Anda di halaman 1dari 23

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA

PEMISAHAN

OLEH :

Adilah Wirdhani Lubis S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2022
PENUNTUN PRAKTIKUM

Kimia Pemisahan
PENDIDIKAN KIMIA

Nama Mahasiswa : ………………………………….

NPM : …………………………………..

Program Studi : …………………………………..


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidahnya sehingga buku petunjuk
praktikum Kimia Pemisahan ini dapat diselesaikan. Praktikum Kimia Pemisahan
diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dan kerja
laboratorium dan untuk menambah wawasan praktis bagi mahasiswa terhadap bidang
pemisahan kimia yang telah diperoleh secara teoritik dalam perkuliahan.

Dengan demikian pelaksanaan praktikum diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu yang
bermanfaat dan pengalaman kerja bagi mahasiswa, asisten, dan dosen pendamping.

Penulisan buku petunjuk praktikum Kimia Pemisahan ini merupakan upaya optimal yang
dilakukan untuk membantu pelaksanaan praktikum kimia pemisahan, namun demikian masih
diperlukan kritik dan saran yang membangun bagi penulis untuk penyempurnaan penulisan
selanjutnya.

Medan, Oktober 2022

Adilah Wirdhani Lubis

i
Petunjuk Keselamatan Kerja

Dengan hati-hati dan pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah
tempat yang berbahaya. Dengan adanya petunjuk keselamatan kerja berikut ini akan
melindungi Anda dari kecelakaan kerja. Adapun petunjuk keselamatan kerja dilaboratorium
adalah sebagai berikut :

1. Kenakana kaca mata pelindung setiap Anda bekerja dilaboratorium.


2. Kenakan sepatu tertutup dan bukan sepatu sandal.
3. Makan, minum dan merokok dilarang setiap saat dilaboratorium.
4. Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencium, mencicipi apapun kecuali
diminta oleh dosen/asisten.
5. Jika bahan kimia mengenai mata Anda, cucilah dengan air sebanyak- banyaknya dan
laporkan kepada dosen/asisten.
6. Jangan langsung mencium uap/gas jika ingin mengetahui bau reaksi yang terbentuk, tetapi
tepiskan dahulu sedikit sampel gas ke hidung Anda.
7. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke muka Anda atan ke rekan Anda,
karena isi tabung reaksi bisa saja menyembur keluar.
8. Jika Anda atau rekan Anda memecahkan alat-alat laboratorium, kumpulkan segera pecahan
kaca tersebut.
9. Jangan meletakkan bahan-bahan yang mudah terbakar dekat dengan api.
10. Jangan kerjakan percobaan yang tidak pada jadwalnya.
11. Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada dosen/asisten laboratorium.

ii
Petunjuk Praktikum Kimia

Seorang mahasiswa yang bekerja dilaboratorium kimia, berarti mahasiswa


tersebut akan bekerja dengan bahan-bahan kimia dan alat-alat kimia. Bahan kimia
sebagian besar merupakan bahan yang berbahaya dan bahkan ada yang beracun
yang dapat merusak dan membahayakan Anda atau orang lain seperti adanya bahan
kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran, keracunan, korosif, sengatan listrik
dalam pengunaan alat listrik (kompor, oven, dll). Sedangkan peralatan kimia
umumnya dari bahan kaca dan mudah pecah bila Anda tidak berhati-hati dan
penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpercik. Untuk menghindari
kecelakaan, misalnya terkena bahan kimia atau mencegah terjadinya kebakaran dan
kerusakan lainnya, maka mahasiswa yang bekerja di laboratorium kimia harus
berhati-hati dan harus semua peraturan yang ada.

Sebelum bekerja, perhatikan hal-hal berikut ini:

1. Anda telah siap/tahu dengan teori-teori, cara penggunaan serta fungsi dari alat-
alat kimia, sifat bahan-bahan kimia dan prosedur kerja yang akan Anda
praktekkan.
2. Pakailah jas praktikum selama Anda bekerja di laboratorium.
3. Mulailah bekerja dengan tenang dan hati-hati.
4. Siapkan peralatan praktikum yang akan Anda gunakan dan sebelum
memakainya terlebih dahulu Anda bersihkan.
5. Perhatikan apakah alat masih baik dan tidak rusak.

