OBAT KARDIOVASKULER
Disusun oleh:
1. Rabitha Rusyita
13330119
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Makalah ini berjudul OBAT KARDIOVASKULER dan dibuat untuk memenuhi mata kuliah
Farmakoterapi. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta,
Oktober
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
PENUTUP ..............................................................................................................................49
Kesimpulan Dan Saran ............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Mengingat peranan obat yang sangat penting ini, maka sejak
permulaan abad ke 20 timbul disiplin baru dalam ilmu kedokteran yang
dinamakan farmakologi ( farmakon = obat, logos = ilmu ). Semula
farmakologi mencakup semua ilmu yang berhubungan dengan obat dengan
definisi sebagai berikut : ilmu yang mempelajari sejarah, asal-usul obat,
sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap
fungsi bokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi
dan ekresi, pengunaan dalam klinik dan efek toksiknya. Obat dalam arti
luas adalah zat kimia yang mempengaruhi proses hidup, sehingga
farmakologi mencakup ilmu pengetahuan ( explosion of knowledge ) dan
keterbatasan kemampuan otak manusia maka farmakologi dipecah menjadi
berbagai disiplin yang mempunyai ruang lingkup yang lebih terbatas.
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang
harus mampu berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan
terkanan darah, kerja dan frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler
lain merupakan resultante dari berbagai faktor pengatur yang bekerja
secara serentak.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa fungsi obat sistem kardiovaskuler ?
2. Bagaimana strategi pemberian obat kardiavaskuler ?
3. Apa obat yang paling sering di gunakan ?
4. Apa saja efek utama dan efek samping dari obat tersebut ?
1.3
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan
darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan
tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke
jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan,
dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
volume
cairan
tubuh
dan
hormon
dapat
berpengaruh
pada
sistem
2.
Obat Antiaritmia
3.
Obat Antihipertensi
4.
Obat Lipidemia
5.
Obat Antiangina
BAB III
PEMBAHASAN
OBAT OBAT KARDIOVASKULAR
3.1 Obat Gagal Jantung
1.1. Penghambat ACE
A. Mekanisme Kerja
Penghambat ACE menghambat konversi angiotensin I
(Ang I) menjadi angiotensin II (Ang II). Kebanyakan efek
biologik Ang II diperantarai oleh reseptor angiotensin tipe 1
(AT1). Stimulasi reseptor AT1 menyebabkan vasokontriksi,
stimulasi dan pelepasan aldosterone, peningkatan aktivitas
simpatis, dan hipertrofi miokard. Penghambat ACE dengan
mengurangi pembentukan Ang II akan menghambat aktivitas
Ang
II
di
pengurangan
reseptor
AT1
hipertrofi
maupun
miokard
AT2,
dan
sehingga
penurunan
terjadi
preload
nitric
oxide
(NO)
dan
prostasiklin
(PGI 2),
bilateral,
atau
angioedema
pada
terapi
dengan
pemeliharaan
yang
telah
terbukti
efektif
untuk
Dosis awal
Dosis pemeliharaan
Kaptopril
6,25 mg tid
25 - 50 mg tid
Enalapril
2,5 mg od
10 - 20 mg bid
Lisinopril
2,5 mg od
5 - 20 mg od
Ramipril
1,25 mg od/bid
2,5 - 5 mg bid
1 mg od
4 mg od
Kuinapril
2,5 mg od
5 - 10 mg bid
Fosinopril
5 - 10 mg od
20 - 40 mg od
Perindopril
2 mg od
4 mg od
Trandolapril
D. Efek Samping
Batuk, hipotensi,
dan angioedema.
1.2.
bradikinin
dipecah
menjadi
kinin
inaktif,
diduga
mekanismenya
juga
sama,
yakni
akumulasi
Dosis Awal
4 8 mg od
25 50 mg od
20 40 mg od
Dosis Maksimal
32 mg od
50 100 mg od
160
bid
C. Efek Samping
Pusing dan batuk kering.
