Anda di halaman 1dari 12

PERANGKAT MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI


IKATAN KIMIA

Disusun Oleh:

Lucky Anzani (150301940)

Iva Septy WUulandari (15030194091)

Pendidikan Kimia B 2016

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Identitas
Identitas Sekolah : SMAN 1 Kutorejo
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Indikator :
1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung
1.1.2 Menghubungkan berbagai ikatan kimia dengan kebesaran Tuhan

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
Indikator :
2.1.1 Memiliki rasa ingin tahu yang diwujudkan dengan aktif mencari sumber-
sumber belajar baik dari buku, info dari guru, maupun internet.
2.1.2 Berani bertanya mengutarakan pendapat tentang materi ikatan kimia yang
belum dipahami saat kegiatan belajar berlangsung.
2.1.3 Memiliki sikap disiplin dalam melakukkan diskusi
2.1.4 Memiliki sikap teliti dalam menyelesaikan masalah terkait dengan ikatan
kimia
2.1.5 Memiliki sikap ulet dan tekun dalam belajar mengenai ikatan kimia
2.1.6 Mampu berkomunikasi dengan baik saat presentasi maupun diskusi
tentang materi ikatan kimia
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan
ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat.
Indikator :
3.5.1 Menjelaskan pengertian ikatan kimia dan kecenderungan suatu unsur
untuk mencapai kestabilan.
3.5.2 Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya ikatan ion
3.5.3 Menyebutkan contoh senyawa ikatan ion
4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik
senyawa ion atau senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika.
Indikator:
4.5.1 Mempresentasikan cara suatu unsur mencapai kestabilan dan proses
terjadinya ikatan ion

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1.1.1 Dipandu ketua kelas, siswa mampu berdoa dengan khusyuk sebelum
mengawali dan mengakhiri pembelajaran
1.1.2.1 Berdasarkan fenomena, siswa mampu menghubungkan ikatan kimia
dengan kebesaran Tuhan
2.1.1.1 Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu yang diwujudkan dengan
aktif mencari sumber-sumber belajar
2.1.2.1 Siswa memiliki keberanian untuk bertanya atau mengemukakan
pendapat tentang materi ikatan kimia
2.1.3.1 Siswa dapat menunjukkan sikap disiplin saat diskusi
2.1.4.1 Siswa dapat menunjukkan sikap teliti dalam menyelesaikan masalah
terkait dengan ikatan
2.1.5.1 Siswa dapat menunjukkan sikap ulet dan tekun dalam belajar mengenai
ikatan kimia.
2.1.6.1 Siswa dapat berkomunikasi dengan baik saat presentasi maupun
diskusi tentang materi ikatan kimia.
3.5.1.1 Siswa dapat menjelaskan kecenderungan unsur dalam mencapai
kestabilan dengan tepat.
3.5.2.1 Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya pembentukan ikatan ion
dengan benar.
3.5.3.1 Siswa dapat memberikan contoh senyawa yang memiliki ikatan ion
dengan benar.
4.5.1.1 Siswa dapat mempresentasikan cara suatu unsur untuk mencapai
kestabilan dan proses terjadinya ikatan ion.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi : Ikatan Kimia
Sub Materi : Pembentukan Ikatan Kimia, Ikatan Ion
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Pendekatan Saintifik (Scientific approach)
2. Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
3. Metode : Diskusi, Cerdas Cermat Mini

F. MEDIA dan SUMBER BELAJAR


 Media
1. Power point “Ikatan Kimia”
2. Gambar terkait ikatan kimia
3. Video animasi pembentukan ikatan ion
 Sumber Belajar:
1. Buku Kimia SMA/MA kelas XI
 Candra Purnawan, KIMIA untuk SMA/MA Kelas X, Masmedia,
Sidoarjo
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ikatan kimia
3. Internet atau sumber-sumber yang lain

G. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN


Susunan Elektron Stabil
Unsur-unsur dalam sistem periodik unsur yang relatif paling stabil dialam
adalah unsur-unsur gas mulia (golongan VIllA). Yang menentukan sifat dasar
suatu atom adalah elektron valensinya. Sedangkan gas mulia mempunyai l
elektron valensi 2 (duplet) dan 8 (oktet). Jadi atom/Unsur akan stabil jika
memiliki elektron valensi seperti gas mulia.

