Anda di halaman 1dari 3

Saya orang bisnis yang terbiasa berpikir praktis dan langsung ke pokok persoalan.

Contoh
kalau omzet menurun, semua direksi bisa saja punya sudut pandang berbeda. Direktur
keuangan bilang karena bagian marketing tidak efektif melaksanakan anggaran promosi.
Direktur marketing bilang, oh itu karena anggaran promosi terlalu kecil. Direktur SDM
bilang, itu karena tenaga sales tidak qualified menghadapi tantangan akibat kompetisi. Kalau
saya mendengar semua mereka yang bicara, saya tidak akan bisa membuat keputusan yang
benar. Itu sama dengan Abunawas bersama keledainya. Ditunggangi salah, engga
ditunggangi lebih salah. Semua salah. Saya focus kepada 4 P ( price, product, promotion,
place). Dari keempat itu saya bisa tahu darimana asalnya omzet turun. Karenanya saya butuh
data riset lengkap, bukan data persepsi

Ternyata kerja para ahli virus ( virologi ), juga sama. Mereka tidak bisa menentukan vaksin
yasng tepat kalau mereka tidak tahu sejarah virus tersebut. Dari mana asalnya. Gimana
lahirnya. Bagaimana proses kelahiran virus itu. Bagaiaman proses penyebarannya. Seperti
halnya virus corona. Itu ada beragam jenis virus, seperti kita manusia bergam suku bangsa.
Setiap kasus orang terinfeksi virus dipelajari dengan seksama jenis gen nya. Hebatnya pada
10 Januari, para ilmuwan di Cina sudah mampu mempetakan secara detail dan mengurutkan
genom virus. Itu hanya sebulan setelah laporan 8 Desember dari kasus pneumonia pertama
dari virus yang tidak dikenal di Wuhan. Itu berkat biotekhnologi yang semakin maju di abad
21 ini.

Kecepatan China mengurutkan genom virus ini, sama hebatnya dengan kecepatan China
membangun rumah sakit khusus korban virus corona. Tidak ada satupun negara yang bisa
tandingi ilmuwan china soal ini. Saya yakin, setelah kasus ini mendunia, dan China berhasil
mengantisipai virus ini, maka China akan menjadi raksasa di bidang tekhonologi Pharmasi.
Ini akan menjadi pergeseran cepat penguasaan pharmasi dari dunia Barat ke China. Wabah
ini menjadi promosi dahsat China di panggung dunia tentang kehebatan mereka dalam riset
biotekkhnologi. Dunia boleh resesi tetapi tidak ada negara yang mengurangi anggaran
kesehatan. Tidak ada embargo produk kesehatan. Tidak ada manusia berpikir takut keluar
uang kalau sakit. Apapun dikorbankan. Di sinilah business multi triliiun dollar.

Kembali kepada cerita awal. Setelah mengetahui secara detail semua hal tentang
Viruscorona, Ilmuwan China bisa mengetahui cara bagaimana Virus itu masuk kedalam
tubuh manusia. Darimana pintu mereka masuk?. Ternyata , virus corona memasuki sel
manusia menggunakan pintu yang sama dengan dilakukan oleh virus SARS. Apa itu ?
Disebut angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Pintu tersebut adalah reseptor yang
pertama kali ditempati oleh "spike protein" pada permukaan virus dan kemudian
memungkinkan virus untuk berfusi dengan sel inang. Nah China temukan obat memblokir
pintu masuk virus itu dan menghambat fusi nya. Sudah diuji coba kepada beberapa pasien.
Terbukti kini, banyak yang kena virus corona banyak pula yang sudah sembuh.

Kalau wabah virus corona ini sudah bisa diatasi. Maka para ilmuwan China akan punya
proyek yang berkesinambungan untuk terus menambahkan urutan genom 2019-nCoV. Ya
namanya virus itu punya kemampuan bermutasi dari waktu ke waktu, dan mungkin lebih
berbahaya dari sebelumnya. Dan dari situlah industri pharmasi terus tumbuh mendulang laba
tak terbilang. Siapa yang di garis depan dalam riset bidang bio tekhnologi maka dialah
sebagai penguasa dunia sebenarnya. Karena semua orang takut mati dan ingin sehat. Ini
market demand, yang tak lekang oleh resesi apapun. Ketika China melihat wabah sebagai
peluang dalam scale of economy, sementara negara lain sibuk dengan rasis sebagai solusi.
Itulah beda warrior dengan loser.
Asal-usul dari virus ini serta bagaimana ia ditularkan antarmanusia masih terus diteliti.
Sekadar wawasan bagi Anda, virus 2019-nCov yang kasus pertamanya di daerah Wuhan,
China ini dalam kajian biologi merupakan jenis virus dari famili coronaviridae sebagaimana
virus infeksi pernapasan SARS-Cov yang populer pada awal 2000-an serta virus MERS-Cov
di daerah Arab yang beberapa tahun terakhir diperbincangkan dan populer pada momen-
momen haji maupun umrah. Banyak analisis yang disuguhkan mengenai asal penyakit ini.
Berdasarkan rilis dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), coronavirus diduga
bersifat zoonosis, yaitu mulanya ditularkan melalui hewan. Hal ini ditengarai dari susunan
genetik virusnya yang masih satu famili dengan SARS, yang inangnya adalah jenis musang
dan mamalia sejenis; serta MERS, yang ditularkan melalui perantara hewan ternak khususnya
unta. Banyak sekali jenis coronavirus yang telah diketahui oleh peneliti, dan yang diketahui
menginfeksi manusia baru enam jenis termasuk 2019-nCov, SARS, dan MERS dengan
karakteristiknya masing-masing. Selain itu, kasus-kasus laporan pertama berada di daerah
yang dekat dengan lokasi pasar hewan di daerah Wuhan. Salah satu yang sedang ditelusuri
adalah kemungkinannya berasal dari ular, kelelawar dan hewan liar lainnya, meski tidak
menutup kemungkinan penyebarannya melalui daging hewan ternak atau hewan laut.
Laporan kasus infeksi ini diketahui berada di lingkungan yang dekat dengan perdagangan
hewan. Meski diduga berasal dari hewan, coronavirus ini diperkirakan telah melewati
serangkaian mutasi pada dirinya sehingga bisa menginfeksi manusia. Infeksi 2019-nCov ini
menyerang organ pernapasan atas maupun bawah, menempel pada lapisan saluran napas
mulai hidung, tenggorokan, sampai paru. Dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat tanpa
gejala atau hanya seperti flu biasa. Namun mengingat masa inkubasi penyakit ini sekitar 2
sampai 14 hari, maka dalam rentang waktu ini kondisi tubuh perlu dicermati. Virus ini
ditularkan antar manusia melalui udara dari batuk atau bersin, kontak kulit, atau setelah
memegang tempat yang terpapar virus. Gejala infeksi pernapasan akibat coronavirus secara
umum adalah demam, sesak, susah bernapas dan sesak, diikuti gejala lain seperti nyeri sendi,
letih, mual muntah dan penurunan nafsu makan. Gejala dapat memberat pada kasus pasien
dengan imun yang lemah atau telah memiliki penyakit tertentu sebelumnya. Pada kondisi
tertentu, penyakit ini menyebabkan pnemunonia (radang paru-paru). Baca: ‘Melihat’ Virus
Corona dari Dalam China Serta penting digali dari tiap penderita dengan keluhan di atas
adanya riwayat berkunjung ke China – khususnya daerah Wuhan dan sekitarnya, kontak
dengan penderita maupun orang yang usai berkunjung ke sana atau daerah dengan laporan