1.3.
Diuretik
A. Mekanisme Kerja
a. Farmakodinamik
Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara menghambat
reabsorpsi elektrolit Na+/K+/2CI- di ansa Henle asendens
bagian epitel tebal; tempat kedanya di permukaan sel epitel
bagian lumina) (yang menghadap ke lumen tubuh). Pada
pemberian secara IV obat ini cenderung meningkatkan aliran
darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus.
Perubahan
hemodinamik
menurunnya
reabsorpsi
ginjal
cairan
dan
ini
mengakibatkan
elektrolit
di
tubuh
reabsorpsi
cairan
dan elektrolit
di
tubuh
derivat
asetazolamid,
tetapi
sulfonamid,
seperti
aktivitasnya
juga
terlalu
tiazid
lemah
dan
untuk
volume
cairan
ekstrasel.
Sebaliknya
pada
b. Farmakokinetik
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cema,
dengan derajat yang agak berbeda-beda. Bioavailabilitas
furosemid 65% sedangkan bumetenid hampir 100%. Obat
golongan ini terikat pada protein plasma secara ekstensif,
sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali
disekresi melalui sistem transpor asam organik di tubuh
proksimal. Dengan cara ini obat terakumulasi di cairar tubuh
dan mungkin sekali ditempat kerja di daerah yang lebih distal
lagi. Probenesid dapat menghambat sekresi furosemid, dan
interaksi antara keduanya ini hanya terbatas pada tingkat
sekresi tubuh, dan tidak pada tempat kerja diuretik. Torsemid
memiliki mass kerja seclikit lebih panjang dad furosemid.
Kira-kira 2/3 clad asam etakrinat yang diberikan secara IV
diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh dan dalam
10
konjugasi dengan senyawa sulfhidril terutama sistein dan Nasetil sistein. Sebagian lagi diekskresi melalui hati. Sebagian
besar furosemid diekskresi dengan cara yang sama, hanya
Sebagian kecil dalam bentuk
glukoronid. Kira-kira
50%
D. Efek Samping
a. Gangguan cairan dan elektrolit
b. Ototoksisitas
c. Hipotensi
d. Efek metabolik
e. Reaksi alergi
f. Nefritis interstisialis alergik
E. Interaksi
11
(akibat
aldosteron),
bisa
aktivasi
sampai
20x
sistem
kadar
reninangiotensinnormal.
Aldosteron
jantung.
Aldosteron
memacu
remodelling
dan
aldosteron
akan
mengurangi
progresi
remodelling
sehari,
kemudian
dosis
dapat
ditingkatkan
menjadi
diabetes
untuk
mengurangi
1.5. Blocker
A. Mekanisme Kerja
13
mortalitas
dan
akan
mengurangi
pasokan
darah
pada
Binding
menyebabkan
peningkatan
iskemia
kebutuhan
O2
miokard
miokard
relatif
karena
disertai
dengan
terjadinya
meningkatkan
sehingga
perlambatan
konduksi
aritmia
automatisitas
terbentuk
jantung,
jantung.
sel-sel
fokus-fokus
yang
akan
Norepinefrin
juga
automatik
ektopik
yang
jantung
akan
sehingga
terjadi
remodelling
miokard,
yang
juga
menghambat
penglepasan
renin
sehingga
miokard,
apoptosis
&
fibrosis
miokard,
dan
Dosis
Bloker
awal
Bisoprol
1,25 mg
(mg/hari)
2,5; 3,75; 5;
ol
Metoprol
od
7.5; 10
25; 50; 100;
200 mg
suksinat
12,5/25
mg od
200
od
CR
Karvedil
3,125 mg
6,25; 12,5;
dib
25; 50
ol
ol
dosis
C. Efek Samping
15
Dosis
Periode
target
titrasi
10 mg od
25 mg od
Minggu bulan
Idem
Idem
cairan
dan
memburuknya
gejala-gejala,
memperbaiki
kualitas
hidup.