Secara lengkap elektron valensi gas mulia adalah sebagai berikut:

Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi

2He 2 2

10Ne 2 8 8
18Ar 2 8 8 8

36Kr 2 8 18 8 8

54Xe 2 8 18 18 8 8

86Rn 2 8 18 32 18 8 8

Oleh karena itulah unsur-unsur lain akan cenderung memiliki struktur


elektron valensi 2 (duplet) dan 8 (oktet) seperti gas mulia. Untuk
mendapatkan struktur seperti gas mulia atom dapat dengan cara:

a. Melepaskan elektron valensinya atau menangkap elektron dari atom


lain.

b. Menggunakan pasangan elektron bersama

Unsur-unsur yang bernomor atom kecil (Z < 5) cenderung untuk memiliki


struktur duplet (2) seperti Helium. Adapun unsur-unsur yang bernomor atom
lebih besar (Z > 5) cenderung untuk memiliki struktur oktaf (8) seperti gas
mulia yang lain. Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:

- Jika atom memiliki ev 1,2 atau 3, cenderung melepas elektron.


- Jika atom memiliki ev 4,5,6 atau 7, cenderung menangkap elektron.
- Jika atom memiliki ev 8 atom itu stabil.

Ikatan Ion
Ikatan ion yaitu ikatan antara ion positif dengan ion negatif dengan gaya
ikat tarik menarik listrik. Ikatan ion ini disebut juga ikatan elektrovalen atau
heteropolar. Ion positif terbentuk jika suatu atom netral, melepaskan sebagian
elektronnya. Atom yang berkecenderungan melepaskan elektron untuk
mendapat struktur elektron valensi gas mulia adalah atom logam (gol IA, IIA).
Ion negatif terbentuk jika suata atom netral menangkap elektron dari atom
lain. Atom yang berkecenderungan menangkap elektron ini terutama atom-
atom non logam (gol. VIA, VA).

Dengan demikian ikatan ion akan terbentuk antara atom-atom golongan


IA, IIA, lIlA sebagai ion positif (Kation) dengan atom-atom golongan VIIA,
VIA, VA sebagai ion negatif (Anion).
Terbentuknya ikatan ion dapat digambarkan misalnya pada pembentukan
NaCl dari atom Natrium dan atom Klor (nomor atom Na = 11 dan nomor atom
Cl = 17).

11Na dengan konfigurasi elektron 2 , 8, 1 untuk mempunyai struktur ev oktet


ada dua kemungkinan yang dapat ditempuh. Yaitu melepaskan 1 elektron atau
menambah tujuh elektron. Ternyata lebih mudah melepaskan satu elektron,
sehingga terbentuk ion Natrium yang bermuatan positif satu.

Na : 2, 8, 1  Na+ : 2, 8, -

Sejalan dengan itu untuk atom 17C1 dengan konfigurasi elektron 2, 8 , 7


akan lebih mudah menangkap satu elektron dari pada melepas tujah elektron.
Sehingga terbentuk ion klor yang bermuatan negatif satu.

Cl : 2, 8, 7  Cl- : 2, 8, 8

Kemudian antara Na+ dengan Cl– terjadi tarik menarik dan terbentuklah
ikatan ion dan molekul NaCl

Atom Na dan Cl sebelum bergabung Atom Na dan Cl setelah bergabung

Perlu diketahul bahwa yang bereaksi tentu saja bukan dua atom, tetapi
banyak sekali atom. Sehingga tidak hanya terbentuk satu molekul NaCl tetapi
rangkaian ikatan Na+ dengan Cl– yang membentuk kristal NaCl.

Contoh Lain pembentukan ikatan ion pada Na2S sebagai berikut:


Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika dimisalkan:

Kation golongan IA  K+

IIA  K2+

Anion golongan VIIA  A-

VIA  A-2

Maka pembentukan molekulnya adalah sebagai berikut :

K+X + A-y  KyAx

Contoh:

1. Ba+2 + Cl-  BaCl3

2. Na+ + S-2  Na2S

3. Al+3 + F-  AlF3

4. Ca2+ + Cl-  CaCl2

Senyawa-senyawa yang berikatan ion mempunyai sifat umum sebagai berikut:

1. Berupa kristal dengan titik lebur tinggi


2. Titik leleh dan titik didih tinggi.
3. Leburan atau larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit).
4. Bersifat polar, sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti air
5. Dalam suhu ruang berwujud padat