kasus penyakit coronavirus ini. Ketika ada keluhan saluran pernapasan yang tidak membaik
setelah beberapa hari sebagaimana di atas, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pada dasarnya, infeksi virus bisa dicegah penularannya melalui perilaku hidup bersih dan
sehat. Meski mudah menular, ia juga dapat diantisipasi. WHO merilis langkah-langkah
minimal yang bisa dilakukan bagi masyarakat umum agar terhindar dari risiko tertular
penyakit virus 2019-nCov secara khusus, dan umumnya untuk penyakit virus maupun infeksi
lainnya. Langkah-langkah ini meliputi menjaga kebersihan tangan dan pernapasan serta
pengolahan makanan yang baik. Sering mencuci tangan dengan larutan cuci tangan berbasis
alkohol (untuk tangan yang tidak terlalu kotor) atau mencuci tangan menggunakan sabun dan
air mengalir (untuk setelah bepergian jauh atau tangan tampak kotor) Batuk dan bersin
dengan aman, yaitu menutup mulut dan hidung saat bersin dengan lipat siku atau tisu. Tisu
segera dibuang, dan tangan segera dicuci. Mengurangi kontak langsung dengan orang yang
sedang batuk atau pilek, disarankan menggunakan masker. Jika memiliki gejala demam,
batuk, serta rasa sesak dan susah bernapas yang terjadi lebih dari 3 hari, segera berobat ke
fasilitas layanan kesehatan terdekat. Dalam kondisi tidak sehat hendaknya tidak bepergian
atau berkonsultasi dulu ke dokter. Ketika berkunjung ke pasar yang dilaporkan ada pasien
terdampak coronavirus, selalu menggunakan sarung tangan/pengaman saat memegang hewan
yang dijual baik hidup atau mati. Selalu masak daging, telur, atau bagian hewan lainnya
sampai matang. Hewan yang mati karena sakit – meskipun disembelih secara syar’i – tidak
boleh dikonsumsi. Menghindari konsumsi hewan ternak atau hewan liar yang diduga menjadi
inang atau perantara penularan virus. Sebagaimana kebanyakan virus yang menyebar melalui
udara (droplet), coronavirus dinilai sangat mudah menular, ditandai dengan tingginya angka
laporan kasus dalam waktu yang tidak terlalu lama di skala global. Meski belum mencapat
angka kematian yang fatal secara statistik, namun kebaruan virus ini, ditambah belum adanya
terapi dan vaksin spesifik membuat WHO merilis kasus Novel Coronavirus ini sebagai
outbreak, meski belum menjadi suatu wabah endemik. Meski mudah menular, sekali lagi:
pencegahannya dapat dimulai dengan proteksi diri saat sakit dan menjaga kebersihan badan,
tangan dan barang yang kita konsumsi. Ingat, tangan adalah medium paling mudah penularan
penyakit sehingga penting bagi kita untuk rajin cuci tangan pakai sabun atau larutan berbasis
alkohol dengan langkah yang benar. Selain itu, penyakit coronavirus ini dilaporkan sembuh
melalui terapi suportif lewat perawatan intensif dan terpantau di rumah sakit, dengan
pengawasan pada asupan gizi, sistem tubuh secara menyeluruh, serta pemberian obat-obatan
yang dapat mengurangi gejala. Kiranya pemerintah telah melakukan langkah preventif dan
penanganan. Tugas masyarakat umum adalah mengakses edukasi yang tepat, tidak
terpengaruh kabar yang tidak akurat, dan tentu saja menjaga kebersihan dan makanan yang
dikonsumsi. Hingga kini, penelitian tentang virus ini terus berjalan. Wallahu a`lam. Catatan:
Agar terhindari dari hoaks dan kesimpangsiuran berita seputar virus ini, sebaiknya Anda
mengakses informasi dari sumber kredibel seperti WHO atau CDC, atau laman atau media
sosial milik Kementerian Kesehatan RI.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/115940/hal-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-
virus-corona
v

Anda mungkin juga menyukai