Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBAT DAN PENGGOLONGAN

DOSEN PENGAMPU:

RECTA OLIVIA UMBORO

KELOMPOK 2

1 MUHAMAN DODIK RAHMAN HIDAYAT (097STYC22)


2 I NENGAH MARDANE (072STYC22)
3 LATHIFA DHIYA NURFIDA (311STYC22)
4 NAYA RAHMA SAFITRI (122STYC22)
5 NUR WATI (129STYC22)
6 MARJAN (109STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat melaksanakan tugas makalah ini yang berjudul Obat dan Pengholongan ini
tepat pada waktunya.
Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
matkul farmatologi keperawatan selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang farmatologi keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih pada Recta Olivia Umboro selaku dosen matkul
farmatologi keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga berterimakasi pada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan
sehingga kelompok kami bisa dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kelompok kami buat ini masi jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu, kritikan dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Mataram Rabu 15, Maret 2023

Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
2.1 OBAT DAN PENGGOLONGANNYA................................................................................................4
2.2 PERAN OBAT................................................................................................................................5
2.3 PENGGOLONGAN OBAT...............................................................................................................6
2.4 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN TEMPAT PEMAKIAN.....................................................8
2.5 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN CARA PEMAKAIAN........................................................8
2.6 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN DAYA KERJA ATAU TERAPI............................................9
2.7 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN ASAL OBAT DAN CARA PEMBUATAN............................9
2.8 PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL........................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
2.9 Kesimpulan................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses
penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara mendetail pada pembahasan
selanjutnya.
Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini:
1. Bagaimana definisi obat ?
2. Bagaimana penggolongan obat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Ada beberapa poin yang ingin dicapai sebagai tujuan penulisan Makala
1. Mengetahui definisi obat
2. Mengetahui berbagai macam penggolongan obat berdasarkan jenisnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 OBAT DAN PENGGOLONGANNYA

Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologis atau keadaan keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan, kontrasepsi, dan sediaan biologis. Macam obat yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah :
a) Obat Paten: Obat dengan nama dagang dari pabrik yang memproduksinya.

b) Obat Generik: Obat dengan nama generik yaitu nama resmi yang telah ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia dan INN (Internasional Non Propietary Names) untuk
zat yang berkhasiat yang dikandungnya.

c) Obat Essensial adalah obat yang terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan, mencakup upaya diagnosa, profilaksi, terapi dan rehabilitasi, yang
harus selalu tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkatnya.

Beberapa pengertian mengenal obat:


a. Obat Jadi Sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologis atau keadaan
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

b. Obat palsu : Obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat yang tidak terdaftar.
dan obat yang kadar zat berkhasiatnya menyimpang lebih dari 20% dari
basis kadar yang ditetapkan.

2.2 PERAN OBAT


Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain
merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat
penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang
telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai
berikut:

a) Penetapan diagnose b). Untuk pencegahan penyakit


b) Untuk pencegahan penyakit
c) Menyembuhkan penyakit
d) Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
e) Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
f) Peningkatan Kesehatan
g) Mengurangi rasa sakit

2.3 PENGGOLONGAN OBAT

Untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan obat serta pengamanan


distribusinya, obat yang beredar di Indonesia digolongkan menjadi 6 golongan yaitu:
1. Obat Bebas (OTC = Over The Counter)
2. Obat Bebas Terbatas (daftar W-warschuwing)
3. Obat Wajib Apotik (OWA)
4. Obat Keras (Daftar G = Gevaarlijk)
5. Psikotropika
6. Narkotika

