PRAKTIKUM
Untuk SMA/MA Kelas XI
SISTEM KOLOID
Berbasis
Chemoentrepreneurship
Oleh:
Kelompok 3
Zahra Ade W.
Daffa Diyanah
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA
SISTEM KOLOID
BERBASIS CHEMO ENTREPENEURSHIP
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapa tmenyelesaikan penuntun praktikum materi “Sistem
Koloid untuk Kelas XI SMA/MA”.Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Yerimadesi, S.Pd., M.Si.selaku dosen pembimbing mata kuliah Keterampilan
Pengelolaan Laboratorium Kimia, dan semua pihak yang ikut membantu dalam
penyusunan penuntun praktikum ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................
..........2
DAFTAR
ISI.................................................................................................................
.........3
TATA TERTIB
PRAKTIKUM.............................................................................................4
A. Peraturan Dasar di
Laboratorium...............................................................................4
B. Peralatan
Laboratorium......................................................................................
........5
C. Bahan-Bahan
Laboratorium......................................................................................
.5
KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM.............................................................6
HAZARD
SYMBOL.......................................................................................................
...8-9
SISTEM
KOLOID........................................................................................................
.......10
Kompetensi
Inti...........................................................................................................
...10
Kompetensi
Dasar.......................................................................................................
...10
Indeks Pencapaian
Kompetensi......................................................................................11
Konsep
Koloid.......................................................................................................
.........11
Pembuatan
Koloid.....................................................................................................1
5-16
MSDS
Bahan......................................................................................................
............16
Praktikum 2: Sifat-Sifat
Koloid................................................................................22-26
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................
...33
B. Peralatan Laboratorium
C. Bahan-Bahan Laboratorium
2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan
dengan lap basah.
9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah
praktikum selesai.
HAZARD SYMBOL
SISTEM KOLOID
Kompetensi Inti:
Kompetensi Dasar
Konsep Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar
secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1–100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
KIMIA KELAS XI SMA/MA 13
maupun tebal dari suatu partikel (Purba, 2006:282).
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA
SISTEM KOLOID
BERBASIS CHEMO ENTREPENEURSHIP
Jenis-Jenis Koloid
Pada sistem koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat
cair, atau gas. Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid
dikelompokkan menjadi (Retnowati, 2008:141):
a) Sol. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa
pendispersinya berupa cairan. Contohnya: sol emas, tinta, dan cat.
b) Sol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan
fasa pendispersinya padatan. Contohnya: gelas berwarna, dan intan hitam.
c) Emulsi. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa
pendispersinya cairan. Contohnya: susu, santan, dan minyak ikan.
d) Emulsi padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan dan
fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya: jelly, mutiara, dan keju.
e) Aerosol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan
dan fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: asap dan debu.
f) Aerosol cair. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan
fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: kabut, awan, dan hair spray.
g) Buih. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa cairan. Contohnya: buih sabun, dank rim kocok.
h) Buih padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa padatan. Contohnya: karet busa dan batu apung.
Sifat-Sifat Koloid
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun
suspensi. Berikut penjelasan sifat-sifat koloid (Retnowati, 2008:142):
a) Efek Tyndall
b) Gerak Brown
Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan
alat ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel yang kecil
yang memantulkan sinar dan bergerak acak. Hal ini dikarenakan molekul-molekul
medium dispersi yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi,
mengakibatkan tumbukan dengan partikel yang lebih besar (berukuran koloid)
dengan tidak henti-hentinya dari semua sisi pada saat yang sama. Maka, terjadilah
gerak zig-zag secara acak, yang dikenal sebagai gerak Brown.
c) Elektroforesis
Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka
partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode
negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium
pendispersinya bermuatan listrik. Gerak partikel koloid dalam medan listrik
disebut elektroforesis.
d) Adsorpsi
Mengapa partikel koloid bermuatan listrik? Hal ini terjadi karena permukaan
partikel-partikel koloid dapat menarik partikel-partikel bermuatan listrik di
sekitarnya. Proses ini disebut adsorpsi. Beberapa proses yang menggunakan sifat
adsorpsi adalah pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit, dan penjernihan air.
Sifat-Sifat Koloid
e) Koagulasi
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel
koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi
disebabkan hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar
tetap tersebar di dalam medium pendispersinya. Koagulasi dapat dilakukan secara
mekanis, fisis dan kimia
Dialisis
Dialisis merupakan Penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid
ke dalam membrane semipermeabel dan kemudian dimasukkan ke dalam aliran
zat cair.
Koloid pelindung
Koloid pelindung merupakan koloid yang dapat menstabilkan system koloid lain.
