Anda di halaman 1dari 60

PENUNTUN

PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

DISUSUN OLEH:
NURHAYATI, S.Si., M.Sc.

PROGRAM STUDI GIZI


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
2020 0
ATURAN DAN PENGENALAN LABORATORIUM KIMIA

SELAMAT DATANG DI LABORATORIUM KIMIA STIKES WIDYA


NUSANTARA PALU

Laboratorium Kimia adalah suatu tempat yang menyenangkan, karena Anda


bisa mempelajari dan memahami kimia melalui percobaan. Pada dasarnya Kimia
adalah ilmu yang deskriptif/nyata yang mempelajari perubahan fenomena alam.
Dengan melakukan praktikum kimia di laboratorium, Anda diharapkan dapat lebih
memahami fenomena yang muncul dalam reaksi-reaksi kimia, yang selama ini hanya
dapat dibaca atau dibayangkan selama mempelajari teori dalam perkuliahan.
Laboratorium kimia adalah suatu tempat yang sangat berbeda dengan tempat
lain karena Anda akan berhadapan langsung dengan zat-zat yang banyak sekali
macamnya (berbahaya) dan peralatan yang banyak ragamnya, akan tetapi sudah
dirancang khusus sehingga memungkinkan kita bisa merasa aman untuk bekerja di
dalamnya, dengan syarat harus mengerti aturannya dan tahu cara bekerja yang baik. Di
bawah ini akan dijelaskan mengenai aturan/tata tertib bekerja di Laboratorium Kimia
Dasar dan pengenalan beberapa peralatan Laboratorium Kimia Dasar. Sebelum Anda
memulai kegiatan praktikum, terlebih dahulu WAJIB untuk membaca, mempelajari
dan memahami ketentuan-ketentuan ini.

Ketentuan Umum – Kronologis Kegiatan


Kronologis kegiatan:
 Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk
dengan tertib, tidak boleh memakai sandal, tidak memakai kaos oblong dan harus
sudah langsung memakai jas laboratorium, kartu tanda pengenal dan kacamata
pelindung.
 Tanda tangani daftar hadir yang telah disediakan.
 Kumpulkan buku catatan praktikum (jurnal praktikum) di meja yang tersedia.

1
 Segera berkumpul di bagian depan di dalam Laboratorium Kimia Dasar Lt. I/Lt.
dasar untuk mendengarkan penjelasan dari Pemimpin Praktikum sambil membawa
penuntun praktikum dan buku catatan lain (jika diperlukan)
 Setelah itu, kembalilah ke tempat kerja masing-masing (di Laboratorium. Kimia
Dasar Lt.I atau Lt dasar). Pada dasarnya, setiap mahasiswa/praktikan akan bekerja
sendiri-sendiri di bawah pengawasan asisten.
 Sebelum memulai praktikum, periksalah peralatan yang telah disediakan, jumlah
maupun keutuhan peralatan apakah sudah sesuai dengan “daftar inventaris alat”
yang ada. Kalau belum, segera lengkapi dengan cara meminta petugas
laboratorium di bagian belakang. Jika sudah cocok, jangan lupa untuk
menandatangani penerimaan formulir inventaris masing-masing. Pelajari nama,
kegunaan dan cara menggunakan peralatan tersebut (lihat peralatan dasar
laboratorium kimia).
 Praktikan akan dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing akan
dipimpin atau diawasi oleh seorang Asisten. Atas beberapa pertimbangan, asisten
akan mengatur pelaksanaan kerja. Nama Asisten harus dicatat dalam buku catatan.
Kelompok akan diumumkan sebelum praktikum pertama dilaksanakan.
 Buku catatan praktikum (jurnal praktikum) harus dikerjakan sebelum praktikum
dimulai (JANGAN mengerjakan di sekitar laboratorium) dan wajib dibawa saat
praktikum. Apabila tugas ini tidak dibuat, praktikan tidak diberikan nilai untuk
percobaan tersebut, atau tidak diperkenankan mengikuti praktikum tersebut.
 Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten,
kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau peraturan,
penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil pengamatan segera
dicatat dalam buku catatan. Data lain dapat ditanyakan kepada asisten atau
pemimpin praktikum.

2
 Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan
diperiksa oleh petugas Laboratorium.
 Petugas akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh
praktikan, diakhiri dengan membubuhkan tanda tangannya.
 Praktikan harus menandatangani penyerahan peralatan ini. Jangan meninggalkan
Laboratorium sebelum petugas/laboran membubuhkan tanda tangan pada daftar
inventaris alat Anda.
CATATAN: Untuk percobaan tertentu, akan diminta dibuatkan LAPORAN praktikum.
Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara kelompok. Dalam
keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan ditanggung bersama.
Demikian pula dengan peralatan yang digunakan bersama, misalnya buret atau
peralatan distilasi. Apabila ada kerusakan atau hilang harus ditanggung bersama.
SELAMAT BEKERJA !

Buku Catatan Praktikum (Jurnal Praktikum) & Laporan


 Setiap praktikan mempunyai buku penuntun praktikum sendiri. Lengkapi dengan
buku catatan praktikum, dan alat-alat tulis. Simpanlah buku catatan di atas meja
kerja tetapi cukup aman, jangan sampai tersiram zat atau rusak.
 Buku penuntun praktikum, akan terdiri dari: tata tertib, aturan kerja dan
keselamatan.
 Setiap percobaan akan terdiri dari: Judul percobaan, pendahuluan, bahan dan
peralatan, cara kerja dan pertanyaan-pertanyaan tugas.
 Setiap percobaan akan dilengkapi dengan Lembar Data (yang akan berisi
pengamatan dan ditanda tangani oleh asisten ybs.) dan Lembar Tes Praktikum.

 Aturan Umum
 Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-
baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik
pengerjaan yang akan dilakukan.

3
 Jangan bekerja sendirian di laboratorium, minimal berdua, dan untuk
praktikum kimia dasar harus disertai asisten atau instruktur laboratorium,
sesuai dengan jadwal yang diberikan.
 Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan
minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai
jas laboratorium lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu
tertutup (bukan sandal). Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja anda
sendiri.
 Selalu dipelihara kebersihan meja kerja, bak cuci, dan sekitarnya. Buanglah
sampah pada tempatnya.
 Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang
banyak. Hati-hati dengan H2SO4 pekat, ada caranya sendiri.
 Zat padat dan logam-logam buang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak)!
 Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As,
Zn, Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan.
Jangan sekali-kali dibuang ke washbak!
 Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah di dalam
lemari asam (fume hood), jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan
sekali-kali meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai
prosesnya berhenti.
 Laboratorium Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk belajar dan
bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman. Janganlah
membuang-buang waktu percuma.
 Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu
kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan
data. Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah setiap
pertanyaan yang diajukan asisten dengan singkat dan jelas.

4
Zat Kimia & Pereaksi
 Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Kimia Dasar ini pada
umumnya sudah disediakan.
 Apabila pemakaiannya diserahkan kepada masing-masing praktikan, maka zat-zat
tersebut dan pereaksi-pereaksi, akan disimpan di atas meja khusus untuk ini.
Biasanya diletakkan di meja-meja pinggir laboratorium dekat jendela.
 Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama
adalah menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi akibat
kecerobohan pengambilan. Misalnya salah menggunakan pipet untuk mengambil
zat. Setiap pereaksi dilengkapi dengan pipet sendiri-sendiri (pipet-pipet tidak
boleh ditukar), atau kalau botol reagen tidak ada pipetnya berarti pengambilannya
dengan cara dituangkan ke dalam gelas ukur.
 Bila akan melakukan tes reaksi, bawalah tabung reaksi bersih di atas rak tabung
reaksi ke meja pereaksi. Pencampuran dilakukan di sini juga, dengan catatan harus
bekerja dengan tertib, cari tempat yang kosong, dan janganmencampuradukan
pipet tetes.
 Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia
dan konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum Anda
menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
 Zat kimia yang pekat misalnya HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan di lemari
asam. Juga apabila bekerja dengan zat-zat tersebut.

