Anda di halaman 1dari 39

PETUNJUK PRAKTIKUM $

KIMIA FARMASI DASAR

Disusun Oleh:
Dr. Muhamad Salman F.,M.Si.
Dr. Sri Sutji Susilowati, M.Si., Apt.

LABORATORIUM KIMIA-FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019

i
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT sehingga buku


petunjuk praktikum Kimia Farmasi Dasar ini dapat diselesaikan. Buku
petunjuk ini disusun untuk membantu mahasiswa memahami
praktikum yang dilaksanakan sebagai bagian dari mata kuliah Kimia
Farmasi Dasar. Mata acara dalam praktikum Kimia Farmasi Dasar ini,
untuk memperkenalkan kimia dalam ruang lingkup farmasi. Praktikum
ini juga bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar-dasar
keselamatan kerja di laboratorium, serta pengenalan alat alat yang
biasa di gunakan di laboratorium.
Untuk menambah pengetahuan mengenai mata acara praktikum
Kimia Farmasi Dasar, mahasiswa disarankan membaca buku referensi
atau rujukan yang ada dalam daftar pustaka dalam buku petunjuk ini.
Atau referensi lainnya baik dari sumber cetak maupun dari internet.
Sebagai penutup, saran dari pembaca kami terima sebagai
penyempurnaan untuk penerbitan pada tahun yang akan datang.

Purwokerto, Agustus 2019


Penyusun,

iii
PENJELASAN UMUM

Praktikum Kimia Farmasi Dasar Jurusan Farmasi FIKES Unsoed


merupakan salah satu komponen Kuliah Kimia Farmasi Dasar, yang
menjadi penentu kelulusan anda. Berikut beberapa penjelasan singkat
tentang pelaksanaan prakikum :

1. Peserta praktikum (praktikan) harus sudah berada di dalam


laboratorium sesuai waktu praktikum dengan memenuhi semua
persyaratan dan kelengkapan untuk mengikuti praktikum .
a. Persyaratan mengikuti praktikum adalah telah membuat lembar
kerja praktikum. Kerjakan pembuatan lembar kerja (skema kerja
dan form data pengamatan) di rumah, karena kedua komponen
ini akan sangat membantu pemahaman Saudara terhadap materi
praktikum.
b. Kelengkapan praktikum adalah jas laboratorium lengan panjang,
sepatu, lap/serbet, dan masker. Pastikan Saudara selalu
membawanya setiap praktikum.
2. Kumpulkan lembar kerja praktikum Anda beserta tugas
pendahuluan (jika ada) di tempat yang telah disediakan. Ikuti
penjelasan singkat dari koordinator tentang praktikum yang akan
dilaksanakan maupun penjelasan tambahan lainnya.
3. Tes awal/ pretes diselenggarakan satu minggu sebelum pelaksanaan
praktikum.

iv
4. Segera cek peralatan yang akan Anda gunakan. Tandatanganilah
bon peminjaman alat masing-masing jika Anda sudah memeriksa
alat-alat tersebut. Pastikan Anda memeriksa jumlah dan kondisi
alat dengan baik. Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas, jangan
segan untuk bertanya pada asisten / laboran Anda.
5. Sebelum memulai pelaksanaan praktikum, simpan buku petunjuk
praktikum ini pada tas Anda. Gunakan jurnal yang telah Anda buat
dirumah sebagai pedoman Anda bekerja. Pelaksanaan praktikum
pada dasarnya dilakukan secara perorangan, karena praktikum
bertujuan memebentuk kebiasaan Anda bekerja di laboratorium.
Asisten akan memandu pelaksaan praktikum secara lebih teknis.
Catat berbagai pengamatan yang anda temui terkait dengan
percobaan dijurnal Anda masing-masing.
6. Asisten akan memberikan sesi khusus menjelang akhir praktikum
untuk berdiskusi dengan seluruh kelompok untuk membahas
materi praktikum.
7. Cucilah seluruh alat yang telah digunakan dengan baik dan bersih
(perhatikan ketentuan pembuangan limbah sisa praktikum dengan
baik!!!!!). Jaga kebersihan dan kerapihan lingkungan laboratorium.
Setelah itu, Anda minta Asisten / laboran untuk memeriksa seluruh
alat yang Anda pinjam. Asisten / laboran akan menandatangani bon
pengembalian alat. Jika ada alat yang rusak, catat dibagian yang
telah tersedia pada bon Anda dan laporkan pada asisten / laboran.
Penggantian alat sebaiknya dilakukan segera mungkin, maksimal
sebelum akhir semester.
8. Seluruh pekerjaan Anda diharapkan sudah selesai 15 menit sebelum
waktu praktikum berakhir.

v
9. Praktikum memberikan kontribusi pada nilai akhir kuliah kimia
analisis sebanyak 30 %.
10. Kehadiran pada praktikum adalah wajib, kecuali karena sakit
(dengan menyerahkan bukti dari pihak berwenang). Praktikum
susulan tidak menjadi prioritas untuk diselenggarakan. Nilai akhir
dihitung dari jumlah nilai total dibagi jumlah percobaan (kecuali
bagi yang sakit, dibagi kehadiran ).
11. Hal-hal lain yang belum disampaikan mengenai praktikum akan
dijelaskan dalam bagian lain pada buku ini atau disampaikan
langsung pada saat praktikum dilaksanakan atau melalui
pengumuman laboratorium.