Pembuatan Koloid
1. Pembuatan Koloid dengan Cara Kondensasi
Pada cara ini, partikel-partikel kecil (partikel larutan) bergabung menjadi partikel-partikel
yang lebih besar (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:
a) Reaksi redoks
Contoh: pembuatan sol belerang
2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(koloid) + 2H2O(l)
b) Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air
mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
c) Dekomposisi rangkap
Contoh: pembuatan sol AgCl
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)
d) Penggantian pelarut
Contoh: bila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk
suatu koloid berupa gel
a) Cara mekanik
Pada cara ini, butiran-butiran kasar digerus ataupun digiling dengan penggiling
koloid hingga tingkat kehalusan tertentu lalu diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama
dengan gula pasir, kemudian serbuk yang sudah halus tersebut dicampur dengan air.
Pembuatan Koloid
b) Cara peptisasi
Pada cara ini, partikel-partikel besar dipecah dengan bantuan zat pemeptisasi
(pemecah). Contoh: endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3; endapan NiS oleh
H2S; dan agar-agar dipeptisasi oleh air.
Deskripsi Fisik :
Bentuk : Bubuk atau butiran putih atau cairan
Titik Lebur : 2030 oC
Titik Didih : 2977oC
Berat Jenis : 0,65 g/cm3
Dapat dilarutkan : Dapat
pH : 3,5-5,0
2. Aquades
Praktikum 1
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. TEORI DASAR
Koloid adalah suatu campuran heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata zat lain (medium perdispersi/pemecah). Dimana diantara campuran homogen dan
heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid atau biasa juga disebut bentuk (fase)
peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang
memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula.
Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang memiliki sifat tidak sama pada
setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen.
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat
berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem
koloid adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbu warna (padat) dengan cairan (air).
Selain itu masih terdapat banyak sistem koloid yang lain,seperti mayones, hairspray, jelly,
dan lain sebagainya. Sementara itu, Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri
dari partikel – partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas.
Campuran tersebut akan mengendap ke bawah (Retnowati, 2008)
3. Senter 1 buah
4. Kotak hitam 1 buah
5. Sendok makan 1 buah
6. Botol semprot
D. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 3 buah gelas kimia 100 ml
2. Masukkan 2 sendok pasir pada gelas pertama, 2 sendok makan
susu pada gelas kedua, dan 2 sendok makan gula pasir pada
gelas kimia ketiga
3. Tambahkan aquades sebanyak 75 ml ke dalam setiap gelas
E. LEMBAR PENGAMATAN
Ukuran partikel
Fasa
Jenis campuran
Jika dilewatkan
cahaya
Kemampuan untuk
disaring
Contoh
G. PERTANYAAN
1. Mengapa larutan tidak dapat disaring, koloid dapat disaring
dengan saringan ultra dan suspensi dapat disaring dengan
mudah?
2. Jelaskan mengapa cahaya yang dilewatkan pada setiap
campuran berbeda!
Praktikum 2
Sifat-Sifat Koloid
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. TEORI DASAR
Koloid merupakan suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar
secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1–100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
maupun tebal dari suatu partikel (Purba, 2006)
Analisis kalitatif kadang-kadang terjadi bahwa suatu zar tak muncul sebagai endapan
ketika pereaksi-pereaksi terdapat dalam konsentirasi sedemikian sehingga hasilkali
kelarutan zat itu telah jenuh dilampaui, dan telah diambil tindakan-tindakan untuk
mencegah terjadinha keadaan lewat-jenuh dari larutan tersebut. Larutan sejati, yaitu
Efek Tyndall adalah adanya gejala penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel
koloid. Apabila seberkas cahaya dijatuhkan kedalam sistem koloid, maka cahaya akan
dihamburkan. Apabila seberkas cahaya dijatuhkan kedalam sistem larutan, maka cahaya
akan diteruskan. Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat diamati pada sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut atau sorot lampu proyektor dalam gedung
bioskop (Ari, 2008:2)
D. PROSEDUR KERJA
1) Efek Tyndall
1. Siapkan 1 buah gelas kimia 100 ml
2. Masukkan 2 sendok makan susu pada gelas kimia
3. Tambahkan aquades sebanyak 75 ml ke dalam gelas
Susu
bubuk
2) Koagulasi
1. Sediakan 1 buah gelas kimia 100 ml
2. Masukkan air kotor yang telah disiapkan sebelumnya
3. Masukkan tawas ke dalam air kotor tersebuh
4. Aduk menggunakan batang pengaduk
5. Amati apa yang terjadi
E. LEMBAR PENGAMATAN
Kegiatan Pengamatan
Efek Tyndall
Cahaya saat dilewatkan pada
partikel koloid
Koagulasi
1. Air kotor sebelum
ditambahkan tawas
2. Air kotor setelah
ditambahkan tawas dan
diaduk
F. LEMBARAN KESIMPULAN
G. PERTANYAAN
Praktikum 3
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. TEORI DASAR
Koloid merupakansuatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar
secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1–100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
maupun tebal dari suatu partikel (Purba, 2006).