Teknik Laboratorium
 Peralatan Dasar Laboratorium Kimia
Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di Laboratorium Kimia
Dasar, umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat
diperlukan sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana).
CATATAN: Anda harus tahu kegunaannya dan tepat cara menggunakannya!

5
 Alat Pembakar (Bunsen Burner)
Ada beberapa macam pembakar yang biasa digunakan di
laboratorium, antara lain pembakar Bunsen, Meeker dan
Fisher (lihat gambar di samping), dan pada prinsipnya
memiliki prinsip yang sama. Alat ini didesain agar efisien
dan efektif dalam penggunaannya, karena kuantitas dan
kualitas panas yang dihasilkannya bisa diatur yaitu dengan
kran penyalur gas (kuantitas) dan keping udara (kualitas panas). Kenalilah bau gas yang
digunakan pada alat pembakar Anda (awas gas ini beracun!).

 Cara menyalakan & mengatur panas pembakar Bunsen:


Bagian pembakar bunsen:
1. Kran gas
2. Selang karet plastik
3. Penyalur gas
4. Pengatur aliran gas
5. Keping udara
6. Cerobong

Sementara kran gas (1) ditutup, buka kran penyalur aliran gas (4) dengan memutar ke
kiri. Tutup rapat keping udara (5). Nyalakan batang korek api (demi keselamatan Anda,
jangan mempergunakan kertas, kain atau sampah lainnya). Buka kran gas dan dekatkan
batang korek api pada mulut atas cerobong (6). Atur keping udara sampai warna nyala
tidak kuning. Besarnya api untuk pemanasan diatur dengan kran penyalur gas,
sedangkan tingkat panas nya api, yang ditentukan oleh jumlah campuran oksigen dari
udara, diatur dengan keping udara. Api yang panas warnanya biru. Pelajari bentuk api
di mulut pembakar bunsen. Di bagian mana panas api paling tinggi dan berapa derajat
panasnya ?

6
 Cara Memanaskan Cairan/larutan
Secara umum Anda harus sangat memahami segi keamanan yang meliputi tempat
kerja, peralatan, zat, orang di sekitar dan tentu saja diri sendiri. Masalahnya bagaimana
memanaskan cairan agar aman?
Suatu hal yang sejauh mungkin harus dihindari pada
pemanasan cairan yaitu bumping (menggelegak tiba-
tiba).
a) Memanaskan cairan dalam tabung reaksi:
 Jangan mengarahkan mulutJangan
tabung mengarahkan
reaksi kepada mulut tabung reaksi kepada
tetangga atau diri sendiri! tetangga atau diri sendiri!
 
Jepitlah tabung di dekat mulutnya!
Jepitlah tabung di dekat mulut nya!
 
Miringkan ke arah yang aman, panas kan sambil
Miringkan ke arah yang aman, panas kan sambil
sebentar-sebentar dikocok.sebentar-sebentar dikocok.
 Lakukan pengocokkan terus Lakukan
beberapapengocokkan
saat terus beberapa saat
setelah api dijauhkan/tidaksetelah
dipanaskan lagi.
api dijauhkan/tidak dipanaskan lagi.

b) Memanaskan cairan dalam gelas kimia atau erlenmeyer, harus menggunakan: (1)

Batang pengaduk; atau (2) Batu didih.


Untuk pemanasan menggunakan labu erlenmeyer, bisa dilakukan dengan cara
memanaskan langsung di atas api (untuk pelarut yang tidak mudah terbakar), sambil
cairannya digoyangkan/diputar, sekali-kali diangkat bila sudah terasa akan mendidih.











7
Cara membaca volume (gelas ukur)
Gelas ukur atau labu ukur adalah alat
untuk mengukur jumlah cairan yang
terdapat di dalamnya. Oleh karena itu
skala 0 (dalam millilitre, mL) akan
terletak di bagian bawah. Masukkan
jumlah zat cair yang akan diukur
volumenya, lalu tepat kan dengan pipet
tetes sampai skala yang diinginkan.
Yang penting di sini adalah cara
membaca skala harus dibaca garis
singgung skala dengan bagian bawah
miniskus cairan. Miniskus adalah garis lengkung (untuk air akan cekung) permukaan
cairan akibat adanya gaya adhesi atau kohesi zat cair dengan gelas. Dalam contoh
gambar, yang dibaca adalah 24,50 mL bukan 24,62 mL.

Cara menggunakan pipet

Pipet adalah peralatan untuk


memindahkan sejumlah tertentu zat
cair dari satu tempat ke tempat lain.
Secara umum ada 3 jenis pipet yaitu
pipet tetes (dropping pipet), pipet
seukuran (volumetric pipetet) dan
pipet berukuran (measuring
pipette).
Pipet tetes, digunakan untuk
memindahkan sejumlah tertentu dimana volumenya tidak diukur. Untuk pengambilan
cairan digunakan karet. Perbedaan pipet tetes ditentukan oleh ujung pipet ada yang
runcing atau panjang (kapiler) ada yang besar (biasa).

8
Pipet seukuran atau disebut juga pipet gondok, ukuran nya tertera di permukaan
gelas, digunakan untuk memindahkan volume tertentu (dengan teliti) cairan. Cara
menggunakan pipet seukuran: celupkan bagian bawah pipet ke dalam cairan (sampai
terendam), lalu cairan disedot dengan aspirator karet (lihat gambar) sampai melebihi
garis batas, ditahan jangan sampai terbuka lalu pindahkan ke tempat lain sambil ujung
pipet menempel di gelas. Sisa di ujung pipet jangan dikeluarkan. Catatan: untuk
latihan, penyedotan dilakukan dengan mulut – jangan sampai terminum – lalu waktu
menahan cairan supaya digunakan telunjuk, bukan jempol.
Pipet berukuran, digunakan untuk memindahkan sejumlah tertentu volume
(dengan teliti) cairan. Sesuai dengan namanya, pipet ini mempunyai skala ukuran
dimana skala 0 terdapat dibagian atas (bagian tangan). Cara kerjanya mirip dengan
seukuran, bedanya pipet ini diisi sampai tepat di skala 0, lalu ditahan dengan telunjuk,
dan apabila mau mengeluarkan cairan harus diatur kecepatannya agar volume yang
dikeluarkan sesuai dengan yang diperlukan.

Cara menggunakan buret


Buret adalah alat khusus di laboratoriumoratorium kimia
karena dari segi kegunaan adalah merupakan gabungan
dari seluruh pipet, malahan ada kelebihannya
dibandingkan pipet berukuran karena pada waktu
mengeluarkan tidak perlu diawasi skalanya. Alat ini
digunakan untuk melakukan pekerjaan titrasi, yaitu cara
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan larutan lain
yang sudah diketahui konsentrasinya, dengan metoda
ekivalensi, misalnya asam-basa atau redoks. Untuk
mengetahui telah tepat dicapainya titik ekivalensi, digunakan zat indikator, yang
biasanya zat warna seperti phenolphthalein. Untuk pekerjaan titrasi ini diperlukan alat
agar bisa mengukur secara teliti jumlah larutan yang telah dikeluarkan, tanpa harus
dibaca setiap pengeluaran. Untuk itulah digunakan buret, karena alat ini mempunyai

