkas dan
mudah Digunakan sebagai campuran pigmen cat.

2.10. Tingkat Bahaya Kobalt


1. Toksisitas kobalt cukup rendah dibandingkan dengan logam lain dalam tanah.
2. Hewan diberikan kobalt klorida perorally atau melalui suntikan
menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi dalam hati, dengan konsentrasi
agak rendah di ginjal dan limpa.
3. Kobalt garam terhirup menyebabkan iritasi pernafasan mungkin menyebabkan
oedema paru (pneumonia kimia) pada hewan.
4. Cobalt (Co) dalam jumlah yang besar yang masuk ke dalam tubuh akan merusak
kelenjar gondok, sel darah merah menjadi berubah, tekanan darah menjadi
tinggi, pergelangan kaki menjadi bengkak, penyakit gagal jantung, sesak nafas,
batuk-batuk dan kondisi badan yang lemah.

2.11. Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Kobalt


Wabah keracunan Cobalt pernah terjadi di Amerika tahun 1964-1966 di kota
Nebraska dan Ohama. Masyarakat kedua kota tersebut mengalami gagal jantung.
Penyebabnya adalah beberapa Industri menggunakan Cobalt (Co) dalam proses
produksi misalnya : produksi minuman kaleng.

8
Cara pencegahannya dan penanggulangan yang dapat dilakukan terhadap
pencemaran kobalt adalah: Melakukan pengolahan terhadap air limbah yang
mengandung logam Co sehingga aman dibuang ke lingkungan.
Menanam tanaman eceng gondok di badan air yang tercemar oleh logam Co.
Melakukan pengolaham kembali atau recovery.

Kobalt merupakan salah satu logam unsur transisi dengan konfigurasi elektron
7
3d yang dapat membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai Co(II)
ataupun Co(III). Namun dalam senyawa sederhana Co, Co(II) lebih stabil dari Co(III).
Ion – ion Co2+ dan ion terhidrasi [Co(H2O)6]2+ stabil di air. Kompleks kobalt
dimungkinkan dapat terbentuk dengan berbagai macam ligan, diantaranya sulfadiazin
dan sulfamerazin. Sulfadiazin dan sulfamerazin merupakan ligan yang sering digunakan
untuk obat antibakteri. Keduanya merupakan turunan dari sulfonamid yang
penggunaannya secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Gram-positif dan Gram negatif tertentu, beberapa jamur, dan protozoa.
Salah satu keistimewaan dari reaksi kompleks adalah reaksi pergantian ligan
melalui efek trans. Reaksi pergantian ligan ini terjadi dalam kompleks oktahedral dan
segi empat. Ligan –ligan yang menyebabkan gugus yang letaknya trans terhadapnya
bersifat labil, dikatakan mempunyai efek trans yang kuat.

STRUKTUR KOBAL (HCo(CO)4)

9
HCo(CO)4 ialah molekul dwipirimid trigonal. Ligand hidrida menduduki salah
satu kedudukan paksi, oleh itu simetri molekul ini ialah C3v. Jarak ikatan Co-CO dan
Co-H masing-masing ialah 1.764 dan 1.556 Å, dan ia ditentukan oleh belauan elektron
fasa gas. Keadaan pengoksidaan kobalt dalam sebatian ini ialah +1.
Seperti hidrida karbonil logam yang lain, HCo(CO)4 bersifat asid, dengan
pKa 8.5.HCo(CO)4 cair pada suhu -33 °C dan pada suhu yang lebih tinggi, ia mereput
kepada Co2(CO)8 dan H2. Ia melalui penggantian dengan fosfina tertier.
Misalnya,trifenilfosfina menghasilkan HCo(CO)3PPh3 dan HCo(CO)2(PPh3)2. Bahan
terbitan ini lebih stabil daripada HCo(CO)4 dan digunakan dalam industri. Bahan
terbitan ini juga secara umumnya kurang berasid daripada HCo(CO)4.

Kobalt tetrakarbonil hidrida pertama kali disebut oleh Heiber pada awal 1930-
[6]
an. Ia merupakan hidrida logam peralihan kedua yang ditemui selepas H2Fe(CO)4. Ia
disediakan dengan menurunkan Co2(CO)8 dengan amalgam natrium atau bahan penurun
yang serupa dan diikuti dengan pengasidan.
Co2(CO)8 + 2 Na → 2 NaCo(CO)4
NaCo(CO)4 + H+ → HCo(CO)4 + Na+
Oleh sebab HCo(CO)4 mereput dengan sedianya, ia biasanya dihasilkan in
situ melalui penghidrogenan Co2(CO)8.[5]
Co2(CO)8 + H2 2 HCo(CO)4
Parameter termodinamik bagi tindak balas keseimbangan di atas ialah ΔH = 4.054 kcal
mol-1, ΔS = -3.067 cal mol-1 K-1, dan ia ditentukan oleh spektroskopi inframerah.[5]

10
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Setelah mengumpulkan dan memahami aplikasi senyawa kompleks maka dapat
di simpulan sebagai berikut:

1. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion logam pusat.
2. Tujuan utama penelitian tentang senyawa kompleks adalah untuk
pengembangan IPTEK yang berguna untuk kesejahteraan umat manusia dan
makhluk lain yang ada dimuka bumi ini.
3. Aplikasi senyawa kompleks memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari –
hari,seperti bidang kesehatan, farmasi, industri,dan lingkungan pertanian.
4. Aplikasi senyawa kompleks banyak disalah gunakan sehingga membahayakan
kelangsungan hidup bahkan dapat menyebabkan kematian.
5. Penelitian tentang senyawa kompleks ini akan terus berkembang sangat pesat
baik sintesis maupun aplikasinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

golden21.files.wordpress.com/2010/06/senyawa-koordinasi-1.pptx
http://iputkeciput.blogspot.co.id/2012/11/kobalt.html
Cotton, F.A dan Geoffrey Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta :
Universitas Indonesia ( UI-Press )
Martoyo,dkk. 1996. Terampil Menguasai dan Menerapkan Konsep Kimia untuk Kelas
3 SMU. Jakarta : Tiga Serangkai
Oxford. 2005. Kamus Kimia Lengkap. Jakarta : Erlangga
Svehla, G. 1985. Vogel I Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro. Jakarta : PT. Kalman

12

Anda mungkin juga menyukai