Selama Anda bekerja :

1. Ikuti petunjuk baik dari penuntun praktikum maupun dari dosen/asisten yang
bertugas.
2. Mengenakan alat pelindung diri.
3. Menggunakan alat dengan benar dan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan
karena dapat mencemari lingkungan.
4. Membuang limbah percobaan pada tempat yang disesuaikan dengan kategori
limbahnya.
5. Jangan menumpahkan bahan-bahan kimia di meja praktikum atau di lantai
laboratorium. Jika hal ini terjadi, maka segera dibersihkan atau dilap.
6. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati.

iii
7. Semua kejadian dan hasil percobaan harus dicatat untuk dilaporkan kepada
dosen/asisten dalam laporan praktikum.

Setelah selesai bekerja :

1. Bersihkan alat-alat praktikum, keringkan dan kembalikan ke tempat semula


2. Bersihkan meja praktikum dan lantai ruangan laboratorium.
3. Kembalikan botol-botol reagensia ke tempat semula.
4. Sisa bahan kimia hasil percobaan di buang ditempat yang tersedia lalu siram
dengan air secukupnya. Jangan lupa cuci tangan.
5. Laporkan hasil praktikum yang Anda lakukan kepada dosen/asisten untuk
mendapatkan persetujuan.
6. Anda tidak diizinkan meninggalkan ruangan laboratorium tanpa seizin
dosen/asisten.

iv
Tata Tertib Laboratorium Kimia FKIP UISU
Setiap mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib menaati seluruh peraturan yang
berlaku di Laboratorium FKIP UISU.

1. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Praktikan yang berhalangan hadir wajib memberi keterangan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Sebelum masuk ruangan praktikum, praktikan wajib mengenakan jas praktikum.
Seluruh praktikan wajib menggunakan kemeja, celana kain (bukan dari bahan jins)
dan sepatu kets.
4. Praktikan wajib responsi mengenai materi praktikum sebelum memasuki ruangan
praktikum. Praktikan yang tidak lulus responsi tidak diperkenankan untuk memasuki
ruangan praktikum (dianggap tidak memiliki persiapan untuk melakukan praktikum)
5. Kebersihan dan keutuhan peralatan praktikum menjadi tanggung jawab sepenuhnya
masing-masing kelompok praktikum.
6. Mahasiswa yang diperbolehkan praktikum hanya mereka yang telah membuat
persiapan praktikum, seperti membuat bon peralatan, membawa peralatan dan sampel
yang telah ditentukan beserta syarat masuk lainnya.
7. Praktikan tidak diperkenankan makan/minum selama berada di dalam Laboratorium.
8. Praktikan tidak diperkenankan menggunakan perhiasan selama mengikuti praktikum
dan berada di Laboratorium.
9. Pada saat bekerja di Laboratorium :
a. Jika ada zat yang tertumpah wajib segera dibersihkan.
b. Wajib mengenakan sarung tangan dan masker demi keselamatan dalam bekerja.
c. Buanglah sampah yang berupa pecahan gelas/ kaca pada tempat pecahan
gelas/kaca.
d. Tutup kembali botol-botol zat yang telah digunakan.
e. Jangan membuang asam pakat ke dalam bak air sebelum diencerkan.
10. Praktikan diwajibkan mengisi absensi dan menyerahkan hasil percobaan/pengamatan
sementara yang ditandatangani oleh asissten (dosen) yang bersangkutan.
11. Laporan praktikum wajib diserahkan paling lambat satu minggu setelah percobaan
dilakukan.
12. Praktikan diharapkan mampu bekerja secara tetib berkelompok.
13. Selesai praktikum, semua alat yang digunakan harus dicuci bersih dan dimasukan
kembali ke dalam lemari.

v
14. Praktikan wajib menjaga kebersihan, kerapian, dan ketertiban di dalam
Laboratorium.
15. Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan kegiatan Laboratorium akan di
informasikan oleh asisten (dosen) yang bersangkutan.
16. Pelanggaran terhadap tata tertib ini dapat menyebabkan kegagalan dalam
mata kuliah Praktikum.

vi
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................. i

Petunjuk Keselamatan Kerja ............................................................................ ii

Petunjuk Praktikum Kimia ............................................................................... iii

Tata Tertib Laboratorium Kimia FKIP UISU .................................................. v

Daftar isi .......................................................................................................... vii

Percobaan I

Mengamati Kesadahan Air .............................................................................. 1

Percobaan II

Uji Kualitatif Vitamin C .................................................................................. 3

