Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Dosen pengampuh mata kuliah: Ns. La Masahuddin S.Kep., M.Kep.

KONSEP DASAR FARMAKOLOGI

Di Susun Oleh:

Nama : Wulansari Anwar


NIM : 219048
Kelas : Akper 2 A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMIK KEPERAWAYAN PELAMONIA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena atas
karunia Nya dan kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang konsep
dasar farmakologi.

Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dan juga mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak yang membantu memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah bekerjasama dalam pembuatan makalah ini.

Dan untuk itu, kami selaku penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat mengevaluasi makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pembangunan


pabrik dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar,  September 2020

                                Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN. ...........................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
A. Pengertian Farmakologi, Farmakognosi, dan Farmasi...............3
B. Farmakokinetik................................................................................4
C. Farmakodinamik .............................................................................6
D. Farmakoterapi .................................................................................12
E. Toksikologi......................................................................................13
F..Peran Obat.......................................................................................14
G. Penggolongan Obat........................................................................16
H. Prinsip Pemberian Obat dengan Benar........................................16
I...Bentuk Kemasan Obat....................................................................17
BAB III PENUTUP ...................................................................................22
A. Kesimpulan ....................................................................................22
B. Saran................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari
pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi
hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan
hepar.
Farmakoterapi merupakan intervensi terapi yang akan paling banyak
dilakukan dalam praktek klinik, sehingga kemungkinan untuk menghadapi
kasus efek samping obat bagi seorang praktisi medik mungkin tidak dapat
dihindari sepenuhnya. Seringkali, kejadian efek samping obat ini pada
seorang pasien tidak dengan mudah dikenali, kecuali kalau efek samping
yang terjadi adalah bentuk yang berat dan menyolok. Mahasiswa perlu
mengenali bentuk-bentuk efek samping obat, faktor-faktor penyebab atau
yang mendorong terjadinya, upaya pencegahan dan penanganannya.
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek
samping, oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat
juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan
tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek
farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh
buruk terhadap sistem biologik tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian farmakologi, farmakognosi, farmasi?
2. Bagaimana itu farmakokinetik?
3. Bagaimana itu farmakodinamik?
4. Apa itu farmakoterapi?

1
5. Apa itu toksikologi?
6. Bagaimana peran obat?
7. Bagaimana penggolongan obat?
8. Bagaimana prinsip pemberian obat dengan benar?
9. Bagaiamana bentuk kemasan obat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui farmakologi, farmakognosi, farmasi.
2. Untuk mengetahui farmakokinetik.
3. Untuk mengetahui farmakodinamik.
4. Untuk mengetahui farmakoterapi.
5. Untuk mengetahui toksikologi.
6. Untuk mngetahui peran obat.
7. Untuk mengetahui penggolongan obat.
8. Untuk mengetahui prinsip pemberian obat dengan benar.
9. Untuk mengetahui bentuk kemasan obat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Farmakologi, Farmakognosi, dan Farmasi
Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
obat dan cara kerjanya pada sistem biologis. (Menurut Nuryati 2017
dalam Bukunya yang berjudul Farmakologi)
Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
obat-obatan. Dalam ilmu ini dipelajari: Penelitian mengenai penyakit-
penyakit Kemungkinan penyembuhan Penelitian obat-obat baru (Menurut
Wikipedia)
Perkataan farmakognosi berasal dari dua kata Yunani, yaitu
Pharmakon yang berarti obat dan gnosisi yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi farmakognisi berarti pengetahuan tentang obat. (Menurut Depkes RI
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Pusdiknakes 2004)
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-
bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat
(Menurut Nuryati 2017 dalam Bukunya yang berjudul Farmakologi)
Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari
tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan
sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji, seperti uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika. (Menurut
Wikipedia)
Farmasi adalah ilmu yang  mempelajari cara membuat,
menyampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengombinasi,
menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan, juga sifat-sifat
obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. (Menurut
Drs. H. Syamsuni)

3
Farmasi adalah bidang profesional kesehatan yang merupakan
kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung
jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. (Menurut
Nuryati 2017 dalam Bukunya yang berjudul Farmakologi)
Farmasi adalah ilmu kedokteran dan ilmu kimia yang
dikombinasikan. Bidang ilmu ini mempunyai tanggung jawab dalam
mempelajari sifat-sifat obat beserta penditribusian dan memastikan
penggunaannya secara aman (Menurut Wikipedia)
Farmasi adalah cara dan teknologi pembuatan obat serta cara
penyimpanan, penyediaan, dan penyalurannya (Menurut KBBI)