Hidralazin
merupakan
dinitrat
merupakan
venodilator
nitric
oxide
sehingga
(NO),
suatu
after-load
cepat
(2-5
maupun
menit)
preload
karena
cepat
jantung.
Mule
dimetabolisme
menurunkan
preload
jantung.
Pada
pasien
gagal
dan
norepinefrin
dengan
menimbulkan
1.7. Digoksin
Beberapa efek digoksin pada pengobatan gagal jantung, yaitu :
a. Inotropik positif
b. Kronotropik negatif
c. Mengurangi aktivasi saraf simpatis
A. Mekanisme Kerja
a. Inotropik positif
Digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase pada
membran sel otot jantung sehingga meningkatkan kadar
Na+
intrasel,
dan
ini
menyebabkan
berkurangnya
digoksin
di
nodus
SA
maupun
AV,
sehingga
dapat
dapat
memperlambat
kecepatan
ventrikel
kardiomiopati
obstruktif
hipertrofik,
hipokalemia.
D. Dosis
Dosis digoksin biasanya 0,125-0,25 mg sehari jika fungsi
ginjal normal (pada lansia 0,06250-125 mg, kadang-kadang
0,25 mg). Digoksin tersedia dalam bentuk tablet 0,25 mg.
E. Efek Samping
Efek toksik digoksin berupa :
a. Efek proaritmik, yakni :
18
i.
ambang
rangsang,
dan
penurunan
konduksi AV.
ii.
Peningkatan automatisitas.
b. Efek samping gastrointestinal : anoreksia, mual, muntah,
nyeri lambung.
c. Efek samping visual: penglihatan berwarna kuning.
d. Lain-lain : delirium, rasa lelah, malaise, bingung, mimpi
buruk
F. Interaksi
a. Kuinidin, verapamil, amiodaron akan menghambat Pglikoprotein, yakni transporter di usus dan di tubulus
ginjal,
sehingga
terjadi
peningkatan
absorpsi
dan
toleransi,
sehingga
memerlukan
substitusi
amrinon)
dan
milrinon
1.9. Antitrombotik
20
Warfarin
(antikoagulan
oral)
diindikasikan
pada
gagal
1.10.Antiaritmia
Antiaritmia yang digunakan pada gagal jantung hanyalah bloker dan amiodaron. -bloker mengurangi kematian mendadak
pada gagal jantung. Penggunaan -bloker pada gagal jantung
dapat dilihat pada butir 2.5.
Amiodaron digunakan pada gagal jantung hanya jika disertai
dengan fibrilasi atrial dan dikehendaki ritme sinus. Amiodaron
adalah satu-satunya obat antiaritmia yang tidak disertai dengan
efek inotropik negatif.
3.2
Obat Antiaritmia
Kelas I
3.2.1 IA
Mekanisme Kerja : Menghambat arus masuk ion NA + dengan
cara
depresi
sedang
fase
dan
konduksi
lambat
(2+),
memnajangkan repolarisasi.
A. Kuinidin
a. Farmakokinetik
Bila diberikan per oral, kuinidin sulfat diabsorpsi dengan
cepat. kadar puncak dalam plasma tercapai dalam waktu 60-90
menit,
namun
penyerapan
kuinidin
kadar
puncak
dalam
ventrikel
atau
asistol.
