Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

OBAT SISTEM ENDOKRIN, REPRODUKSI, DAN RESPIRASI

Dosen Pengampu : NS. Arif Rahman. M. Kep

Di Susun Oleh :

Eka Lolaswita
2022010042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YAHYA

BIMA TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas segala
karunia, rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat Menyusun makalah tentang “Obat Sistem
Endokrim, Reproduksi, Dan Respirasi” hingga selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Walaupun
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apa yang penulis tuangkan dalam makalah ini
adalah hasil terbaik yang penulis dapat berikan kepada para pembaca.

Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah ini.

Bima, 21 Juni 2023

Penulis

ii
DAFATAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Obat dan efek samping..........................................................................2


B. Pengertian Endokrin................................................................................................3
C. Pengertian Kontrak Indikasi dan cara kerja.............................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................7

A. Kesimpulan............................................................................................................................7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan
kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu
diperlukan obat tersedia pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup,
berkhasiat nyata dan berkualitas baik (Sambara, 2007). Saat ini banyak sekali beredar
berbagai macam jenis obat baik itu produk generik maupun produk dagang, pada
umumnya konsumen atau masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsi produk obat
bermerk/produk dagang dibandingkan produk generik, hal itu disebabkan adanya
anggapan bahwa obat generik mutunya lebih rendah dari pada produk yang bermerk
dagang (Rahayu dkk, 2006).
Berkaitan dengan pengobatan sendiri, telah dikeluarkan berbagai peraturan
perundangan, antara lain pengobatan sendiri hanya boleh menggunakan obat yang
termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (SK Menkes No.2380/1983).
Semua obat yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas wajib
mencantumkan keterangan pada setiap kemasannya tentang kandungan zat berkhasiat,
kegunaan, aturan pemakaian, dosis, dan pernyataan lain yang diperlukan (SK Menkes
No.917/ 1993). Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,
mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai
dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan. Golongan obat adalah
penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan ketepatan
penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara mendetail pada pembahasan
selanjutnya. Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga
keamanan penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat. Serta untuk
melihat penggunaan obat bisa dilihat dari indikasi dan kontraindikasi serta efek
samping obat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman Pengertian Obat dan efek sampingnya?
2. Bagaiman Pengertian Endokrin?
3. Bagaiman Kontrak Indikasi dan cara kerja?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Obat dan efek sampingnya
2. Untuk Mnegetahui Pengertian Endokrin
3. Untuk Mengetahui Pengertian Kontrak Indikasi dan cara kerja?

1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Obat dan Efek Samping


Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Obat dalam arti
luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi
merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini
dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan,
diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat
dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. (Bagian Farmakologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia). Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-
bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat
Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005). Obat diperoleh:
1. Tumbuhan: Kuinin
2. Hewan: Insulin
3. Mineral: Koalin
4. Mikroorganisme: Penisilin
5. Sintesa: Sulfonamida
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain
merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan
sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan
berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau
farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran
obat secara umum adalah sebagai berikut:
1. Penetapan diagnose
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
Sedangkan efek samping dari obat yang berlebihan Efek samping adalah efek
fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yang diinginkan. Semua obat
mempunyai efek samping, baik yang diingini maupun tidak. Istilah efek samping dan
reaksi yang merugikan kadang dipakai bergantian.Efek samping atau efek sekunder
dari suatu obat adalah hal yang tidak diinginkan. Efek samping biasanya dapat
diprediksikan dan mungkin berbahaya atau kemungkinan berbahaya. Contoh
:Difenhidramin memiliki efek terapeutik berupa pengurangan sekresi selaput lendir
hidung sehingga melegakan hidung, sedangkan efek sampingnya adalah mengantuk.
Namun ketika difenhidramin digunakan untuk mengatasi masalah sukar tidur, maka
efek terapeutik difenhidramin adalah mengantuk dan efek sampingnya adalah

2
kekeringan pada selaput lendir. Efek samping terjadi karena interaksi yang rumit
antara obat dengan sistem biologis tubuh, antar individu bervariasi.

B. Pengertian Indokrin
Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan, kelenjar ini tidak memiliki saluran tapi
mensekresi (mengeluarkan) hormon langsung ke dalam darah sehingga dapat
mencapai setiap sel darah di dalam tubuh. Hormon bekerja pada sasaran jaringan atau
organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka.Hormon mengatur proses seperti
pemecahan subtansi kimia dalam metabolisme,keseimbangan cairan dan produksi
urin,pertumbuhan dan perkembangan tubuh,serta reproduksi seksual. Hasil kerja
hormon dari suatu kelenjar dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kadar
zat dalam darah dan masukan dari sistem saraf,karena hormon mengalir dalam darah,
setiap hormon dapat mencapai setiap bagian tubuh. Namun demikian bentuk molekul
khusus dari setiap hormon harus bisa masuk kedalam reseptor (penerima) pada
jaringan atau organ sasaran nya saja (Syafuddin.2009).

1.1.Gambar Sistem Endokrin

3
1.2 Gambar Fungsi Sistem Endokrin

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan


hemostasis selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama
unttuk memulai dan mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan
proses fisiologis. Dimana sistem saraf bertindak cepat (hamper seketika)
menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin memiliki respon lebih lambat tapi
lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. (Pearsce, Evelyn C. 2011). Sistem endokrin
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah kapasitas tubuh
untuk menangani stress fisik dan psikologis. Secara keseluruhan, masing-masing
kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari
mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin
adalah:
• Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan
berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila
diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
• Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol
aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.

C. Pengertian Kontra Indikasi dan cara kerja


Kontraindikasi adalah salah satu peringatan yang sering kita jumpai dalam
berbagai kemasan obat. Peringatan ini rupanya mengandung arti yang perlu kita
ketahui sebelum mengonsumsi obat. Dalam kedokteran, kontraindikasi adalah suatu
kondisi atau faktor yang berfungsi sebagai alasan untuk mencegah tindakan medis
tertentu karena bahaya yang akan didapatkan pasien. Kontraindikasi adalah kebalikan
dari indikasi, yang merupakan alasan untuk menggunakan pengobatan tertentu.
Beberapa kontraindikasi bersifat mutlak, yang berarti bahwa tidak ada keadaan wajar
untuk melakukan suatu tindakan, misalnya anak-anak dan remaja dengan infeksi virus
tidak boleh diberikan aspirin karena risiko sindrom Reye dan orang dengan
anafilaksis alergi makanan harus menghindari makanan yang menyebabkan alergi.
Kontraindikasi adalah kondisi tertentu yang menyebabkan penggunaan obat
tersebut tidak dianjurkan atau dilarang karena dapat meningkatkan risiko terhadap
pasien. Contoh kontraindikasi adalah penderita dengan gangguan fungsi hati yang
berat tidak boleh minum parasetamol, ibu hamil dan menyusui tidak boleh minum
obat cacing, dan lain sebagainya. Pengertian umum dari kontraindikasi adalah suatu
gejala atau kondisi tertentu yang membuat pengobatan atau prosedur medis tertentu
tidak disarankan atau sama sekali tidak boleh digunakan karena dapat membahayakan

4
pasien. Secara ringkas, penjelasan mengenai peringatan kontraindikasi dalam
kemasan obat adalah penjelasan waktu dan kondisi, cara suatu obat tidak boleh
digunakan, misalnya untuk perempuan yang sedang hamil atau tidak boleh dianjurkan
untuk mereka yang lemah jantung. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi obat kita
perlu memperhatikan apa saja kontraindikasi yang tertulis dalam kemasan obat yang
akan kita gunakan. Jika peringatan kontra indikasi kita abaikan, tidak menutup
kemungkinan penyakit yang diderita akan bertambah parah atau bahkan menambah
komplikasi penyakit baru di tubuhmu. Peringatan kontra indikasi penting untuk
diperhatikan agar kamu tidak salah tindakan untuk mengatasi penyakit yang diderita.
Dengan mengetahui arti dari kontra indikasi yang terdapat dalam kemasan obat, dapat
membuatmu akan lebih berhati-hati dalam memilih obat. Agar tidak salah memilih
obat, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter dan mengonsumsi obat berdasarkan resep
dokter.

A. DEFINISI

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan obat
dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan fisiologi,
resorbsi dan nasibnya dalam organisme hidup. Obat didefinisikan sebagai senyawa
yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit atau gangguan,
atau menimbulkan kondisi tertentu. Perjalanan obat dari diberikan sampai
menimbulkan efek mencakup beberapa fase yaitu fase biofarmasetika,
farmakokinetika dan farmakodinamika. Dalam pelayanan, obat digolongkan
berdasarkan keamanannya menjadi obat bebas, bebas terbatas, obat keras.
Pemahaman tentang efek samping dan kontraindikasi diperlukan agar peserta dapat
memberikan pelayanan dengan baik terutama obat obat untuk penyakit saluran cerna,
saluran nafas dan antihistamin.
Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess ) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan di
bawah oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan.
Kontraindikasi adalah kondisi yang membuatmu tidak dapat menjalani
pengobatan atau prosedur medis tertentu. Kontraindikasi dapat bersifat sementara,
seperti dalam vaksinasi. Kontraindikasi berbeda dengan indikasi dan efek samping.

B. Saran
Saran dari penulis Bijaklah dalam menggunakan obat-obatan, dan
memnggunakannya secara baik dan benar. Penulis juga sadar dan megakui, masih
banyak kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu, penulis
dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari pembaca guna dan tujuan untuk
memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang di makalah ini. Kebenaran dan
keasihan hanya milik Allah dan Rasul-Nya, kesalahan dan kekhilafan itu semua
datang dari penulis yang sedang belajar.

6
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI, 2007, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas,
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Indijah, S.W., Fajri, P. 2016. Bahan Ajar Cetak Farmakologi. Kemenkes RI,
Jakarta.
Rubin , M. R. & J. Sliney Jr. 2014. Therapy of hypoparathyroidism with intact
parathyroid hormone. Jurnal Keperawatan Bina Medika, Jakarta.
Luwita, Dwisang Evi, S.Si.2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis.Tangerang Selatan.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kontraindikasi/ diakses pada tgl
21 Junu 2023
content/uploads/2017/08/Farmakologi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf
diakses pada tgl 21 Junu 2023

Anda mungkin juga menyukai