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan
Fase 1 : 1. Guru mengucapkan salam pembuka
Menyampaikan 2. Guru meminta ketua kelas memimpin
5 Menit
tujuan pembelajaran doa
dan memotivasi 3. Guru mengecek kehadiran siswa.
siswa 4. Guru memberikan pertanyaan terkait
materi sebelumnya, yakni struktur atom
dan sistem periodik
5. Guru memberikan fenomena (seorang
atlet yang kekurangan cairan elektrolit
dalam tubuh) melalui slideshow power
point, dan siswa diminta untuk
menganalisa, mengapa fenomena
tersebut dapat terjadi. (mengamati)
6. Guru memotivasi siswa dengan agar
siswa dapat bertanya mengenai fenomena
yang telah diberikan (menanya)
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Fase 2 : Menyajikan 1. Guru memberikan informasi awal
informasi tentang ikatan kimia dengan
menggunakan peta konsep
(mengumpulkan data).
2. Guru menayangkan video animasi
mengenai karakteristik dan proses
pembentukan ikatan ion.
Fase 3 : 1. Guru membagi siswa ke dalam 3
Mengorganisasikan kelompok. 35 menit
siswa ke dalam 2. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok belajar kelompok belajarnya dengan membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan aturan satu kelompok terdiri dari
4 siswa dengan anggota kelompok yang
heterogen.
3. Guru meminta salah satu siswa untuk
membagikan LKS
Fase 4 : 1. Guru meminta siswa untuk
Membimbing mendiskusikan materi tentang
kelompok bekerja pembentukan ikatan kimia dan
dan belajar pembentukan ikatan ion pada materi
yang tersedia di LKS. (mengumpulkan
data)
2. Guru meminta siswa untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKS melalui
diskusi dengan kelompok (mengasosiasi)
3. Guru mengawasi dan membimbing siswa
bekerja dalam kelompoknya sambil
mengingatkan jika ada pertanyaan
terhadap materi, maka harus ditanyakan
kepada teman sekelompoknya dan bila
tidak bisa, baru ditanyakan kepada guru.
4. Guru mengecek pemahaman siswa
dengan mengadakan cerdas cermat di
dalam kelas, dimana kelompok yang
memilih menjawab, harus mengirim
wakil untuk mempresentasikan
jawabannya di depan kelas.
(mengomunikasikan)
5. Cerdas cermat dilakukan dalam 2 sesi,
yakni pertanyaan wajib, dan adu cepat.
6. Guru membimbing siswa untuk aktif
berdiskusi melalui secara disiplin dengan
memberikan kesempatan untuk bertanya
terhadap kelompok yang
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas.
7. Jika pertanyaan tidak bisa dijawab oleh
kelompok yang maju, maka guru
membimbing siswa dari kelompok lain
agar berani dalam menyampaikan
pendapatnya terkait ikatan kimia.
8. Guru membimbing jalannya diskusi
dalam bentuk cerdas cermat dan
membantu memecahkan masalah jika ada
masalah yang tidak dapat dipecahkan
oleh kelas.
Fase 5 : Evaluasi dan 1. Guru memberikan kesempatan siswa
pemberian umpan untuk menanyakan kesulitan pada
balik materi yang dipelajari.
2. Guru memberikan evaluasi kepada
siswa dengan memberikan pertanyaan
sederhana, secara acak dan individu
terkait materi yang dipelajari hari ini.

Fase 6 : Memberi 1. Guru memberikan penghargaan kepada


penghargaan kelompok yang memiliki skor tertinggi,
dengan kriteria kelompok super
Penutup
1. Mengakhiri pelajaran dengan
membimbing siswa menyimpulkan
materi pelajaran yang dipelajari pada
pertemuan ini.
2. Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan materi yang akan
5 menit
dipelajari pada pertemuan selanjutnya,
yaitu ikatan kovalen tunggal, rangkap,
dan koordinasi.
3. Guru menutup pelajaran dengan
meminta ketua kelas memimpin doa
dan setelah itu, mengucapkan salam.
I. PENILAIAN

Mekanisme dan Keterangan


No Aspek Instrumen
Prosedur
1. Spiritual - Observasi - Lembar
individu observasi
(Check List)
- Rubrik
penilaian
2. Sikap - Observasi Kerja - Lembar
Kelompok Observasi
- Rubrik
penilaian
3. Pengetahuan - Penugasan - Soal
- Tes Tertulis Penugasan
(pilihan ganda - Soal Objektif
& uraian)
4. Ketrampilan - Kinerja - Kinerja
Presentasi Presentasi
- Menjawab saat - Rubrik
cerdas cermat Penilaian

Anda mungkin juga menyukai