Selain
itu
juga
dapat
fibrilasi
menyebabkan
intravena.
atau
flutter
hipotensi
Kemungkinan
atrium,
terutama
emboli
kuinidin
bila
juga
juga
diberikan
bisa
terjadi
dapat
secara
setelah
Pronestyl)
tersedia
dalam
bentuk tablet dan kapsul (250-500 mg) dan tablet lepas lambat
(250-1000 mg). Bila diberikan secara intramuskular atau
intravena berisi 100 atau 500 mg/mL.
c. Indikasi
Untuk pengobatan jangka pendek atau jangka panjang
aritmia
supraventrikel
dan
ventrikel,
untuk
pengobatan
diare.
pusing,psikosis,
Efek
samping
halusinasi,
23
dan
SSP
dapat
depresi.
menyebabkan
Dalam
beberapa
1-2 jam
supraventrikel
dan
ventrikel,
untuk
pengobatan
mulut
kering,
lebih
tinggi,
menyebabkan
pendengaran
berkurang,
25
Setelah
cepat
hidroksilasi
di
ke
pemberian
jaringan.
hati,
intravena,
Obat
karenanya
ini
fenitoin
disebar
dieliminasi
melalui
waktu
paruh
eliminasi
tergantung dosis.
b. Dosis
Dapat diberikan secara peroral atau intravena secara
intermiten.
Rancangan
waktu
untuk
suntikan
intravena
ventrikel
asimptomatik.
Menyebabkan
gangguan
ventrikel
asimptomatik.
Menyebabkan
gangguan
3.3 Kelas II
A. Propanolol
a. Efek elektrofisiologik: meningkatkan arus masuk ion K+ di
serabut Purkinje dan menekan arus masuk ion Na+. Propanolol
27
menurunkan
dapat
menurunkan
eliminasi
sendiri
dengan
takikardia
supraventrikel
paroksismal,
pencegahan
Asebutolol
memperlihatkan
antagonis
aktivitas
refrakter.
Kesigapan dan konduksi: menyerupai kuinidin.
Absorpsi: per oral, diabsorpsi baik.
Distribusi: bioavailabilitas kurang dari 50%.
Metabolisme: metabolit utamanya adalah N-asetil asebutolo
(diasetolol). Waktu paruh asebutolol: 3 jam. Waktu
paruh
Esmolol
tidak
antagonis
memperlihatkan
aktivitas
dengan
masa
kerja
singkat
seperti
takikardia
supraventrikuler.
melepaskan
norepinefrin
dari
ujung
saraf
simpatis.
Secara
-bloker. Amiodaron
menurunkan secara nyat automatisitas nodus sinatrial dan sistem hispurkinje melalui mekanisme yang belum diketahui. Sotalol menurunkan
automatisitas, karana obat ini merupakan
dengan
cara
memperpanjang
masa
refrakter,
tanpa
30
Sotalol
mempunyai
adalah
khasiat
-bloker,
suatu
penghambatan
sedangkan
adrenoseptor-
amiodaron
dan
non
31
plasma.
Ewaktu
paruhnya
adalah
sekitar
10-11
jam.
dosis
pemeliharaan
dimulai
denagan
400-800
mg/hari.
PENGGUNAAN TERAPI
Bretilium hanya diindikasikan untuk pengobatan aritmia ventrikel
yang mengancam jiwa, yang gagal diobati dengan obat-obat antiaritmia
lini pertama seperti lidokain atau prokainamid. Pemberian bretilium
harus dilakukan dalam ruangan perawatan intesif. Fibrilasi ventrikel
yang refrakter damn berat memberikan respon sangat baik. Takikardia
ventrikel biasanya memberikan respon setelah beberapa waktu ( 6 jam
atau lebih) setelah pemberian satu dosis.
Amiodaron dapat digunakan untuk fibrilasi atrium berulang dan
untuk
takikardia
ventrikel
yang
tak
stabil
dan
berkelanjutan.
organ, dan dapat membawa kematian. Lebih dari 75% pasien yang
diobati selama 1-2 tahun mengalami efek samping, dan sebanyak 2533% pasien menghentikan pengobatan karena efek samping.