9
skala ukuran volume (mL) dan untuk pengeluarannya digunakan kran yang
kecepatannya bisa diatur.
Cara menyiapkan buret: bagian dalam pipa buret harus bersih dan bebas lemak,
untuk itu diperlukan pencucian khusus. Kran ditutup kemudian masukkan
cairan/larutan dari atas melalui corong gelas. Perhatikan apakah kran bocor, kalau
bocor, kran harus dibuka dan diolesi dengan sedikit vaselin. Isi sampai melebihi skala
0, lalu dengan membuka sedikit kran atur permukaan miniskus cairan menyinggung
garis skala 0 mL (dibagian atas buret). Cara menggunakan buret (dalam titrasi):
siapkan labu tirasi yang sudah diisi sejumlah tertentu larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya, juga dua tiga tetes indikator, di bawah kran buret. Pegang kran buret
dengan tangan kiri (bukan tangan kanan) dimana telapak tangan menggenggam seluruh
kran dan telunjuk-ibu jari bisa memutar kran dari bagian dalam. Labu titrasi dipegang
lehernya dengan tangan kanan. Sambil menggoyangkan bagian bawah labu titrasi, kran
buret dibuka perlahan sampai mendekati titik ekivalen. Jika sudah dekat titik
ekivalensi, atur pengeluaran sedikit-sedikit sampai menjelang perubahan warna
indikator, sebab setengah tetespun akan sangat berarti dalam menentukan titik akhir
titrasi.
Cara Melakukan Penyaringan
Penyaringan adalah salah satu metode untuk
pemisahan dan pemurnian suatu campuran. Cara
penyaringan yang baik akan menghasilkan produk
yang baik baik pula. Dalam berbagai percobaan
Kimia, tahap pemisahan dan pemurnian merupakan
salah satu tahap yang penting. Oleh
karena itu, keterampilan melakukan
penyaringan merupakan suatu hal
yang harus dikuasai praktikan.
Peralatan yang harus disiapkan di
antaranya adalah corong penyaring

10
dan kertas saring. Terdapat beberapa jenis corong penyaring, namun yang biasa
digunakan untuk penyaringan biasa adalah corong (funnel) dan corong Buchner (lihat
gambar di samping). Ada pula jenis corong lain yang disebut corong pisah (separatory
funnel), yang biasa digunakan untuk pemisahan dengan metode ekstraksi, bukan
penyaringan biasa. Cara melipat kertas saring pun akan menentukan baik tidaknya
proses penyaringan. Usahakan agar ukuran kertas saring tidak lebih besar daripada
ukuran corongnya.

Neraca atau timbangan adalah alat untuk


mengukur massa atau berat. Prinsip
kerjanya adalah kesetimbangan diantara
dua piringan. Jenis neraca pada umumnya
ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian
penimbangan, neraca teknis 0,01 s/d 0,001 gram, sedangkan neraca analitis < 0,0001
gram. Secara teknis, neraca sekarang dibagi dua macam yaitu: triple-beam balance
(ayunan, gambar di samping atas dan samping bawah) dan top-loader balance (torsi),
dan pembacaannya secara elektrik atau digital (gambar di bawah).

11
Prinsip dasar melakukan penimbangan:
1. Siapkanlah neraca pada keadaan/posisi kesetimbangan/bebannya kosong, artinya
di nol-kan dulu neracanya.
2. Simpan obyek yang mau ditimbang di lengan kiri neraca, dan lengan kanan untuk
tempat anak timbangan.
3. Kembalikan kesetimbangan neraca dengan cara menyimpan anak timbangan di
bagian kanan. Sistematika menyeimbangkan dimulai dengan anak timbangan
besar mendekati berat obyek, diteruskan dengan anak timbangan yang lebih kecil
dan seterusnya.

12
PERCOBAAN I
PENGENALAN LABORATORIUM

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No 03 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan dan Angka Kreditnya yang disebut dengan laboratorium pendidikan adalah
unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan
peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ditinjau dari pengawasan,
suatu laboratorium sangat penting peranannya, karena laboratorium merupakan tempat
penting untuk mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari, bahan murni,
bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik maupun tradisional ), makanan,
minuman dan lainnya. Untuk melakukan fungsinya dengan baik suatu laboratorium
harus memenuhi persyaratan minimal diantaranya.
1. Memiliki bangunan yang kokoh dan cukup ventilasinya.
2. Memiliki tata ruang yang baik, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama
melakukan praktek.

13
3. Memiliki prosedur keselamatan yang sesuai (tersedia alat pemadam kebakaran dan
terdapat jalur evakuasi yang memadai)
4. Memiliki fasilitas laboratorium (listrik, air, meja praktek, lemari asam, dan
ventilasi yang cukup baik)
5. Memiliki peralatan yang cukup baik (berfungsi, pemeliharaan, kalibrasi alat, dll)
6. Bahan pereaksi yang cukup baik (tingkat kemurnian, penyimpanan,
penandaan/etiket/label bahan.
7. Memiliki SDM yang berpengetahuan dan keterampilan yang baik (Ka
laboratorium, As. Laboratorium, Pengawas praktium, dan Pekarya Laboratorium).
8. Memiliki metode pengujian (referensi/litertur, metode standar yang telah diuji
kebenaran).
9. Memiliki pencatatan dan pelaporan yang jelas dan akurat (perencanaan,
pengadaan, penstock, catatan pemakaian bahan /alat ).

A. BAHAN KIMIA
Sebelum mulai bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-
jenis bahan kimia harus dikuasai. Sifat – sifat bahan kimia bisa diketahui dari Material
Safety Data Sheet (MSDS). Bahan-bahan kimia memiliki sifat yang beragam dari yang
bersifat mudah terbakar, beracun, mengiritasi, korosif, dan dapat merusak lingkungan.
Bahan kimia dibedakan menjadi 3 jenis :
1. Padat
2. Cair
3. Gas
Bahan berdasarkan kualitas
1. Teknis
2. Special grade : pro analyses (p.a)
3. Special grade : material references (bahan pembanding).

B. BEKERJA DENGAN BAHAN KIMIA

14
Hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia :
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
3. Jangan mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
(cukup dengan mengkibaskan kearah hidung).
4. Hati-hati kontak dengan bahan kimia karena dapat bereaksi langsung dengan
kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal).
1. Pemindahan dan pengambilan bahan kimia
Untuk memindahkan atau mengambil bahan kimia perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini :
a. Baca label bahan dengan seksama untuk menghindari kesalahan pengambilan
bahan karena ada beberapa bahan yang mempunyai nama hampir sama misalnya
antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Bila ada sisa bahan saat pengambilan, jangan dikembalikan ke dalam wadahnya
kembali karena bisa mengkontaminasi.
Bahan kimia dapat berupa bahan padat maupun cair, sehingga penanganan kedua
bahan tersebut akan berbeda. Pada saat pengambilan bahan kimia perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini :
a. Bahan cair :
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus
telapak tangan memegang botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol
jangan diletakkan di atas meja karena kotoran diatas meja bisa mengotori
tutup botol sehingga dapat mencemari bahan kimia.
2) Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat
yang memudahkan pekerjaan seperti pipet volume.
3) Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
b. Bahan padat :

15
1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai, bukan berasal dari logam.
2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara
berlebihan.
3) Satu sendok untuk satu bahan, jangan mencampurkan sendok untuk mengambil
aneka bahan.
2. Pemanasan bahan kimia
Pada saat bekerja di laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan.
Pemanasan bisa dilakukan dengan tabung reaksi atau alat gelas kimia lain. Apabila
melakukan pemanasan harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Tabung reaksi
1) Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
2) Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan.
3) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arah mulut tabung reaksi pada
tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain.
b. Gelas kimia
1) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
2) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
3) Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya
saja supaya tidak tumpah.