Percobaan III

Penentuan kadar asetat dalam asam cuka secara volumentri .......................... 4

Percobaan IV

Mengendapkan senyawa-senyawa kalsium dan barium ................................. 7

Percobaan V

Kromatografi .................................................................................................... 8

Percobaan VI

isolasi kafein dan daun teh ............................................................................... 10

Percobaan VII

Destilasi ............................................................................................................ 12

Daftar Pustaka

vii
PERCOBAAN I

MENGAMATI KESADAHAN AIR

Teori

Air yang mengandung ion Ca+ dan / Mg+ disebut air sadah. Air sadah menyebabkan
sabun sukar berbuih, karen ion-ion Ca+ dan Mg + mengendapkan sabun. Contoh
reaksi:

Mg2+ + 2CH3 (CH2)6COO- –> Mg[CH3(CH2)16COO]2(S)

Ion molekul sabun

Tujuan

Mengamati pengaruh air sadah ( larutan garam inggris = MgSO4) terhadap sabun
(cairan pencuci piring)

Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan


• Sendok makan
• Gelas
• Pipet tetes
2. Bahan yang diperlukan
• Garam inggris
• Cairan pencuci piring
• Air

Prosedur kerja

1. Isilah dua gelas masing-masing dengan air hingga ½ tinggi gelas.


2. Tambahkan 1 sendok the (5ml) garam inggris ke dalam salah satu gelas yang
diberi Label “SADAH” Gelas lainnya diberi label “LUNAK”.
3. Tambahkan 30 tetes cairan pencuci piring ke dalam gelas “SADAH” dan
“LUNAK” kemudian aduk hingga rata.
4. Letakkan gelas didepan sumber cahaya dalam gelas.

1
Tabel pengamatan

No Larutan Pengamatan
1 Garam inggris + air + cairan Kejenuhan Sedikit/banyaknya
pencuci piring busa
2 Air + cairan pencuci piring

Pertanyaan

1. Apa fungsi penambahan garam inggris ke dalam air dalam praktikum?


2. Menurut anda, bagaimana cara termudah untuk menghilangkan kesadahan
dalam air ?
3. Jika kesadahan air dihilangkan, bagaimana efek yang terjadi pada benda
yang dicuci?

2
PERCOBAAN II

UJI KUALITATIF VITAMIN C

Teori

Vitamin C memiliki nama lain yaitu asam askorbat. Fungsi vitamin C dalam
tubuh adalah sebagai antioksidan yang menangkap radikal bebas sehingga
menajdikan imunitas tubuh terjaga

Untuk mengetahui kandungan vitamin C yang terdapat pada bahan makanan


dilakukan uji vitamin C secara kualitatif adalah pereaksi Benedict. Pada uji ini
larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict. Adanya vitamin C dalam
sampel ditandai dengan terbentuknya endapan hijau kekuningan sampai merah
bata.

Tujuan

Mengetahui keterdapatan vitamin C dalam bahan makanan secara kualitatif.

Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan


• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Bunsen
• Penjepit tabung
2) Bahan yang diperlukan
• 5 sampel bahan makanan
• Pereaksi benedict

Prosedur kerja Sampel

dimasukkan kedalam tabung reaksi menggunakan pipet tetes. Kemudian


ditambahkan 15 tetes pereaksi benedict dan dipanaskan di atas api kecil sampai
mendidih selama 2 menit. Adanya perubahan warna menjadi hijau kekuningan
sampai merah batas menandakan adanya vitamin C pada sampel.

3
Tabel Pengamatan

No Prosedur Hasil pengamatan Keterangan

4
PERCOBAAN III

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA SECARA


VOLUMETRI

Teori

Volumetri adalah analisa kuantitatif terhadap sampel dengan melakukan


serangkaian titrasi. Volumetri terdiri atas alkalimetri, argonometri, iodometri,
dan lain-lain. Larutan penitrasi biasanya merupakan larutan standar yang
konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti. Biasanya dipilh senyawa yang
stabil baik saat ditimbang maupun saat dilarutkan dalam pelarut.

Tujuan

Mahasiswa dapat menambahkan kadar asam asetat dalam cuka secara


volumetri.