vi
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

1. Lembar kerja praktikum yang berfungsi juga sebagail laporan akhr


praktikum dikerjakan secara kelompok pada kertas berukuran A4
dan dikerjakan sesuai dengan kemampuan terbaik Anda. Boleh
ditulis tangan atau diketik menggunakan computer yang rapi.
2. Laporan dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum di laboratorium.
Setiap keterlambatan pengumpulan akan mengurangi nilai.
3. Kecurangan dalam pembuatan lembar kerja praktikum, mencontek
laporan mahasiswa/i lain akan menyebabkan hukuman bagi kedua
belah pihak.
4. Bagian-bagian laporan:
a. Cover
b. Skema kerja (dalam bentuk diagram alir yang jelas dan lengkap)
c. Form data pengamatan
d. Pembahasan
e. Kesimpulan
f. Referensi
5. Laporan/ lembar kerja praktikum cukup di stapler dan tidak perlu
dijilid.

vii
PANDUAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM KIMIA

1. Taati dan patuhi setiap aturan laboratorium untuk keselamatan


Anda.

2. Pelajari prosedur kerja yang akan Anda lakukan dengan baik.


Tanyakan pada asisten kelompok Anda jika terdapat hal yang masih
kurang jelas.

3. Laboratorium kimia merupakan tempat bersifat membahayakan


bagi tubuh, berhati-hatilah selama berada didalamnya.

4. Selama di laboratorium dilarang merokok, bersolek termasuk


memakai pelembab bibir dan lensa kontak, makan dan minum.
Gunakanlah selalu jas lab lengan panjang dan sepatu tertutup
sebagai alas kaki Anda (bukan sandal). Jika Anda keluar lab, jas
wajib ditanggalkan.

5. Bagi yang menggunakan kerudung, harap kerudung dimasukan ke


dalam jas lab. Ikat rambut yang panjang ke arah belakang ketika
bekerja dengan bahan kimia, bahan dengan bahaya biologi,
radiosiotop atau mesin yang sedang beroperasi.

6. Usahakan tempat bekerja bersih dan bebas dari bahan kimia dan
alat yang tidak dibutuhkan lagi.

7. Bacalah MSDS (Material Safety Data Sheet) sebelum bekerja dengan


bahan kimia berbahaya.

8. Jangan pernah mencicipi atau mencium bahan kimia di lab (kecuali


ada intruksi khusus).

9. Tempatkan limbah padat maupun limbah cair pada tempatnya.


Jagalah kebersihan tempat kerja Anda.

10. Limbah cair dapat berupa larutan yang mengandung ion logam
berat atau pelarut organik. Masing-masing disediakan tempat
penampungnya dilaboratorium.

viii
11. Asam pekat maupun zat-zat yang berbahaya ditangani
pengerjaannya didalam lemari asam.

12. Pada umumnya zat-zat yang digunakan pada praktikum ini telah
tersedia dilaboratorium. Zat-zat ini diberi label tertentu pada
wadahnya. Baca dan perhatikan dengan teliti setiap keterangan
pada label zat sebelum Anda menggunakannya.Bekerjalah dengan
cermat, jangan menukar-nukar pipet atau tutup botol zat karena
dapat merusak zat. Selain itu jika Anda harus mengganti untuk
mengambil zat, tunggulah giliran Anda secara tertib dan tetap hati-
hati.

13. Jangan pernah bercanda, mengobrol atau bermain-main dengan


teman selama berada di laboratorium. Ingat, potensi terjadinya
kecelakaan di tempat ini sangat besar, yang diantaranya disebabkan
oleh kelalaian, ketidakseriusan dan tidak berhati-hati ketika berada
di dalamnya. Jangan sampai Anda menyesal karena kesalahan
sendiri.

14. Jadikan laboratorium sebagai tempat untuk mengeksplorasi dan


mengasah kemampuan Anda meneliti. Amati dengan cermat,
catat, pikirkan setiap hal yang Anda peroleh selama Anda
bekerja.

15. Kecelakaan merupakan hal yang tidak dapat kita duga kapan
terjadinya. Tanamkan dalam diri Anda untuk TIDAK PANIK.

16. Jika terdapat alat gelas yang pecah, jangan bereskan dengan
menggunakan tangan. Gunakan sapu dan sendok sampah untuk
membersihkannya. Sekali lagi jangan gunakan tangan kosong,
karena selain pecahan gelas tajam juga terdapat zat kimia di
dalamnya.

17. Jika kulit terkena zat kimia, segera cuci dengan air kran. Jika
anggota badan yang terkena sangat banyak, segera tanggalkan jas
lab anda. Lapor segera ke asisten Anda atau petugas laboratorium
untuk penanganan lebih lanjut.

18. Jika mata atau muka terkena zat kimia, semprot langsung dengan
air kran jangan digosok dengan tangan. Ingat tangan Anda sangat

ix
mungkin telah menempel dengan sejumlah zat kimia lain dan sangat
mungkin Anda belum mencuci tangan. Segera hubungi asisten atau
petugas laboratorium untuk membantu hal ini.

