Oleh :
SITI AZIZAH
C1AA21155
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya
yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan
makalah untuk tugas perbaikan nilai mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II yang
berjudul “Konsep Dasar Farmakologi” ini dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapannya, semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
3) Obat Keras
4) Obat Narkotika
Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Obat
ini padakemasannya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat
palang (+) berwarna merah.
• Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh
vaksin, dan serum.
Dibagi menjadi 2 :
• Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
• Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi
kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan
metanol dan asam salisilat.
2.3.1 Farmakodinamik
Sampel darah harus diambil pada waktu puncak yang dianjurkan sesuai
dengan rute pemberian.
4. Dosis Pembebanan
Jika ingin didapatkan efek obat yang segera, maka dosis awal yang
besar, dikenal sebagai dosis pembebanan, dari obat tersebut diberikan
untuk mencapai MEC yang cepat dalam plasma. Setelah dosis awal yang
besar, maka diberikan dosis sesuai dengan resep per hari. Digoksin, suatu
preparat digitalis, membutuhkan dosis pembebanan pada saat pertama kali
diresepkan. Digitalisasi adalah istilah yang dipakai untuk mencapai kadar
MEC untuk digoksin dalam plasma dalam waktu yang singkat.
5. Peta Konsep
2.3.2 Farmakokinetik
Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai
kerja obat. Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi,
13
1. Absorpsi
Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kelaparan,
makanan, dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat
vasokonstriktor, atau penyakit dapat merintangi absorpsi.
2. Distribusi
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain
meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu.
Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat
yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan
15
dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat dilepaskan
ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akan
diekskresikan melalui urin.
Interaksi obat dengan makanan adalah adanya efek toksik atau efek
yang tidak diinginkan dari suatu obat atau penurunan efektivitas obat
karena adanya percampuran dengan zat yang ada dalam makanan. Ada
obat yang penyerapannya lebih baik dan lebih cepat dan ada obat yang
penyerapannya lebih lambat dan lebih jelek bila ada makanan, tanpa
makanan atau bersama-sama makanan. Demikian pula jenis makanan dan
minuman yang kita konsumsi akan berpengaruh terhadap penyerapan obat
dalam tubuh. Interaksi obat dengan makanan dan minuman dapat
berdampak obat tidak bekerja dengan semestinya, menyebabkan efek
samping atau sebaliknya obat lebih efektif bekerja. Karena itu aturan
pakai obat berbeda-beda.
Rute oral merupakan salah satu cara pemakaian obat melalui mulut
dan akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan.
Bentuk sediaan obat oral, antara lain, tablet, kapsul, obat hisap, sirup
dan tetesan. Salah satu cara pemberian obat oral yaitu melalui sub lingual
dan bukkal, yang merupakan cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah
dan pipi bagian dalam.
1. Obat Sublingual
Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu
obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah.
2. Obat Bukal
1) kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan
3) berbahaya (suntikan-infeksi).
20
1. Intravena (IV)
2) dosis tepat
1) obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek
toksik lebih mudah terjadi,
2) jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih cepat
terjadi
2. Intramuskular (IM)
1) rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah (Clotting
time)
3. Intrakutan
4. Subkutan
5. Intrathecal
Sedangkan kerugian dari obat yang diberikan secara topikal adalah secara
kosmetik kurang menarik.
Seperti yang kita ketahui, secara bahasa, toksik berarti racun. Berefek
toksik artinya obat bisa menyebabkan keracunan. Dalam dunia farmasi dan
kedokteran, beda antara obat dan racun ada pada dosis. Jika obat digunakan
pada dosis yang melebihi dosis terapinya, obat tersebut akan berefek sebagai
racun. Obat bisa menyebabkan keracunan pada berbagai anggota tubuh
terutama anggota tubuh yang banyak dilewati oleh aliran darah. Contonhya
adalah ginjal (oleh obat cefalexin, cisplatin, gentamisin); hati (contoh obat
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat
lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia
lain. Dengan kata lain interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat
memengaruhi aktivitas obat, yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau
menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan atau direncanakan.
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, G. Bertram. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi keenam. Jakarta:
ECG
27