C. LAMBANG BAHAN KIMIA (lihat praktikum kimia dasar komprehensif)


Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai
setiap bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol – simbol tesebut diperlukan
untuk mengetahui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini
beberapa symbol yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia :

16
Nama : Flammable (mudah terbakar)
Lambang : F
simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan
metal panas atau loncatan bunga api.
Penanganan: Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh: Minyak terpentin.
Nama : toxic (beracun)
Lambang : T
Bahan yang bersifat beracun yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan,
atau terabsorpsi melalui kulit.
Penanganan: Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

Nama : harmful (berbahaya)


Lambang : Xn
Bahan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
apabila terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit.
Penanganan: Jangan dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

17
Nama : explosive (mudah meledak)
Lambang : E
Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Penanganan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

Nama : Corrosive (korosif)


Lambang : C
Produk ini dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan
dapat menyebabkan kulit mengelupas.
Penanganan : Jangan sampai terpercik pada Mata
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : irritant (mudah mengiritasi)


Lambang : I
Bahan yang dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi
atau kulit terbakar.
Penanganan : hindarkan kontak langsung dengan kulit
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

18
Nama : Oxidizing (pengoksidasi)
Lambang : O
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.
Penanganan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : H2O2, KClO4

Nama: Dengerous For the Environment


(berbahaya bagi lingkungan)
Lambang : N
Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan yang
dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Penanganan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk
hidup. Contoh: Tributil timah klorida,
Tetraklorometan, Petroleum bensin.

D. PERALATAN LABORATORIUM KIMIA


Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih
sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain: tembus cahaya atau
tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia,

19
memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan
biasa dibawah 1000C, dan mudah dilas jika retak dan pecah.
1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur
a. Tabung Reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat dipanaskan
pada nyala api oksidasi. Untuk tabung reaksi dengan
gelas bukan borosilikat bersifat tidak tahan
panas.Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml,16
ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 75 ml.

b. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung yang
salah satu ujungnya menyerupai kerucut. Tabung
sentrifugal biasanya terbuat dari gelas walaupun ada
juga yang terbuat dari bahan plastik atau kimia.
Tabung ini digunakan unttuk tempat bahan yang
diendapkan dengan alat sentrifuge.
 Tabung sentrifugal dengan skala
 Tabung sentrifugal tanpa skala
 Tabung sentrifugal dengan penutup ulir
atau skrup.

c. Buret (Burette)

20
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan
sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret
digunakan dalam percobaan yang memerlukan
presisi seperti pada eksperimen titrasi dengan cara
meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam
obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan
skala harus dilakukan secara seksama pada
permukaan meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50 ml), Buret semi
makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml).

d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut
dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit.
Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan
atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas
saring.

e. Corong Buchner (Buchner Funnel)

21
Corong pisah adalah peralatan laboratorium
darigelas yang digunakan dalam proses pemisahan
cairan daridua fase yang tidak dapat bercampur.
larutan yang akan dipisahkan digojok terlebih dahulu
kemudian didiamkan beberapa saat sampai masing-
masing larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh
lebih kecil akan berada diatassedangkan massa jenis
lebih besar akan berada dibawah. Larutan yang ada
dibawah dikeluarkan hati-hati.

f. Pipet Tetes
Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk
mengambil larutan dalam jumlah kecil (tetes).

g. Batang Pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk
larutan atau untuk membantu memindahkan larutan
dari satu wadah ke dalam wadah lain.

22
h. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas dibagian
tengah. Bagian bawah berisi silica gelsebagai
pengering. Digunakan untuk pengeringan bahan
kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan vaselin
untuk menjaga tetap kedap udara.Ada 2 macam
desikator: desikator biasa dan vakum. Desikator
vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa
dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke
pompa

i. Beaker glass
Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari bahan
borosilikat dengan skala pada dindingnya,
digunakan untuk menuang, membuat dan
mendidihkan larutan. Dapat digunakan juga untuk
mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi.

j. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask)

23
Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan
ditempat larutan yang dititrasi dalam analisa
volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki
leher yang sempit, dengan keuntungan
mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan
dan menghindari tumpah ketika dalam proses
pengadukan. Pada sisi luar terdapat skala yang
menunjukan perkiraan.

k. Gelas Arloji (Watch Glass)


Terbuat dari gelas sebagai penutup dan
menimbang bahan kimia yang berwujud padat
atau kristal.

l. Labu ukur (Volumetric flask)

Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari bahan


borosilikat dengan volume sampai dengan 2 liter.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu dan mengencerkan larutan dengan akurasi
yang tepat.

2. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Ukur

24
a. Gelas Ukur

Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan


pemanasan. Digunakan untuk mengukur volume
cairan atau larutan. Jumlah volume berdasarkan
pada volume didalamnya.

b. Pipet Ukur

Terbuat dari bahan gelas biasa, kadang– kadang


terbuat dari bahan borosilikat. Digunakan untuk
mengukur cairan atau larutan. Jumlah volumenya
berdasarkan volume yang dikeluarkan.

c. Pipet Volume

Terbuat dari bahan gelas biasa kadang– kadang


terbuat dari bahan borosilikat. Digunakan untuk
mengukur volume tepat berdasarkan volume yang
Dikeluarkan.

d. Timbangan analitik

25
Fungsi dan jenis :
- Digunakan untuk menimbang padatan
kimia
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun berskala
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1
g, 0,01 g, dan 0,0001 g)
- Neraca analitis digital dengan penutup
- Neraca analitis digital model kompak.

3. Alat Praktikum Non Gelas dan Alat Penunjang Praktikum


a. Kawat Kassa
Kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal
dari suatu pembakar

26
Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk
menahan kawat kasa dalam pemanasan.

b. Klemp (clamp)

Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk


memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

c. Pembakar spirtus
Digunakan untuk memanaskan bahan baik berupa
padat maupun cair.

27
d. Statif
Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk
menegakkan buret, corong, corong pisah dan
peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

e. Pro Pipet (pipet filler)

Digunakan untuk membantu proses pengambilan


cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan
tanda untuk menyedot cairan (suction),
mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan
(empty).

f. Water Bath

Fungsi utama water bath adalah untuk


menciptakan suhu yang konstan dan digunakan
untuk pemanasan, inkubasi dan penguapan.

28
Peralatan Umum Laboratorium Kimia

29
30
PERCOBAAN 2

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat.
Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan
tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah
terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan
harus dihindari. Untuk menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap
personel yang terlibat dalam kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki oleh semua pihak yang terlibat
pada kegiatan praktikum kimia (Praktikan, Laboran, Instruktur). Sumber-sumber
bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi :
1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan
karsinogenik.
2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti
kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik.

A. TAHAPAN BEKERJA DI LABORATORIUM


Untuk menghindari kecelakaan selama bekerja di laboratorium maka perlu
diperhatikan setiap tahapan dalam bekerja :
1. Tahap persiapan
a. Setiap praktikan harus paham setiap tahapan yang akan dikerjakan dalam
praktikum dimulai dari persiapan praktikum, mengetahui tujuan praktikum,
cara kerja, paham tindakan yang harus dilakukan dan dihindari saat kerja di
misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api,
membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan.

31
b. Mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam praktikum dan sifat-sifat
bahannya. Apakah bersifat mudah terbakar, toksik, karsinogenik dan paham
cara penanganannya.
c. Mengetahui setiap alat yang akan digunakan dan memahami cara kerja setiap
alat.
d. Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna
putih, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya
sesuai kebutuhan praktikum.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Praktikan menggunakan pelindung seperti kaca mata, baju jas laboratorium,
sepatu (jangan memakai sandal) dan tidak memakai perhiasan yang
berlebihan.
b. ketahui letak alat pengaman laboratorium.
c. Sebelum mengambil pereaksi baca etiket setiap botol pereaksi dengan cermat.
d. Mengambil dan menggunakan bahan kimia secukupnya karena dapat
mencemari lingkungan
e. Jangan mencium bahan kimia secara langsung, tetapi cium bau zat kimia
dengan cara mengibaskan dengan tangan terlebih dahulu.
f. Bila tidak ada perintah untuk mencicipi rasa bahan kimia, jangan
melakukannya, tetap berprinsip bahwa semua bahan kimia di laboratorium itu
berbahaya.
g. Tidak diperkenankan makan dan minum selama di laboratorium karena
beresiko untuk tercemar zat kimia.
h. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan
yang digunakan.
i. Pilihlah alat gelas yang tidak retak / pecah supaya terhindar dari bahaya luka
gores.
j. Bunsen / lampu spiritus harus dimatikan jika sudah tidak dipakai.

32
k. Gunakan lemari asam jika bekerja dengan zat kimia yang menghasilkan uap
beracun.
l. Jika anda mengerjakan asam kuat maka harus menuangkan asam kedalam air
secara perlahan – lahan sambil diaduk, jangan sebaliknya karena akan
menimbulkan percikan berbahaya bagi kita.
m. Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan
3. Tahap Penutupan
a. Cuci dan keringkan setiap alat yang telah digunakan sebelum disimpan
b. Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan ke tempat semula.
c. Mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan
rapat (dengan tutupnya semula).
d. Bersihkan meja dan area tempat kerja
e. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.

B. PENANGANAN LIMBAH BAHAN KIMIA


Sisa-sisa bahan kimia yang telah digunakan dalam setiap percobaan kimia perlu
penanganan khusus karena limbah bahan kimia dapat mencemari lingkungan.
Penanganan khusus untuk limbah bahan kimia diantaranya adalah :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan
2. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
3. Kenali jenis bahan kimia dan buang sesuai jenisnya pada tempat yang disediakan
4. Limbah organik dan anorganik harus dipisahkan agar dapat ditangani dengan tepat.
5. Limbah cair yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
dengan pengenceran air yang banyak.
6. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol khusus
dan diberi label yang jelas.

C. PENANGANAN BILA TERKENA BAHAN KIMIA


Bekerja di laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas sangat
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-hati.

33
Penanganan terhadap kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu dikuasai oleh
praktikan maupun petugas di laboratorium. Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan
hal-hal berikut ini :
1. Tetap tenang dan jangan panik
2. Segera minta bantuan teman atau petugas laboratorium yang ada di dekat anda,
untuk mengantisipasi kejadian kecelakaan kerja maka tidak diperkanankan bekerja
sendirian di laboratorium
3. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani dengan tepat.
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan kimia, bila perlu
bilas dengan air mengalir
5. Bila terkena tumbahan bahan kimia di kulit, jangan digaruk agar tidak menyebar
6. Bawalah keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen.
7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila membutuhkan penanganan lebih
lanjut.

Contoh penanganan kecelakaan kerja di laboratorium :


1. Bahan asam pada kulit dan baju: cuci dengan air sebanyak banyaknya kemudian
netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5%.
2. Bahan basa pada kulit dan baju: Cuci dengan air sebanyak – banyaknya kemudian
netralkan dengan larutan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan air
sebanyak-banyaknya kemudian netralkan dengan larutan NaHCO3 5% kumur dan
buang.
4. Basa kuat masuk mulut: Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air sebanyak-
banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam asetat 4 % dengan cara
berkumur-kumur dan berilah mineral oil pada bibir untuk mencegah terjadi
dehidrasi dan pembengkakan.

34
5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka dari debu
kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan kapas keringkan dan
berilah iodium tinctur 2 %.

D. PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN DI LABORATORIUM


Banyak terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar di laboratorium, sehingga
penanganan pertama terhadap kebakaran harus dapat diketahui oleh para praktikan dan
petugas laboratorium. Hal-hal yang harus diketahui saat terjadi kebakaran adalah:
1. Tetap tenang dan Jangan Panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar sesuai kelasnya (A, B, atau C) padamkan dengan
kelas pemadam yang sesuai (Contohnya kebakaran bahan kelas B seperti bensin,
minyak tanah dll maka tidak boleh disiram dengan air).
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
5. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
6. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karenanya nomor telpon pemadam
kebakaran harus ada di laboratorium.

E. PERALATAN KESELAMATAN KERJA


1. Jas laboratorium

35
Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan
bahan kimia. Dipilih warna putih untuk
memudahkan sensitivitas warna bila ada tumpahan
bahan kimia.

2. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko tumpahan
bahan kimia. Gunakan sepatu dari bahan yang tidak
mudah terbatar. Jangan menggunakan sandal atau
sepatu sandal yang terbuka karena akan beresiko
terkena tumpahan bahan kimia.

3. Kacamata pelindung (googles)


Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan
wajah dari paparan bahan kimia. Pada saat bekerja
di laboratorium kimia hindari menggunakan lensa
kontak karena asap/uap dapat menumpuk dibawah
kontak lensa yang dapat menimbulkan kerusakan
mata.

4. Sarung tangan (gloves)

36
Digunakan untuk melindungi tangan kontak
langsung dengan bahan kimia atau panas. Bahan
yang digunakan bisa berasal dari karet alam, karet
neopran, karet nitril, asbes dan lain-lain dengan mutu
dan ketebalan yang beragam.

5. Masker
Masker digunakan untuk menghindari dari
terhirupnya partikel-partikel bahan kimia. Pada saat
bekerja dengan asam kuat dan basa kuat wajib
menggunakan masker.

6. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Merupakan peralatan pertolongan pertama dalam
menangani bahaya kebakaran
Tipe :
1. Air (water)
2. Busa (foam)
3. Bubuk Kimia Kering
4. Karbondioksida kering
5. Cairan dalam uap
6. Bahan Kimia Basah

Latihan

37
Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test
dan kumpulkan jawaban latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum
dimulai.
1. Sumber bahaya apakah yang harus anda waspadai selama bekerja di laboratorium
kimia dasar dan bagaimanakah cara pencegahannya ?
2. Alat pelindung diri apakah yang harus anda gunakan saat akan mengambil bahan
kimia asam kuat ?
3. Bagaimana cara menangani tumpahan bahan asam pada baju atau kulit ?
4. Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran di laboratorium ?
5. Bagaimana menangani limbah bahan kimia ?

PERCOBAAN 3

38
SISTEM PERIODIK UNSUR

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari kereaktifan unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah.
2. Memahami perubahan-perubahan yang terjadi selama percobaan.
3. Memahami dan mengetahui sifat periodik unsur (golongan alkali dan golongan
alkali tanah).

B. TEORI
Salah satu ciri khas dari suatu unsur ialah spektrum emisinya. Unsur yang
tereksitasi, karena pemanasan atau sebab lainnya, memancarkan radiasi
elektromagnetik yang disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagai
pancaran cahaya dengan warna tertentu, tetapi sesungguhnya spektrum itu terdiri atas
beberapa garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap unsur. Dari
keunikannya, spektrum emisi dapat digunakan untuk mengenali setiap unsur.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5°C. Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air. Untuk
uji kering (pewarnaan nyala) nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning
kuat oleh uap garam natrium. Warna ini tak terlihat bila di pandang melalui dua lapisan
lempeng kaca kobalt yang biru. Garam natrium dalam jumlah sedikit sekali memberi
hasil posotif pada uji ini, dan hanya warna natrium terdapat dalam jumlah yang berarti.
Kalium adalah logam putih –perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5°C.
ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara
lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air dengan
dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Kalsium melebur pada
845°C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk
kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan

39
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan nyala
senyawa – senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah kekuningan
kepada nyala Bunsen.
Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Stronsium
melebur pada 771°C. sifat – sifatnya serupa dengan barium senyawa – senyawa
stronsium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi warna merah-karmin
yang khas pada nyala Bunsen yang tak cemerlang.
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau
hidriksida. Barium melebur pada 710°C. pada uji kering (pewarnaan nyala), garam –
garam barium bila dipanaskan pada nyala bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-
biruan), memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam
barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum harus dibasahi asam
klorida pekat sebelum dielupkan ke dalam zat itu. Sulfat mula-mula direduksi, lalu
sibasahi asmklorida pekat, dan dimasukkan kembali ke dalam nyala.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Gelas arloji 5 buah - Tabung reaksi 2 buah
- Kawat nikrom - Kaki tiga
- Spiritus - Rak tabung reaksi
2. Bahan
- Kristal NaCl - Kristal SrCl2
- Kristal KCl - Kristal BaCl2
- Kristal CaCl2 - HCl Pekat

D. PROSEDUR KERJA
1. Tempatkan zat-zat yang akan diuji di atas gelas arloji dengan menggunakan
spatula.
2. Masukkan HCl pekat ke dalam tabung reaksi I dan II.