B. Farmakokinetik
1. Absorbsi Obat
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran
gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif,
absorpsiaktif atau pinositosis. Absorbsi pasif umumnya terjadi melalui
difusi. Absorbsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk bergerak
melawan perbedaan konsentrasi. Pinositosis berarti membawa obat
menembus membran dengan proses menelan.
Absorpsi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aliran
darah,rasa nyeri, stres, kelaparan, makanan dan pH. Sirkulasi yang
buruk akibat syok,obat-obat vasokonstriktor, penyakit yang merintangi
absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas, dan
berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung,
sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung.
2. Distribusi Obat
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam
cairan tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran
darah, afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, dan efek

4
pengikatan dengan protein.Ketika obat didistribusi di dalam plasma,
kebanyakan berikatan dengan protein (terutamaalbumin) dalam
derajat (persentase) yang berbeda-beda. Salah satu contoh obat yang
berikatan tinggi dengan protein adalah diazepam (Valium): yaitu 98%
berikatan dengan protein. Aspirin 49% berikatan dengan protein dan
termasuk obat yang berikatan sedang dengan protein. Bagian obat
yang berikatan bersifat inaktif, dan bagian obat selebihnya yang tidak
berikatan dapat bekerja bebas.
3. Metabolisme Obat (Biotransformasi)
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan
obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau
ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif atau
zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Tetapi, beberapa obat
ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan
respons farmakologik. Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis , hepatitis,
mempengaruhi metabolisme obat.
4. Ekstrasi Obat
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute
lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu
ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-
obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan
dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat
dilepaskanikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan
akhirnya akan diekskresikan melalui urin.
pH urin mempengaruhi ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5
sampai 8. Urin yang asam meningkatkan eliminasi obat-obat yang
bersifat basa lemah. Aspirin, suatu asam lemah,dieksresi dengan
cepat dalam urin yang basa.

5
C. Farmokodinamik
1. Mekanisme Kerja Obat
Cara / mekanisme kerja obat :
a) Mempengaruhi kerja enzim (anti kolesterol,antipiral)
b) Mempengaruhi proses transport dalam tubuh, ketalapan
membran biologi
 Mekanisme pembawa
 Transport aktif
c) Mempengaruhi tekanan osmotik (diuretik)
d) Pembentukan kompleks (obat- reseptor)
e) Netralisasi (antasida)
f) Mempengaruhi biosintesis mikroorganisme (anti biotik)
g) Mekanisme agen khelat (vit B12).
Mekanisme kerja obat secara umum dapat digolongkan menjadi 4
macam:
a) Obat yang bekerja tidak melalui target spesifik
Contoh: Antasida, anestesi umum, osmotik diuretik.
b) Obat yang bekerja dengan cara mengubah sistem transport.
Contoh: Kalsium antagonis, kardiak glikosida, obat anestesi local.
c) Mengubah fungsi enzim.
Contoh: COX inhibator, MAO inhibator, AChE inhibator.
d) Obat yang bekerja pada reseptor.
Contoh : Hormone, neurotransmitter
2. Efek Obat (Nita Noviani & Vitri Nurilawati, 2017)
Efek ialah perubahan fungsi struktur atau proses sebagai akibat
kerja obat.
a. Efek Normal Obat dalam dosis terapi dapat menimbulkan lebih dari
satu macam efek yang dibedakan menjadi:

6
1) Efek utama (primer) ialah efek yang sesuai dengan tujuan
pengobatan, misal: morfin untuk menghilangkan rasa sakit, eter
untuk menginduksi anestesi
2) Efek samping ialah efek yang tidak menjadi tujuan utama
pengobatan. Efek ini dapat menguntungkan atau merugikan
tergantung pada kondisi dan situasi pasien, misalnya
Antihistamin (difendramin) untuk melawan kerja
histamin.Antihistamin menimbulkan rasa kantuk.
3) Efek utama dapat menimbulkan efek sekunder, yaitu efek yang
tidak diinginkan dan merupakan reaksi organisme (tubuh)
terhadap efek primer obat. Misalnya: tetrasiklin peroral dapat
menimbulkan diare. Hal ini terjadi karena Tetrasiklin adalah
antibiotik spektrum luas, dalam saluran cerna membunuh flora
normal usus yang membantu fungsi normal pencernaan. Flora
normal usus terbunuh maka fungsi normal saluran cerna
terganggu sehingga terjadi diare.
b. Efek Abnormal Efek abnormal daapat berupa toleransi atau
intoleransi.
1) Toleransi ialah peristiwa yang terjadi jika dibutuhkan dosis yang
lebih tinggi untuk menimbulkan efek yang sama dengan yang
dihasilkan oleh dosis terapi normal. Toleransi obat dibedakan
menjadi toleransi semu, toleransi sejati, toleransi alami.
 Toleransi semu timbul akibat obat diberikan dengan cara
tertentu, misalnya: seorang individu toleran terhadap obat
(racun) jika diberikan secara peroral, tetapi tidak toleran jika
racun diberikan dengan cara lain misal disuntikkan.
 Toleransi sejati timbul jika diberikan secara oral maupun
parenteral, dapat disebabkan perubahan disposisi obat yang

7
berakibat berkurangnya intensitas dan lamanya kontak kontak
antara obat-jaringan sasaran (reseptor) atau perubahan sifat
dan fungsi sasaran sedemikian sehingga jaringan kurang peka
terhadap obat. toleransi sejati meliputi toleransi alami dan
toleransi yang diperoleh.
 Toleransi alami ialah toleransi yang terlihat pada berbagai
spesies hewan dan juga pada berbagai suku bangsa meliputi
toleransi spesies dan toleransi rasial.
2) Intoleransi. intoleransi adalah suatu penyimpangan respon
terhadap dosis tertentu obat, dibedakan menjadi intoleransi
kuantitatif dan kualitatif.
 Intoleransi kuantitatif. beberapa individu yang hiperresponsif
terhadap obat dapat merespon dosis obat yang lebih rendah
dari dosis terapi
 Intoleransi kualitatif. gejala dan tanda yang tampak sama sekali
berbeda dari gejala yang timbul setelah pemberian obat dosis
toksik, meliputi idiosinkrasi, anafilaksis, alergi idiosinkrasi
merupakan efek abnormal danterjadi secara individu, familial
atau rasial. Contoh:primakuin umumnya aman dikonsumsi,
tetapi dapat menyebabkan hemodialisis pada sekelompok orang
kulit berwarna, sekelompok orang yunani dan mediterania
karena mereka mengalami kekurangan enzim glukosa-6-fosfat
dehidrogenase. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang terjadi
dalam waktu singkat setelah pemberian obat, dapat
menimbulkan syok yang disebut syok anafilaksis yang dapat
berakibat fatal. Alergi, adalah respon abnormal dari sistem
kekebalan tubuh. Orang-orang yang memiliki alergi memiliki
sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu zat yang

8
biasanya tidak berbahaya di lingkungan. Pemberian obat
berikutnya akan terjadi reaksi antara obat (antigen) dengan zat
antibody yang akan melepaskan histamin yang dapat
menimbulkan gangguan pada kulit (gatal-gatal) dan asma
bronkhial, reaksi berlangsung lambat, contoh obat penisilin.
3. Efek Samping Obat
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO 1970) efek samping suatu obat adalah segala
sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang
dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
Pengertian efek samping adalah setiap efek yang tidak
dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse
reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin
dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah
seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang
sebagian besar sudah diketahui.
Jadi, efek samping adalah efek yang tidak diharapkan terjadi
dalam suatu obat atau pengobatan.Efek samping obat ini ada
beberapa macam misalnya ada 2 yaitu :
a) Ada yang benar-benar harus dihentikan atau tidak bisa ditoleransi.
Contohnya alergi, apabila terjadi alergi maka obat tersebut harus
dihentikan dan kembalilah memeriksa ke dokter.
b) Ada yang dapat ditoleransi atau varabel. Contohnya mual atau
pusing ini bisa dilanjutkan karena efek tersebut akan hilang dengan
sendirinya tetapi apabila sudah tidak bisa ditahan maka segera
memeriksa ke dokter.

Efek samping yang tidak berupa efek farmakologik utama :

9
Efek-efek samping yang berbeda dari efek farmakologik
utamanya, untuk sebagian besar obat umumnya telah dapat
diperkirakan berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
secara sistematik sebelum obat mulai digunakan untuk pasien.
Efek-efek ini umumnya dalam derajad ringan namun angka
kejadiannya bisa cukup tinggi. Sedangkan efek samping yang lebih
jarang dapat diperoleh dari laporan-laporan setelah obat dipakai
dalam populasi yang lebih luas .
Data efek samping berbagai obat dapat ditemukan dalam buku-
buku standard, umumnya lengkap dengan perkiraan angka
kejadiannya. Sebagai contoh misalnya:
a. Iritasi lambung yang menyebabkan keluhan pedih, mual dan
muntah pada obat-obat kortikosteroid oral, analgetika-
antipiretika, teofilin, eritromisin, rifampisin, dan lain-lain.
b. Rasa ngantuk (drowsiness) setelah pemakaian
antihistaminika untuk anti mabok perjalanan (motion
sickness).
c. Kenaikan enzim-enzim transferase hepar karena pemberian
rifampisin.
d. Efek teratogenik obat-obat tertentu sehingga obat tersebut
tidak boleh diberikan pada wanita hamil
e. Penghambatan agregasi trombosit oleh aspirin, sehingga
memperpanjang waktu pendarahan.
f. Ototoksisitas karena kinin/kinidin, dsb.
4. Efek Teratogen
Teratogen adalah istilah medis yang berasal dari Bahasa
Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, berarti
perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang
menyebabkan kerusakan pada embrio.

10
Yang termasuk teratogen adalah malnutrisi, penyakit infeksi,
alkohol dan tembakau (Arnett, 2012)
Yang termasuk teratogen adalah tipe darah yang kurang cocok,
polusi lingkungan, stress ibu, dan usia ayah-ibu pada saat janin
dikandung (Santrock, 2004)
Zat Kimia Obat :
a. Phenytoin, valproic acid dan trimethadione.
b. Warfarin.
c. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors.
5. Efek toksis
Toksikologi merupakan salah satu mata kuliah keahlian yang
diberikan pada mahasiswa yang mendalami bidang ilmu kefarmasian
yaitu ilmu yang mempelajari tentang efek toksik dari obat dan bahan
kimia lainnya baik yang berasal dari bahan alam maupun hasil
sintesis.
Ada Efek Toksik Pada Tubuh :
a. Lokal dan Sistemik
 Lokal: bahan yang bersifat korosif, iritatif
 Sistemik: terjadi setelah bahan kimia masuk, diserap dan
distribusikan ke tubuh
 Konsentrasi bahan berbahaya tidak selalu paling tinggi dalam
target organ (misal, target organ methyl merkuri adalah otak,
tapi konsentrasi tertinggi ada di hati dan ginjal.
b. Efek Reversibel dan Irreversibe
 Reversible: bila efek yang terjadi hilang dengan dihentikannya
paparan bahan berbahaya. Biasanya konsentrasi masih rendah
dan waktu singkat.

11
 Irreversible: bila efek yang terjadi terus menerus bahkan jadi
parah walau pajanan telah dihentikan (misal karsinoma,
penyakit hati), biasanya konsentrasi tinggi dan waktu lama)
c. Efek Langsung dan Tertunda
 Efek langsung: segera terjadi setelah pajanan (misal sianida).
 Efek tertunda: efek yang terjadi beberapa waktu setelah
pajanan (efek karsinogenik).
d. Reaksi Alergi dan Idiosynkrasi
 Reaksi alergi (hipersensitivitas) terjadi karena sensitisasi
sebelumnya yang menyebabkan dibentuknya antibodi oleh
tubuh.
 Reaksi Idiosynkrasi merupakan reaksi tubuh yang abnormal
terhadap genetik (misal kekurangan enzim succynicholin)
D. Farmakoterapi (Wikipedia, 2017)
Farmakoterapi adalah sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari
tentang penanganan penyakit melalui penggunaan obat-obatan. Dalam
ilmu ini obat-obatan digunakan untuk membuat diagnosis, mencegah
timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit. Selain itu,
farmakoterapi juga mempelajari khasiat obat pada berbagai penyakit,
bahaya yang dikandungnya, kontraindikasi obat, pemberian obat yang
tepat. Bagian instrumen ilmu pengetahuan yang menyertai farmakoterapi
adalah terapi operasi, terapi radiasi, terapi fisik.
Ilmu farmakoterapi melibatkan hampir seluruh cabang ilmu obat-
obatan, dan mengintegrasikan multidisiplin ilmu pengetahuan seperti ilmu
kimia. Dalam dunia industri, farmakoterapi banyak memberikan
keuntungan bagi para wirausahawan tiap tahunnya, industri farmakoterapi
dapat menginvestasikan miliyaran rupiah dalam bisnis pengembangan
obat-obatan.

12
E. Toksikologi (Muji Rahaya & Firman Solihat, 2018)
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan
kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Zat-zat toksis digolongkan
dengan cara-cara yang bermacam-macam tergantung pada minat dan
kebutuhan dari yang menggolongkannya. Sebagai contoh, zat-zat toksis
dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran dan dikenal
sebagai racun liver, racun ginjal penggunaannya dikenal sebagai pestisida,
pelarut, bahan additif pada makanan dan lain-lain dan kalau dihubungkan
ke sumbernya dikenal sebagai toksin binatang dan tumbuhan kalau
dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai karsinogen, mutagen
dan seterusnya. Agent-agent toksis bisa juga digolongkan berdasarkan:
1. Sifat fisik: gas, debu, logam-logam
2. Kebutuhan pelabelan: mudah meledak, mudah terbakar,
pengoksidir
3. Kimia: turunan-turunan anilin, Hidrokarbon dihalogenasi dan
seterusnya
4. Daya racunnya: sangat-sangat toksik, sedikit toksik dan lain-
lain.
Penggolongan agent-agent toksik atas dasar mekanisme kerja
biokimianya (inhibitor-inhibitor sulfhidril, penghasil met Hb) biasanya lebih
memberi penjelasan dibanding penggolongan oleh istilah-istilah umum
seperti iritasi dan korosif, tetapi penggolongan-penggolongan yang lebih
umum seperti pencemar udara, agen yang berhubungan dengan tempat
kerja, dan racun akut dan kronis dapat menyediakan satu sentral yang
berguna atas satu masalah khusus. (Wikipedia, Toksikologi, 2020)

Toksisitas dapat dinyatakan dengan peristilahan sebagai berikut:

13
1. Karsinogen Zat karsinogenik dikaitkan dengan penyebab atau
peningkatan kanker pada manusia dan hewan. Contoh: benzena, vinil
klorida, formaldehid, dioksan, dan akrilamida.
2. Mutagen Mutagen adalah zat yang mengubah informasi genetik suatu
organisme, biasanya dengan mengubah DNA. Mutagen biasanya juga
karsinogen karena mutasi sering menyebabkan kanker. Contoh
mutagen termasuk etidium bromida, formaldehid, dioksan, dan nikotin.
3. Teratogen Teratogen adalah zat yang menyebabkan kerusakan pada
janin atau embrio selama kehamilan, yang menyebabkan cacat lahir
sementara ibu tidak menunjukkan tanda toksisitas. Teratogen umum
meliputi etanol, senyawa merkuri, senyawa timbal, fenol, karbon
disulfida, toluena dan xilena.

F. Peran Obat (Nita Noviani & Vitri Nurilawati, 2017)


1. Penetapan Diagnosis
Diagnosis adalah proses penentuan jenis penyakit dengan cara
memeriksa gejala gejala-gejala yang ada. Contoh obat yang
digunakan dalam proses diagnose suatu penyakit yaitu Barium Sulfat.
2. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan
untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial.dengan kata
lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan
penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh
dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Contoh obat
yang digunakan untuk pencegahan penyakit yaitu antibiotik. Antibiotik
sering digunakan untuk mencegah perkembangan bakteri pada
berbagai kondisi untuk mencegah infeksi lebih lanjut yang dapat
menyebabkan perkembangan penyakit. Misalnya pemberian
Amoksisilin untuk pasien gigi berlubang.

14
3. Menyembuhkan Penyakit
Peran obat yang paling umum didengar yaitu menyembuhkan
penyakit. Misalnya penderita asam lambung yang diberikan obat
antasida untuk menetralkan asam lambungnya, penderita batuk
berdahak yang diberikan obat batuk ekspektoran untuk mengeluarkan
mucus atau dahaknya, dan banyak lagi contohnya.
4. Memulihkan (Rehabilitasi) Kesehatan
Rehabilitasi kesehatan secara umum adalah pemulihan dari suatu
kondisi penyakit atau cedera. Contoh peran obat dalam rehabilitasi
kesehatan misalnya dalam rehabilitasi narkoba. Penanganan melalui
obat-obatan akan dilakukan melalui pengawasan dokter, tergantung
dari jenis narkoba yang digunakan. Pengguna narkoba jenis heroin
atau morfin, akan diberikan terapi obat seperti methadone
danbuprenorfin di bawah pengawasan dokter. Obat ini akan membantu
mengurangi keinginan memakai narkoba, yang diharapkan dapat
mencegah penyakit seperti hepatitis C dan HIV hingga kematian.
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, obat dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Contohnya adalah obat diabetes
Acarbose. Acarbose bekerja dengan cara memperlambat pemecahan
gula dalam karbohidrat di makanan menjadi glukosa, sehingga level
gula darah tidak naik dengan cepat sehabis makan. Acarbose
merupakan penghambat enzim α-glukosidase yang bekerja
menghambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat enzim
disakarida di usus. Obat ini terutama menurunkan glukosa darah
setelah makan.
6. Peningkatan Kesehatan
Contoh peran obat dalam peningkatan kesehatan misalnya pada ibu
hamil. Pemberian vitamin dan Calsium penting untuk peningkatan

15
kesehatan ibu hamil, karena kebutuhannya meningkat seiring dengan
perkembangan janin yang dikandungnya.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Obat juga dapat mengurangi rasa sakit, yaitu golongan analgetika.
Contoh yang umum digunakan dalam perawatan gigi yaitu Asam
Mefenamat.
G. Penggolongan Obat
Golongan oabat adalah penggolongan yang dimaksud untuk meningkatkan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi nya,
terdiri dari:
1. Obat bebas
Obat dijual bebas, tersebar diapotik sampai diwarung, mempunyai
logo berwarna Hijau
2. Obat Bebas Terbatas
Obat keras dengan batasan jumlah dan kadar isi berkhasiat dan
harus ada tanda peringatan (P). Dijual bebas mempunyai
logo berwarna Biru
3. Obat Keras (Daftar G = Gevaarijk = berbahaya)
Obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan
resep dokter, mempunyai logo berwarna Merah
4. Obat Narkotika ( Daftar O = Opiat)
yaitu obat yang termasuk golongan narkotik dengan turunannya,
psikotropik dan anastesi lokal maupun umum, untuk
memperolehnya harus denagan resep dokter dan apotik wajib
melaporkannya.

H. Prinsip Pemberian Obat dengan Benar (Azis Alimul Hidayah, 2004)


1. Benar pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.

16
2. Benar obat
Sebelum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau
kemasan harus di periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat
dengan hati-hati dan teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi
dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan
berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitas
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan darah yang
memadai, ada beberapa obat yang diminum sesudah atau sebelum
makan, juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di berikan
bersamaan dengan susu, karna susu dapat mengikat sebagian besar
obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu di berikan, dan jika pasien menolak
pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien
menolak pemberian obat.

I. Bentuk Kemasan Obat


1. Sediaan obat melalui oral
Bentuk obat padat
a. Tablet
- Tablet kempa,
- Tablet kunyah

17
- Tablet salut : salut gula, salut film polimer, salut enteric, salut
yang tahan terhadap asam lambung, salut yang hanya hancur di
usus.
- Tablet efervesen : dilarutkan dalam air
b. Kapsul
- Kapsul gelatin keras : ada wadah dan tutup
- Kapsul gelatin lunak : Buatan pabrik langsung

c. Serbuk
- Serbuk terbagi : satu bungkus untuk satu dosis
- Serbuk tak terbagi : serbuk banyak seperti bedak
- Serbuk efervesen : dilarutkan dalam air

Bentuk obat cair


a. Larutan : jika tidak disebut lain pelarut adalah air
b. Sirup : larutan obat dalam larutan gula
c. Emulsi : campuran dua zat yang tidak saling campur ( tipe
o/w atau w/o)
d. Suspensi oral : campuran obat padat
terbagi halus yang terdispersi dalam medium cairan
2. Sediaan obat melalui parenteral
Wadah untuk larutan injeksi dapat berupa :
• ampul, 1ml, 2ml, 5ml, 10ml.
• Vial atau Flakon, tertutup karet atau alumunium
• Botol infus, 500ml.
Macam bentuk sediaan parenteral
• Berupa larutan dalam air
• Larutan dalam minyak
• Solutio petit (Mis: injeksi luminal)

18
• Suspensi obat padat dalam aqua
• Suspensi dalam minyak
• Emulsi
• Kristal steril yang dilarutkan dalam aqua steril
• Cairan invus intravena
• Cairan untuk diagnosa
Macam rute parenteral:
1. Injeksi intrakutan/intradermal:
disuntikan sedikit ke dalam kulit
2. Injeksi subkutan/hipodermik :
disuntikan dibawah kulit
3. Injeksi intramuskular :
disuntikan kedalam otot
4. Injeksi intravena :
disuntikan kedalam pembuluh vena
5. Injeksi intratekal/intraspinal/intradural :
disuntikan kedalam sumsum tulang belakang
6. Injeksi intraperitonial:
disuntikan kedalam perut, sudah jarang dilakukan
7. Injeksi peridural, ektradural, epidural:
disuntikan ke lapisan penutup otak
8. Injeksi intrasisternal:
disuntikan ke sumsum tulang belakang dasar otak
9. Injeksi intrakardial:
disuntikan langsung ke dalam jantung
3. Penggunaan obat melaui inhalasi
Obat bentuk gas atau uap diabsorpsi sangat cepat melaui Hidung,
Trachea, Paru-paru, dan selaput lendir pada perjalanannya.

19
Cara lama: anestesi dituangkan pada kain kasa sebagai tutup hidung,
uap yang ada diisap.
Cara modern : menggunakan tutup hidung dan dipasangkan ke mesin
Penggunaan obat melalui selaput lendir
 Tablet bukal
 Tablet sublingual
 Permen larut dalam mulut
 Tablet hipodermik
 Tablet implantasi
 Okulenta : salap mata
 Larutan mata
 Suspensi hidung
- Tetes hidung
- Tetes telinga
- Supositoria : melalui dubur
- Basila : melalui saluran kencing
- Tablet oval vagina
Penggunaan obat topical pada kulit
a. Bentuk obat padat untuk penggunaan topikal adalah serbuk
yang tujuannya menyerap lembab, mengurangi geseran
antar dua lipatan kulit dan sebagai bahan pembawa obatnya.
b. Bentuk obat cair untuk penggunan topical : sediaan basah
seperti kompres, celupan dan untuk mandi : larutan Rivanol,
larutan P.K (Permanganas Kalicus) Lotion, digunakan untuk
efek menyejukan, tidak digunakan pada luka berair Linimen,
suatu larutan dalam alkohol atau minyak
c. Bentuk obat semi/setengah padat pada penggunaan topical
- salap, digunakan untuk kulit
- krim, mengandung banyak air

20
- pasta,
- Jeli
d. Bentuk obat aerosol untuk penggunaan topical
- Aerosol semprotan pembasah atau permukaaan
- Aerosol aliran semprotan
- Aerosol busa

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
obat-obatan. Dalam ilmu ini dipelajari: Penelitian mengenai penyakit-
penyakit Kemungkinan penyembuhan Penelitian obat-obat baru.
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian
tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat.
Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup
atau memelajari pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
Penggunaan obat itu dapat dilakukan dengan melalui oral dengan bentuk
padat seperti tablet, kapsul, serbuk, pil da nada juga yang berbentuk cair
seperti sirup, selain itu pemberian obat juga dapat dilakukan melalui
parenteral yaitu injeksi. Tetapi dalam pemberian obat terdapat prinsip
pemberian obat yang harus ditanamkan oleh para tenaga kesehatan yaitu
prinsip benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara/rute, benar
waktu, benar dokumentasi.

B. Saran
Dengan adanya penulisan ini diharapkan bagi pembaca untuk
mengetahui lebih lanjut tentang farmakologi sehingga menambah
wawasan dan pengetahuan.

22
DAFTAR PUSTAKA
Azis Alimul Hidayah. (2004). Kebutuhan Dasar Indonesia. Jakarta : EGC.

Muji Rahaya, & Firman Solihat. (2018). Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medik Toksikologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesi.

Nita Noviani, & Vitri Nurilawati. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Gigi
Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Wikipedia. (2017, Desember 26). Farmakoterapi.

Wikipedia. (2020, Mei 7). Toksikologi.

23

Anda mungkin juga menyukai