Alat dan bahan

1. Alat yang digunakan


• Gelas ukur
• Erlenmeyer
• Pipet tetes
• Biuret, statif, dan klem
2. Bahan praktikum
• Cuka pasaran
• Akuades
• Indikator PP
• NaOH 0,1 M

Prosedur kerja

1. Ambil 5 ml larutan cuka dengan ukur kemudian encerkan larutan tersebut


dengan akuades sampai tanda batas 50 ml pada gelas ukur
2. Ambil 5 ml larutan tersebut dan masukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian
tambahkan 3 tetes indikator PP
3. Lakukan titrasi pada larutan tersebut. Catat dan amati apa yang terjadi.

5
Pertanyaan

1. Tuliskan reaksi yang terjadi berdasarkan percobaan yang anda lakukan ?


2. Hitunglah konsentrasi asam asetat berdasarkan percobaan yang anda
lakukan?

6
PERCOBAAN IV

MENGENDAPKAN SENYAWA-SENYAWA KALSIUM DAN BARIUM

Toeri

Reaksi pengendapan tergantung dari harga Ksp atau kelarutan masing masing zat
yang bereaksi. Semakin mudah terjadi pengendapan, semakin kecil kelarutan atau
harga Ksp zat zat yang mengendap

Kelarutan senyawa alkali tanah, misalnya kalsium dan barium dalam larutan
sulfat (SO4+2), karbonat (CO3-2 ), okasalat (C2O4-2), kromat (CO4-2)sangat
bervariasi sesuai dengan harga Ksp nya, Misalnya harga Ksp dari Ba sampai Ca
untuk senyawa sukfat (MSO4) naik, namun senyawa BaSO4 dan CaSO4 tidak larut
dalam air.

Berdasarkan data dibawah , berikan tanda (+) pada kolom ramalan jika terjadi
endapan pada pencampuran ion alkali tanah dan larutan ion pereaksi dengan volum
yang sama. Berikan tanda (-) jika tidak terjadi endapan. Tulis alasan untuk ramalan
anda

Ion logam Ion pereaksi Ksp Ramalan Alasan


alkali tanah 0,05 M
0,05M
Ca2+ SO4-2
2+
Ba
Ca2+ CO3+2
2+
Ba
Ca2+ C204-2
2+
Ba
Ca2+ CrO4-2
Ba2+

Tujuan

- Mempelajari reaksi pengendapan senyawa senyawa kalsium dan barium


- Menentukan ada tidaknya ion ion, dan barium dalam suatu larutan yang
tidak dikenal

7
PERCOBAAN V

KROMATOGRAFI

Teori

Pemisahan campuran dengan cara krematografi didasarkan pada perbedaan


kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, pemisahan secara kromatografi dapat kita
temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak
tertentu.

Tinta hitam merupakan campuran beberapa warna. Kita dapat memisahkan


campuran warna tersebut dengan cara krematografi. Pemisahan warna tinta dapat
dilakukan dengan metode kromatografi kertas.

Tujuan

Memisahkan komponen warna pada tinta hitam dengan cara kromatografi

Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan


a. Pipet tetes
b. Chamber
c. Kertas saring 20 x 5 cm
2) Bahan praktikum
a. Tinta
b. Air

Prosedur Kerja

1. Teteskan tinta pada ujung kertas saring (1,5 darin ujung)


2. Biarkan hingga mengering
3. Masukkan ujung kertas saring kedalam chamber yang telah di isi air
sedalam 1 cm (kertas saring jangan sampai terkena dasar chamber) dan
kertas saring dipasang tegak

8
Pertanyaan

1. Warna apakah yang paling dulu memisah dari tinta?


2. Setelah beberapa lama, warna apakah yang paling jauh jaraknya dengan titik
tinta?
3. Kemukakan alasan anda mengapa warna-warna tersebut berbeda kecepatan
rambatnya.

9
PERCOBAAN VI
ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH

Teori
Pendahuluan Pemisahan atau ekstraksi dapat berupa ekstraksi jangka
pendek atau proses pengocokan yang dilakukan pada corong pisah Ekstraksi jangka
panjang biasanya dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan. Kafein dari daun teh dapat diambil dengan cara ekstraksi
dengan menggunakan suatu alat ekstraksi yang disebut soxhlet. Soxhlet yang telah
dilapisi dengan kertas saring dan dasarnya pakai wol glass. Alat soxhlet diisi dengan
pelarut yang sesuai dengan dilengkapi dengan pendingin seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini :

Alat Soxhlet Pelarut dalam labu dasar bulat dipanaskan sehingga kalau telah
mendidih pelarut naik ke pendingin sehingga upaya mengembun dan turun masuk
ke dalam alat soxhlet dan akan melarutkan kafein daun teh Bila turun masuk ke
dalam alat soxhlet dan akan melarutkan kafein daun teh. Bila larutan kafein telah
memenuhi cabang soxhlet akan masuk ke labu dasar demikian seterusnya sampai
semua kafein daun teh larut (terlihat labu dasar bulat pelarutnya didestilasi sehingga
pelarutnya terpisah dari kafein sehingga kafein menjadi kristal

Tujuan
Untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam daun teh kering dengan cara
ekstraksi dengan menggunakan suatu alat ekstraksi yang disebut soxhler.

10
Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
a. Soxhlet lengkap, statif dan klem
b. Pemanas berbentuk cekung
c. Kertas saring
d. Corong pisah 100 ml
e. Beaker glass 250 ml
f. Cawan
g. Melting point
2. Bahan praktikum
a. Daun teh kering
b. Kloroform atau petroleum eter

Prosedur Kerja
1. Timbang kira-kira 10 g daun teh yang sudah dipotong-potong kecil
kemudian bungkus dengan kertas saring berbentuk memanjang dan diikat
dengan benang sebesar tubang soxhlet. Kemudian pasang alat soxhlet
2. Isi labu dasar bulat dengan 100 ml aquades
3. Ekstraksi daun teh sampai semua kafein daun teh terlarut dan masuk ke lebu
dasar bulat
4. Kemudian disaring dan filtratnya diuapkan pada beaker glass sampai kara-
kwa tinggal 20 ml
5. Dinginkan dan masukkan pada corong pisah serta tambah 15 mi kloroform
atau petroleum eter kemudian kocok
6. Pisahkan ekstrak kloroform saring dan uapkan kloroform nya dalam cawan
porselen (hati-hati uapnya)
7. 7. Kumpulkan hasil yang telah kering, timbang dan tes titik lelehnya
8. 8. Apabila belum murni lakukan kristalisasi.

11
PERCOBAAN VII
DESTILASI
(Larutan Alkohol)

Teori
Pemisahan dan pemurnian minyak bumi menggunakan metode destilasi.
Minyak bumi dipisah-pisahkan melalui destilasi menjadi fraksi-fraksi yang kita
kenal sebagai bensin, Kerosin (minyak tanah), solar, minyak pelumas, dan banyak
fraksi lainnya. Destilasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
titik didih. Zat yang ingin dipisahkan biasanya berbentuk cair, tetapi dapat pula
berbentuk padat. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang
memiliki titik didih berbeda.

Pemisahan dengan cara destilasi dapat digunakan untuk memperoleh ar mur


dan air yang sudah dikotori zat padat yang larut didalamnya.

Tujuan
Untuk memisahkan larutan alkohol dengan cara destilasi

12
Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
a. Labu alas
b. Erlenmeyer
c. Kondensor
d. Bunsen
e. Statif dan klem
f. Selang
g. Termometer
h. Gelas ukur

2. Bahan Praktikum
a. Air
b. Alkohol 96%
c. Batu porselen

Prosedur Kerja
1. Sediakan / rangkai alat destilasi.
2. Latu larutkan 50 ml air yang dicampur dengan 50 ml alkohol 96% yang
ditaruh di labu alas, dan masukkan batu porselen untuk menetralkan titik
didih agar tidak terlalu tinggi.
3. Kemudian panaskan labu alas yang telah dimasukkan campuran air dan
alkohol, serta batu didih tersebut, sampai mencapai titik didih 80°C, dan
ketika sudah mencapai suhu 80°C tidak boleh lebih. Lalu matikan bunsen
dan uap dari alkohol tersebut masuk kedalam Erlenmeyer melalui
kondensor. Perhatikan destilatnya dan catat berapa banyak destilat yang
dihasilkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, N., M., 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasanya, PT Gramedia Jakarta
Caims, D. 2004. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta : Buku kedokteran
EGC
Day, R.A., dan A.L. Underwood. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga
Harris and Vogel A.l, 1999, A Text Book of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis, Longman.
Harmanto, Ari. 2000. Kimia 3. Jakarta: Setia Aji
Kee, J.L. dan Hayes, E.R., 1993. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran ECG
Khopkar, S.M. 2008. Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta: UIP Press

14

Anda mungkin juga menyukai