Pengobatan dengan sotalol dilaporkan dapat menimbulkan gagal
jantung (1%), proaritmia(2,5%),dan bradikardia(3%). Torsades de
pointes muncul pada 2% pasien yang diobati untuk aritmia ventrikel
maligna, biasanya dalam munggu pertama pengobatan, dan setelah
interval Q-Tc memanjang dengan jelas. Oleh karena itu dosis sotalol
perlu diturunkan bila interval Q-Tc melebihi 0,5 detik.
INTERAKSI OBAT
amiodaron meningkatkan kadar dan efek digoksin, warfarin,
kuinidin, prokainamid, fenitoin, enkainid, fenkainid, dan diltiazem.
Amiodaron meningkatkan kecenderungan bradikardia, henti sinus, dan
penghambatan AV bila diberikan bersama beta-blocker dan atau
penghambat kanal Ca++. Karena eliminasinya lambat, gejala interaksi
dapat bertahan selama beberapa minggu setelah obat dihentikan.
3.5 Kelas IV
Merupakan penghambat kanal Ca ++. efek klinis yang penting dari
antagonis Ca++ untuk pengobatan aritmia adalah penekanan potensial
aksi yang Ca++ dependent dan perlambatan konduksi di nodus AV.
EFEK ELEKTROFISIOLOGIK JANTUNG
Verapamil dan diltiazem mempunyai efek langsung terhadap
elektrofisiologik dan mekanik otot jantung dan otot polos pembuluh
darah.
Pembentuka
impuls.
Verapamil
menurunkan
kecepatan
34
5-10
mg
diberikan
secara
IV
selama
2-3
menit.
Untuk
akut
takikardia
supraventrikuler
paroksismal
yang
35
ventrikel
terhadap
iskhemia
dan
bukan
sebagai
obat
antiaritmia.
EFEK SAMPING
Efek samping Verapamil dan diltiazem adalah pada jantung dan
saluran cerna. Penggunaan obat ini secara IV dikontraindikasikan pada
pasien hipertensi, gagal jantung berat, sindrom sinus sakit, blok AV,
sindrom wolfi-Parkinson-White, atau takikardia ventrikel. Verapamil
dapat juga menimbulkan hipotensi berat atau fibrilasi ventrikel pada
pasien dengan tekikardi ventrikel.efek samping saluran cerna pada
Verapamil terutama adalah konstipasi, tetapi keluhan saluran cerna
bagian atas dapat pula terjadi.
INTERAKSI OBAT
Pemberian Verapamil bersama -bloker atau digitalis secara aditif
dapat menimbulkan bradikardia atau blok AV yang nyata. Interaksi ini
dapat pula terjadi pada nosdus SA atau nodus AV. Di samping itu
Verapamil berinterakdi dengan digoksin dengan cara yang sama
dengan interaksi kuinidin digoksin. Pemberian Verapamil atau diltiazem
bersama reserpin atau metildopa yang dapat mendepresi sinus, akan
memperhebat bradikardia sinus.
Digitalis
Digitalis memperlihatkan khasiat vagotonik yang menyebabkan
diperantarai
melalui
interaksinya
dengan
aliran ion
intravena
(cepat)
menimbulkan
efeknya
terhadap
homeostatis
kalium
dan
37
kalsium.
diuretik
lain
yang
memiliki
gugus
aryl-sulfonamida
Mekanisme
kerja
menghambat
transport
bersama
prototipe
golongan
ventrikel.
Masa kerja : bendroflumetiazid memiliki waktu paruh 3 jam,
hidroklorotiazid 10-12 jam dan indapamid 15-16 jam.
38
mencetuskan serangan
gout akut
hiperlipidemia
kolesterol,
trigliserida)
pada penderita DM menyebabkan hiperglikemi karena
(peningkatan
LDL
dan
dan elektrolit.
