PHARMACEUTICALS
Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Kimia Koloid dan Antar Muka
Disusun Oleh
KELOMPOK
XIII
1. SINTA MARLIYA (A1C119002)
2. YIYIN NOVELA (A1C119062)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami smapaikan kepada Ibu Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si sebagai
dosen pengampu pada mata kuliah kimia koloid dan antar muka yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunna makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Kiranya apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan.
Kelompok XIII
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineralmaupun
zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat
proses proses penyakit dan atau menyembhkan penyakit.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badanmanusia
termasuk obat tradisional.
Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah
melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir
inilah yang lazim dikenal sebagai obat. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.
Obat merupakan salah satu komiditi dalam bidang kesehatan yang penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Menurut Permenkes 87 Tahun
2013,Obat adalah bahan atau paduan bahan- bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Maka dari itu obat merupakan komponen
penting yang tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat haruslah bermutu dan
aman digunakan serta harganya terjangkau masyarakat umum.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turuntemurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
3) Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep
dokter, dimana pada pada bungkus luarnya diberikan tanda bulatan dengan
lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf “K”
8
yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parental baikdengan
cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek
jaringan.
1) Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yangdihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian luar.
2) Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum.Contohnya adalah puyer.
3) Tablet (compressi)
10
Gambar 2.1 Tablet salut gula
https://cf.shopee.co.id/file/ec812748ac55878143f01b458ef06fda
d. Tablet kunyah
Tablet kunyah adalah tablet yang ditujukan untuk dikunyah dalam rongga mulut
(bukal) sebelum ditelan. Aplikasi bentuk sediaan ini bertujuan untuk pasien
anak-anak dan dewasa yang mengalami kesulitan menelan tablet konvensional.
Selain itu,
tablet kunyah juga digunakan pada formulasi tablet antasida. Hal ini disebabkan
efikasi netralisasi tablet pada lambung sangat berkaitan dengan ukuran partikel,
sehingga tablet perlu dikunyah terlebih dahulu menjadi granul kemudian ditelan.
Tablet kunyah umumnya diformulasi dengan menggunakan pengisi mannitol
dan flavor untuk meningkatkan aseptabilitas tablet saat dikunyah. Desain
pengembangan sediaan ini tidak dianjurkan apabila bahan obat memiliki
permasalahan dengan aseptabilitas rasa.
4) Pil (pilulae)
11
5) Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis),
dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil
kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih
besar.
e. Mudah ditelan
7) Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam
golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi
secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan
larutan topikal (kulit).
8) Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut
terdispersi dalam fase cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral
(juga termasuk susu/magma),suspensi topikal (penggunaan pada kulit)
12
suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi sirup
kering.
9) Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam
fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
10) Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari
hewan atau tumbuhan yang disari.
CPOB atau Cara Pembuatan Obat yang Baik merupakan bagian dari
sistem pemastian mutu (Quality Asurance/ QA) yang mengatur dan
memastikan obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten
sehingga produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah
14
ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaan produk disamping persyaratan
lainnya (misalnya persyaratan izin edar), sehingga produk tersebut aman
dikonsumsi dan diterima oleh masyarakat. Penerapan CPOB di industri farmasi
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam proses produksi
obat sehingga tidak membahayakan jiwa manusia.
Ruang lingkup CPOB meliputi manajemen mutu, personalia, bangunan
dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higienis, produksi, pengawasan mutu,
inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan
kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis
berdasarkan kontrak, serta kualifikasi dan validasi.
Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan farmasi
dan alat kesehatan. Untuk menjaga mutu obat yang dihasilkan, maka setiap
tahap dalam proses produksi selalu dilakukan pengawasan mutu In Process
Control (IPC). Setiap penerimaan bahan awal baik bahan baku dan bahan kemas
terlebih dahulu diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasinya. Bahan-bahan
tersebut harus selalu disertai dengan Certificate of Analisis (CA) yang dapat
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Produksi hendaklah dilaksanakan
dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan
CPOB yang senantiasa dapat menjamin produk obat jadi dan memenuhi
ketentuan izin pembuatan serta izin edar (registrasi) sesuai dengan
spesifikasinya.
Dalam proses pembuatan obat dibutuhkan bahan baku obat yang
berkualitas. Bahan baku adalah semua bahan, baik yang berkhasiat (zat aktif)
maupun tidak berkhasiat (zat nonaktif/eksipien), yang berubah maupun tidak
berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan
tersebut masih terdapat dalam produk ruahan. Bahan baku obat dapat berasal
dari alam (tumbuhan dan hasil laut) maupun dari bahan sintetik. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam produksi
15
1) Pengadaan Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan. Semua penerimaan, pengeluaran dan jumlah
bahan tersisa hendaklah dicatat yang berisi keterangan mengenai pasokan, nomor
bets/lot, tanggal penerimaan, tanggal pelulusan, dan tanggal daluarsa .
Tiap tahap proses, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap pencemaran
mikroba dan pencemaran lain. Resiko pencemaran silang ini dapat timbul akibat
tidak terkendalinya debu, uap, percikan atau organisme dari bahan atau produk
yang sedang diproses, dari sisa yang tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator.
Pencemaran silang hendaklah dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan
yang tepat.
Penimbangan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi dan memerlukan
dokumentasi yang lengkap. Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
produk ruahan yang telah diluluskan oleh pengawasan mutu dan masih belum
kadaluarsa yang boleh diserahkan.
4) Pengembalian
16
dilaksanakan mengikusi prosedur yang tertulis, tiap penyimpangan hendaklah
dilaporkan, dan semua produk antara hendaklah diberi label yang benar dan
dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu .
6) Kegiatan Pengemasan
Surfaktan biasa digunakan pada beberapa sediaan seperti emulsi yang terdiri dari fase
air dan fase minyak yang sukar bercampur. Untuk mencampurkan kedua fase tersebut, maka
tegangan permukaan antara fase air dan fase minyak harus diturunkan. Turunnya tegangan
permukaan terjadi karena masuknya surfaktan ke dalam fase air dan fase minyak. Surfaktan
memiliki bagian kepala yang bersifat menyukai air atau hidrofilik sehingga bagian kepala
tersebut masuk ke fase air, surfaktan juga memiliki bagian ekor yang bersifat tidak menyukai
air atau hidrofobik sehingga bagian ekor tersebut masuk ke fase minyak. Interaksi kepala dan
ekor surfaktan dengan dua fase tersebut menyebabkan penurunan tegangan permukaan antar
fase.
Ketika bagian-bagian dari surfaktan masuk ke dalam fase air dan fase minyak sesuai
ketertarikannya maka molekul surfaktan akan diserap atau diadsorpsi lebih kuat oleh air
dibandingkan dengan minyak apabila bagian kepala yang lebih menyukai fase air lebih
dominan. Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga dapat
18
menyebar dengan lebih mudah. Sebaliknya, jika bagian ekor yang lebih menyukai fase minyak
lebih dominan maka molekul-molekul surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat oleh minyak
dibandingkan dengan air dan menyebabkan tegangan permukaan minyak menjadi lebih
rendah sehingga mudah menyebar.
Di bidang Farmasi sendiri Surfaktan berpengaruh pada sediaan cair suspensi yaitu
pada system dispersi dan flokulasi. Dalam suspensi, dispersi partikel padatan dalam suatu
larutan dimana padatan tersebut bersifat tidak larut maka distabilkan dengan menggunakan
lapisan surfaktan ( suspending agent ) pada antar muka antara dua fasa yang menghasilkan
pembatas elektrik sehingga mencegah bersatunya partikel-partikel padatan yang terdispersi.
Dispersi merupakan keadaan yang tidak larut suatu bahan dan seolah-olah bercampur. Metode
dispersi merupakan salah satu metode pembuatan suspensi. Dan surfaktan berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antar artikel zat padat dengan cairan atau larutan tersebut
(Syamsuni, 2006). contoh contoh obat obatan yang mengandung koloid (surfaktan) : yaitu
emulsi, koagulasi
19
Gambar 2.4 Obat Bromhexine
https://www.gooddoctor.co.id/_next/image/?url=https%3A%2F%2Fcms.gooddoctor.co.id%2Fwpcon
tent%2Fuploads%2F2020%2F12%2FBromhexine.jpg&w=1200&q5
20
Gambar 2.5 Obat Berbentuk Kapsul
http://image1.caping.co.id/news/20160812/0d/1636495285A840A576.jpg_480A0A1A80 jpg
2.6.1 Biosurfaktan
Biosurfaktan adalah surfaktan biodegradable yang dapat diproduksi oleh sel
mikroorganisme (bakteri/fungi) maupun dari bahan alam. Ada banyak keuntungan
menggunakan produk berbasis alami sebagai bahan baku untuk aplikasi surfaktan
yaitu lebih biodegradabel, tidak beracun dan tidak alergenik. Sumber-sumber
terbarukan dari kelompok hidrofilik termasuk karbohidrat, protein, asam amino dan
asam laktat, dan sumber-sumber dari bagian hidrofobik adalah steroid, monoterpena,
asam rosin, asam lemak dan gugus alkil rantai panjang, serta senyawa aromatic.
Contoh biosurfaktan Mikroorganisme :
a. Lipopeptida yaitu senyawa gabungan minyak atau lemak dengan peptida Contoh :
surfactin, daptomicin sebagai antibiotik.
b. Rhamnolipida yaitu senyawa gabungan karbohidrat dengan lipid. Rhamnolipida
dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas fluorescens. Digunakan
sebagai pengolahan limbah minyak bumi, kosmetik sebagai moisturizer, dan bersifat
antibakteri
c. Metil Ester Sulfonat (MES) yang memiliki struktur kimia
RCH(CO2Me)SO3Na (α-MES) yang terbuat dari minyak sawit.
Hidrogel adalah suatu jenis polimer hidrofilik yang tidak larut dan swelling
(menyerap) dalam air membentuk keadaan setimbang. Hidrogel secara umum dibagi
menjadi 2 yaitu hidrogel alami seperti larutan kental sagu, karagenan, agar, jelli untuk
rambut, dan alginat sedangkan hidrogen sintetik kontak lensa yang dibuat dari 3-Hidroksi
Etil Metakrilat (HEMA). Aplikasi dalam bidang farmasi:
a. Kontak lensa (silicon hydrogel, polyacrilamide)
b. Bahan penyangga dalam pembuatan tissue
c. Bahan penyusun popok yang akan menyerap urin bayi (sanitary napkin)
d. Pengobatan kanker
e. Pembalut luka
4) Mikropartikel
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fasa terdispersi) dengan
zat cair lainnya, sedangkan mikroemulsi adalah salah satu sediaan mikropartikel dimana
mikroemulsi sama seperti emulsi biasa yaitu dispersi minyak dan air hanya saja
mikropartikel jernih dan transparan serta secara termodinamika stabil. Aplikasi dalam
bidang farmasi:
a. Penghantar obat secara oral, ocular drug delivery, pulmonary drug delivery,
transdermal drug delivery, parenteral drug delivery.
b. Menutupi rasa bau
c. Obat luar
6) Liposom
Liposom atau gelembung lemak adalah suatu bentuk pengembangan dari nano
teknologi dalam bidang farmasi yaitu partikel koloid yang dibuat dengan turunan molekul
fosfolipid dari dari alam maupun sintetik. Aplikasi dalam bidang farmasi:
a. Penghantaran obat
b. Pembawa obat dan antigen
7) Misel
Misel adalah agregat molekul ampifatik dalam air dengan bagian nonpolar berada pada
bagian dalam dan bagian polar pada bagian luar yang terpapar. Aplikasi dalam bidang
farmasi:
a. Pemberian/ penghantaran obat
b. Pembuatan produk kosmetik
8) Nanopartikel
Nanopartikel adalah hasil dari pembaharuan dalam bidang bioteknologi yang mampu
membantu meningkatkan efektivitas kerja obat, terutama yang diberikan secara oral.
Nanopartikel adalah partikel yang berukuran 1-1000 nanometer. Aplikasi dalam bidang
25
farmasi:
a. Meningkatkan bioavailabilitas obat
b. Melindungi obat dari degradasi dalam saluran pencernaan
c. Mengontrol pelepasan obat
d. Dapat bekerja spesifik terhadap target obat
e. Penghantaran obat
9) Nanokristal
Nanokristal adalah penggabungan dari ratusan atau ribuan molekul yang membentuk
kristal, terdiri dari senyawa obat murni dengan penyaluran tipis dengan menggunakan
surfaktan. Aplikasi dalam bidang farmasi:
a. Penghantaran obat
b. Meningkatkan kerja dari antioksidan pada kosmetik
27
2) Biosintesis Nanoherbal Ekstrak Daun Bambu Kuning (Bambusa
Vulgaris) Dengan Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Pengobatan
Infeksi Saluran Kemih
Penulis : Amelia Arum Prasetya, Prima Aulia Putra, Amalia Humairah, dan
Yandi Syukri
Dari hasil pembuatan larutan asam kloroaurat (HAuCl4) dilakukan
pengujian kandungan emas menggunakan spektroskopi serapan atom dengan
parameter emas (Au) didapatkan jumlah emas (Au) pada larutan asam
kloroaurat didapatkan jumlah Au sebesar 0,5 mM.Dilakukan pembuatan
nanopartikel emas sebanyak 10 formulasi dengan mencampurkan larutan
HAuCl4 dengan ekstrak daun bambu kuning yang dimasukan kedalam
microtube, kemudian diultrasonic selama 2 menit. Pembentukan nanopartikel
emas ditandai dengan perubahan warna pada sampel yang semula berwarna
kuning bening menjadi warna merah muda hingga ungu pada rentang waktu
tertentu.
Gambar 2.6 Visual Warna pada jam ke 0 ekstrak daun bambu kuning dari formula 1 sampai
formula 7
Pada jam ke 0 sampai jam ke 3, pada ekstrak daun bambu kuning dari
formula 1 (900 ul ekstrak) sampai formula 7 ekstrak bambu kuning (1500 ul
ekstrak) mengalami perubahan warna menjadi merah muda keunguan secara
langsung setelah dilakukan ultrasonic. Hasil yang didapat menunjukan bahwa
volume penambahan ekstrak daun bambu kuning berpengaruh terhadap waktu
perubahan warna nanopartikel emas, semakin kecil penambahan volume
ekstraknya maka waktu yang dibutuhkan semakin kecil. Hasil yang didapat dari
Spektrofotometer UV-Vis menunjukan bahwa beberapa formula masih berada
dalam nilai panjang gelombang nanopartikel emas dengan nilai panjang
28
gelombang 500-550 nm, Berdasarkan data perubahan panjang gelombang dapat
disimpukan bahwa pembentukan nanopartikel emas terbentuk dalam 24 jam
berkisar pada panjang gelombang 540-547 nm. Akan tetapi pada formula 7 itu
mendapatkan hasil diluar kisaran yaitu 551 nm. Hasilini juga dapat mendukung
data sebelumnya yaitu pada uji perubahan warna yang semula berwarna kuning
bening menjadi merah muda hingga ungu. Padakonsentrasi ekstrak daun bambu
kuning formula 5 nanopartikel dengan jumlah emas 1000 µl dan ekstrak 1300
µl menghasilkan ukuran partikelterkecil dengan nilai ukuran partikel 95,70 ±
1.00 dan indeks polidispersitas
0.481 ± 0.02. Hasil yang didapat telah masuk kedalam nilai ukuran partikel
yang baik untuk nanopartikel emas yaitu 1-200 nm, sedangkan untuk nilai
indeks polidispersitas mendapatkan hasil < 0,7 yaitu 0.481 ± 0.02.
Pada spektrum IR hasil reduksi dari ekstrak daun bambu kuning dengan
HAuCl4 memperlihatkan adanya pergeseran panjang gelombang spektrum dari
ekstrak daun bambu kuning sebelum dan sesudah mereduksi Lampiran
Pergeseran bilangan gelombang terjadi dari 3452,18 cm1 menjadi 3450,00 cm1
menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara gugus OH dengan nanopartikel
emas, Pada panjang gelombang 2073 cm1 menunjukan gugus fenol, dan pada
panjang gelombang 1634,55 cm1 adanya ikatan C=C alkena dan cincin
aromatis, serta 572,60 cm1 menunjukan adanya gugus fosfat. Sampel yang
digunakan untuk pengujian morfologi partikel nano dengan TEM dan SEM
adalah sampel F5 dengan perbandingan ekstrak daun bambu kuning dan
HAuCl4 (1300 µl : 1000 µl). Sampel F5 dipilih karena memiliki ukuran partikel
terkecil dan nilai indeks polidispersitas yang baik dibandingkan dengan
formula lainnya. Hasil pengamatan TEM pada formula
5 menunjukan rentang ukuran partikel yang terbentuk yaitu berada pada kisaran
41 nm – 71 nm dengan berbagai macam bentuk yaitu segitiga, segi enam dan
lingkaran tidak sempurna Gambar 2. Hasil pengamatan SEM Gambar.3,
menunjukkan morfologi nanopartikel dengan gambaran struktrur spheris yang
29
tidak beraturan dikarenakan nanopartikel emas yang tidak stabil sehingga
nanopartikel emas menjadi menggumpal dapat dimungkingkan karena
penyimpanan yang terlalu lama.
31
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah
badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
2. Macam-macam obat: Obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, Narkotika.
4. Cara kerja dari surfaktan yaitu pada bagian yang hidrofilik akan masuk kedalam
larutan yang polar dan bagian yang hirdrofilik akan masuk kedalam bagian yang
non polar sehingga surfaktan dapat menggabungkan (walaupun sebenarnya tidak
bergabung) kedua senyawa yang seharusnya tidak dapat bergabung tersebut.
5. Surfaktan memiliki peran yang cukup besar dalam bidang farmasi karena
seringkali digunakan dalam formulasi sediaan salah satunya industri farmasi
terkait efek pencemaran dari zat yang tidak dapat diperbaharui dan tidak ramah
lingkungan maka terdapat beberapa penelitian yang membahas seputar produksi
surfaktan dan penggunaan surfaktan alami atau dapat disebut biosurfaktan.
7. Sifat sifat koloid ada berbagai macam namun yang berguna dalam bidang
farmasi ialah : Absorps, dialysis, hidrogel , mikropartikel, emulsi dan
mikroemulsi,liposom , Michel , nanopartikel dan nanokristal.
8. Mengetahui Solusi terbarukan dalam mengatasi dampak limbah obat melalui Ko-
Kristal : Teknik Pembuatan Ko-Kristal dan Biosintesis Nanoherbal Ekstrak Daun
Bambu Kuning (Bambusa Vulgaris) Dengan Teknologi Ramah Lingkungan
Untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam mengupas materi
di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun
teknik penulisannya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penulis
harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kesempurnaan penyajian makalah ini
di masa mendatang.
29
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, A., Dania, H., dan Puspitasari, M. D., 2017, Tingkat Pengetahuan
Penggunaan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi Pada Masyarakat
RW 8 Morobangun Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta, Jurnal Ilmiah
Manuntung, Vol 3. No 2.
Prasetya, A.A., Putra, P. A., Humairah, A., dan Syukri, Y., 2014, Biosintesisi
Nanoherbal Ekstrak Daun Bambu Kuning (Bambusa Vulgaris) Dengan
Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih,
Jurnal Kefarmasian.
Supardi, S., Handayani, R. S., Herman, M. J., Raharni, dan Susyanty, A. L.,
2012, Kajian Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pemberian
Informasi Obat dan Obat Tradisional di Indonesia, Jurnal Kefarmasian
Indonesia, Vol 2. No 1 : 20-27.
Syafitri, I. N., Hidayati, I. R., dan Pristianty, L., 2017, Hubungan Tingkat
Pengetahuan Terhadap Penggunaan Obat Parasetamol Rasional dalam
Swamedikasi, Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol 4,
No. 1
Wijaya, H.T., Issusilaningtyas, E., dan Faiqoh, M., 2019, Analisis Pengaruh
Wadah, Suhu dan Lama Penyimpanan Minyak Hati Ikan Cucut Botol
Terhadap Bilangan Peroksida, Jurnal Ilmiah Kefarmasian : 2579-4329.