Makanan yang kita buat dan makan sehari-hari ada yang berupa koloid. Salah satunya
adalah pudding. Puding merupakan salah satu contoh koloid. Puding merupakan koloid
jenis emulsi padat yang dimana fase terdispersinya adalah cair (air), sedangkan
fasependispersinya adalah padat (bubuk agar-agar). Gelatin yang terkandung dalam
puding merupakan emulgator yang berfungsi sebagai pengemulsi dan pengikat air. Selain
itu, puding bersifat sol liofil. Dimana, sol liofil adalah sol dengan fase terdispersinya
senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas
atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.
D. PROSEDUR KERJA
1) Pembuatan Pudding
panci
2. Nyalakan kompor
3. Masukkan 1 bungkus pudding rasa coklat ke dalam panci yang
berisi air mendidih
Masukkan 1 bungkus pudding
Panci
Panci
Panci
Panci
2) Pembuatan Fla
1. Panaskan air hingga mendidih
2. Masukkan fla ke dalam mangkuk
3. Masukkan air yang telah di panaskan ke dalam mangkuk berisi fla,
aduk secara merata
mangkuk
mangkuk
Aduk merata
3) Penyajian
1. Masukkan pudding yang telah matang ke dalam cetakan pudding yang
telah disediakan
2. Tambahkan fla di atasnya
3. Pudding coklat fla vanilla siap disajikan dan dijual
E. LEMBAR PENGAMATAN
Kegiatan Pengamatan
Adonan pudding sebelum
didinginkan
didinginkan
F. LEMBARAN KESIMPULAN
G. PERTANYAAN
1. Mengapa adonan pudding setelah didinginkan mengeras? Jenis
koloid apa yang terjadi apa pudding tersebut? Jelaskan.
2. Jelaskan prinsip pembuatan koloid dengan cara kondensasi!
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 2008. Seribu Pena Kimia Untuk Kelas SMA atau MA
Kelas XI.Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
A. LEMBAR PENGAMATAN
Contoh Campuran air dan Campuran air dan Campuran air dan
gula susu pasir
B. LEMBARAN KESIMPULAN
1. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap
bagian campuran tersebut.
2. Campuran heterogen adalah campuran yang memiliki sifat tidak sama pada
setiap bagian campuran.
3. Larutan termasuk campuran homogen, sedangkan koloid dan suspensi
termasuk campuran heterogen
4. Larutan, koloid dan suspensi memiliki sifat-sifat yang berbeda satu sama lain
dari berbagai faktor, diantaranya jenis campuran, jumlah fasa, kemampuan
disaring, dan lainnya.
C. PERTANYAAN
1. Mengapa larutan tidak dapat disaring, koloid dapat disaring
dengan saringan ultra dan suspensi dapat disaring dengan
mudah?
Jawaban:
Karena ukuran partikel larutan yang sangat kecil, koloid dapat
disaring menggunakan saringan ultra karena ukuran partikelnya
lebih besar dari larutan. Sedangkan suspensi dapat disaring
dengan mudah karena ukuran partikelnya yang besar.
PERCOBAAN 2
A. LEMBAR PENGAMATAN
Kegiatan Pengamatan
Efek Tyndall Dihamburkan
Cahaya saat dilewatkan pada
partikel koloid
ditambahkan tawas
2. Air kotor setelah
ditambahkan tawas dan
diaduk
B. LEMBARAN KESIMPULAN
C. PERTANYAAN
1. Kenapa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya saat
cahaya dilewatkan padanya?
Jawaban:
Karena partikel-partikel dalam koloid ukurannya cukup besar
sehingga berkas cahaya dihamburkan oleh partikel-partikel
koloid tersebut.
Jawaban:
Sebagai media untuk menggumpalkan kotoran-kotoran yang
terdapat dalam air kotor tersebut.
PERCOBAAN 3
A. LEMBAR PENGAMATAN
Kegiatan Pengamatan
Adonan pudding sebelum Cair
didinginkan
didinginkan
B. LEMBARAN KESIMPULAN
Puding merupakan koloid jenis emulsi padat. Fasa terdispersinya adalah cair,
sedangkan fasa pendispersinya adalah padat. Puding dibuat dengan cara kondensasi.
C. PERTANYAAN
1. Mengapa adonan pudding setelah didinginkan mengeras? Jenis
koloid apa yang terjadi apa pudding tersebut? Jelaskan.
Jawaban:
Karena terjadi koloid jenis emulsi, dimana molekul air terikat di
dalam gelatin yang ada pada puding