Farmakodinamik : waktu paruh diuretik kuat umumnya
ginekomastia,
mastodinia,
karena
frekuensi
denyut
jantung
dan
kontraktilitas
pada
neuron
sensitivitas
adrenergik
baroreseptor,
perifer
dan
perubahan
peningkatan
biosintesis prostasiklin
Dari berbagai -bloker, atenolol merupakan obat yang sering
dipilih. Bersifat kardioselektif dan penetrasinya ke SSP minimal,
cukup diberikan sekali sehari. Metropolol perlu diberikan dua kali
sehari dan kurang kardioselektif dibanding dengan atenolol. Labelatol
dan karvedilol memiliki efek vasodilatasi karena selain menghambat
reseptor , obat ini menghambat reseptor . Sehingga memperkuat
efek antihipertensi dan mengurangi efek samping seperti rasa dingin
pada ekstremitas.
40
sehingga
menurunkan
resistensi
perifer.
Venodilatasi
ADRENOLITIK SENTRAL
1. METILDOPA
Mekanisme kerja : dalam SSp menggantikan kedudukan DOPA
dalam sintesis katekolamin denga hasil akhir -metilnorepinefrin.
41
perifer.
Indikasi
obat
dikombinasikan
antihipertensi
dengan
tahap
diuretik.
kedua,
Dapat
efektif
digunakan
bila
untuk
Pada
insufisiensi
ginjal
terjadi
akumulasi
obat
dan
jarang
terjadi
anemia,
hemolitik
autoimun,
menimbulkan
peningkatan
TD
mendadak
(fenomena
rebound)
2. KLONIDIN
Bekerja pada reseptor -2 di susunan saraf pusat dengan efek
penurunan simpathetic outflow. Efek hipotensif klonidin terjadi karena
penurunan resistensi perifer dan curah jantung. Penurunan tonus
simpatis
menyebabkan
penurunan
kontraktilitas
miokard
dan
optimal.
Untuk
beberapa
hipertensi
darurat.
Untuk
diagnosik feokromositoma.
Efek samping :
Mulut kering dan sedasi setelah beberapa minggu pengobatan.
Kira-kira
10%
pasien
menghentikan
pengobatan
karena
(epinefrin
dan
norepinefrin)
ke
dalam
vesikel.
sitoplasma.
Proses
yang
sama
juga
terjadi
untuk
5-
hidroksitriptamin (serotonin).
Kontraindikasi : reserpin tidak dianjurkan dengan riwayat depresi.
Efek samping : SSP, bersifat sentral seperti letargi, mimpi buruk,
depresi mental. mengakibatkan penurunan curah jantung dan
resistensi
perifer.
Pada
sistem
kardiovaskular
dapat
terjadi
fungsi
seksual
(penurunan
libido,
impotensi
dan
44
PENGHAMBAT GANGLION
1. Trimetafan
Indikasi : hipertensi darurat terutama aneurisma aorta disekan
3.5 Vasodilatasor
45
normotensif.
Farmakokinetik : diserap baik pad pemberian oral. Bioavailabilitas
mencapai 90% dan kadar puncak plasma tercapai dalam 1 jam.
Obat ini merupakan prodrug yang harus mengalami penambahan
gugus sulfat sebelum aktif sebagai vasolidator. Kadar plasma tidak
berkolerasi langsung dengan efek terapi. Waktu paruh 3-4 jam, tapi
efek terapi bertahan sampai 24 jam atau lebih. Metabolisme terjadi
di hati dengan cara konjugasi dengan glukuronida. Ekskersi
cairan
dan
garam,
efek
samping
46
NATRIUM NITROPRUSID
Mekanisme kerja: merupakan donor NO yang bekerja mengaktifkan
guanilat siklase dan meningkatka konversi GTP ,menjadi GMP-siklik
pada otot polos pembuluh darah.
penyebabnya.
Efek samping : hipotensi, efek toksik perubahan konversi nitropusid
darurat
apapun
PENGHAMBAT
1.
ANGIOTENSIN-CONVERTING
INHIBITOR)
ACE-Inhibitor dibedakan atas dua kelompok:
Yang bekerja langsung, kaptopril dab lisinopril
2. Prodrug, contohnya enalapril, kuinapril,
ENZYME
(ACE-
perindopril,ramipril,
47
oral
dengan
bioavailabilitas
dengan
baik
70-75%.
pada
Pemberian
bilier.
Indikasi : efektif untuk hipertens ringan, sedang maupun berat.
Hipertensi dengan gagal jantung kongestif, adan hipertensi dengan
unilateral.
ANTAGONIS RESEPTOR
ANGIOTENSIN
II
(Angiotensin
receptor
blocker, ARB)
Reseptor AngII dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu reseptor AT1
dan AT2. Reseptor AT1 terutama otot polos pembuluh darah dan di otot
jantung. Selain itu terdapat juga di otak, ginjal dan kelenjar adrenal.
Reseptor AT1 memperantai semua efek fisiologis AngII terutama yang
berperan dengan homeostasis kardiovaskular. Reseptor AT2 terdapat
dimedula adrenal dan mungkin juga di SSP, tapi sampai sekarang
fungsinya belum jelas.
Mekanisme kerja : losartan merupakan prototipe obat golongan ARB
yang selektif pada reseptor AT1. Obat ini menghambat semua efek
AngII, seperti: vasokontriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf
simpatis, efek sentral AngII (sekresi vasoperin, rangsangan haus),
48
dengan
bioavailabilitas
sekitar
33%.
Absorpsinya
tidak
rendah.
Eliminasi
presistemik
bersama.
Kadar
verapamil
dan
amlodipin
tidak
singkat
paling
sering
dan
dilitiazem.
Konstipasi
dan
retensi
urin.
1. Nitrat Organik
Mekanisme Kerja
Nitrat organikmerupakan pro drug yaitu menjadi aktif setelah
dimetabolisme
Biotransformasi
dan
mengeluarkan
nitrat
organik
nitrogen
yang
monoksida
berlangsung
(NO).
intraseluler
hal
ini,
nitrat
organik
dapat
menimbulkan
51
kemerahan
di
muka
(flushing)
dan
sakit
kepala
berdenyut. Pada dosis yang lebih tinggi, selain vena, nitrat organik
jugan menimbulkan dilatasi arteriol perifer sehingga tekanan darah
sistolik
dan
diastolik
menurun
(afterload).
Nitrat
organik
menurunkan
venodilatasi,
kebutuhan
menurunnya
oksigen
volume
otot
ventrikel
jantung
melalui
curah
jantung
dan
hanya
selintas,
maka
tidak
bermakna
secara
klinis.
Sediaan
Dosis
Interval
Lama
Kerja
ml
inhalasi
3-5 menit
0.15-0.6
sesuai
10-30
Nitrogliserin
mg
keperluan
sesuai
menit
10-60
isosorbid dinitrat
2.5-5 mg
keperluan
sesuai
menit
eritril tetranitrat
5-10 mg
keperluan
30-240 mg
6.5-13 mg
10 mg
10-20 mg
nitrogliserin
lepas lambat (disc/path)
10-25 mg
d) preparat lepas lambat, bukal 1-2 mg
53
4-6 jam
12-24 jam
12 jam
24 jam
6-8 jam
4-6 jam
6-10 jam
6-8 jam
4-6 jam
4-8 jam
4-6 jam
24 jam
4 jam
8-10 jam
3-6 jam
nitrogliserin
5-10
e) intravena nitrogliserin
mcg/menit
Efek Samping
Umumnya berhubungan dengan efek vasodilatasinya. Pada awal
terapi sering ditemukan sakit kepala, flushing karena dilatasi arteri
serebral. Dapat pula terjadi hipotensi postural. Bila hipotensi berat
terjadi bersama refleks takikardi, hal ini dapat memperburuk angina.
Nirtat organik terutama pentaeritrol tetranitrat dapat menimbulkan
rash.
Mekanisme Kerja
-bloker menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dengan cara
menurunkan
frekuensi
denyut
jantung,
tekanan
darah
dan
Obat
Kelar
Elimin
Kardioselek
utan
dalam
asi
tivitas
Dosis
Simpatomi antiangin
(reseptor)
lemak
Aktivitas
metik
Intrinsik
a
200-600
asebut
renda
olol
atenol
h
renda
hati
sehari
50-100
ol
bisopr
ginjal
mg
10-2-
olol
labetal
renda
mg
hati
54
2x
mg
1x sehari
100-600
ol
metopr
olol
mg/hari
50-100
sedan
mg
3x
g
renda
hati
sehari
40-80
l
penbut
ginjal
mg/hari
olol
pindol
tinggi
sedan
hati
ginjal
20mg/hari
5-20 mg
ol
propan
&hati
3x sehari
60 mg 4x
olol
tinggi
hati
sehari
nadolo
Indikasi
Pengobatan serangan angina tidak stabil
Infark jantung
Angina stabil kronik
Kontraindikasi
Hipotensi
Bradikardia simptomatik
Blok AV derajat 2-3
Gagal janntung kongestif
Eksaserbasi seranngan asma
Diabetes melitus dengan episode hipoglikemi
Efek Samping
Terhadap sistem saraf otonom: menurunkan konduksi dan kontraksi
jantung sehingga dapat terjadi bradikardia dan blok AV.
-bloker dapat memperburuk penyakir Raynaud.
-bloker dapat mencetuskan bronkospasme peda pasien dengan
penyakit paru.
-bloker dapat
menurunkan
kadar
HDL
dan
meningkatkan
trigliserida.
kontraksi.
Pada
otot
rangka
relatif
tidak
tidak
menurunnya
kontraksi
otot
jantung
dan
menurunnya
kurang
terhadap
pembuluh
darah
vena,
sehingga
kurang
oral
hampir
sempurna,
tetapi
meningkatkan
bioavailabilitas
obat
karena
enzim
Obat
nifedipin
nifedipin
dosis
frekuensi/
(mg)
10
hari
mg
(long 30-60
3-4x
1x
56
acting)
2.5amlodipin
10
2.5-
1x
felodipin
20
2.5-
1x
isradipin
10
20-30
2x
nicardipin
mg
60-
1x
120m
nicardipin SR
g
Okt-
2x
nisoldipin
40
80-
1x
320
verapamil
mg
90-
2-3x
diltiazem
180
120-
3x
diltiazem SR
540
240-
1x
verapamil SR
480
1-2x
Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan salah satu nya adalah vasodilatasi
berlebihan.
Gejala
yang
tampak
berupa
pusing,
sakit
kepala,
edema
paru,
dll.
Verapamil
lebih
sering
menimbulkan
4. Terapi Kombinasi
Tujuan
terapi
kombinasi
adalah
meningkatkan
efektivitasdan
57
volume
diastolik
akhir
menimbulkan
diastolik
ventrikular
venous
dapat
kiri
pooling.
mengurangi
akibat
Nitrat
kenaikan
-bloker
organik
volume
dengan
juga
cara
mengurangi
bloker.
Penghambat kanal kalsium dan nitrat organik
Kombinasi ini bersifat aditif, karena
penghambat
kalsium
hulu.
Kombinasi penghambat kanal kalsium, -bloker dan nitrat organik
Digunakan apabila serangan angina tidak membaik pada pemberian
kombinasi 2 macam antiangina, maka dapat diberikan kombinasi 3
jenis obat. Tetapi kejadian efek samping akan meningkat secara
bermakna.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
58
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbedabeda, begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing
obat juga mempunyai efek sampingnya masing-masing, dan sebagai
perawat kita semua harus bisa memahami tentang obat
4.2
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangankekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas,
oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat
membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada
semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah
obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan
obat kurang atau melebihi batasnya
DAFTAR PUSTAKA
1. Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
2. Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
59
60