40
3. Celupkan ujung kawat nikrom ke dalam HCl I lalu bakar.
4. Celupkan kembali ujung kawat nikrom ke dalam tabung HCl II, kemudian
tempelkan kawat nikrom ke dalam kristal NaCl yang akan diuji sehingga ada
kristal yang menempel.
5. Masukkan ujung kawat tersebut ke dalam nyala api. Catat warna nyala yang
dihasilkan pada tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 3-5 untuk kristal KCl, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.

E. LEMBAR PENGAMATAN
Tabel Pengamatan warna nyala senyawa alkali dan alkali tanah
No. Senyawa Warna nyala
1. NaCl
2. KCl
3. CaCl2
4. SrCl2
5. BaCl2

F. Tugas
1. Spesi mana dari senyawa-senyawa logam di atas (kation atau anion) yang
memberikan warna nyala? Jelaskan.!
2. Jelaskan bagaimana unsur menghasilkan spektrum warna!
3. Simpulkanlah reaksi nyala senyawa logam, khususnya logam alkali dan alkali
tanah.

PERCOBAAN 4
IKATAN KIMIA

A. TUJUAN PERCOBAAN

41
1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ionik dalam dua senyawa yang
berbeda
2. Mengamati perubahan kimia unsur klor dari ikatan kovalen menjadi ikatan ion

B. TEORI
Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu
senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia dibentuk oleh atom
tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontol afinitas
elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi
menjadi dua kategori besar: ikatan ion dan ikatan kovalen.

Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen


Ikatan kimia dibagi menjadi dua kategori besar yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen.
a. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara atom yang melepaskan elektron
dengan atom yang menerima elektron, sehingga terbentuk ion positif dan negatif.
Contoh: larutan NaCl direaksikan dengan larutan AgNO3 maka akan terjadi pertukaran
ion dan terbentuk endapan AgCl.

NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl

b. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pemasangan elektron
secara bersama-sama. Untuk menggambarkan pembentukkan ikatan kovalen
digunakan rumus titik elektron (rumus Lewis). Ikatan kovalen atom-atomnya sukar
diganti oleh atom lain. Contoh: CCl4 direaksikan dengan AgNO3,tidak akan bereaksi.
CCl4 + AgNO3

Ikatan kovalen antara suatu atom dengan atom lain dapat diubah menjadi ikatan
ion dengan cara mengganti salah satu atom. Contohnya Cl dalam CCl4 yang berikatan
kovalen dengan atom C dapat diubah menjadi ikatan ion dengan cara mengganti atom
C dengan Ca. Sesuai reaksi berikut :

42
CCl4 + CaO → CaCl3 + CaCO3

Terbentuknya CaCl3 yang berikatan ion dapat dibuktikan dengan penambahan AgNO3
membentuk endapan AgCl menurut persamaan reaksi berikut :

CaCl2 + 2 AgNO3 → 2 AgCl + Ca(NO3)2

Ikatan kovalen dibedakan menjadi tiga,yaitu ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen
rangkap,dan ikatan kovalen rangkap tiga.
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal terjadi apabila terjadi pemakaian satu pasang elektron secara
bersamaan oleh atom-atom yang berikatan.
2. Ikatan Kovalen Rangkap
Ikatan kovalen rangkap dua terjadi jika terdapat dua pasang elektron yang digunakan
bersama oleh atom-atom yang berikatan.
3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga terjadi bila diantara atom yang berikatan terdapat tiga
pasang elektron yang digunakan bersama.

Pembakaran Senyawa Organik


Pembakaran terhadap senyawa organik akan menghasilkan CO2 dan H2O bila
pembakaran berlangsung sempurna. Sedangkan bila pembakaran berlangsung tidak
sempurna akan menghasilkan C dan CO. Berikut adalah pembakaran sempurna etanol:
C2H5OH + O2 → 2CO2 + 3H2O

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Tabung reaksi - Lampu spirtus
- Rak tabung - Kaki tiga + kasa
- Pipet tetes - Pipet ukur 1 ml

43
- Cawan porselen - Bulb
- Penjepit kayu
2. Bahan
- Akuades - Gula Pasir
- NaCl 0,1 M - CaO
- CCl4 - Kloroform
- HNO3 pekat 5 M - Aseton
- H2C2O4 - Etanol
- AgNO3 0,1 M

D. PROSEDUR KERJA
1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang
berbeda.
a. Ambil dua tabung reaksi
b. Isi tabung reaksi I dengan 1 ml akuades
c. Isi tabung reaksi II dengan 5 tetes NaCl.
d. Tambahkan 2 tetes AgNO3 ke dalam masing-masing tabung reaksi. Amati
perubahan yang terjadi.
2. Perubahan ikatan kimia unsur dari ikatan kimia kovalen menjadi ikatan ionik.
a. Ambil tabung reaksi yang kering dan bersih.
b. Masukkan 1 sendok (spatel) serbuk CaO (± 50 mg ).
c. Panaskan dengan api yang kecil kemudian dengan api yang membentuk inti
berwarna biru di tengah.
d. Lakukan pemanasan sampai CaO di dalam tabung membentuk pijar merah.
e. Jauhkan tabung dari api, kemudian teteskan 2 tetes CCl4.
f. Panaskan lagi tabung reaksi dan tambahkan 1 tetes CCl4, kemudian panaskan
lagi.
g. Dinginkan tabung reaksi tersebut, setelah dingin tambahkan 1 ml HNO3 pekat.
h. Panaskan tabung reaksi sampai endapan larut dan gas-gas yang terbentuk
hilang.

44
i. Dinginkan tabung reaksi tersebut, setelah dingin tambahkan 3 tetes AgNO3,
amati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi pemanasan senyawa organik
a. Siapkan cawan porselin.
b. Isi cawan tersebut dengan kristal asam oksalat (1 sendok spatula).
c. Letakkan cawan tersebut pada kaki tiga kemudian panaskan.
d. Catat perubahan yang terjadi (bau, pembentukan kristal, dan perubahan warna).
e. Ulangi percobaan tersebut dengan gula pasir.
4. Reaksi pembakaran senyawa organik
a. Siapkan cawan porselin, kemudian tambahkan 2 tetes etanol.
b. Bakar cawan yang berisi etanol tersebut dengan korek api. Mengamati
perubahan yang terjadi.
c. Mengulangi percobaan tersebut dengan aseton, kloroform, dan CCl4.

E. LEMBAR PENGAMATAN
1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang
berbeda.
No Percobaan Hasil pengamatan
1. Tabung I + 1 ml akuades + 2 tetes
AgNO3
2. Tabung II + 5 tetes NaCl + 2 tetes
AgNO3

2. Perubahan ikatan kimia unsur dari ikatan kimia kovalen menjadi ikatan ionik.
No Percobaan Hasil pengamatan
1. Serbuk CaO dipanaskan
2. Serbuk CaO + 2 tetes CCl4
3. Serbuk CaO + 2 tetes CCl4 + 1 ml
HNO3 pekat

45
4. Serbuk CaO + 2 tetes CCl4 + 3 tetes
AgNO3

3. Reaksi pemanasan senyawa organik


No Percobaan Hasil pengamatan
1. Asam oksalat (H2C2O4) dipanaskan
2. Gula pasir dipanaskan

4. Reaksi pembakaran senyawa organik


No Percobaan Hasil pengamatan
1. Pembakaran 2 tetes etanol di dalam
porselin
2. Pembakaran 2 tetes aseton di dalam
porselin
3. Pembakaran 2 tetes kloroform di
dalam porselin
4. Pembakaran 2 tetes CCl4 di dalam
porselin

F. TUGAS
1.

PERCOBAAN 5
REAKSI TITRASI ASAM BASA (NETRALISASI)

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu melakukan titrasi (reaksi netralisasi).