19. Apabila terjadi kebakaran di meja Anda, jangan panik dan


menjauhlah dari meja Anda jika Anda tidak mengetahui cara
menanganinya dan segera hubungi petugas laboratorium atau
asisten Anda. Kebakaran kecil dapat diatasi dengan menutup objek
dengan kain/lap basah dan biarkan api mati sendiri atau dengan
cara disemprot dengan alat pemadam kebakaran di lab.

20. Matikan air, listrik, dan alat-alat lain sebelum Anda meninggalkan
lab.

21. Panduan keselamatan ini hanyalah upaya kita mencegah dan


meminimalkan potensi kecelakaan maupun kerusakan di lab.

x
PERCOBAAN I
TEKNIK-TEKNIK DASAR
DI LABORATORIUM KIMIA

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal jenis dan fungsi alat-alat yang
terdapat di laboratorium kimia farmasi dasar dan dapat
menggunakannya dengan baik sesuai tujuan penggunaan dan fungsi
alat tersebut.

II. PENDAHULUAN
Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan
fungsinya secara umum dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu alat
ukur, alat tampung, dan alat pendukung.
Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk menentukan jumlah
zat cair secara tepat. Alat ini digunakan terutama dalam keperluan
analisis kuantitatif yang memerlukan ketepatan hasil. Alat-alat yang
termasuk kelompok alat ukur umumnya memiliki nilai ketelititan
pengukuran pada bagian depannya. Yang termasuk sebagai alat ukur
adalah gelas ukur, labu takar, pipet volume, pipet ukur, buret dan lain-
lain.
Alat tampung adalah alat gelas yang fungsi utamanya adalah
menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas zat. Seringkali
memang pada alat ini tercantum sejumlah skala, namun skala ini bisa
dikatakan skala kasar saja, dan tidak dapat dijadikan patokan
terutama jika digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif.
Beberapa contoh alat tampung adalah gelas kimia dan labu
Erlenmeyer.
Selain alat ukur dan alat tampung terdapat pula alat yang terbuat
dari gelas yang berfungsi sebagai pendukung. Alat-alat ini diantaranya
adalah batang pengaduk, corong pendek, kaca arloji, botol timbang,
pipet tetes dan lain-lain.

1
1. Pipet volum. Pipet ini terbuat dari kaca dengan skala/volume
tertentu, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume
tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan
propipet atau bulb untuk menyedot larutan.

2. Pipet ukur. Pipet ini memiliki skala,digunakan untuk mengambil


larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau karet
penghisap untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.

3. Labu ukur (labu takar), digunakan untuk menakar volume zat


kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini
tersedia berbagai macam ukuran.

4. Gelas Ukur, digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam


bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam
ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut
dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan
skala.

2
5. Gelas Beker, Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat
skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat
larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk
menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.

6. Buret. Alat ini terbuat dari kaca dengan skala dankran pada
bagian bawah, digunakan untuk melakukan titrasi (sebagai
tempat titran).

7. Erlenmeyer, Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat


skala pada alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan
untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga
digunakan untuk memanaskan larutan.

3
8. Spektrofotometer dan Kuvet,kuvet serupa dengan tabung
reaksi, namun ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai tempat
sample untuk analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh
dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz), polistirena atau
polimetakrilat.

9. Tabung reaksi. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia,


dalam skala kecil dan dapat digunakan sebagai wadah untuk
perkembangbiakkan mikroba.

10. Corong , Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang
terbuat dari plastik. Digunakan untuk menolong pada saat
memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit,
seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

4
11. Timbangan analitik, digunakan untuk menimbang massa suatu
zat.

12. Gelas arloji, digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat
menimbang, mengeringkan bahan, dll.

13. Pipet tetes. Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi
karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

5
14. Pengaduk gelas, digunakan untuk mengaduk larutan, campuran,
atau mendekantir (memisahkan larutan dari padatan).

15. Spatula, digunakan untuk mengambil bahan.

Penggunaan alat-alat laboratorium harus diupayakan tepat sesuai


tujuan dan fungsi alat tersebut.
1. Termometer
Hal yang terlihat sepele padahal cukup berisiko adalah tidak
digunakannya batang pengaduk ketika mengaduk larutan, atau
menggunakan termometer sebagai alat pengaduk. Termometer terbuat
dari bahan gelas lebih mudah patah dibandingkan batang pengaduk.
Selain itu jika patah, mungkin saja raksa yang terdapat dalam
termometer menjadi ancaman bagi orang-orang yang ada disekitarnya.
Sekali lagi perhatikan dan pahami tujuan prosedur dan fungsi alat
gelas yang digunakan hendaknya sesuai.
2. Neraca
Neraca merupakan alat yang penting di laboratorium dalam
mengukur jumlah zat padat yang diperlukan. Proses menimbang dalam
analisis kuantitatif sangat penting seperti dalam pembuatan larutan

6
standar primer untuk analisis kuantitatif asam basa. Saat ini selain
neraca dengan menggunakan dua lengan beban juga terdapat neraca
digital atau dikenal juga sebagai neraca analitik. Pastikan Anda
mengenal dan dapat mengoperasikan alat ini dan senantiasa menjaga
kebersihannya baik dari debu maupun sisa-sisa zat yang ditimbang.
Hindarkan pula menimbang sesuatu yang melebihi kapasitas maksimal
neraca untuk meminimalkan potensi terjadinya kerusakan. Anda dapat
menimbang zat secara langsung maupun dengan timbang selisih.
Jangan timbang alat yang masih panas. Sebelum anda timbang,
dinginkan terlebih dulu alat di dalam eksikator beberapa saat.

