FARMAKOLOGI KARDIOVASKULER
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah IDK II
Dosen Pembimbing
Rizki Mulyani, S.Kep., Ners., MM
Disusun oleh :
Sinta juliani 191FK03016
Ryanti Damayanti ruhiat 191FK03024
Maya permatasari 191FK03027
Regibayu anggara 191FK03018
Aldy rifaldy pratama 191FK03020
Kelompok 2B
Kelas 1A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Obat Antiangina:
a. Gol Nitrat
Cara kerja : Mengakibatkan vasodilatasi / pelebaran pembuluh
darah perifer dan koroner
Efek terhadap jantung : Mengurangi kebutuhan oksigen,
miokard/jantung dan meningkatkan suplai oksigen miokard/jantung
Indikasi : Antiangina, gagal jantung
Efek samping : Sakit kepala, pusing, muka merah, dll
Kontraindikasi : VIAGRA
2.3 Farmakodinamik Antiangina
Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi → sinkop
Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO →
menstimulasi guanilat siklase → kadar siklik-GMP meningkat →
relaksasi otot polos (vasodilatasi)
Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi
karena menurunya kerja jantung
Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan dilatasi
arteriole perifer → tekanan sistol dan diastol menurun , curah
jantung menurun dan frekuensi jantung meningkat (takikardi)
Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin
banyak darah yang menggumpul di vena → curah darah jantung
menurun
Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah
sistemik → penurunan aliran darah balik ke jantung
Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot
polos: bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas →
tidak digunakan di klinik
2.4 farmakokinetik Antiangina
Metabolisme nitrat organik terjadi di hati
Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual
Ekskresi sebagian besar lewat ginjal
2.5 Efeksamping Antiangina
Efek samping: sakit kepala, hipotensi, meningkatnya daerah
ischaemia
B. ANTIARITMIA
Aritmia jantung adalah masalah yang sering terjadi dalam
praktik klinis, yang timbul hingga 25% dari pasien yang diobati
dengan digitalis, 50% dari pasien-pasien yang dianestesi, dan lebih
dari 80% pasien dengan infarktus miokardium akut.
aritmia dapat memicu ganguan irama jantng yang lebih serius
atau bahkan gangguan irama yang mematikan misalnya,
depolarisasi ventrikuler premature yang dini dapat memicu
timbulnya fibrilasi ventrikuler.
1. Obat antiaritmia
menurunkan otomatisitas pacu jantung ektropik lebih
daripada nodus sinoatrial. Hal ini terutama dicapai dengan
menghambat secara selektif saluran natrium atau saluran
kalsium daripada sel yang didepolarisasi. Obat penghambat
saluran yang berguna untuk pengobatan mempunyai afinitas
tinggi untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0) atau saluran
inaktif (selama fase 2) tetapi afinitasnya sangat rendah untuk
saluran lainnya.Karena itu, obat ini menghambat aktifitas listrik
apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran aktif dan
tidak aktif per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang
secara bermakna (banyak saluran tidak aktif selama
istirahat).Kerja tersebut sering digambarkan sebagai “ use
dependent atau state dependent “ yaitu saluran yang sering
digunakan atau dalam status inaktif,yang lebuh mudah
dihambat. Saluran dalam sel normal yang dihambat oleh obat
selama siklus normal aktif atau tidak aktif akan segera
melepaskan obat dari reseptor selama bagian siklus istirahat.
Saluran dalam otot jantung yang didepolarisasi secara kronis
(yaitu mempunyai potensial istirahat lebih positif dari pada
-75mV ) akan pulih dari hambatan secara sangat lambat . Pada
aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran yang tertekan
secara kritis, kebanyakan obat antiaritmia memperlambat
hantaran lebih lanjut melalui satu atu kedua mekanisme
2.6 Farmakodinamik obat antiaritmia
Beta bloker menghambat efek obat adrenergik
Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih
besar terhadap reseptor beta-1 daripada beta-2
Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol,
pindolol dan labetolol mempunyai efek MSA (membrane stabilizing
actvity) → efek anastesik lokal Kardiovaskuler: mengurangi denyut
jantun dan kontraktilitas miokard Menurunkan tekanan darah
Antiaritmia: mengurangi denyut dan aktivitas fokus ektopik
Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-
2) Efek bronkospasme (hati2 pada asma) Menghambat
glikogenolisis di hati Menghambat aktivasi enzim lipase
Menghambat sekresi renin → antihipertensi
BABIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang
mempengaruhi & memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung
Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang
mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa
metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.
3.2 Saran
Setelah seorang mahasiswa mendapatkan ilmu mengenai
farmakologi kardiovaskular ini, Sebaiknya sebagai seorang
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses obat
kardiovaskuler ini
DAFTAR PUSTAKA