46
2. Mahasiswa mampu menentukan kadar senyawa asam atau basa yang terdapat
dalam suatu sampel.

B. TEORI
Reaksi netralisasi merupakan reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam
larutan berair untuk menghasilkan garam dan air. Natrium klorida cair yang dihasilkan
dalam reaksi disebut garam. Sebuah garam merupakan senyawa ionik yang terdiri dari
kation dari basa dan anion dari asam. Sebuah garam pada dasarnya adalah setiap
senyawa ionik yang bukan merupakan asam atau basa.
Pada reaksi asam kuat dan basa kuat, ketika jumlah yang sama dari asam kuat
seperti asam klorida dicampur dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, hasilnya
adalah larutan netral. Produk reaksi tidak memiliki karakteristik baik asam atau basa.
Berikut adalah persamaan reaksi keseimbangan molekul:
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi kimia yang terjadi dalam larutan air yang lebih akurat diwakili dengan
persamaan reaksi ion bersih. Persamaan ionik lengkap untuk netralisasi asam klorida
dengan natrium hidroksida ditulis sebagai berikut:
H+ + Cl- + Na+ + OH- → Na+ + Cl- + H2O
Karena asam dan basa keduanya kuat,mereka sepenuhnya terionisai dan
seterusnya ditulis sebagai ion, seperti NaCl terbentuk sebagai produk. Ion-ion
natriumdan ion klorida adalah ion spektator dalam reaksi,sehingga menghasilkan
reaksi berikut sebagai reaksi ionik bersih:
H+ + OH- → H2O
Semua reaksi netralisasi asam kuat dengan basa kuat adalah reaksi ionik bersih
ion hidrogen digabung dengan ion hidroksida untuk menghasilkan air.
Pada reaksi yang melibatkan asam lemah dan basa lemah, reaksi di mana
setidaknya salah satu komponen lemah umumnya tidak menghasilkan larutan netral.
Reaksi antara asam nitrit lemah dan kalium hidroksida kuat ditampilkan di bawah.
HNO2(aq) → KOH(aq) → KNO2(aq) + H2O(l)

47
Cara lain untuk menulis persamaan ion bersih,asam lemah harus ditulis sebagai
molekul karena tidak mengionisasi untuk sebagian besar di dalam air.Basa dan garam
sepenuhnya dipisahkan.
HNO2 + K+ + OH- → K+ + NO2- + H2O
Satu-satunya ion spektator adalah ion kalium, sehingga persamaan ion bersih
adalah sbb:
HNO2 + OH- → NO2- + H2O
Ion hidroksida kuat pada dasarnya sebagai kekuatan bagi asam nitrat lemah untuk
menjadi terionisasi. Ion hidrogen dari asam bergabung dengan ion hidroksida untuk
membentuk air,yang meninggalkan ion nitrit sebagai produk lainnya. Larutan yang
dihasilkan tidak netral [pH=7], tetapi sedikit basa.
Reaksi juga dapat melibatkan basa lemah dan asam kuat, menghasilkan larutan
yang sedikit asam, persamaan ion molekul dan bersih untuk reaksi asam klorida dan
amino ditunjukkan di bawah ini:
HCl + NH3 → NH4Cl
H+ + NH3 → NH4+ [Cl- adalah ion spektator]
Reaksi antara asam dan basa yang baik lemah dapat mengakibatkan larutan yang
netral, asam atau basa.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Buret 50 ml - Labu ukur 100 ml
- Corong - Pipet tetes
- Erlenmeyer 250 ml - Spatula
- Gelas kimia 100 ml - Satif dan klem
- pH meter
2. Bahan
- HCl - Akuades
- NaOH - Indikator PP

48
D. PROSEDUR KERJA
1. Timbanglah 0,5 gram NaOH
2. Larutkan dengan akuades secukupnya pada gelas kimia.
3. Masukkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades
sampai tanda tera (batas).
4. Masukan larutan NaOH ke dalam buret 50 ml sampai mencapai skala 0.
5. Masukkan 10 ml dan 12 ml larutan HCl yang telah disediakan ke dalam 2 labu
Erlenmeyer, dan tambahkan 3 tetes indikator PP pada larutan tersebut.
6. Titrasi larutan sampel asam dengan menggunakan NaOH hingga terjadi
perubahan warna.
7. Menghentikan titrasi apabila telah terjadi perubahan warna pada larutan HCl
yang dititrasi.
8. Catat volume akhir NaOH dantentukan konsentrasi larutan HCl.

E. LEMBAR PENGAMATAN
No Larutan Volume NaOH Molaritas Larutan
1. 10 ml HCl
2. 12 ml HCl

F. TUGAS
1. Tuliskan syarat-syarat larutan standar baku primer dan larutan standar baku
sekunder!
2. Berikan contoh larutan standar baku primer!
PERCOBAAN 6
REAKSI REDOKS

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat menjelaskan reaksi-reaksi reduksi oksidasi

49
B. TEORI
Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen
diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil
dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga
kehilangan hidrogen disebut oksidasi.
Contoh reaksi:
2Fe3+ + Sn2+  2Fe2+ + Sn4+
Melihat contoh reaksi ini dapat ditarik beberapa kesimpulan umum definisi
oksidasi dan reduksi dengan cara berikut :
1. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau
lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan
oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat
yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat direduksi.
2. Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu
elektron atau lebih oleh zat (atom,ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi,
keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat
pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi,
3. Dari contoh reaksi nampak bahwa oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan
serempak. Ini sangat jelas, karena elektron (elektron-elektron) yang dilepaskan
oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain.

Titrasi berdasarkan reaksi redoks yaitu perpindahan elektron, disini terdapat


unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat oksidasi. Contoh-contohnya :
5(COOH)2 + 2KMnO4 + 3H2SO4  10CO2 + 8H2O + K2SO4 + 2MnSO4
Ce4+ + Fe2+  Ce3+ + Fe3+
I2 + 2Na2S2O3  2NaI + Na2S2O3
Titrasi berdasarkan reaksi redoks sering dibedakan menjadi :

50
1. Titrasi iodometri atau iodimetri, yaitu titrasi-titrasi yang menyangkut reaksi larutan
iod.
2. Titrasi berdasarkan penggunaan oksidator kuat seperti KMnO4, K2Cr2O7,
Ce(SO4)2, atau reduktor kuat. Kadang-kadang titrasi yang menggunakan KMnO4
sebagai titrant dinamakan juga permanganometri.
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara
yang berbeda-beda, tergantung dari pH larutannya. Kekuatannya sebagai oksidator
juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi
yang bermacam ragam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan, dari 1 sampai
dengan 7 yang semuanya stabil kecuali valensi 1 dan 5.
Reduksi MnO2- berlangsung sebagai berikut :
1. Dalam larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih
MnO4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2O Eo = 1,51 volt
2. Dalam larutan netral, pH 4 – 10
MnO4- + 4H+ + 3e  MnO2 + 2H2O Eo = 1,70 volt
3. Dalam larutan basa, [OH-] 1 N atau lebih
MnO4- + e  MnO42- Eo = 0,56 volt
Titrasi dengan KMnO4 kebanyakan dilakukan dengan cara langsung atas analat
yang dapat dioksidasi seperti misalnya Fe2+, asam/garam oksalat yang dapat larut, dan
sebagainya.
Kalium permanganat bukanlah suatu standar primer. Zat ini sukar diperoleh
sempurna murni dan bebas sama sekali dari mangan oksida. Lagi pula, air suling yang
biasa mungkin mengandung zat-zat pereduksi (runutan bahan-bahan organik, dan
sebagainya), yang akan bereaksi dengan kalium permanganat itu dengan membentuk
mangan dioksida. Adanya zat tersebut sangantlah mengganggu, karena ia
mengkatalisis penguraian sendiri dari larutan permanganat setelah didiamkan.
Penguraian :
4MnO4- + 2H2O  4MnO2 + 3O2 + 4OH-

51
dikatalis oleh mangan dioksida padat. Permanganat tak stabil dengan adanya ion-ion
Mn2+:
2MnO4- + Mn2+ + 2H2O  5MnO2 + 4H+

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Tabung reaksi - Pipet ukur 1 ml
- Rak tabung - Penjepit
- Labu semprot - Pipet tetes
- Pembakar spiritus

2. Bahan
- KMNO4 0,1 M - H2C2O4 0,1 M
- H2SO4 1 M - Na2S2O3 0,1 M
- FeSO4 0,1 M - Korek api

D. PROSEDUR KERJA
1. Cuci alat dan bahan dengan air, lalu dikeringkan.
2. Masukkan Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M kedalam tabung pertama
sebangyak 1 mL dan ditambahkan asam sulfat (H2SO4) 1 M sebanyak 1 mL.
3. Teteskan Ferro sulfat (FeSO4) pada tabung pertama sebanyak 5 tetes dan
perubahan yang terjadi diamati.
4. Perlakuan 2 diulangi pada tabung kedua dan diteteskan natrium tiosulfat
(Na2S2O3) 0,1 M dan perubahan yang terjadi diamati.

5. Perlakuan 2 diulangi pada tabung ketiga dan diteteskan larutan asam oksalat
(H2S2O3) 0,1 M. Larutan kemudian dipanaskan menggunkan pembakar
spiritus dan amati perubahan yang terjadi.

E. LEMBAR PENGAMATAN
No Percobaan Hasil Pengamatan
1. KMnO4 + H2SO4 + FeSO4

52
2. KMnO4 + H2SO4 + Na2S2O3
3. KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4

F. TUGAS
1. Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan yang Anda lakukan!
2. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi masing-masing unsur pada reaksi-reaksi
yang saudara tuliskan dan jelaskan unsur mana yang mengalami oksidasi dan
reduksi!

PERCOBAAN 7
PEMBUATAN LARUTAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2. Mahasiswa dapat membuat larutan dengan berbagai konsentrasi

53
B. TEORI
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk
memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan
makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua
campuran zat, bukannya antara zat murni.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam
kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral,
vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau
lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen karena
komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fase sehingga tidak dapat diamati dan
bagian-bagian komponen penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop
ultra sekalipun.
Larutan terjadi jika atom, molekul atau ion dari suatu zat semuanya terdispersi
(larut). Larutan terdiri dari dua komponen penting, komponen tersebut adalah pelarut
dan zat terlarut. Biasanya komponen pelarut mengandung jumlah zat terbanyak dan
komponen zat pelarut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefenisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik dan satuan kimia.
Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat (% w/w), persen
volume (% v/v), persen berat volume (% w/v), gram zat terlarut dalam satu liter larutan
dalam satuan part per million (ppm), part per billion (ppb).
Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M),
kenormalan (n), keformalan (m), fraksi mol. Di bidang kedokteran dan ilmu-ilmu
biologi biasanya digunakan satuan konsentrasi dalam persen berat volume (%,), persen
milligram, equivalen (Eq), miliekivalen (m Eq) dan keosmolaran.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

54
- Gelas arloji - Pipet tetes
- Gelas kimia 50 ml - Batang pengaduk
- Labu ukur 50 ml - Spatula
2. Bahan
- Akuades
- NaOH
- NaCl

D. PROSEDUR KERJA
 Untuk NaOH
1. Hitung jumlah massa NaOH yang dibutuhkan saat konsentrasi 0,75 M dan
0,5 M.
2. Timbang massa NaOH yang telah didapatkan dari perhitungan tersebut.
3. Masukkan air ke dalam gelas kimia untuk melarutkan NaOH, kemudian
diaduk dengan batang pengaduk.
4. Tuangkan larutan NaOH yang sudah jadi ke dalam labu ukur yang telah
diberi label.
5. Tambahkan akuades sampai volumenya 50 ml dan gunakan pipet tetes jika
volumenya masih kurang 50 ml.
 Untuk NaCl
1. Hitung massa NaCl yang dibutuhkan jika konsentrasi NaCl 0,5 % dan 1%
2. Masukkan NaCl ke dalam gelas kimia dan masukkan akuades secukupnya ke
dalamnya untuk melarutkan NaCl.
3. Pindahkan larutan NaCl ke dalam labu ukur dan tambahkan akuades sampai
voleme mencapai 50 ml.

E. LEMBAR PENGAMATAN
No Percobaan Hasil Pengamatan
1. NaOH 0,75 M Massa NaOH =

55
2. NaOH 0,5 M Massa NaOH =
3. NaCl 0,5% Massa NaCl =
4. NaCl 1% Massa NaCl =

F. TUGAS
1. Pada pembakaran 12 gram suatu senyawa karbon dihasilkan 22 gram gas CO2
(Ar C = 12; O = 16). Berapa kadar karbon senyawa tersebut?
2. Berapa molaritas larutan 0,4 mol HCl dalam 2 L larutan?

PERCOBAAN 8
IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON

A. Tujuan
1. Mengetahui kelarutan dari hidrokarbon alifatis dan aromatis

56
2. Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi

B. Teori
Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut
hidrokarbon. Hidrrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik dan
hidrokarbon siklik. Hidrokarbon alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam beberapa
bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua yaitu alifatik jenuh (senyawa alkana)
dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna), sedangkan hidrokarbon siklik
terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak jenuh (sikloalkena), dan
siklik aromatik (benzena).
Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar
seperti air atau etanol. Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur dengan pelarut yang
relatif non polar seperti karbon tetra klorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2).
Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon
jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh
(alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau
rangkap tiganya. Sedangkan senyawa aromatik biasanya mengalami reaksi substitusi.
Reaksi dengan KMnO4 (Uji Baeyer)
Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa
aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan
hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO2. Produk
yang dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2-diol.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
- Botol semprot - Rak tabung reaksi
- Gelas piala 100 ml - Penjepit tabung reaksi
- Gelas ukur - Pipet volume 5 ml

57
- Pipet tetes - Tabung reaksi
- Erlenmeyer - Gabus
- Pipa/selang plastik

2. Bahan
- KMnO4
- Akuades
- CaC2

D. PROSEDUR KERJA
Reaksi oksidasi alkena
1. Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.
2. Tambahkan larutan KMnO4 1% tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi sampai
terjadi perubahan warna.
3. Jika perubahan warna sampel menjadi jernih menandakan sampel mengandung
senyawa karbon tidak jenuh.

Reaksi pembentukan asetilen


1. Masukkan karbit (CaC2) sebesar jagung kedalam Erlenmeyer bervolume 250 ml
yang sebelumnya telah diisi dengan 100 ml akuades .
2. Selanjutnya tutup dengan karet/gabus yang telah dilubangi.
3. Masukkan pipa kaca panjang/selang ke dalam erlenmeyer yang telah ditutupi
gabus tadi.
4. Alirkan ujung pipa kaca/selang ke dalam erlenmeyer lain yang telah berisi larutan
KMnO4 1%.
5. Jika wrna KMnO4 hilang berarti mengandung gas asetilen.
E. LEMBAR PENGAMATAN
No Percobaan Hasil pengamatan Keterangan

1. Reaksi oksidasi alkena


(uji bayer)

58
2. Reaksi pembentukan
asetilen

59

Anda mungkin juga menyukai