Gambar 1.1. Gambar neraca analitik


3. Bak cuci
Bak cuci yang terdapat di laboratoriumbukan tempat
pembuangan sampah. Anda tidak diperkenankan membuang sampah
yang berupa padatan seperti padatan korek api, kertas dan lain-lain ke
dalamnya. Buang sampah padat ditempat limbah padat. Zat-zat cair
juga memiliki aturan sendiri. Jika anda membuang sidikit sisa asam
maupun basa, buang sambil membuka aliran air kran kedalam bak
cuci. Zat-zat yang mengandung logam berat seperti Cu, Pb dan lain-lain
harus dibuang terlebih dahulu di tempat limbah cair. Pelarut organik
juga memiliki tempat penampungan khusus. Jangan buang pelarut
organik ke bak cuci.

7
III. PROSEDUR PERCOBAAN
III.1. Pengenalan Alat Laboratorium
Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan di
Laboratorium Kimia, Gambarlah alat tersebut pada buku kerja kalian
dan praktekkan cara penggunaan alat tersebut sesuai dengan instruksi
yang diberikan!

Gambar 1.2. Peralatan umum di laboratorium

III.2. Teknik Dasar Kerja Laboratorium


Berikut ini diuraikan beberapa teknik dasar kerja di Laboratorium
Kimia, praktekkan teknik kerja sesuai instruksi yang diberikan !

8
Gambar 1.3. Menentukan volume larutan dalam suatu buret atau
gelas ukur

Gambar 1.4 teknik memanaskan dengan tabung reaksi

9
Gambar 1.5. Teknik mencium bau/gas

Gambar 1.6. Teknik pemipetan dan pemindahan larutan


* jangan pernah memipet bahan dengan mulut, gunakanlah
peralatan yang tepat untuk pemipetan

10
Gambar 1.7. Teknik menempatkan kertas saring dalam corong

Teknik pengenceran larutan menggunakan labu takar

11
IV. PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3) DI LABORATORIUM

Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat


diperoleh melalui kegiatan praktikum.Di samping itu ada
kemungkinan bahaya yang terjadi di laboratorium seperti adanya
bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran, keracunan,
sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll).Di
samping itu, orang yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada
resiko yang cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap
percobaan digunakan :
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah
terbakar, korosif, karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan
sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang


harus dilakukan pada saat bekerja di Laboratoriumantara lain :
1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja
pelaksanaan praktikum serta hal yang harus dihindari selama
praktikum, dengan membaca petunjuk praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat
terhindar dari kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat
bahan dapat diketahui dari Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan
cara penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum
lengan panjang, kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu,
masker, dll.

2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.
b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan
digunakan.

12
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan
karena dapat mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai,
disesuaikan dengan kategori limbahnya.
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data
yang diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan


a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan
kembalikan ke tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat
(tutup jangan tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari
laboratorium.

Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis


pelaksanaan di laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan
pengetahuan sifat bahan yang digunakan dalam percobaan.Sifat
bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety
Data Sheet (MSDS) yang dapat didownload dari internet. Berikut ini
sifat bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan
kimia :

13
Simbol berbahaya
Toxic Bahan ini dapat menyebabkan
(sangat beracun) kematian atau sakit serius bila
Huruf
masuk ke dalam tubuh melalui
kode:
pernapasan, pencernaan atau
T+
melalui kulit

Corrosive(korosif)
Bahan ini dapat merusak jaringan
Huruf
hidup, menyebabkan iritasi kulit,
kode: C
dan gatal.

Explosive (bersifat
mudah meledak) Bahan ini mudah meledak dengan
Huruf
adanya panas, percikan bunga api,
kode: E
guncangan atau gesekan.

Oxidizing
(pengoksidasi) Bahan ini dapat menyebabkan
Huruf
kebakaran. Bahan ini menghasilkan
kode:
panas jika kontak dengan bahan
O
organik dan reduktor.
flammable (sangat
mudah terbakar) Bahan ini memiliki titik nyala rendah
Huruf dan bahan yang bereaksi dengan air
kode: F untuk menghasilkan gas yang
mudah terbakar.

Harmful (berbahaya) Huruf


Bahan ini menyebabkan luka bakar
kode:
pada kulit, berlendir dan
Xn
mengganggu pernapasan.

IV. TUGAS
1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada symbol
berbahaya!
2. Carilah MSDS pada masing-masing bahan kimia yang anda
sebutkan pada no.1!
3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia?

14
PERCOBAAN II
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

I. Tujuan :
1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

II. Dasar Teori


Larutan adalah campuran yang terdiri dari dua atau lebih
komponen yang bercampur secara homogen.
Komponen terdiri dari 2 yaitu :
1. Solut : zat yang larut
2. Solvent : pelarut (zat yang melarutkan solut dan biasanya
jumlahnya lebih besar)

Konsentrasi, dapat dinyatakan dalam beberapa cara, misalnya :


1. Mol
berat zat (g)
n=
berat molekul (Mr)

2. Molaritas
mol zat terlarut (mol)
M=
volume larutan (L)

3. Molalitas
mol zat terlarut (mol)
m=
berat pelarut (kg)

4. Normalitas
mol zat terlarut x ekivalen (eq)
N=
Volume larutan (L)

5. % berat (b/v) atau (w/v)


berat zat terlarut (g)
% w/v = x 100%
100 ml larutan

15
6. % volum (v/v)
volum zat terlarut (ml)
% v/v = x 100%
100 ml larutan

7. Fraksi mol
mol zat terlarut (mol)
x=
mol zar terlarut (mol) + mol pelarut (mol)

8. ppm
berat zat terlarut (mg)
ppm =
volume larutan (L)

berat zat terlarut (mg)


ppm =
berat (kg)

9. ppb
berat zat terlarut (μg)
ppb =
volume larutan (L)

berat zat terlarut (μg)


ppb =
berat (kg)

Pengenceran
 V1 x M1 = V2 x M2
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = volume awal
M1 = konsentrasi awal (Molaritas, M)
N1 = konsentrasi awal (Normalitas, N)
V2 = volume akhir
M2 = konsentrasi akhir (Molaritas, M)
N2 = konsentrasi akhir (Normalitas, N)
 Catatan : Bila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus
menambahkan bahan kimia pekat tersebut ke dalam air, bukan
sebaliknya

16
Contoh :
Buatlah 100 ml larutan HNO3 0,2 N dari larutan HNO3pekat 69%.
Diketahui massa jenis larutan HNO3pekat 69%= 1,49 g/mL; berat
molekul larutan HNO3pekat 69% = 63.01 g/mol.
Jawab :
 Berat HNO3 dalam HNO3 pekat 69% = 1,49 g/ml x 69 ml
=102,81 gram
 Normalitas (N) HNO3 =
102,81 g x 1
N=
63,01 g/mol x (100/1000)

N = 16,32 N
 V1 x N1 = V2 x N2
0,2 N x 100 ml
V1 =
16,32 N

N = 1,22 ml  dilarutkan hingga 100 ml (menggunakan labu ukur)

III. Bahan dan Alat


Bahan :
NaCl, HCl 37%, Etanol 96 %, gula pasir, dan akuades.
Alat :
Neraca analitik, labu takar 100 ml, gelas ukur, pipet tetes

IV. Tugas / Instruksi Kerja


Buatlah larutan dengan konsentrasi masing-masing di bawah ini
kemudian tulislah prosedur kerjanya secara lengkap di Laporan :
1. 100 mL larutan NaCl 0,1 M dan encerkan larutan tersebut
menjadi larutan NaCl 0,01 M sebanyak 100 mL.
2. 100 mL larutan NaCL 100 ppm
3. 50 mL larutan gula 6 % (b/v) dan encerkan larutan tersebut
menjadi 50 ml larutan gula 3 % (b/v)
4. 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%.

17
PERCOBAAN III
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan menguasai teknik-teknik
dasar dan prinsip proses pemisahan dan pemurnian suatu campuran.

II. PENDAHULUAN
Pemisahan dan pemurnian suatu campuran menjadi komponen
penyusunnya merupakan kegiatan yang sering dilakukan, khususnya
yang bergelut dibidang kimia. Proses memperoleh suatu unsur
seringkali merupakan proses panjang yang mungkin terdiri dari banyak
tahap. Misalnya logam tembaga murni baru diperoleh melalui
serangkaian tahap tertentu. Garam meja yang kita konsumsi melewati
banyak tahap sebelum bisa diperoleh sebagaimana yang kita dapat di
rumah. Demikian pula halnya dengan bahan bakar yang kita kenal
seperti solar, merupakan fraksi dari berbagai campuran yang kemudian
dipisahkan dari sumbernya. Beberapa proses pemisahan yang biasa
dilakukan adalah dekantasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, destilasi,
dan kromatografi.

Gambar 2.1. Pemisahan dengan cara filtrasi

18
Jika kita memiliki campuran, misalnya antara padatan dan zat
cair yang masing-masing telah terpisah, maka kita bisa memisahkan
padatan dan zat cair yang terpisah/tidak larut tersebut dengan cara
menuangkan zat cairnya. Proses ini disebut dekantasi. Namum ada
kalanya padatan dan zat cair masih tercampur sehingga membantu
memisahkannya dengan cara sentrifugasi. Biasanya zat padat dapat
kita pisahkan dengan cara lain seperti filtrasi menggunakan alat bantu
berupa suatu kertas saring dengan ukuran pori tertentu. Proses ini
dapat dimodifikasi dengan menggunakan alat tambahan untuk
mempercepat proses penyaringan, misalnya dengan menggunakan
pengisap Buchner.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan
kelarutan relatif suatu zat didalam zat cair yang berbeda. Proses
ekstraksi yang sederhana dapat dilakiukan dengan memnggunakan
suatu corong pisah. Prinsip ekstraksi juga mendasari penggunaan
soxhlet. Pemilihan jenis pelarut yang paling optimum dalam proses
ekstraksi sangat penting, sehingga ekstraktan yang dipilih harus
memiliki kemampuan melarutkan yang lebih baik dibandingkan
pelarut semula.
Kromatografi merupakan teknik pemisahan berdasarkan
perbedaan kekuatan interaksi suatu zat diantara dua fasa yang dikenal
sebagai fasa gerak dan fasa diam. Besaran yang dikenal dalam proses
kromatografi diantaranya adalah faktor retensi (Rf).
Destilasi merupakan pross pemisahan yang berdasarkan
perbedaan titik didih zat cair. Titik didih zai cair merupkan suatu suhu
saat tekanan uap zat tersbut sama dengan tekanan luar/tekanan
atmosfir. Tekanan uap merupakan sifat fisis zat yang tergantung pada
suhu, dan cenderung meningkat dengan meningkatnya suhu. Pada
saat tekanan uap zat cair sama dengan tekanan luar, maka seluruh
bagian zat cair mimiliki kemampuan/energi yang mencukupi untuk
dapat berubah menjadi uap. Dua tahap penting yang terjadi dalam
proses destilasi adalah pendidihan dan pengembunan. Beberapa
contoh teknik destilasi adalah destilasi sederhana, destilasi uap dan
destilasi vakum.

19
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Masukkan 2-3 sendok bubuk kapur ke dalam gelas kimia yang berisi
air 30 ml lalu. Masukkan 1/3 campuran ke dalam sebuah tabung
reaksi. Diamkan selama 30 menit. Pisahkan dengan cara dekantasi.
Sisa campuran dalam gelas dipisahkan dengan cara filtrasi
menggunakan kertas saring. Bandingkan hasil yang diperoleh !

2) Larutkan garam dapur yang masih kotor dengan air sedikit


mungkin. Saring dengan menggunakan kertas saring dan corong
pendek. Tampung filtrat dalam cawan penguap kemudian panaskan
hingga semua air menguap. Apa yang Anda peroleh?

3) Haluskan kamper dan masukan ke dalam beaker glass, panaskan.


tutup beaker glass dengan kaca arloji yang diberi es diatasnya, amati
yang terjadi dan di apa kesimpulan anda.

4) Ambil 5 ml larutan I2berwarna lalu masukkan ke dalam corong pisah


dan encerkan dengan 100 mL aquadest. Tambahkan 25 mL
kloroform kedalam corong pisah, kocok secara perlahan selama 5
menit dan didiamkan beberapa saat, amati apa yang terjadi ?
Tampung fraksi air dan lakukan kembali ekstraksi dengan 25 mL
kloroform, Apa yang terjadi dan apa kesimpulan Anda ?

5) Ambil 5 ml larutan berwarna lalu masukkan dalam tabung reaksi.


Tambahkan sejumlah karbon aktif ke dalamnya. Dekantasi
campuran tersebut! Apa yang terjadi dengan campuran? Apa
kesimpulan Anda?

6) Totolkan tinta spidol berwarna pada selembar kertas saring (± 1 cm


diatas permukaan bawah) dan celupkan bagian bawah kertas
tersebut pada etanol dengan possi totolan tetap berada diatas
permukaan pelarut etanol. Amati apa yang terjadi, dan apa
kesimpulan Anda ?

20
7) Pisahkan campuran dari air dan metanol, larutan yang memiliki
perbedaan titik didih dengan menggunakan peralatan destilasi
sederhana! Pasang peralatan seperti yang terlihat pada gambar!
Cara pasang alat distilasi : sediakan penangas (wadah) berisi air di
atas pemanas. Letakan labu didih ke dalam penangas, kemudian
pasang klem keleher labu, tambahkan konektor distilasi ke dalam
mulut labu. Pada bagian atas konektor pasang termometer yang
telah diberi sumbat karet. Pada bagian yang lain dipasang pendingin
liebeg, alirkan air dalam pendingin. Sediakan wadah untuk
menampung destilat. Jangan lupa masukkan batu didih! Catat suhu
tetesan destilat pertama!

Gambar 2.3. Pemisahan dengan cara destilasi sederhana

21
PERCOBAAN IV
MENGENAL REAKSI KIMIA

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenal dan melakukan beberapa ciri-ciri
umum terjadinya beberapa reaksi kimia.

II. PENDAHULUAN
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal
yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia
biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri
yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan
perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum
reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi kimia merupakan contoh yang paling sesuai untuk
perubahan kimia. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih diubah
menjadi zat baru. Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan). Zat
baru yang dihasilkan disebut hasil reaksi (produk).
Reaksi kimia bisa diidentifikasikan berdasarkan beberapa ciri
yang menyertainya. Perubahan yang terjadi dapat berubahnya warna,
timbulnya gas, naiknya suhu/turunnya suhu, atau terbentuk zat lain
berupa endapan. Tidak setiap pencampuran dua zat kimia membentuk
reaksi secara langsung. Sejumlah reaksi memerlukan kondisi-kondisi
yang mendukung untuk dapat terjadi.

22
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Sediakan 3 buah tabung reaksi bersih, 1, 2 dan 3, kemudian
tempatkan larutan-larutan berikut masing-masing sebanyak 10
tetes. Dalam tabung 1 larutan HCl 0,1 M, tabung 2 CH3COOH 0,1
M, dan tabung 3 NaOH 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi pada
masing-masing tabung setelah ditambahkan 1 tetes indikator!!
Tambahkan 10 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung 1 dan tabung 2.
Amati apa yang terjadi!!! Sebutkan reaksi yang terjadi!

2) Tempatkan 1 ml H2C2O4 dalam sebuah tabung reaksi, kemudian


tambahkan 2 tetes H2SO4 2 M, lalu kocok tabung dan amati.
Tambahkan KMnO4 0,05 M tetes demi tetes (sambil dikocok) hingga
warna larutan yang terbentuk tidak hilang. Ulangi pekerjaan ini
dengan mengganti H2C2O4 dengan Fe2+. Bandingkan laju hilangnya
warna ungu diantara kedua prosedur ini !!! Sebutkan jenis reaksi
ynag terjadi !

3) Sebanyak 1 ml NaCl 0,1 M direaksikan dengan AgNO3 0,1 M


sebanyak 5 tetes. Apa yang terjadi?

4) Sediakan 4 buah tabung reaksi, A, B, C, dan D. Isi tabung A dan B


dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Isi tabung C dan D dengan 1 ml K2Cr2O7
0,1 M. Tambahkan 10 tetes HCl 1 M ke dalam tabung A dan C lalu
kocok. Bandingkan!. Tambahkan 10 tetes NaOH 1 M ke dalam
tabung B dan D lalu kocok. Bandingkan! Apa kesimpulan Anda ?

5) Ambil 1 ml larutan I2, tambahkan indikator amilum. Kemudian


tambahkan vitamin C berlebih. Amati perubahan warna yang
terjadi. Apa yang dapat Anda simpulkan?

6) Siapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan kertas lakmus.
Tempatkan 5 ml larutan (NH4)2SO4 dalam tabung kemudian
tambahkan 5 tetes NaOH 1M, dan segera hubungkan tabung
dengan pipa kaca yang dibagian ujungnya telah terdapat kertas
lakmus. Amati perubahan yang terjadi!

23
7) Siapkan kertas/selulosa secukupnya kemudian bakarlah dengan
menggunakan api, apa yang terjadi? Kerjakan prosedur yang sama,
namun sebelum kertas terbakar sempurna, masukkan kertas yang
terbakar tersebut pada beker glass dan tutup rapat, apa yang
terjadi? Apa yang dapat anda simpulkan?

Tugas
Carilah informasi dan tuliskan dalam pembahasan laporan anda
mengenai persamaan reaksi kimia untuk beberapa reaksi di atas
sesuai percobaan yang anda lakukan !

24
PERCOBAAN V
KIMIA ASAM-BASA

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami prinsip menyangkut suatu asam-
basa, membuat indikator asam basa dari bahan lingkungan rumah,
menentukan pH kira-kira bahan-bahan yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan mengenal konsep larutan buffer.

II. PENDAHULUAN
Zat kimia yang bersifat sebagai suatu asam dan basa merupakan
bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dari 10 zat
terbanyak yang digunakan di industri setiap tahunnya, 6 diantaranya
merupakan suatu asam/basa (asam sulfat, asam klorida, asam nitrat,
ammonia, natrium hidroksida, natrium karbonat). Sejumlah zat
pembersih anionik seperti alkil benzen sulfonat linier, alfa olefin
sulfonat, dan natrium tripolifosfat merupakan bahan aktif dasar yang
diproduksi oleh industri sabun dan deterjen. Obat maag (antacids)
sebagian diantaranya mengandung kalsium karbonat. Asam sitrat yang
terdapat pada buah-buahan digunakan dalam pembuatan aneka juice,
jelly, dan selai.
Tingkat keasaman maupun kebasaan suatu larutan diukur
berdasarkan konsentrasi ion hidrogen didalamnya. Konsentrasi ion
hidrogen dalam suatu larutan dapat bervariasi mulai dari konsentrasi
yang lebih besar dari 1 M (asam kuat) hingga lebih kecil dari 10-14 M
yang merupakan suatu basa kuat. Dalam suatu larutan, konsentrasi
ion hidrogen, [H+], lebih banyak dinyatakan dalam bentuk negatif
logaritma konsentrasi ion hidrogen yang dikenal dengan pH larutan.
pH = -log [H+]
Penentuan pH dapat dilakukan dengan menggunakan suatu zat
yang dikenal dengan nama indikator visual. Penambahan ini ke dalam
suatu larutan dapat menyebabkan perubahan yang dapat teramati

25
(perubahan warna), sehingga pada pH larutan yang berbeda,
perubahan yang terjadi juga berbeda. Indikator asam-basa merupakan
suatu senyawa organik dengan massa molekul besar. Senyawa ini
bersifat sebagai suatu asam lemah yang berdisosiasi.
HIn  H+ + In-
Bentuk spesi yang lebih dominan menentukan warna yang akan
teramati. Jika HIn lebih dominant maka warna yang teramati kita
istilahkan sebagai warna asam, dan sebaliknya jika spesi In-yang lebih
dominant maka kita sebut sebagai warna basa. Konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan akan mempengaruhi kesetimbangan disosiasi
indikator dalam larutan tersebut.
Beberapa indikator pH yang umum digunakan diantaranya adalah
fenolftalein, metil merah, metil jingga dan lain-lain. Indikator ini
digunakan dalam proses titrasi untuk menentukan titik akhir titrasi.
Proses titrasi asam-basa dikenal dengan istilah reaksi netralisasi.
Berikut ini merupakan data interval pH dan perubahan warna masing-
masing indikator tersebut.
Warna
Interval
Indikator Titik
Asam Basa pH
Akhir
Tidak Merah
Fenolftalein Ungu 8 - 10
berwarna muda
Metil
Merah Kuning Jingga 4–6
Merah
Metil
Merah Kuning Jingga 3-5
Jingga

Dalam proses titrasi asam basa dikenal suatu zat yang disebut
sebagai standar, yaitu zat yang kita ketahui konsentrasinya dengan
pasti. Zat standar ini digunakan untuk menentukan konsentrasi
sampel. Zat standar terbagi menjadi standar primer seperti asam
oksalat dan standar sekunder seperti NaOH.

26
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Siapkan beberapa macam bunga berwarna – warni atau sayur/buah
(kol ungu, anggur, stroberi, arbei). Potong kecil-kecil, lalu gerus
dengan menggunakan mortar. Tambahkan sejumlah 5 ml isopropil
alkohol ke dalamnya, lalu aduk dengan menggunakan batang
pengaduk. Saring dan tampung filtratnya dalam tabung reaksi. Apa
warna indikator yang Anda peroleh? simpan indikator ini untuk
percobaan berikutnya!
2) Siapkan plat tetes, lalu isi lubang-lubangnya dengan larutan
berbagai pH (pH 1-12) masing-masing sebanyak 5 tetes. Tambahkan
masing-masing 2 tetes filtrat yang Anda peroleh dari tahap
sebelumnya. Amati perubahan yang terjadi dan tentukan trayek
perubahan warna indikator yang Anda punyai!!! Sebagai
pembanding, lakukan langkah kerja yang sama dengan
menggunakan indikator universal, fenolftalein, metil merah.
Tentukan trayek perubahan warna ketiga indikator ini? Berdasarkan
hasil yang diperoleh, kira-kira indikator Anda dapat digunakan untuk
aplikasi apa ???

1 2 3 4 5 6
pH pH pH pH pH pH
A 3 4 5 6 7 8

pH
9
B
pH1
0

C pH1
2
pH1
1

3) Bawalah sejumlah bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari-


hari (5 jenis per orang) seperti : sabun, pasta gigi, minuman ringan,
dan lain-lain. Tempatkan masing-masing 3 tetes dalam plat tetes,
kemudian tambahkan 1 tetes indikator universal. Berapa pH masing-

27
masing bahan yang anda bawa tersebut? Termasuk asam atau basa-
kah bahan-bahan tersebut ?

4) Batlah larutan buffer phosphat pH 7.0 dengan konsentrasi 10 mM


dan 250 mM masing-masing sebanyak 250 mL (Lakukan kalibrasi pH
meter sebelum pembuatan bfufer sesuai dengan instruksi manual
alat). Bagi larutan buffer tersebut menjadi 5 bagian. Pindahkan
larutan HCl 0,1 mM sejumlah 1 ml, 3 ml, 5 ml, dan 10 ml kedalam
masing-masing bagian larutan buffer tersebut. Ukur pH larutan
sebelum dan sesudah ditambahkan larutan HCl encer. Amati apa
yang terjadi, dan apa kesimpulan Anda. !

Tugas Sebelum Praktikum


1) Bawalah bahan-bahan seperti bberbagai acam bunga dan barang-
barang kebutuhan sehari-hari sesuai instruksi pada percobaan
praktikum yang akan dilakukan !
2) Carilah prosedur pembuatan buffer phosphat untuk digunakan
dalam percobaan praktikum anda !

28
DAFTAR PUSTAKA

Bradi, J.E., 1990, General Chemistry, Principles and Structure, John


Wiley and Sons, New York.
Chang, R.,2003, Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Ch. Petrucci, R. H., and Harwood W. S., 1997, General Chemistry,
Principles and Modern Applications, Prentice Hall International,
New Jersey.
Hunter, R.J., Simson, P.G., DR. Carswell, D.J., 1983, Part 1,
ChemicalScence, Science Press, Sidney.
Skoog, D.A., 1983, Prinsip of instrumental Analisis, SaunderCollege
Publishing, Tokyo, Japan.

29

Anda mungkin juga menyukai