a. Obat Bebas :
Obat bebas adalah golongan obat yang dalam penggunaannya tidak membahayakan
dan masyarakat dapat menggunakannya tanpa pengawasan dokter. Obat-obat dalam
golongan ini dapat diperoleh bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di Apotek, toko
obat berijin maupun warung-warung kecil.
Dalam rangka pengamanan dan peningkatan pengawasan obat yang beredar
diperlukan penandaan yang mudah dikenal. Golongan obat bebas bebas memiliki tanda
khusus lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwama hitam. Termasuk dalam
golongan obat bebas antara lain: tablet vitamin C, tablet vitamin B kompleks, obat gosok
rhemason, bedak salicyl dan sebagainya.
b. Obat Bebas Terbatas
Golongan obat ini dalam jumlah tertentu (jumlah terbatas) penggunaannya cukup
aman, tetapi apabila terlalu banyak akan menimbulkan efek kurang baik. Pemakian obat
ini tidak perlu pengawasan dokter sampai jumlah tertentu dan diperoleh tanpa resep
dokter di Apotek, toko obat berljin dan warung-warung. Golongan obat bebas terbatas
pada kemasannya bertanda khusus lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna
hitam dan harus dilengkapi dengan tanda Peringatan Pl sampai P6 sebagai berikut:
P1. Awas Obat Keras. Bacalah aturan memakainnya
Contoh: tablet Decolgen, Paramex, Neozep
P2. Awas Obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan
Contoh : Obat kumur Betadin, Listerin
P3. Awas Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.
Contoh : Betadin Solution, Kalpanax Tingtur
P4. Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar
Contoh: Rokok Anti Asma
P5. Awas Obat Keras. Tidak boleh ditelan
Contoh: Rivanol kompres P6. Awas Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan
Contoh: Anusol supositoria Untuk menjamin penggunaan obat secara tepat aman
dan rasional, ditetapkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 919/Menkes/Per/X/1993
tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria:
a. Tidak dikontra indikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko kelanjutan
penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia
e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
b) dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.

1. OBAT WAJIB APOTEK


Untuk meninkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 347/ Menkes/SK/VII 71990 tentang obat wajib
Apotek
Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter oleh Apoteker di Apotek.
Contoh: OWA nomor 1 Metampiron maksimal 20 tablet Asam mefenamat maksimal 20
tablet.
2. OBAT KERAS

Obat Keras adalah golongan obat yang pemakaiannya harus di bawah pengawasan
dokter. Untuk memperolehnya harus dengan resep dokter dan hanya dapat dibeli di
Apotek, termasuk di Rumah Sakit. Obat keras pada kemasannya diberi tanda lingkaran
merah dengan huruh K yang berwarna hitam. Contoh: Obat-obat golongan antibiotika,
obat suntik (injeksi)
3. PSIKOTROPIKA
Obat ini merupakan golonagn obat yang berbahaya yang pemakaiannya harus di
bawah pengawasan dokter dan untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter di
Apotek, Rumah Saki Obat psikotropika adalah obat yang digunakan untuk tujuan
pengobatan yang menyangkut masalah kejiwaan atau mental. Golongan obat ini banyak
disalah gunakan pemakaiannya oleh segolongan anggota masyarakat. Contoh: tablet
Vallum, Vallisanbe, Mogadon, Dumolld.
4. NARKOTIKA
Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan dan
ilmu pengetahuan, namun disisi lain dapat menimbulkan ketergantungan.
Penyalahgunaan obat golongan ini dapat berakibat buruk pada tubuh pemakainya juga
merugikan keluarga, lingkungan dan masyarakat. Untuk mendapatkan obat ini harus
dengan resep dokter dan tidak boleh dilakukan pengulangan harus menggunakan resep
yang baru. Obat ini hanya dapat diperoleh di Apotek, Rumah Sakit. Sebagai contohnya
antara lain: Mortin, Codein. Untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan
obat serta pengamanan distribusi untuk golongan obat Psikotropika dan Narkotika

2.4 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN TEMPAT PEMAKIAN


Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian dibagi menjadi 2
golongan
a. Obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik,
parasetamol tablet
b. Obat luar yaitu obat-obatan yang dipakai secara topikal tubuh bagian luar, contoh
sulfur, dill

2.5 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN CARA PEMAKAIAN

Dibagi menjadi beberapa bagian, seperti

a. Oral: obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet,
kapsul, serbuk, dll
b. Perektal: obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien
yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar
dari pengaruh pH lambung. FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
c. Sublingual: pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah fidah, masuk ke
pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi: tablet hisap,
hormon-hormon
d. Parenteral obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara
intravena. subkutan, intramuskular, intrakardial.
e. Langsung ke organ, contoh intracardial
f. Melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

2.6 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN DAYA KERJA ATAU TERAPI

Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi dibagi menjadi 2 golongan
a. farmakodinamik: obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh
hormon dan Vitamin
b. kemoterapi: obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi
parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi

2.7 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN ASAL OBAT DAN CARA PEMBUATAN

Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya dibagi menjadi 2
a. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dil
hewan plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen. mineral: vaselin,
parafin, talkum/silikat, dil
b. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi
kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol
dan asam salisilat

2.8 PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL

Obat tmdisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok,


yaitu obat tradisional atan jari dan fitofarmaka. Dengan semakin berkembangnya
teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses
produksi sehingga industri jamu mapon industri farmasi manipu membuat jam
dalam bentuk ckutrak Pembuatan sediaan yang lebih praktin ini belum diiringi
dengan perkembangan penelitian sampai dengan klinik Saat ini obat tradisional
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
1. Jamu
Jama adalah bahan atas ramuan bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sodiaan saran (galenika) atau campuran dari bahan-bahan tersebut
yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan hendasarkan
pergalimas (data empiris) Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan
mengacu pada resep peninggalan lelula Klaim pengguan jamu sesuai dengan
jenis pernboktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkan
pembuktian mam dan medium fenis kuim penggunaan baru diawali dengan
kata-kata "secara tradisional digunakan uruk atau sesuai dengan yang discusi
pala peralatan sediaan di BPOM
Contoh Jamu Produksi Sido Muncul, Nyonya Meneer, dan Air Mancur.
2. Obat Herbal Terstandar

OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di
standarisasi. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang
lebih kompleks dan berharga mahal. ditambah dengan tenaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.
Contoh OHT: Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Glucogarp, Hi Stimuno,
Irex Max, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Kuat Segar. Lelap.
Prisidii, Reumakeur, Sehat Tubuh, Sanggolangit, Stop Diar Plus, Virugon.
Kriteria obat herbal terstandar
- Aman
- Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik
- Bahan baku yang digunakan telah terstandar
- Memenuhi persyaratan mutu

3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)


Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada
manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan Masyarakat juga
bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas
dengan pembuktian secara ilimiah.

Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan


obat modem Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti
ilmiah sampai uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam pembuatannya
diperlukan peralatan berteknologi modem. tenaga ahli, dan biaya yang tidak
sedikit. Contoh Fitofarmaka: Nodiar (Kimia Farma). Rheumaneer (Nyonya
Meneer), Stimuno (Dexa Medica), Tensigard Agromed (Phapros), X- Gra
(Phapros).
Kriteria fitofarmaka
- Aman
-Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan ujin klinis - Menggunakan bahan baku
terstandar - Memenuhi persyaratan mutu

BAB III
PENUTUP

2.9 Kesimpulan

1. Obat Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan yang
mempunyai pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek psikologis,
fisiologis maupun biokimiawi
2. 2 Ilmu Farmasi Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal
diantaranya:
1. Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian 5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang
ditimbulkan
5. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
6. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

DAFTAR PUSTAKA
https://repository.ump.ac.id/4803/3/BAB%20II_YULIANI%20RAUDHATUL%20JANNAH_FARMASI%2717-
2.pdf
http://bukunee.wordpress.com/2012/12/09/penggolongan-obat-farmasetika

http://damayantilinda.blogspot.com/2011/12/penggolongan-obat-menurut-uu-farmasi_08.html

http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/04/contoh-obat-bebas-terbatas.html

http://tumbango.blogspot.com/2013/06/penggolongan-obat.html

Katzung, G.Bertram (2007) Basic & Clinical Pharmacology-1th Ed. The McGraw-Hill

Companies Inc. New York.

Syamsuni, H.A. 2007. Timu Resep Jakarta: EGC

Syamsuni 2005. Farmaretika Dasar dan Hitungan Farmaxi, Jakarta: Buku Kedokteran Tjay.T.H. dan
Rahardja.K. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan Kedua Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai