Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TETRASIKLIN

DI

OLEH:

NURHIJJAH MARWATI S HAFID

PO713261171034

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

DIII.KEPERAWATAN GIGI TK/1A

2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas

kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-

Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “Tetrasiklin”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya

dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar

menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,

kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah in, oleh karena

itu kami sangat mengaharapkan saran dan kritik yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita

tentang Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955.

Tetrasiklin merupakan antibiotika yang memberi harapan dan sudah

terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting. Antibiotik

golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin

yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian

ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin

sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat

diperoleh dari spesies Streptomyces lain.

Protection for its fermentation and production was also first issued

in 1950.Pada tahun 1950, Profesor Harvard Robert

Woodward menentukan struktur kimia Tetramycin, nama merekuntuk

anggota keluarga tetrasiklin;

paten perlindungan untukfermentasi dan produksi juga pertama kali dit

erbitkan pada tahun 1950. A research team of seven scientists at , in

collaboration with Woodward, participated in the two-year research

leading to the discovery .

Alasan mengapa disebut tetrasiklin karena terdiri dari 4 (“tetra-

“) hidrokarbon cincin (“-cycl-“) derivasi (“-ine“) yang merupakan


subclass dari poliketida yang memiliki kerangka octahydrotetracene-2-

karboksamida.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang di maksud dengan Tetrasiklin?

B. Bagaimana sifat fungsi dan mekanisme kerja Tetrasiklin?

C. Apa efek samping dari Tetrasiklin?

D. Apa manfaat dari Tetrasiklin untuk penyakit?

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui pengertian tetrasiklin

B. Untuk mengetahui sifat fungsi dan mekanisme kerja tetrasiklin

C. Untuk mengetahui efek samping dari tetrasiklin

D. Untuk mengetahui manfaat tetrasiklin untuk penyakit


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas yang

kegunaannya sudah menurun karena meningkatnya resistensi bakteri.

Secara mikrobiologis, hanya sedikit jenis organisme yang dapat

diatasi dengan menggunakan golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin

yang memiliki spektrum luas.

B. Sifat FungsiI dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin

1. Sifat kimiawi tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi

bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam

keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif

stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga

cepat berkurang potensinya. Golongan tetrasiklin adalah suatu

senyawa yang bersifat amfoter sehingga dapat membentuk garam

baik dengan asam maupun basa. Sifat basa tetrasiklin disebabkan

oleh adanya radikal dimetilamino yang terdapat didalam struktur kimia

tetrasiklin, sedangkan sifat asamnya disebabkan oleh adanya radikal

hidroksi fenolik.

Tetrasiklin harus disimpan di tempat yang kering, terlindung

dari cahaya. Tetrasiklin apabila bereaksi dengan logam bervalensi 2


dan 3 (Ca, Mg, Fe ) maka akan membentuk kompleks yang inaktif

sehingga tetrasiklin tidak boleh diminum bersama dengan susu dan

obat-obat antasida.

Obat ini dalam bentuk kering bersifat stabil, tidak demikian halnya

bila antibiotika ini berada dalam larutan air. Untuk tetrasiklin sediaan

basah perlu ditambahkan buffer. Dalam larutan tetrasiklin yang biasa

digunakan untuk injeksi mengandung buffer dengan pelarut propylen

glikol pada pH 7,5, dapat tahan 1 tahun pada suhu kamar sampai

45˚C. Bila pH lebih tinggi dari 7,5 maka tingkat kestabilan tetrasiklin

akan menurun.

2. Kegunaan Tetrasiklin

Kegunaan klinis tetrasiklin dalam kedokteran hewan yaitu:

 Hewan Kecil

Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang

disebabkan oleh kuman gram positif maupun gram negatif, terutama

pada penyakit saluran pernafasan, perkencingan, leptospirosis

(penyakit manusia dan hewan dari kuman dan disebabkan kuman

Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan yang

terkena), dan panleukopenia (penyakit yang menyebabkan jumlah sel

darah putih kucing menurun dengan drastis).

Tetrasiklin memperlihatkan spectrum antibakteri yang luas

meliputi kuman gram positif dan negative,aerobic dan anaerobic.


Selain itu juga aktif terhadap

spiroket,mikroplasma, riketsia, klmidia, legionela, dan protozoa

tertentu.

Pada umumnya tetrasiklin tidak digunakan untuk pengobatan

infeksi oleh sterptokokus karena aa obat lain yang lebih efektif yaitu

penisilinG,eritromiin,sefaloporin : kecuali doksisiklin yang digunakan

untuk pengobatan sinusitis pada orang dewasa yang disebabkan

oleh Str. Pneumoniae dan Str.pyogenes. Banyak strain S. Aureus yan

g resisten terhadap tetrasiklin. Tetra siklin dapat digunakan sebagai

pengganti penisilin dalam pengobatan infeksi batang gram positif

seperti B.anthracis, Eryspelothrixrhusiopathiae, Clostridium

tetani dan Listeria monocytogens.

 Hewan besar

Antibiotika ini hampir selalu diberikan untuk mengatasi berbagai

penyakit pada hewan besar, hal ini mungkin disebabkan karena sifat

obat yang mempunyai spectrum luas. Dalam kasus lapangan

antibiotika ini biasa digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit

seperti metritis, pneumonia, mastitis, enteritis, leptospirosis, shipping

fever, listeriosis, anaplasmosis, penyakit jembrana dan antraks.

 Untuk babi

Dapat digunakan untu mengatasi penyakit seperti radang usus,

paru, dan lain-lain. Dalam dosis rendah klortetrasiklin juga ditemukan

tercampur dalam pakan.


 Untuk unggas

Biasa digunakan untuk mengatasi penyakit pada unggas seperti

CRD, sinusitis, infeksi PPLO dan erysipelas. Dalam banyak pakan

ayam juga ditemukan kadar tetrasiklin dengan dosis rendah.

 Penggunaan topikal

Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi radang infeksi pada

kulit, biasanya sediaan tetrasiklin dikemas dalam bentuk salep 1%.

Dapat digunakan untuk mengobati penyakit mata seperti opthalmik,

selain itu dapat juga digunakan untuk mengatasi pink eye.

C. Efek Samping Tetrasiklin

Efek samping dalam penggunaan tetrasiklin diantaranya yaitu:

1. Perusakan warna pada gigi

Tetrasiklin mengandung gugus-gugus hidroksil, dimana gugus

tersebut akan membentuk ikatan bila dikombinasikan dengan

Ca++sebagai unsur-unsur pembentuk gigi. Tetrasiklin dapat mengikat

kalsium secara irreversible, kemudian berikatan dengan kristal

hidroksiapatit baik di dentin maupun enamel. Juga, mempunyai

kemampuan membentuk kompleks atau ikatan dengan kristal

hidroksiapatit dalam gigi sehingga mengakibatkan terbentuknya


senyawa orthocalcium phosphat complex yang tertimbun pada gigi

dan menyebabkan perubahan warna pada gigi. Dentin ditunjukkan

sebagai jaringan yang paling sulit untuk berubah warna daripada

enamel jika melalui plasenta.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perubahan

warna pada gigi. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur kimia dari

senyawa tetrasiklin, dosis yang digunakan, lamanya pemakaian dan

masa pembentukan gigi.

Faktor utama penyebab dari perubahan warna pada gigi anak

akibat tetrasiklin adalah pemberian obat dalam masa pembentukan

gigi, baik gigi sulung maupun gigi permanen. Pada masa

pembentukan gigi, struktur gigi yang sedang mengalami kalsifikasi

seperti kalsium akan diikat oleh tetrasiklin secara irreversible.

Kemudian ikatan tersebut mengikat hidroksi apatit dalam struktur gigi

yang sedang erupsi. Ikatan ini nantinya akan menetap pada dentin

dan enamel sehingga mengakibatkan perubahan warna pada gigi.

2. Tetrasiklin terhadap gigi

Secara umum pemberian tetrasiklin dapat menimbulkan efek

samping, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala ringan, glositis,

alergi, kadang-kadang juga dapat memberi dampak yang lebih parah,

seperti eritema dan edema. Selama tetrasiklin digunakan untuk

penyembuhan, ditakutkan terjadi superinfeksi seperti kandidiasis, ini


dikarenakan oleh sifat tetrasiklin sebagai antibiotik spektrum luas yang

tidak hanya bakteri patogen saja, tetapi juga membunuh flora normal

pada gastrointestinal sehingga menimbulkan iritasi.

Pada rongga mulut, selain kandidiasis, efek samping yang

paling sering adalah perubahan warna pada gigi anak-anak terutama

jika diberikan dalam jangka waktu yang panjang sehingga warna gigi

menjadi coklat kehitam-hitaman. Penggunaan antibiotik sebagai

spektrum luas dapat membunuh segala jenis bakteri dalam rongga

mulut. Ini memberikan kesempatan bagi kandida atau jamur untuk

berkembangbiak, karena banyaknya substrat yang dapat

mempercepat proses pertumbuhannya sehingga mengakibatkan

terjadinya kandidiasis oral.

Resiko yang paling tinggi terjadi jika tetrasiklin diberikan

pada usiapembentukan gigi sulung dan gigi anterior permanen. Jika

diberikan usia 2 bulan-5 tahun, maka seluruh gigi sulung dan

kemungkinan gigi anterior permanen akan mengalami perubahan

warna yang akan menimbulkan permasalahan estetis di kemudian

hari. Perubahan warna gigi pada usia dini umumnya bersifat

permanen karena tetrasiklin masuk dan berikatan dengan unsur-unsur

gigi pada saat terjadinya pembentukan dentin.

Pengobatan ibu hamil dengan tetrasiklin juga menyebabkan

perubahan warna gigi sulung pada bayi yang dilahirkan. Ini

dikarenakan tetrasiklin dapat menembus plasenta sehingga si bayi


yang berada dalam kandungan dapat terpapar tetrasiklin. Bahaya

perubahan warna gigi terjadi akibak pemakaian tetrasiklin pada

kehamilan trimester kedua hingga trimester ketiga.

3. Merapuhkan gigi dan melubangi gigi

Pemakaian tetrasiklin yang terus-menerus menyebabkan email

gigi tidak terbentuk sempurna, dan permukaan gigi tidaklah halus dan

rata. Gigi menjadi sulit dibersihkan, dan plak menempel dengan kuat

sehingga gigi mudah berlubang.

4. Gangguan pencernaan

Gangguan saluran pencernaan merupakan yang sering terjadi.

Diantaranya seperti mual, muntah, diare, nyeri menelan , iritasi

kerongkongan. Efek samping yang jarang terjadi termasuk : kerusakan

hati, pankreatitis, gangguan darah, fotosensitif, reaksi hipersensitif

(ruam, dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-johnson, urtikaria,

angioedema, anafilaksis, carditis). Sakit kepala dan gangguan

penglihatan dapat terjadi dan dapat menjadi penanda peningkatan

tekanan dalam kepala dan segera hentikan pengobatan bila ini terjadi.

D. Manfaat Tetrasiklin Untuk Penyakit

Ini adalah beberapa contoh penyakit yang dapat di obati dengan

golongan tetrasiklin :
1. Infeksi Klamidia

 Limfogranuloma venereum.

Untuk penyakit ini golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama.

Pada infeksi akut diberikan terapi selama 3-4 minggu dan untuk

keadaan kronis diberikan terapi 1-2 bulan. Empat hari setelah terapi

diberikan bubo mulai mengecil.

 Psikatosis

Pemberian golongan tetrasiklin selama beberapa hari dapat

mengatasi gejala klinis. Dosis yang digunakan ialah 2 gram per hari

selama 7-10hari atau 1 gram per hari selama 21 hari.

 Trakoma

Pemberian salep mata golongan tetrasiklin yang dikombinasikan

dengan doksisiklin oral 2 x 100 mg/hari selama 14 hari memberikan

hasil pengobatan yang baik.

2. Infeksi Basil

 Bruselosis

Pengobatan dengan golongan tetrasiklin memberikan hasil baik sekali

untuk penyakit ini. Hasil pengobatan yang memuaskan biasanya

didapat dengan pengobatan selama 3 minggu. Untuk kasus berat,

seringkali perlu diberikan bersama streptomisin 1gram sehari IM.

 Tularemia
Obat pilihan utama untuk penyakit ini sebenarnya ialah streptomisin,

tetapi terapi dengan golongan tetrasiklin juga memberikan hasil yang

baik.

 Kolera

Doksisiklin dosis tunggal 300 mg merupakan antibiotik yang efektif

untuk penyakit ini. Pemberian dapat mengurangi volume diare dalam

48 jam.

berikut ini contoh obat yang mengandung tetrasiklin antara lain :

1. Conmycin

Komposisi : Tetracycline HCL

Indikasi : Infeksi karena organisme yang peka terhadap

tetrasiklin

Dosis : 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3

minggu. Sifilis 30-40 g dalam dosis terbagi selama 15 hr.

Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum

atau 2 jam sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak.

Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI.

Kontra Indikasi : Riwayat hipersensitivitas terhadap

tetrasiklin. Hamil, anak <12 tahun.

Efek samping : Anoreksia, mual, muntah, diare, gossitis,

disfagia, enterokolitis, lesi inflamasi, ruam makulopapular dan

eritematosa, fotosensitif.
2. Corsamycin

Komposisi : Oxytetracycline HCl

Indikasi : Bronkitis akut dan kronis termasuk pencegahan

eksaserbasi akut, bronkopneumonia dan atipikal pneumonia

disebabkan oleh mikoplasma pneumonia, bronkiektasis terinfeksi,

bronkiolitis, otitis media, angina vincenti, infeksi traktus urinatius,

uretritis non-GO, infeksi bakteri pada trakusGI dan biliaris, infeksi

jaringan lunak, infeksi pasca persalinan (endometritis), meningitis dan

endokarditis, akne vulgaris, GO dan sifilis yang tidak sesuai dengan

penisilin. Granuloma inguinal dan khankroid, bruselosis, kolera,

amubasis, tifus dan Q-fever, psikatosis dan limfogranuloma venereum,

trakoma.

Dosis : Dewasa 250-500mg tiap 6 jam selama 5-10 hari

(untuk kebanyakan infeksi). Infeksi nafas seperti eksaserbasi akut

bronkitis dan pneumonia karena mikoplasma 500 mg 4 x/hr.

Profilaksis infeksi saluran respiratorius 250 mg 2-3 x/hr.

GO dansifilis, bruselosis total dosis 2-3 g/hr.

Penggunaan Obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum

atau 2 jam sesudah makan.

Kontra Indikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal. Hamil, anak < 7

tahun.
Efek samping : Gangguan GI, gatal di anus dan vulva.

Perubahan warna gigi dan hipoplasia pada anak, hambatan

pertumbuhan tulang sementara. Dosis tinggi: uremia.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:

tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah dengan cara

deklorrinasi atau klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau dengan

fermentasi.

Alasan mengapa disebut tetrasiklin karena terdiri dari 4 (“tetra-”)

hidrokarbon cincin (“-cycl-“) derivasi (“-ine”)yang merupakan subclass

dari poliketida yang memiliki kerangka octahydrotetracene-2-

karboksamida.

B. Saran

Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat

banyak kekurangan baik menyangkut isi maupun penulisan, oleh

karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI 4. 1995. fakultas kedokteran UI

,Jakarta

Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi : ulasan bergambar Ed.2.

Jakarta :Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai